" Isshuukan Love "
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Author: Akasha Eru
Genre: little bit romance, friendship
Rate: T
Pairing: NaruHina, slight NaruSaku, dll
Warning: typo's, tidak sesuai dengan EYD, bahasa acak-acakan, terlalu banyak deskripsi, membuat seseorang pusing, OOC's, OC, dan lain-lain.
I hope, you enjoyed read my first fanfic. And, REVIEW plasee :)
Ok, Happy reading minna!
Chapter 1: Gamble
-Someone P.O.V-
Pagi itu terlihat tak ada bedanya dengan pagi lainnya bagi ku, mungkin yang membedakan hanyalah tempat ku berada saat ini. Ya, sekolah baru yang mulai detik ini akan kugunakan sebagai sarana penuntut ilmu. Mulai hari ini, aku akan meneruskan pendidikanku di Konoha International Gakuen atau yang biasa dikenal dengan 'KAIGA'. Di sekolah ini tersedia pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menegah atas. Dan saat ini aku tengah berada pada tingkat sekolah menengah atas sebagai siswa kelas X.
Saat ini aku tengah berada dalam upacara penerimaan murid baru yang berlangsung kira-kira 40 menit yang lalu. Dan akan ku beritahu kalian satu hal rahasia, sebenarnya, bukannya aku sombong atau bagaimana, sekolah ini hanya menerima murid-murid terpilih. Dengan kata lain, yang mengetahui keberadaan sekolah ini hanya segelintir orang yang sudah masuk ke sekolah ini atau orang yang sudah mencari informasinya di internet. Tapi, di internet sekalipun, tidak diberitahukan dimana letak pasti sekolah ini.
Bolehkah aku bercerita sedikit? Murid terpilih yang aku maksud disini adalah, murid yang memiliki IQ diatas 140, sangat berbakat di bidang tertentu, atau minimal, orang-orang yang pernah menjuarai olimpiade tingkat provinsi. Dan kalian tidak akan menyangka cara seperti apa yang mereka gunakan untuk membawa ku ke sini. Dengan begitu, bolehkan aku berbangga diri sedikit? hehehe
Di tengah berlangsungnya upacara, tiba-tiba saja aku merasa bosan, karena sepanjang aku menjadi siswi, upacara penerimaan murid baru selalu berlangsung monoton. Ku tolehkan kepala ku ke kanan dan kiri. Di arah kanan, dapat ku lihat seorang laki-laki sebaya ku sedang duduk bersandar disebuah pohon tua sambil memejamkan matanya, sepertinya dia menikmati tidur-nya. Sepertinya bukan hanya diriku saja yang bosan dengan upacara penerimaan ini.
Dan jika kulihat lebih teliti lagi, maka aku bisa menyimpulkan, dia memiliki wajah yang terbilang cukup rupawan. Mulai dari cara berpakaiannya yang stylish dengan hoodie hitam tebal yang membungkus tubuhnya. Apa dia tidak merasa kepanasan? Ditambah lagi, ia mengenakan topi dari hoodie-nya yang justru membuat ia seperti aktor yang tengah bersembunyi dari kejaran fans-nya.
Tapi yang tampak dalam penglihatan ku adalah seorang laki-laki anti mainstream atau lebih tepat jika ku bilang, dia sangat unik. Bayangkan saja, ditengah panasnya sinar matahari pagi, dia malah mengenakan pakaian hitam yang meyerap panas. Ya ampuuun! Apa yang sedang aku pikirkan?
Tak lama setelah itu, upacara penerimaan murid baru-pun usai setelah sensei mengumumkan pembagian kelas X. Aku masuk ke kelas X-1, yatta!. Saat tengah berjalan menuju kelas baru-ku, dari jendela di sebelah kiri-ku, bisa kulihat orang yang tadi ku lihat saat upacara penerimaan tertidur lelap di bawah pohon itu duduk di barisan dekat meja guru, meja nomor 3. Daaan, siapa sangka, aku sekelas dengannya untuk setengah tahun pertama ini, di kelas X-1.
