HakkiRin desuu~…
Masih dengan otak fujo saya *plak*
sekarang saya jalan-jalan dulu ke fandom Eyeshield ! ! *nendang bola amefuto*
Maap saya pecicilan ke mana-mana *digorok*
Semoga suka dengan fic ini
Silahkaaan ! XDD
;:ww:;
Judul : Kisu Kisu XXX 01 by HakkiRin
Disclaimer : Eyeshield 21 masih punyanya Riichiro Inagaki & Yusuke Murata ampe sekarang.
Rating : Mature desuu~
Peringatan : BL, yaoiness, kata-kata kasar, typos, AU, OOCness, gak pantes dibaca anak-anak dan/atau ABG !
Aku udah memperingatkan, loh…
Happy Reading
:
:
:
Preview : Aku Sakuraba Haruto dan ini tahun awalku masuk di SMA khusus laki-laki Tokona. SMA khusus laki-laki Tokona adalah sekolah yang siswa-siswanya sangat berambisi menjadi seorang pemimpin. Oleh karena itu, untuk murid kelas 1 yang ingin menjadi anggota OSIS, mereka harus melakukan suatu 'tradisi' yang sudah berjalan 4 tahun belakangan ini. Apakah 'tradisi' tersebut ? / "Kalau kau mau kertas ini kembali, cium aku dulu." / A, APA ! ?
:
:
:
Awal Masuk Sekolah
SMA khusus laki-laki Tokona, SMA yang ditujukan untuk mendidik para muridnya menjadi seorang pemimpin dan murid-muridnya pun memang sangat berambisi untuk menjadi pemimpin. Tapi, siapa yang tahu bahwa 4 tahun belakangan, sekolah ini memiliki tradisi baru dalam memilih ketua OSIS beserta anggota lainnya. Tradisinya adalah pertandingan yang harus dilakukan para murid kelas 1 untuk mendapatkan gelar tersebut. Pertandingan apakah yang dimaksud ? Kita langsung aja ke TKP~ XD
~510~
SMA Tokona kah ? gumamku dalam hati.
Kenapa aku bisa masuk ke sekolah ini ?
Aku, Sakuraba Haruto adalah seorang yang payah dalam memimpin. Tapi ayahku yang seorang businessman, sangat menginginkan anak laki-lakinya memiliki jiwa memimpin. Dan aku adalah anak satu-satunya yang kedua orangtuaku miliki. Kebetulan juga jenis kelaminku laki-laki.
Oh iya, namaku dan ini awal masuk sekolahku di SMA ini.
Padahal dalam tes kemarin, aku yakin aku akan gagal… batinku.
Ya, mulai dari 4 tahun yang lalu, calon siswa yang akan masuk SMA ini di tes tentang 'tingkat kepemimpinan' yang dimiliki calon tersebut.
Haaah… Ya sudahlah terima nasib saja. Bersekolah 3 tahun disini dan mencoba belajar memiliki sifat pemimpin. Kupikir itu tidak sulit. batinku pasrah.
~510~
Aku berada didepan mading sekolah.
Saat itu waktu masih menunjukkan pukul 6 pagi. Pantas saja belum ada kerumunan siswa baru didepan mading.
Aku menelusuri kertas-kertas yang tertempel di mading. Mencari namaku ditempatkan di kelas berapa.
Uum… eto.. Mana namaku, ya ? batinku sambil terus mencari.
Setelah beberapa lama mencari, aku menemukan namaku.
Kelas 1-B. Tak buruk. Ucapku dalam hati.
"Hei, kau kelas berapa ?"
Eh ! ?
Aku melihat kesampingku.
Dan disana berdiri seorang laki-laki berperawak bak tentara.
Sejak kapan dia disampingku ! ? batinku.
"Umm… Aku kelas 1-B. Namaku Haruto Sakuraba. Salam Kenal," ucapku sambil mengulurkan tangan.
Dia hanya melihatku dengan kedua tangannya yang disakukan ke kantong celana. Setelah melihatku, ia kembali mengalihkan pandangannya ke mading.
Aku yang grogi pun mengusapkan tangan kanan yang tadi aku ulurkan ke belakang kepala. Menggaruk kepalaku yang tak gatal.
Aku yang tak tau mau berbuat apa sepagi ini memilih untuk melanjutkan melihat mading.
Beruntung, disana terdapat kertas koran yang tertempel.
Baru mau memulai membaca berita, tiba-tiba lelaki disebelahku mengucapkan sesuatu.
