Standard warning applied. extremely OOC & typos. Alternate Universe.
oh-so-bad story, my very first fiction published =="
ENJOY ! (:
The Lovers One
Disclaimer :
Character © Masashi Kishimoto, 1999
Story © karinuuzumaki, 2010
Pairing : NaruSakuSasu
Inspiration by
- Book : Glam Girls The Series
- Song : Michael Jackson – You're Not Alone
CHAPTER 1 : BIG BOYFRIEND ACT
"Jangan bilang lo suka sama dia!" ujar Kiba panik.
"Hmh, kayaknya gitu..," jawab Naruto cengengesan. Matanya tetap tak beralih dari gadis yang bukan main cantiknya yang berada di kantin tersebut. Kulitnya putih bersih, rambutnya pinkish yang imut banget, matanya bewarna hijau emerald yang menyorotkan kedamaian, membuat Naruto tersipu-sipu sendiri melihatnya.
"Nar, sadar! Lo nggak mungkin milikin Sakura." Shikamaru menyebut nama gadis itu. "Dia udah ada yang punya!"
"Hey, hey, gue kan cuma suka, bukannya mau macarin dia!" elak Naruto. Pada saat itu juga Sakura dihampiri seorang pemuda tampan dengan rambut bewarna kebiruan membawa segelas Long black coffee dan green tea dikedua tanganya. Sakura mengulurkan tangannya mengambil green tea tersebut lalu tersenyum manis mendapati pemuda tersebut mengambil tempat duduk dihadapannya. Sekali lagi wajah Naruto memerah, kali ini karena marah.
"Sekarang, coba lo bilang lo nggak mau macarin dia." Ucap Kiba retoris. "Dengan tampang lo yang kayak gitu ketauan banget jawabannya!"
"Menyerahlah," timpal Shikamaru. "Lupain dia kalo lo masih sayang diri sendiri."
"You guys are annoying, lagian gue juga―"
"Hey kalian yang bertiga! Sedang apa? Cepat masuk ke lapangan! Latihannya sudah mulai!" bentak Coach Ebisu, klub Sepak bola Konoha International School itu kepada ketiga muridnya yang malah asik ngobrol di bangku.
"B-baik, Coach!" jawab ketiganya serempak lalu bergabung dengan tim sepak bolanya kembali.
Kantin Konoha International School sudah mulai sepi, tinggal beberapa clique yang masih asik menggosip sana sini. Sakura duduk berhadapan dengan Sasuke di tempat duduk yang view nya menghadap Lapangan sepak bola KIS.
"Naruto rajin banget latihan akhir-akhir ini ya." Ujar Sakura sambil menatap anak-anak klub Sepak bola yang berlarian kesana kemari merebutkan bola.
"Yah, begitulah." Jawab Sasuke menyesap Long black coffee nya tenang, lalu membuka majalah Phobes edisi terbaru. "Pertandingan antar sekolah juga sudah semakin dekat kan?"
"Euh, Sasuke, masih disuruh bokap lo baca majalah begituan?" ujar Sakura prihatin. Aneh bukan anak seumuran mereka membaca majalah bisnis seperti yang sedang dibaca Sasuke itu?
"Haha, namanya juga bokap," Sasuke tertawa singkat menutup Phobes nya yang, jujur, membosankan. Sakura mengangguk paham. Setelah kematian sang kakak, Itachi, otomatis Sasuke menjadi anak tunggal dan satu-satu nya pewaris Uchiha Corp. Perusahaan yang sudah bertahun-tahun malang melintang di dunia bisnis karena eksistensi dan kesuksesannya. Tidak heran Ayah Sasuke mati-matian melakukan berbagai cara agar anaknya menyukai dunia bisnis. Termasuk menyuruh Sasuke untuk membaca majalah bisnis luar negeri tersebut.
Sakura kembali melirik lapangan sepak bola, GOL! Naruto baru saja mencetak angka dan melompat gembira karena berhasil membobol gawang Shino, keeper klub sepak bola KIS yang terkenal sangat tangguh. Mata hijau emerald milik Sakura bertemu dengan mata biru Naruto walau dari jarak yang cukup jauh. Sakura langsung melemparkan senyum dan acungan jempol, membuat rona wajah Naruto semakin cerah.
"Perhatian sekali padanya, tunanganku?" ujar Sasuke pura-pura kesal.
"Ahaha, dasar!" ujar Sakura tertawa manis. "Gimanapun dia kan teman kita, Sasuke."