Dan hey! Perasaan apa ini? Mendadak kurasakan wajahku memanas tanpa sebab. Apa karena laki-laki tadi? Ada apa denganmu hari ini Hinata?! Apa pagi tadi Neji-nii meletakkan obat pemanas wajah di makanan ku? Dan kenapa aku berbicara sesuatu yang tidak masuk akal seperti ini? Haah, tenangkan dirimu Hinata! Hentikan perdebatan dengan batin mu.
5 menit kemudian
Segera saja kulangkahkan kaki-ku memasuki ruang kelas yang akan ku tempati selama setengah tahun ini. Aku berniat mengambil tempat duduk tepat di depan laki-laki tadi, tetapi mungkin dewi fortuna belum berpihak padaku. Ketika hendak mengambil posisi duduk tepat di hadapan orang itu, ternyata, teman SMP-ku, Sakura, telah mendahuluiku, dan terpaksa aku duduk di barisan ke-2 dari pintu masuk di meja paling depan, dengan seorang gadis berrambut coklat di cepol dua. Karena hanya itu satu-satu nya kursi yang tersisa di kelas ini.
Seseorang yang kuketahui bernama Rock Lee, maju ke depan kelas dan meminta kami (seluruh murid) untuk memilih pengurus kelas untuk satu tahun ke depan. Tapi sebelum itu, kami semua diminta untuk memperkenalkan diri kami masing-masing di depan kelas. Dimulai dari orang yang duduk paling dekat dengan pintu, yang tidak lain adalah teman SMP-ku, Yamanaka Ino.
"Hajimemashite, watashi-wa Ino-desu. Yoroshiku onegaishimasu!".
"Hajimemashite, watashi no namae-wa Hotaru-desu. Yoroshiku minna!".
Dan tibalah saat giliranku memperkenalkan diri.
"Hajimemashite, watashi-wa Hinata-desu. Yoroshiku onegaimasu minna-san!".
Setelah berselang kira-kira 12 orang setelah aku memperkenalkan diri, tiba saat orang itu memperkenalkan diri-nya. Tetapi, tidak lupa dengan topi sekolah yang bertengger manis di kepalanya.
"Hajimemashite, watashi-wa Naruto-desu". ucapnya singkat, lalu kembali duduk.
Dari tempat dudukku, aku hanya bisa membuka mulutku dengan membentuk huruf 'o' sebagai tanda keterjutanku. Aku hanya mengira dia orang yang memiliki sifat cuek yang aku benci, tetapi, aku tidak mengira jika dia se cuek ituu! Kami-sama.. apa salahku di tempatkan di kelas seperti ini?!.
Tetapi, entah kenapa, dalam kurun waktu kurang dari 1jam, orang yang ku ketahui bernama naruto itu sudah memiliki banyak penggemar atau yang biasa disebut fans yang kebanyakan anggota-nya berasal dari kelas-ku. Dan nama fansclub-nya adalah 'natural'. Katanya sih, karena ketampanannya yang alami tanpa perlu diberi polesan make-up apapun.
Setelah aku tahu sifatnya yang sesungguhnya, bisa dibilang, aku agak sebal dengan gaya bicara-nya yang seolah-olah menunjukkan kalau ia adalah orang paling sibuk di dunia.
5 bulan kemudian. (bulan terakhir di semester pertama).
Seiring berjalannya waktu, tak terasa lima bulan berlalu sejak upacara penerimaan murid baru. Perasaan kagum yang pertama kali hinggap saat aku melihat Naruto pun mungkin hampir lenyap hampir tak bersisa. Sampai pada suatu tugas kelompok bahasa inggris (yang dengan sialnya, aku sekelompok dengannya),
" Mau cari cerpen apa nih jadinya?" ucap salah satu teman sekelompok kami, Matsuri.
" Hey Naruto! kau kan dapat nilai tertinggi pas tes TOEFL, punya usul ngga?" ucap Kiba dengan bersemangat sambil menepuk ringan bahu Naruto.