"1-C. Namaku Shin Seijuro," ucapnya santai dengan pandangan yang tak beralih dari mading.
"Eh ?"
Aku melihat kearahnya dan mulai membalas ucapannya.
"Ano, Seijuro-san… dibajumu…," balasku sambil menunjukkan sesuatu yang ada di bajunya.
Ia melihat kearahku lalu memandang kearah bajunya yang aku tunjuk.
"ANJRIT ! ! ! !," umpatnya.
Ia membatu seketika ketika melihat serangga yang ada di bajunya.
"Singkirkan itu dari bajuku !," perintahnya dengan muka ketakutan, sweatdrop.
"Ba… Baiklah…"
Aku pun mendekat kepadanya, menyingkirkan serangga itu dari bajunya.
"Sudah pergi…," ucapku.
Setelah kusingkirkan serangga itu, ia menjauhkan dirinya dariku.
Lalu ia berbalik, berjalan meninggalkanku.
Aku melihatnya berjalan, memunggungiku.
Namun, tiba-tiba ia berbalik dan berkata, "Aku akan mengawasimu !"
Dan ia pun kembali berjalan menyusuri koridor hingga bayangannya menghilang.
Aku hanya bisa terdiam, sweatdrop.
Yang tadi itu… Terdengar seperti ancaman… batinku.
~510~
TING TONG NING NONG
Bel berbunyi tepat pukul 8 pagi.
Kupikir ini bel masuk. Tetapi, ternyata itu bukanlah bel masuk.
[SELAMAT PAGI PARA MURID KELAS 1 ! ! !]
Murid kelas 1 yang asalnya riuh ricuh di kelasnya mendadak diam dan duduk dibangkunya masing-masing.
[SAYA KETUA OSIS TAHUN INI, HIRUMA YOICHI !]
Hening…
[SEPERTI KALIAN TAHU, 4 TAHUN TERAKHIR INI SMA TOKONA MEMILIKI TRADISI BARU DALAM MENENTUKAN ANGGOTA OSIS]
Lalu ? batinku, mulai bosan dengan pengumuman yang dilontarkan ketua OSIS.
[YA, KALIAN BISA MEMBACANYA DULU DI KERTAS YANG TELAH KAMI SEDIAKAN DI LACI MEJA KALIAN]
Para murid kelas 1 pun segera mencari kertas tersebut di laci meja mereka masing-masing.
Aku pun mencarinya dalam laci dengan malas.
Mau apapun tradisinya, aku tak tertarik untuk menjadi anggota OSIS atau apalah. ucapku dalam hati.
[KUHARAP KALIAN MEMBACANYA DENGAN BENAR !]
[PENGUMUMAN SELANJUTNYA AKAN AKU UMUMKAN PADA JAM MAKAN SIANG !]
Peduli amat. gumamku acuh tak acuh.
Aku pun menemukan selembar kertas yang ada di laci mejaku.
Ketika kertas itu mau kuambil dari laci itu, seorang guru pun masuk kedalam kelas. Aku pun melepaskan kertas itu dan memperhatikan guru tersebut.
~510~
Jam Makan Siang
Tak kusangka, jam makan siang begini kantin tak begitu penuh. Dan, para murid sangat disiplin saat mereka membeli makanan.
Mereka berbaris ? Sugoi ! ucapku dalam hati sambil mengambil sekotak jus yang telah kubeli dari mesin minuman.
Dan, tiba-tiba…
[SELAMAT SIANG ADIK-ADIK KELASKU~~ ! ! !]
PUUH ! ! !
Aku menyemburkan jusku yang sedang kuminum.
"Uhuk ! Uhuk !"
Aho ga ?
[NAMAKU, KUREJI HERA ! BENDAHARA OSIS TAHUN INI~ ! !]
[MATI KAU ! ! !]
Buseet ! ! Sepertinya Ketua OSIS sedang 'membunuh' sang Bendahara. batinku.
Karena memang itulah yang terdengar dari sound system.
[EHM. MAAFKAN SAYA ATAS KEGADUHAN TADI]
[SAYA SEKRETARIS OSIS DAN SAYA YANG AKAN MENGUMUMKAN PENGUMUMAN SELANJUTNYA YANG TELAH DIJANJIKAN KETUA OSIS]
Seketika semua murid kelas 1 terdiam, mendengarkan pengumuman yang akan dilontarkan wakil OSIS.
