-Disclaimer-
HETALIA © Hidekazu Himaruya

-Title-
I HATE MY LFE! © Dark 130898

Genre: Romance
(Entahlah. Saya sendiri nggak tau ini masuk ke genre apa..)

Rated: T

Summary: Aku benci cinta! Aku benci sekolah! Aku benci semuanya! Dan aku benci hidup ini! Semua ini sudah cukup membuatku muak, ditambah kehadiran orang berkacamata ini, yang menyebut dirinya sebagai Hero!

Pairing: USUK (Alfred X Arthur)

Check it out!


Chapter 1

" Pagi Kirkland.."

Seperti biasanya, aku hanya diam saja menanggapi sapaan mereka di pagi hari. Kadang- kadang hanya menaikan alis. Setidaknya begitulah caraku menjaga image di hadapan mereka. Arthur Kirkland,pemuda tampan yang jadi incaran semua orang. Baik laki- laki atau pun perempuan. Sudahdua tahun aku belajar di Hetalia High School. Saat kelas 10, aku masih ramah dan sering bergaul dengan siswa lainya. Tidak seperti aku yang sekarang, yang begitu cuek dan acuh pada kehidupan ini.

Etidaknya ebelum bertmu orang itu, aku masih jadi orang yang normal...

((Flashback))

" Hei, kau ada di kelas berapa?" tanya seorang pemuda bermata biru dengan rambut blonde khas yang dimilikinya.

" Kelas 10-B." Dengan jujur aku menjawabnya. Orang itu asing bagiku. Aku tak pernah melihat sosok itu sebelumnya. Hari ini pun dia tidak memakai seragam. Siapa orang ini?

" Ya sudah. Aku boleh sekelas denganmu kan?" lanjut orang itu. Sekarang aku tahu. Dia adalah siswa baru yang akan jadi teman sekelasku. Kacamatanya texas itu nampak berkilat memantulkan cahaya. Aku jadi penasaran dengan orang ini.

" Alfred F. Jones." Pemua itu mengulurkan tanganya, aku pun dengan perasaan biasa-saja menjabat tangan pemuda yang baru kukenal ini. "Arthur Kirkland. Nice to meet you, Jones."

" Just Alfred."

" Ok, Alfred."

Dan benar. Sejak hari berikutnya Alfred jadi teman sekelasku. Entah Cuma perasaanku atau memang benar, tapi sepertinya Alfred selalu mencoba untuk mendekatiku. Selalu memperhatikanku, dan itu membuatku merasa lemah dihadapanya. Dan salah satu yang masih kuingat adalah...

Ketika pelajaran praktik Kimia dan aku sedang asik mencampurkan zat yang satu dengan zat yang lain, tiba- tiba orang itu menggenggam lenganku dari belakang.

" Hati- hati. Nanti bisa meledak. Zat ini tidak boleh dicampur dengan yang ini." katanya.

Memangnya siapa dia? Dia kan Cuma anak baru yang nggak bisa apa- apa tanpa bantuanku. Tidak ada siapapun di kelas ini yang mampu menandingi nilai- nilaiku di semua pelajaran. Apa masalahmu denganku? Kau tidak perlu memberitahuku, karena aku tidak perlu diberi tahu!

Selain itu, waktu aku menuruni tangga sambil membawa tumpukan buku yang menghalangi pandanganku. Saat itu, guru musikku, Mr. Roderich malah mengajakku bicara tentang instrumen chopin yang sangat disukainya. Dan saat itu juga, dia datang menggenggam tanganku saat keseimbanganku goyah.

" Jangan bicara ketika sedang turun tangga." Lagi- lagi dia menasihhatiku. "Sini biar kubantu membawa buku- buku itu." Dia mengambil beberapa buku dari tanganku. Memang sih, dengan berkurangnya buku ini, aku bisa melihat jalan dengan jelas. Tapi sekali lagi, aku terlihat lemah dihadapanya.

Atau mungkin...

Sejak pertama bertemu, dia sudah perhatian padaku?

Beberapa hari setelah kejadian itu, di jam pelajaran IPS...

" Kirkland, nampaknya seseorang telah mengalahkan nilai ulanganmu, ya." Kata Mr. Ludwig sambil menyerahkan lembar jawaban dari ulangan minggu lalu. "Jones, pasti kau sudah belajar keras agar bisa mengikuti pelajaran di sekolah ini, ya. Sepertinya kau yang akan menggantikan posisi Kirkland.." Mr. Ludwig sialan...

Dua kata yang ada dipikiranku sekarang...

Bloody Hell!