Baik, akan kuceritakan sedikit. Pada awal masuk sekolah, guru bahasa inggris kami mengadakan tes TOEFL untuk mengukur kemampuan kami, dan tidak kusangka, dia yang memiliki aura suram bisa memperoleh nilai tertinggi. 997 point dari 1000 point!. Manusia macam apa dia?. Dan sekarang aku sedang terjebak dalam tugas memerankan cerpen bahasa inggris dengannya?! Aku mimpi apa tadi malam?. Dan sekarang kami berada di atap sekolah tengah merundingkan cerpen yang akan kami gunakan nantinya.
Anggota kelompok ini terdiri dari aku, Naruto, Matsuri, Kiba, Sakura, dan Shion.
" Kenapa ngga tanya aja sama Hinata-chan? dia kan anak JEC (Japan English Club)?" balas Naruto dengan nada yang cuek.
' Kau juga salah satu anggota dari klub itu, BAKA!' sahut ku dalam hati.
" Aku ngga ngerti. cari di google aja! pasti ada kok" jawabku dengan kesal.
" Anak JEC sudah bersabda, ikutin aja. Pasti bener kok.." sahut-nya dengan nada meremehkan.
'Kami-samaaa! kalau saja di sini tidak ada orang selain aku dan manusia baka ini, akan ku solasi mulutnya ituuuu! Sabar Hinata.. Sabar..' inner ku.
" Kenapa tidak pakai cerpen Romeo and Juliet saja? menurutmu gimana Naruto?" tanya teman SMP-ku, Sakura.
" Terserah. Lalu siapa yang akan jadi Romeo dan Juliet nya?" sahutnya dengan nada yang terdengar acuh.
" Hooo... Kalau masalah itu, sudah jelas bukan, yang akan menjadi pemeran Romeo dan Julietnya tentu saja Naruto dan Sakura!" ucap Matsuri dengan pose detective milik-nya.
"Ba-bagaimana dengan pemeran yang lainnya?" aku bertanya dengan sedikit tergagap. Hey! Ada apa dengan ku?.
"Hmm.. Pemeran utamanya kan Naruto-kun dan Sakura.. Bukankah lebih baik jika pemeran utama memiliki pemeran pengganti?" usul Shion dengan riangnya.
Setelah itu, mereka ber-enam merundingkan pembagian peran untuk diri meraka masing-masing. Hasilnya:
Uzumaki Naruto: Romeo
Haruno Sakura: Juliet
Inuzuka Kiba: pemeran pengganti Romeo
Hyuuga Hinata: pemeran pengganti Juliet
Shion: adik perempuan Romeo
Matsuri: pengawal istana kediaman Juliet.
Note: untuk pemeran pengganti, jika tidak bermain di panggung, Kiba menjadi narrator, Hinata menjadi pengukur kesuksesan penampilan.
JLEBB. Entah kenapa mengetahui kalau yang akan memerankan Romeo dan Juliet adalah Naruto dan Sakura membuat dada-ku seolah di tusuk oleh belati tak kasat mata. Juga, bisa kulihat perubahan raut wajah Sakura dan Naruto yang bertentangan. Entah kenapa, tiba-tiba saja aku mendapat firasat buruk tentang hal ini.
" Baiklah, dari pada tidak ada cerpen sama sekali. Kalau begitu, karena batas persiapan penampilan cerpen ini 6 hari, dan pada hari ke-7 adalah pementasannya. 5 hari mulai lusa, setiap pulang sekolah akan diadakan latihan di atap sekolah. Dan usahakan, pada hari ke-7 kita semua sudah siap untuk tampil, tidak ada penolakan, mengerti? ". jawab Naruto dengan santai-nya dan langsung meninggalkan atap sekolah dengan cepat.
