We Are Amazing Class!

Diclaimer: Eyesheild 21 itu sepenuhnya punya Ricihigo Inigaki dan Yusuke Murata dan Touhou Project Cuma punya Team Shangai Alice dan pemilik originalnya ZUN.

WARNING: gaje,gayus(garing dan jayus), typo gak kasat mata, OOC author yang mencoba mendewa, dan kejanggalan-kejanggalan lainnya. Bila kejanggalan berlanjut hubungi dokter terdekat anda.

.

.

.


Di sebuah perkampungan kecil dekat ibu kota, terdapat sebuah sekolah yang sangat elite, namanya adalah Golden Global School atau kita singkat saja jadi GGS. Konon katanya sekolah itu hanya menerima orang-orang kaya saja. Tapi siapa sangka diantara mereka sebenarnya ada rahasia terselubung yang tidak banyak diketahui penghuni sekolah.

Ya, kelas A, lebih tepatnya kelas 8A, kumpulan orang-orang 'berkemampuan' lebih dari kebanyakan murid di sekolah ini.

Wali kelas mereka juga sama, bukan orang biasa, kepala sekolah? Apalagi, OSIS? Ketua sama anggota seksi, terus penjaga sekolah? Sama! Jadi kesimpulannya yang biasa itu Cuma murid kelas B sampai kelas G.

Tapi tetap saja, walaupun kelas ini sudah dirasahiakan 'status'nya, tetap saja kelas ini ditakuti Karena 2 orang yang gak tau tingkat kelaknatannya sampai mana.

Ya, siapa lagi kalau bukan Aya Shameimaru dan Yoichi Hiruma. Dua anggota jurnalistik ini benar-benar sudah seperti 2 setan yang menguasai sekolah.

Dari mulai mengumpulkan daftar rahasia dan foto pribadi semua murid sampai kepala sekolah, lalu menggunakannya sebagai bahan ancaman. Mau nolak? Siap-siap tanggung malu.

Karena 2 orang itu, kelas A sampai ditakuti semua penjuru sekolah.


.

.

.

"Ayaya, selamat pagi Hiruma!" sapa Aya dari kejauhan. Hiruma Cuma menjawab gak niat seperti biasanya.

"Ya, ya, selamat pagi Gagak sialan." jawab Hiruma seenaknya.

"Huh! Kau itu selalu begitu. Dasar setan pirang!" balas Aya.

Mereka lalu terdiam sejenak, lalu tertawa lepas.

"Hahaha! Kau ini selalu seperti itu, gak pernah berubah 1 senti pun!" kata Aya sambil tertawa lepas.

"Haha! Kau juga, tetap dengan tatapan mesum khasmu ttu." Hiruma juga tak mau kalah.

"Ya, kalau gak kayak gini gimana aku bisa jadi jurnal yang hebat. Ngomong-ngomong, ayo cepat ke kelas, gak enak ngobrol terus di sini."ucapan Aya tadi langsung membuat mereka bergegas ke kelas.

.

.

.

"Selamat pagi semua!" teriakan Aya tadi sukses membuat teman sekelasnya menoleh padanya.

"selamat pagi." jawab mereka semua.

"Aya!" kata Momoji sambil memeluk Aya. Diikuti Kakei dan Marco.

"Kenapa lagi?" Aya Cuma menjawabnya dengan tidak niat.

"Aku dapat informasi dari anak-anak, katanya bu guru Keine gak masuk karena diserang orang yang gak dikenal." kata Momoji sambil diikuti oleh anggukan Kakei dan Marco.

"aku sudah menyelidikinya, seperitnya ini ulah geng yang ada di kelas F." Kakei menambahkan.

"Modus penyerangannya adalah untuk menjatuhkan kita semua." Marco juga ikutan.

"Hm… Hiruma! Gimana nih? Kita harus pake acara ancam-ancaman nih? Lagian kan udah pada janji…" Tanya Aya kepada Hiruma yang sedang asik dengan laptopnya.

"Ah! Lagi-lagi ulah mereka." Hiruma Cuma menjawab seperti yang sudah berkali-kali di lakukan.

"Memangnya kenapa?"Tanya mereka berempat.

Hiruma mulai menjelaskan "kalau diuraikan, mereka sudah melakukan terror sebanyak 4 kali. Yang pertama bukunya Pachouli hilang 3, kedua, Kasus Sena yang dijatuhin dari tangga sampai absen seminggu. Yang ke-tiga, Akaba yang naskah musiknya dicuri dan dirobek. Dan keempat…"

"Kasus bu Keine yang dipukul tanpa sebab, kan?" jawab mereka berempat.