Saat istirahat, di kantin Mrs. Elizaveta...

" Wah, akhirnya Kirkland punya teman dekat juga, ya.." kata Mrs. Elizaveta saat aku mengambil beberapa bungkus chips yang dijualnya.

" Teman dekat? Maksud Ma'am?" seingatku, walaupun sekarang aku punya banyak teman, tapi aku tak pernah mengajak mereka ke kantin bersamaku. Kenapa? Alasan pribadi!

" Itu, lho! Akhir- akhir ini saya lihat kau selalu bersama Jones." Komentarnya membuatku tak tahan untuk mengucapkan kalimat "What the fuck!" Seiringan dengan itu, kemenoleh ke belakang, dan...

Orang freak itu sudah berdiri tepat di belakangku, dengan pose yang dia sebut 'pose Hero' yang membuatku langsung membeli banyak kanong plastik di kantin Mrs. Elizaveta. Untuk apa? Tentunya tidak elit jika ada suatu makluk yang melihat Arthur Kirland muntah di sembarang tempat.

" Yo, Arthie!"

Aku diam –tak mau terlihat OOC- dengan wajah =.=|| yang mati- matian kusembunyikan.

" Sedang apa kau di sini..?" Tanyaku datar, lalu meninggalkan orang itu sendiri di kantin Elizaveta.

"He-Hei, Arthur! Tunggu aku!" Orang itu menyusulku. Ok, aku mulai muak dengan semua yang telah terjadi. Awalnya, hidupku biasa saja sebelum kehadiran orang ini. Dan aku menikmatinya. Kenapa orang ini selalu menggangguku sih! Tidak bisakah dia membiarkanku sendiri? Asal dia tahu saja, aku takkan mau lagi berteman dengan orang yang sudah mengalahkanku. Bukan karena takut atau malu. Tapi aku punya harga diri tinggi. Egois? Ya, memang. Aku memang orang yang seperti itu.

" Kenapa buru- buru sekali, sih, Arthur?"

" Aku ada urusan."

" Boleh aku ikut bersamamamu?"

" Terserah."

" Memangnya urusan apa?"

" Urusan di toilet. Mau ikut?"

"Oh, kalau begitu, lebih baik aku kembali ke kelas dan belajar." Aku Cuma bisa menatapnya sengit. "Aku mau belajar saja, deh."

Memang secara tidak langsung, sepertinya orang ini menyindirku. Terlihat jelas dari sikap dan ucapanya. Aku salah. Awalnya aku mengira dia hanya orang polos dan perhatian padaku. Ternyata aku salah. Dia perhatian karena ingin mengalahkanku. Sejauh ini aku memang orang yang ambisius, tapi tidak suka dengan tekanan apapun. Apa lagi tekanan dari sainganku. Ini benar- benar membuatku tidak konsentrasi belajar! Enyah kau dari kehidupanku! Alfred Fuck Jones!

Rasanya ingin kumemaki Alfred dan mengatakan padanya bahwa aku memang membencinya!

Karena itu, aku mulai menghasut orang ini untuk berhenti belajar dan mempelajari hal apa pun yang menjadi keahlianku. Dia memang selalu mengikuti apa pun yang kulakukan, dan mengungguli aku disemua hal yang kulakukan.

Saat itu aku kembali ke kelas, menghampirinya yang sedang asik bacaa buku.

" Hei, kau masih belajar saja, Alfred.."

" Tentu saja. Ada sesuatu yang ingin kucapai.." Katanya masih menatap buku yang dia baca.

" Sebenarnya.. belajar itu tak ada gunanya, lho!" Kali ini, baru dia menengok dan memperhatikanku.

" Kenapa kau bilang begitu, Arthur? Bukankah orang yang gigih mempelajari hal baru itu malah orang yang dicari di seluruh dunia?"

" Berarti, selama ini kau belum belajar sungguh- sungguh, Alfred." Kataku.

" Maksudmu? Kau membuatku bingung."

" Kau tidak tahu akibat orang yang terlalu berambisi mendapatkan segalanya?" Aku menatapnya dengan serius, pemuda bermata biru itu Cuma terdiam, "Sebenarnya tak ada gunanya bersiap seperti itu. Toh, akhirnya pasti akan ada orang lain yang mengalahkanmu. Dan karena itu, akhirnya kau jadi... stres karena belajar!" Kataku dengan nada yang agak ketus, tapi masih bersembunyi dibalik senyum palsu selama belum berhasil membuat Alfred berhenti belajar dan berambisi mengalahkanku.