Ku rasa, firasat yang sejak tadi kurasakan menyangkut kejadian saat ini. Harus kuakui kalau melupakan perasaan terhadap cinta pertama itu tergolong sangat sulit. Dan hingga saat ini, aku masih menaruh perhatian pada Naruto. Tetapi, sejauh yang terlihat, Naruto terlihat sangat ekspresif ketika sedang bersama Sakura. Mungkinkah dia memiliki perasaan khusus terhadap Sakura? Wajar saja sih, mereka memperoleh angket kelas sebagai yang ter-cantik dan ter-tampan. Dan, yaah, kurasa itu adalah kemungkinan terburuk yang harus kuterima saat ini. Dan berakhir, aku harus segera melupakan Naruto.
-Hinata P.O.V End-
Dan mungkin Hinata akan menyesal karena tidak melihat senyum lembut Naruto yang ditujukan padanya saat meninggalkan atap sekolah karena terlalu sibuk merenungi nasibnya..
-Normal P.O.V-
TAMAN BELAKANG SEKOLAH
'Haah.. Merepotkan saja. Apa maksudnya semua omong kosong ini? Aku berperan sebagai Romeo? semakin lama, aku jadi tidak kuat untuk berlama-lama memasang topeng ini.' Naruto membatin yang entah kenapa terdengar seperti Shikamaru.
Jujur saja, sebenarnya Naruto selama ini hanya memasang wajah poker face hanya untuk menguji kepedulian orang-orang disekitarnya dalam berteman. Tapi siapa sangka? Karena dia memasang wajah itu, dia sampai dihindari oleh sahabat masa kecilnya. Sahabat masa kecil yang disukainya yang mungkin saja sudah melupakan dirinya. Haah.. Malang sekali nasibmu ya, Naruto.
Saat naruto sedang memikirkan apa yang harus ia lakukan kedepannya, dengan tiba-tiba, sebuah tepukan ringan di bahu-nya membuat diri-nya tersentak kaget.
" Hoi, hoi.. sedang apa kau di sini, Naru-chan?" Ucap Kiba dengan nada menggoda yang membuat Naruto kesal setengah mati.
" Apa maksudmu dengan Naru-chan, heh? Kau sudah tau bukan aku benci dipanggil seperti itu" balas Naruto dengan santai.
"Terserah kau saja lah.. Hei, apa kau benar-benar yakin jika yang menjadi Julietnya Sakura?" ujar Kiba seraya mengambil tempat di samping Naruto.
"Memangnya ada yang salah dengan itu?"
"Tidak ada yang salah sih. Tapi, kenapa kau tidak mengajukan Hinata tadi?"
"..."
"..."
"Kenapa Hinata? Lagipula aku tidak terlalu mengenalnya"
" Eh? Apa benar begitu? Lalu, apa maksudnya ini?" sahut Kiba dengan disertai seringai tipis.
" Sebenarnya apa yang ingin kau katakan, Kiba?"
" Aku hanya ingin kau mendengarkan suara yang sangat menarik. Apa kau ingin mendengarnya?"
" Putar saja lah.. Akan ku anggap sebagai lagu pengantar tidur ku"
'Benarkah kau akan menganggap ini sebagai lagu pengantar tidur ketika kau sudah mendengarnya? eh, Naruto?' batin Kiba
'Ada apa dengan ku? tiba-tiba saja, aku memiliki firasat buruk' batin Naruto.
" Baiklah, sepertinya kau sudah tidak sabar dengan hal ini. Ok! rocords play!" ucap Kiba dengan bersungut-sungut seperti seorang wasit yang hendak memulai sebuah pertandingan sambil menekan sebuah tombol di alat perekam yang dibawanya.
Dengan perlahan, kedua manusia itu mendengarkan rekaman yang dibawa oleh Kiba. Tetapi tentu saja mereka mendengarnya dengan ekspresi yang berlainan. Bisa dilhat, ekspresi Kiba yang merekahkan seringai nya dan ekspresi Naruto yang tidak bisa menahan keterkejutannya.
'Gotcha! kena kau, Naruto.'
'Sial! dari mana dia bisa mendapat rekaman seperti ini?'
Daripada membuat kalian para reader's ( kalau ada yang baca -_- ) penasaran. Kita dengarkan saja rekamannya.
