My Love to you will last forever
A/N: Yeyy~~ muncul dengan fic baru! *semangat 45* ide ini muncul pas aku lagi bengong dan mikirin female Ciel *plak* dan aku mau coba bikin fic dengan pairing Sebas×FemCiel hahahahahaha *pletak* oh iya meskipun Ciel jadi perempuan tapi namanya tetep sama, moga-moga hasilnya baguss~ oke silahkan baca!
Disclaimer: Kuroshitsuji © Yana Toboso
Warning: EYD berantakan, Typo, gaje (pastinya)
Genre: Romance, Drama, Angst, Tragedy
Chapter 1
Suara bising di kota London, orang-orang yang berlalu-lalang di pinggir jalan dan sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing ini merupakan pemandangan yang biasa dilihat di ibukota Inggris ini.
Seorang pemuda tampan barambut hitam legam yang sedang berjalan-jalan di tengah kota ini hanya bisa menatap pemandangan kota Londong dengan tatapan mata yang bosan. Jujur ia sudah sering— tidak bahkan terlalu sering melihat pemandangan yang seperti ini.
"Haahh… dasar manusia, bisanya hanya melakukan kegiatan yang sama setiap hari," ujar sang pemuda sambil melipat kedua tangannya di dada.
Pemuda tampan ini bernama Sebastian Michaelis. Ia memiliki rambut berwarna hitam legam, wajah yang tampan, mata merah semerah darah dan kulit yang teramat sangat putih. Sekarang sedang menikmati waktu luanggnya di kota London yang penuh kesibukkan ini.
Sebastian hanya berjalan menyusuri trotoar dan sesekali ia berhenti untuk melihat keadaan sekitar. Baginya manusia itu bisa dibilang menarik, karena selama ini ia sudah hidup cukup lama dan melihat banyak sekali manusia yang akan melakukan apa saja demi menuruti keinginannya.
"Huh, memang manusia itu menarik," gumam Sbastian sambil menyeringai.
Ia pun kembali melanjutkan jalan-jalannya dan saat sedang berjalan, tiba-tiba saja dari arah belakang ada yang menabraknya. Seketika itu saat ditabrak tubuh mereka jatuh tersungkur di atas trotoar.
"Aahh… ma-maaf ya! Saya tak sengaja," ujar si penabrak sambil menunjukkan raut wajah menyesal.
"Aduhh… makanya lain kali hati-hati kalau berjalan," ujar Sebastian sambil mengelus-elus punggungnya yang sakit karena terjatuh.
"I-iya maaf!" ujar anak itu sambil membungkuk. Sebastian lalu membuka matanya dan terkejut ketika ia melihat anak perempuan dengan rambut kelabu yang diikat dua, mata biru bagai lautan dan kulit putih seperti poselen di hadapannya.
Untuk sesaat Sebastian merasa terpana dengan penampilan anak perempuan itu.
"A-anuu…" ujar anak perempuan itu dengan takut-takut. Sebenarnya ia takut kalau pemuda berambut hitam ini marah kepadanya karena sudah menabraknya.
Merasa terbangun dari lamunannya, Sebastian lalu berdiri dan membersihkan pakaiannya.
"I-iya?"
"Tuan tidak apa-apa?" Tanya anak perempuan itu takut-takut.
"Iya saya tidak apa-apa," jawab Sebastian. Mendengar jawaban dari Sebastian anak perempuan itu hanya bisa mengangguk.
"Kenapa anak perempuan sepertimu ada di tengah kota sendirian? Dan sepertinya kau dari keluarga bangsawan ya?" ujar Sebastian yang lebih terdengar seperti introgasi.
"Sebenarnya itu—" sebelum anak perempuan itu meneruskan kalimatnya, terdengar suara wanita dari jauh.
"Oujousama!" teriak wanita itu sambil melambaikan tangannya. Perlahan sosok wanita itu mulai terlihat jelas dan wanita itu adalah seorang maid dengan rambut merah keunguan yang diikat dua dan memakai kacamata bulat yang besar.
"Meirin?!" ujar anak perempuan itu yang kaget melihat maidnya bisa menemukan dirinya.
"Oujousama kemana saja?! Tuan dan Nyonya mengkhawatirkan anda," ujar Meirin yang terengah-engah karena kecapaian.
"Huh! Aku tak mau pulang!" seru anak perempuan itu sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Tapi Tuan dan Nyonya khawatir, jadi lebih baik kita pulang," ujar Meirin.
Tiba-tiba saja terdengar suara beberapa orang dari arah yang sama tempat Meirin datang.
"Oujousama!" seru pemuda berambut kuning kelam.
"Ciel-oujousama!" seru pemuda berambut kuning-orange dengan jepit yang melekat di poninya.
"Bard! Finni! Kenapa kalian di sini?!" uja anak perempuan berambut kelabu yang bernama Ciel ini.
"Hah… hah… Tuan dan Nyonya mengkhawatirkan anda, jadi kami disuruh mencari anda," ujar Bard yang terengah-engah.
"Karena itu… Oujousama… ayo kita pulang…" ujar Finni yang tak kalah lelahnya.
Sebastian hanya menghela nafas ketika melihat keributan kecil antara seorang Oujousama dengan para pelayannya.
"Tidak mau! Lagipula aku tak mau bertemu dengan orang yang tak jelas asal-usulnya," Ciel menjawab dengan sikap angkuhnya seperti biasa.
"Tapi dia ini dari keluarga bangsawan yang melayani Inggris dan juga keluarga ini keluarga ksatria," ujar Meirin yang berusaha membujuk Ciel.
"Benar Oujousama, lagipula keluarga ini adalah keluarga Midford yang merupakan sepupu anda," Bard juga berusaha membujuk Ciel untuk pulang. Jujur saja bagi Bard membujuk Ciel itu lumayan susah karena dia itu anak yang pendiriannya kuat.
"Karena itu ayo pulang Oujousama," Finni pun berusaha membujuk juga.
Mendengar bujukan dari para pelayannya itu, Ciel hanya bisa menghela nafas dan menuruti bujukan para pelayannya.
Merasa sudah bersalah menabrak Sebastian, Ciel menatap Sebastian dan seketika itu membungkuk.
"Maaf ya tadi sudah menabrak anda tuan! Saya tidak sengaja!"
"Tidak apa-apa, bukan hal yang penting," ujar Sebastian sambil tersenyum 'ramah' pada Ciel.
Akhirnya Ciel beserta dengan para pelayannya berjalan menuju tempat Meirin muncul dan naik ke dalam kereta kuda yang menuju ke kediaman Phantomhive.
Sebastian hanya bisa melihat kereta kuda itu pergi dari jauh. Untuk orang sepertinya melihat dari jarak jauh bukanlah hal yang sulit. Kemudian dengan diam-diam ia memperlihatkan seringai khasnya.
"Jadi namanya Ciel ya? Anak yang menarik…" gumamnya lalu berjalan pergi— menghilang dari kerumunan orang-orang di kota London.
A/N: Yey! Akhirnya jadi! *nari-nari* ini fic pertama aku dengan FemCiel hahahahaha… dan sepertinya singkat ya? *plak* oh iya sikap FemCiel disini, aku bikin dia itu anak yang angkuh, egois, tapi manis juga manja hehehehe…. Yosh! Mina-san! Review ya! (^_^)