"Dan, gimanapun lo itu primadona sekolah, Sakura." Ucap Sasuke mengangkat alisnya, memancarkan pesona hostest yang merupakan bakat alaminya.
"Pesona lo nggak akan mempan bagi gue, Mr. Hostest!" Sakura melipat tangan sehingga terlihat seperti marah.
"Tidak mungkin, tidak ada wanita yang menampik pesonaku, mi amor."
Keduanya langsung terbahak-bahak, mereka berdua memang sering mengeluarkan anekdot-anekdot seakan keduanya berpacaran. Tujuan utamanya sih, untuk menghindar-kan Sakura–yang notabene primadona sekolah- dari lelaki-lelaki berandalan. Siapa juga yang berani merebut pacar Sasuke, sang kharismatik dan ketua klub Tae Kwon Do?
BRAK! Pintu kaca kantin KIS terjeplak keras, dan bisa langsung ditebak, siapa lagi yang selalu membuka pintu kaca kantin KIS seperti itu kecuali Naruto. Orangnya lalu nyelonong ke meja biru pojok milik Sakura dan Sasuke.
"Hey, hey! Gimana tadi gue? Ngebobol gawang Shino! Hebat kan? Haha! Udah gue bilang, gue emang hebat!" Naruto berteriak-teriak penuh semangat dan membuat bising seisi kantin.
"Hn, hentikan Dobe! Berisik!" ujar Sasuke malas.
"Haha, lo hebat kok, Nar, like a professional do" puji Sakura.
"I'm a professional" Naruto pongah. "You know what, Coach Ebisu tadi muji gue, lebih dari si capt, Neji! Hahahaha!"
"Muji lo lebih dari si Neji? You gotta be kidding, Naruto." Sasuke berkomentar (lagi-lagi) malas.
"Nggak percaya? Hahh, lo itu cuma iri, Teme!" ucap Naruto kesal, tetapi langsung menjatuhkan pantatnya di sofa sebelah Sasuke.
"Nggak pesan apa-apa, Nar?" tanya Sakura kembali mengulas senyum
"Ntar deh," jawab Naruto enggan. Selain malas, ia juga enggan membuang 15 ribu hanya untuk mineral water! Berbeda dengan Sasuke dan Sakura yang keturuan keluarga kaya, Naruto adalah anak yang, yah, biasa-biasa aja—kalau dibandingin sama Sasuke dan Sakura, karena kalau dilihat dari kacamata rakyat biasa, dia termasuk kaya lah―. Keluarga nya nggak tinggal di lingkungan elit seperti kedua sahabatnya ini. Masuk KIS aja udah untung –faktor utama, karena Almarhum ayahnya legacy-nya KIS―. Keluarga Ayahnya termasuk kategori old money. Cuma, yah, ka-lau sekarang setelah kematian kedua orang tuanya, yang besar hanya nama Uzumaki yang disandangnya.
"Kalau nggak punya uang bilang aja, my treat, todays only." Ujar Sasuke kembali menyesap Long black coffee yang masih mengepul hangat. Cocok banget sama ruangan kantin KIS yang dingin ber-AC.
"Serius? Huahaha! Orange float?" tanya Naruto penuh harap.
"Terserah," jawab Sasuke.
"Aseeeeek," Naruto buru-buru menghambur ke arah meja Ms. Lupita, penjaga kantin.
"'Perhatian sekali padanya, tunanganku?'" Sakura mengulangi ucapan Sasuke tadi, yang cepat-cepat dibalas dengan tawa-penuh-pesona a la dirinya banget! Membuat para fangirl-nya melirik tajam penuh harap, seandainya mereka yang duduk di kursi Sakura sekarang.
SAKURA POV
Aku duduk di bangku Parkir barat KIS —tempat parkir anak-anak yang High End― menatap sedan hitam Merci milik Sasuke dengan penuh sangat sabar.
Harusnya, aku tolak aja ajakan si Uchiha itu!
Serius, aku bisa mati kebosanan nungguin itu bocah!
Aku melirik guess yang melingkar di pergelangan tangan kiri ku, 17.02. Great, udah satu jam aku nunggu disini dan Sasuke masih belum muncul juga. Padahal dia bilang akan menyelesaikan rapat klub Tae Kwon Do nya dalam hitungan menit, mana janjimu? Aku membuka BlackBerry ku dan mengetik singkat.
WER R U? Reply A.S.A.P!