" Terserah kalau sekarang kau jadi malas belajar, Arthur. Tapi kuminta padamu agar jangan mempengaruhi orang yang mau belajar keras sepertiku." Alfred tak mempedulikanku lagi. Geram, marah, aku tak terima dihina seperti itu! Aku tidak bisa menahan emosiku lagi. Aku benar- benar benci anak pindahan ini!

Aku langsung mengambil buku yang dia baca, membuangnya ke sembarang tempat. Alfred menatapku dengan sorot yang datar, aku langsung mennarik kerah seragamnya, menarik wajahnya sampai berada tepat di hadapanku. Dia tak merubah cara pandangnya.

Aku muak, "Jangan tatap aku dengan tatapan seperti itu, Bastraad!" Seisi kelas menatapku yang berteriak marah pada Alfred. Aku tak peduli. Bukankah di setiap negara semua warganya dibebbaskan untuk berekspresi?

" AKU BENCI PADAMU! Sejak kedatanganmu, kau telah menghanccurkan semua yang kumiliki! Berhentilah melakukan itu! Aku tak ingin ada orang lain yang meniruku, apa lagi melakukanya dengan lebih baik dari aku sendiri! Ingat? Kau hanyalah anak baru yang tidak tahu apa- apa dulu! Tapi berkat aku yang waktu itu mengajarkan segalanya padamu, sekarang kau malah berusaha mengalahkanku! Jangan bercanda! Lebih baik kau pergi dari kelas ini! Keluar dari sekolah ini dan kembali ke sekolahmu dulu! Pergi dari kehidupankuu! Aku benci orang sepertimu! Benar- benar memuakan!"

Kutatap matanya dengan penuh amarah, namun dia masih menatapku datar. " Bastraaad! Shit! Damn!" Kulepaskan kerah seragamnya, segera keluar dari kelas sambil membanting pintu kelas dengan kerasnya. Mungkin semua orang kaget, karena ini pertama kalinya aku marah di sekolah.

Kalian tahu kemana tujuanku sekarang?

Atap sekolah, memandang langit dengan damainya untuk menenangkan emosiku.

Wuuush~

Seperti biasa, angin di sini bertiup dengan lembut. Aku mulai berbaring di tanah lapang, memandang awan yang berarak tertiup angin. Begitu damai rasanya. Perlahan kupejamkan mata, dan akhirnya terlelap di tempat kesukaanku ini.

" Hei," Samar- samar kudengar seseorang memanggilku, menepuk pipiku dengan pelan. "Hei, bangun, Arthur." Lanjut orang iitu dengan suara lembutnya.

Ya. Aku tahu ini suara siapa. Mau apa lagi orang ini...

" Kau..." Ucapku geram, segera membuang muka dari hadapanya.

" Jam pelajaran sudah selesai. Kau tidak mau pulang?"

" peduli apa kau dengan hidupku? Sekali lgi kuminta padamu, jangan dekati aku lagi. Anggap saja kita tidak pernah saling kenal sebelumnya." Jawabku dengan nada ketus.

" Tentu saja aku peduli. Dan dengan tegas aku menolak permintaanmu."

" Menyingkirlah dari hidupku, Hamburger sialan!"

" Tidak akan.."

Dan satu yang tiba- tiba membuat pupil mataku mengecil...

Orang itu...

Malah...

Memelukku dengan erat...

Chapter 1
Tsuzuku


Saya author baru, dan ini fict abal kedua saya.

Jujur aja awalnya saya pengen menjadikan ini fict SpaMano. Tapi entah kenapa tangan saya malah ngetik fict USUK cacat kayak gini. Ini masih dalam Flashback,mungkin chapter 2-nya juga masih flashback. Maaf kalo banyak miss typo-nya. Habis saya ngetik ini jam 11 malem dan agak buru- buru karena takut ketauan. Pasti baik Arthur maupun Alfred terlihat agak OOC di sini..

Jadi, minta riviewnya yang banyak, ya. Jangan flame juga tapinya. ((Banyak riview, banyak rejeki!))

Di balik layar...

Dark: "Arthur~!"

Arhur: *nengok*

Dark: *peluk-peluk*

Arthur: Gyaaaaaaa! Apaan nih! Author cabuul! Lepasin! *berontak*

Dark: Nggak mau! Selama ini saya jatuh cinta sama alis anda yang bagaikan pinang dibelah 6. Saya bersedia makan scone buatan anda selama seminggu penuh, asalkan saya bisa istri anda~! *makin erat*

Arthur: *Sesak nafas*

Alfred & Kiku: *deathglare*

Dark: *mental*

Jya ne!