[SAYA AKAN MENYEBUTKAN NAMA 'TARGET' YANG AKAN MENENTUKAN ANGGOTA OSIS TAHUN DEPAN…]
Target ? Target apaan ?
[DIA ADALAH HARUTO SAKURABA]
Mataku terbelalak, mulutku manganga.
Heh ! ? Aku ! ?
Apa ini maksudnya ?
Aku ingat, aku belum membaca kertas yang ada di laci meja.
Aku pun segera berlari ke kelas, mengacak-acak laci mejaku.
"Kau mencari ini ?"
Aku berbalik menuju arah suara, saat itu suasana kelas kosong.
"Siapa, kamu ! ?"
"Pfft ! Hahahaha !"
Dia tertawa ?
"Aku ketua kelas, Hayato Akaba. Kau lupa padaku ? Padahal baru tadi kita menentukannya, kan ?," ucapnya padaku datar.
Ia menutup pintu kelas, berjalan kearahku.
"Sepertinya aku akan menjadi yang 'pertama', nih."
Ia mengapitku dengan mejaku, menletakkan kedua tangannya dimejaku.
"Apa ini ?," tanyaku sweatdrop.
"Kau diam saja dan rasakan…"
Aku menengadah, melihat mukanya.
Ia menjilati bibirnya, matanya menelusuriku.
Aku terpojok.
Ia mendekatkan wajahnya ke wajahku.
Aku tak tau apa yang akan terjadi, hingga ia menciumku.
"Hnn !"
Ia memasuki lidahnya kedalam mulutku, lalu mengeluarkannya.
"Bagaimana rasanya ? Mau lagi ?"
Aku menggelengkan kepala pertanda tak mau. Tapi sepertinya ia tidak menerima jawaban 'tidak mau'.
Ia pun kembali menciumku. Memasukkan lidahnya lagi. Tapi untuk yang kali ini begitu lama. Ia menjilati deretan gigiku, mengusap mulut bagian atasku dan bercengkrama dengan lidahku.
"Ahh~~… Hnn…"
Aku meronta, mencoba menghentikan aktivitasnya yang mengganggu pernafasanku tersebut.
Aku menggenggam bajunya.
Ia memelukku, lalu melepaskan ciumannya. Meninggalkan uraian saliva di mulutku dan membuatku bernafas tersenggal-senggal.
"Fuuh… Aku tidak tahan…," ucapnya memandangiku.
Ia merangkul bagian pinggulku dengan tangan kirinya, mengelusnya. Lalu, tangan kanannya mengelus bagian leherku yang dihiasi keringat.
"Ahn !"
Dia menjilati leherku ! ?
Ya, ia menjilati leherku hingga keringatku bercampur dengan cairan salivanya.
"Shit ! Jangan mendesah seperti itu, bodoh ! Kau membuatku ingin terus menyerangmu ! !," ucapnya, memandangi mukaku.
Tangan kirinya pun memegangi pantatku.
Tangan kanannya membuka resleting celanaku.
"Aaahn… Apa yang ingin kau lakukan ?," ucapku dengan wajah merah padam dan tubuh yang dibanjiri keringat.
Akaba melihatku dengan pandangannya dan berteriak,"BITCH ! !"
Ia pun menjilati daun telingaku.
Kaki kanannya mendesak diselangkanganku.
"Kaah~… Haah… Aahn… Ngh…," desahku semakin keras.
Dan tanganku pun memeluk pundaknya.
[HEI, SIALAN ! KAU BACA PERATURANNYA DENGAN BENAR GAK, SIH ! ?]
Sound System di kelasku bersuara.
Eeh ?
"Shit ! Kau menggangguku, Ketua OSIS ! !," teriaknya, menghentikan aktivitasnya terhadapku.
[KAU MAU JADI YANG PERTAMA DIDISKUALIFIKASI MEMANGNYA, HAH ! ?]
"Tch !"
Eeh ? Eeh ?
Ia pun diam, merapikan seragamku seolah aktivitas tadi selesai hanya sampai situ.
Aku terdiam. Tak mengerti maksud dari Ketua OSIS tersebut.
Didiskualifikasi ?
Tiba-tiba Hayato-san mengucapkan sesuatu ditengah lamunanku, "Kau aneh. Diserang begitu tapi kau tidak menangis."
Diserang ? Menangis ?
Aku pun meneteskan air mata.
"Eh ! ?"
Hayato-san terkejut, ia pun mengusap air mataku dengan tangannya.
"Pa… Panas… Dadaku panas…," ucapku disela tangisanku.