'SREEK.. SREEK..' (SFX: suara recorder yang baru saja dinyalakan)
"Hei, Naruto, bangun! kau sudah telat 10 menit ke sekolah" ucap Kiba
(Rumah Kiba dan Naruto bersebelahan dan memang sudah menjadi kebiasaan, Kiba harus membangunkan Naruto setiap pagi ketika hari sekolah.)
" ...ta-chan" igau Naruto.
'Heh? apa yang dia katakan?'
" NARU-CHAAN! BANGUN! KAU SUDAH TERLAMBAT 10 MENIT, BAKAAA!" teriak Kiba menggunakan pengeras suara yang entah didapatnya dari mana. Yang dia tau, Naruto biasanya akan langsung bangkit dan memarahi orang yang memanggilnya dengan 'Naru-chan'.
" Heh? sudah lama aku tidak mendengarmu memanggilku seperti itu, Hinata-chan.." ucap Naruto yang masih terpejam sambil tersenyum.
Dan ternyata, rencananya gagal.
'haah.. orang ini, benar-benar..'
Tidak ada cara lain.
'JDUGG' (sfx: suara sesuatu yang membentur lantai)
Dan berakhirlah dengan naruto yang terbangun dengan tidak elitnya, terjungkang dari tempat tidur miliknya. Serta tanpa dia sadari, kiba merekam semua kejadian di pagi itu. Lebih tepatnya, kejadian setiap Kiba membangunkan Naruto di pagi hari.
Rekaman itu berakhir dan menampilkan wajah terkejut luar biasa yang di ekspresikan oleh Naruto.
" Da-dari mana kau da-dapat rekaman itu?"
" Apa yang kau maksud Hinata-chan disini adalah HYUUGA HINATA teman sekelas kita itu?, heh? Aku jadi penasaran.." ucap kiba dengan penekanan di kata Hyuuga Hinata.
" Jawab pertanyaan-ku, Kiba!"
"Baiklah, Tentu saja aku merekamnya sendiri. Habis, setiap pagi kau ku bangunkan, selalu saja mengigaukan hal yang aneh-aneh. Ku rekam saja deh" ucap Kiba dengan entengnya.
" Ja-jangan bilang tentang hal ini kepada siapapun. Terlebih pada Hinata-chan" ucap Naruto dengan di sertai semburat malu-malu tipis yang bertengger di kedua pipi tan-nya.
" Hinata yang mana? Kalau aku bilang ke Hyuuga itu, boleh?"
" Jangan main-main Kibaa!"
" Hei, ada apa denganmu? Santai saja lah.."
" Apa yang harus kutanggapi dengan santai, heh? Kau ini selalu menyebalkan" ucap Naruto sambil berusaha menghilangkan rona tipis di wajahnya.
"Jawablah pertanyaan-ku dulu kalau begitu.. Hinata di sini, Hyuuga Hinata yang manis itu kan?"
"Hyuuga Hinata yang manis? Beraninya kau menyebut Hinata-ku manis!"
"Eh? Jadi benar, Hyuuga yang itu?. Baiklah, rekaman ini tidak akan ku beritahu ke Hinata yang menurutmu milikmu. Asal, kau mau bertaruh dengan ku"
" Bertaruh? apa?" Hilang sudah wajah keterjutan naruto. Yang kini digantikan dengan raut wajah bingung miliknya yang tentu saja menurut Kiba terlihat sangat bodoh.
" Ya.. Mudah saja. Jika dalam waktu 1 minggu ini kau dapat mengembalikkan ingatan Hinata-mu itu, terlebih jika kau bisa membuatnya menyukaimu. Kau akan ku beri sesuatu yang kau minta. Tapi, jika kau gagal.." Kiba sengaja menghentikan ucapannya di tengah-tengah untuk menambahkan kesan dramatis (menurutnya).
'apa yang akan dia katakan selanjutnya?' batin Naruto.