[send to sasuke]
"Lho, sendirian, Ra?" tanya seseorang dari arah belakang, aku menoleh, si pirang jabrik pecinta orange, Naruto.
"Iya nih, Nar. Duduk gih," balasku menggeser posisi dudukku. "Temenin gue ya,"
"Iya deh," jawabnya singkat sambil duduk. "Tapi nggak lama-lama ya, si Opa nungguin sih,"
Aku mengangguk setuju. Yap, Opa yang dimaksud Naruto adalah Kakeknya, Opa Jiraiya. Orangnya galak dan protective banget sama Naruto. Bisa dimaklumin juga sih, Naruto adalah satu-satunya sanak famili yang beliau miliki. Anak semata wayang —bokapnya Naruto― dan menantunya tewas dalam suatu kecelakaan tragis. Cuma itu yang aku tahu dari Naruto. Dia pelit banget ngomong kalo soal keluarganya.
Aku nggak bayangin gimana caranya Naruto masih bisa seceria ini padahal Orang tuanya udah nggak ada di sisinya.
NORMAL POV
"Kok bengong?" ujar Naruto sambil cengar-cengir "Awas kesambet neng!"
"Yee, apaan sih?" jawab Sakura sambil tertawa. "Btw, liat sasuke nggak?"
"Janjian?" Naruto malah balas bertanya.
"Iye, katanya mao nganterin pulang, sampe hari gini belom muncul juga." Gerutu Sakura sambil memonyong-monyongkan bibirnya.
"Bareng gue gimana?" tawar Naruto bersemangat. Namun tiba-tiba dia meringis malu dan gugup. "Ngg, gue gak bawa mobil sih, tapi, mm, gue bawa motor."
Sakura mengerjapkan mata bermaskaranya takjub pada Naruto, sementara si kepala durian menggaruk-garuk kepalanya yang sebenernya nggak gatal.
NARUTO POV
Bego, bego, BEGO! Kenapa aku malah nawarin pulang? Kesambet setan apa sih gue? Nawarin pulang nona muda Haruno, tapi modal cuma motor cowok kacangan. Blah! Manalah mao! Tengsin deh gueeeeee!
"Ayok!" jawab Sakura.
Hah?
Hah?
HAH?
Dia bilang AYOK?
"Gue udah lama nggak naek motor nih!" ujar Sakura bersemangat. "Gue lebih suka naik motor lho daripada naik mobil. Gara-gara bokap sih, katanya banyak debu lah, nggak aman lah, bikin sakit, ah segala macem deh! Nyebelin!"
Giliran aku yang melongo menatap Sakura. Beneran nih si Sakura nerima ajakan gue buat pulang bareng?
"Nar?" panggil Sakura. "Kok jadi lo yang bengong?"
"Eh, ngg, nggak," ujarku. "Nggak apa nih? Sasuke gimana?"
"Haahh, salahnya itu anak sendiri kenapa telat." Jawab Sakura ringan. "Gampanglah, ntar gue sms juga beres."
"Trus, emm, kalo ketauan bokap lo gimana?" tanyaku lagi.
"Udah tenang deh, bokap gue lagi diluar negeri," ujar Sakura. "Kenapa sih? Lo nggak mau nganter gue pulang ya?"
"Nggak kok! Gue mau, mau banget!" jawabku spontan.
Sakura malah terkikik geli, "Oke," sahutnya "Sekarang aja ya, Nar? Keburu malem."
Aku mengangguk pelan. Lagi-lagi aku bertingkah konyol didepan Sakura. Hah, dasar. Kikuk banget sih gue kalo di depan Sakura.
Sakura menggandeng tanganku sambil meninggalkan parkiran barat KIS, menuju parkiran motor KIS disebelah utara. Dia bercerita panjang lebar tentang pengalamannya belajar dan naik motor. Aku berusaha mendengarkan dengan baik, tapi gagal. Karena perhatianku sebagian besar tersita pada wajah cerahnya.
Dia gadis yang kucintai, tapi aku tidak boleh memilikinya.
Dan, tidak mungkin aku memilikinya.
Saat ini saja, Kami-sama, bolehkah aku bahagia bersamanya?
TBC
huah! gini aja deh! huhu author bingung bikinnya.
gimana? gimana? ada komentar / kritik / saran / flame?
langsung aja Review
Ripiu ripiu
REVIEW!
edited : 11.10.10 at 13:08 for some warning needs and alays remover.