Ia tersenyum, mendekatkan keningnya dengan keningku.
Lalu ia mengambil tangan kananku dan menempatkannya di dadanya.
"Ya. Aku juga sama," ucapnya padaku.
Aku bisa merasakan dadanya yang berdetak kencang. Membuatku merona. Entah apa artinya ini.
Lalu ia pun mendekatkan bibirnya ke bibirku, membuatku menutup mataku dan kami pun berciuman.
[HEI DUA ORANG BODOH, SAMPAI KAPAN KALIAN AKAN BERCENGKRAMA HAH ! ?]
Aku melepaskan ciuman dan mendorongnya.
Aku mengusapbibirku dan teringat bahwa aku ke kelas untuk mengambil kertas yang ada didalam laci meja.
Tetapi setelah mencarinya, ternyata kertas itu tidak ada.
Lalu, Hayato pun bertanya padaku, "Kau mencari apa ?"
"Aku sedang mencari kertas !," balasku keras tanpa melihat kearahnya.
"Maksudmu kertas yang dari OSIS itu ?"
Aku pun berbalik kearahnya dan melihat ia sedang memegang selembar kertas.
"Ini kertasmu," ucapnya santai.
"Kemarikan !," teriakku sambil mencoba mengambil kertas itu hingga lelah..
Ia pun menghelakan nafas lalu duduk dibangku yang ada dibelakangnya.
"Kalau mau, cium aku dulu," ucapnya sambil menunjuk-nunjukkan bibirnya.
A, APA ! ?
Wajahku merona lagi, aku pun bingung harus berbuat apa. Hingga tiba-tiba…
[SERAHKAN KERTAS ITU PADANYA, BODOH ! !]
Ancaman dari Ketua OSIS itu membuatnya menyerahkan kertasku tanpa bertele-tele.
Aku pun mengambilnya dan mulai membaca.
Setelah lama membaca dan me-loading arti tulisan tersebut aku pun tersadar atas aku yang menjadi targetnya.
HEH ! ? Ja… Jadi…
::TBC::
PEMILIHAN ANGGOTA OSIS
SELURUH SISWA KELAS 1 BERKOMPETISI UNTUK MENDAPATKAN GELAR 'ANGGOTA OSIS' DENGAN CARA MELAKUKAN 3 HAL PADA TARGET.
3 HAL TERSEBUT YAITU :
1) KISS, DEEP KISS – 4 BULAN PERTAMA
2) KISS MARK – 4 BULAN KEDUA
3) XXX – 4 BULAN TERAKHIR
CATATAN :
- PARA SISWA DILARANG MELANGGAR BATAS WAKTU YANG DITENTUKAN. JIKA MELANGGAR, SISWA TERANCAM DIDISKUALIFIKASI (DIKELUARKAN DARI SEKOLAH)
- TARGET DIPILIH OLEH SEKOLAH
- 4 BULAN PERTAMA MERUPAKAN PENYARINGAN CALON ANGGOTA OSIS.
- 4 BULAN KEDUA, SELEKSI CALON ANGGOTA OSIS YANG AKAN DIPILIH MENJADI ANGGOTA OSIS. (MAX. 10 SISWA)
- 4 BULAN KETIGA, PEMILIHAN KETUA, WAKIL, BENDAHARA DAN SEKRETARIS OSIS.
;:HK:;
OMAKE
Jam pulang sekolah pun tiba.
Aku segera bergegas keluar dari kelas.
Karena semua murid dikelasku mulai melirik kearahku.
"Hei, kau !" panggil seseorang ketika aku keluar dari kelas.
Aku menatapnya.
Murid yang tadi pagi ?
Aku melihat ke sekelilingku.
Murid-murid yang asalnya melirikku tiba-tiba saja membuang mukanya, seolah takut pada lelaki yang memanggilku ini.
"Kau yang tadi pagi itu, kan ?," tanyanya membuyarkanku yang sedang melihat sekelilingku.
"Iya…"
Ia mendorongku ke dinding koridor lalu mencium bibirku.
Ia menggigit lidahku hingga keluar dari mulutku.
"Kaah !," teriakku sakit.
Setelah ia mendengar teriakan sakitku tadi, ia pun berbisik di telingaku, "Mungkin untuk hal ini bukan aku yang pertama. Tetapi, untuk yang selanjutnya aku pasti akan jadi yang pertama."
Ia pun mencium telingaku dan meninggalkanku.
Aku terdiam bingung sambil memegang dadaku.
END OMAKE