" Kau harus merelakan Hinata untukku. Karena sejujrnya, aku menyukai Hinata yang menurutmu milikmu itu. Bagaimana? setuju? Pasti ini sangat mudah untukmu, bukan?. Kau tampan, tapi tetap lebih tampan aku sih.. dan memiliki banyak penggemar, mendapatkan Hinata bukan sesuatu yang sulit untukmu, bukan?" ucap Kiba dengan suara yang terdengar meremehkan di telinga Naruto.
'Apanya yang tidak sulit, baka? dia itu dikelilingi orang yang protektif padanya ditambah lagi, aku harus mati-matian menahan ekspresi wajah-ku jika bertemu dengannya.' batin naruto.
" Baiklah. 1 minggu? aku setuju. Tetapi, kau tidak boleh menggunakan cara licik. Apapun itu".
" Deal! Batas terakhir saat pementasan cerpen, okay?". Jawab Kiba sambil berlalu pergi.
-Naruto P.O.V-
Apa yang harus kulakukan? apa? apa?. Seseorang! tolong pecahkan kepala-ku saat ini juga! Haah.. rasanya sudah puluhan kali aku menghela nafas untuk hari ini. Lagi pula, kenapa juga aku harus menyetujui tantangan atau taruhan atau apalah namanya itu! Dan kenapa sifat ceroboh ku itu tidak pernah hilang?.
Sekarang bagaimana caranya aku bisa membuat Hinata menyukaiku? dia saja tidak mengingatku.. Terlebih lagi, bagaimana bisa aku seceroboh itu ketika tidur!. Baka! Baka! Baka! Fikirkan sesuatu, Naruto. Aha! langkah pertama akan kumulai lusa saat latihan pementasan cerpen saja.
-Naruto P.O.V END-
-LUSA, SAAT LATIHAN PEMENTASAN CERPEN DI ATAP SEKOLAH-
" Naruto, menurutmu, lebih baik aku kenakan gaun yang mana?" Tanya Sakura sambil menunjukkan dua gaun dihadapan Naruto.
" Gaun untuk apa?"
" Naruto jahat! Masa lupa dengan latihan pementasan hari ini!"
" Siapa bilang aku lupa? Lagipula, kan bisa menggunakan seragam saja ketika latihan, bukan? Toh, ini hanya latihan."
" Huuft... Kau jahat, Naruto! Kan aku hanya ingin mencoba salah satu gaun ini.." ucap Sakura sambil merengut.
" Kalau mau pakai tinggal pakai saja, apa susahnya? Tapi aku tidak mau memakai kostum untuk saat ini."
Usai mengatakan hal itu, Naruto melenggang pergi dari hadapan Sakura. Karena, pasti gerutuan gadis merah muda itu tidak akan berhenti sampai di situ saja..
Meanwhile.. at KAIGA's Library
Terlihat di sudut perpustakaan, seorang gadis tengah melatih hafalan dialog miliknya dengan berlinang air mata.
_To Be Continue _
A/N:
Halooo readers-sama! Salam kenal ya! Kalian bisa panggil aku sha!.
Makasih banget mau baca fanfict abal nan berantakan yang udah sha buat ini! Arigatou gozaimasu minna!. Aduh, sha mau ngomong apa di sini ini? jujur, ini fict pertama sha! Yang pasti masih banyaaak banget kesalahan sama kekurangannya.. alurnya juga kecepetan ya? senpai-senpai atau readers mohon sarannya sama kritikannya yaap! Oh iya, ada yang bisa nebak yang nangis di perpus itu siapa? Kalo ada yang bener, sha usahain update cepet deh.. (itupun kalo ada yang baca ). Fict ini mendingan di hapus atau lanjut ya?
Yaudah deh, sekali lagi makasih ya buat yang udah sempetin baca! Kalo bisa sih, sekalian klik kotak review yang ada di bawah.. hehehe.. ok, sampai ketemu di chapter selanjutnyaa..
Jangan lupa review ya.. arigatouuu!
Jaa matta!
Sign: Akasha Eru-desu!