"Ya, jadi sepertinya mereka harus dibuat benar-benar kapok ya."kata Hiruma sembari melihat ke layar laptop.

"Yah, begitulah." Jawab Kakei.

"Yasudah, istirahat nanti kita harus adakan rapat mendadak." perintah Hiruma tadi langsung dilaksanakan oleh mereka ber-4.

"baik boss!" jawaban mereka hanya bisa membuat Hiruma tertawa kecil.

"Dasar"

.

.

.

"Ya! Saatnya rapat dadakan!" Suzuna berteriak di depan kelas untuk mendapat perhatian teman sekelasnya. Untung saja teman sekelasnya cuma 18 orang.

Untung saja mereka mendengarkan, karena ini rapat penting yang membahas keselamatan guru dan 'status' mereka.

"Semuanya perhatian!" Aya mengambil alih sebagai pemimpin rapat.

"Rasanya kita rapat hampir seminggu sekali deh." Komentar Hatate disambut oleh anggukan anak-anak kelas.

"Salahkan permasalahan sialan yang sering mengganggu ketertiban kelas kita." Hiruma malah berkomentar.

"Hah, kamu sih kerjanya Cuma nongkrong di depan laptopmu sih, coba liat di luar kelas kita, kita di bilangin anak guru lah, sok pinter lah, apalah itu. Nah sekarang? Wali kelas kita yang jadi sasarannya."perkataan Aya sudah membuat orang yang berada di kelas itu diam.

"Ya, itu benar." Kali ini Shin angkat bicara.

"kita kan gak mau terus-terusan di tindas kayak kecoa ze~ katanya kita orang-orang terpilih." Tambah Marisa.

"Ya kalau mau ga di terror terus-terusan kayak gini palingan cuma cara nyebarin foto sama berita kan?" kata Nitori dengan gampangnya.

"Tapi bukannya kita udah pada setuju kalau gak bakalan make cara itu lagi?" jawab Remilia dan Adiknya Flandre bersamaan.

"Lagipula, kalau situasinya begini mana bisa kita cuma diam?" Pachouli menambahkan.

"Ya, ya kalian semua, jadi kesimpulannuya di sini kalian pengen aku sama si Hiruma buat nyebarin foto mereka, gitu?" pertanyaan Aya disambut oleh anggukan anak-anak lain.

"Eee, tapi apa gak sebaiknya kita omongin dulu ke kak Takami, kalau langsung ke kepsek kan, makin jelek aja derajat kelas kita." Usul Sena.

"Tumben kau pintar, cebol sialan." jawab Hiruma.

"oke, oke tapi siapa yang mau ngomong ke kak Takami?" tanya Riku.

"Ya kita semua aja!" usulan Flandre lansung dapat tatapan horror anak-anak.

"dan kita sekelas ke kelas 9 A gitu?" Riku sewot

"Ya enggak lah Rik, yang punya bahannya kan cuma Aya dan Hiruma, jadi mereka aja yang ke-sana." balas Flandre.

"What?" orang yang diomongin malah shock sendiri.

"Ya ialah, siapa lagi?" jawab Riku dan Flandre bersamaan.

"Sekarang?"

"Yaialah!"

Dengan malas, Aya dan Hiruma pergi menuju kelas 9A, ke tempat kakak kelas mereka yang jauh lebih 'gak nampak' dari mereka.

"Halo semua, ada kak Takami gak? Oh, ternyata ada, kak, mau ngomong bentar dong." Aya main nyerocos, yang dipanggil Cuma noleh.

"Laporan lagi nih?" yang dipanggil Cuma males-malesan.

"Tidak, lebih dari itu, sudahlah ayo cepat kacamata sialan." jawab Hiruma dengan ketus.

"Oke, mau di mana?"

"di ruang OSIS aja lah."

.

.

.

"Jadi gini kak, kita mau ngasih 'pelajaran' buat geng anak kelas F." Aya langsung ke topik utama.

"Kebetulan, banyak siswa yang melapor secara tertutup hanya untuk memberi tahu hal ini saja." kata Takami dengan bahasa formal.

"Benar, jika ini dibiarkan terus menerus, kenyamanan siswa akan berkurang di sekolah ini." Aya malah ikut-ikutan pake bahasa formal.

"Maka dari itu kita harus mengancamnya, hei berhentilah pake bahasa formal! Kita ngomong kayak orang serius banget."kali ini Hiruma yang angkat bicara.

Aya dan Takami hanya tertawa kecil mendengar perkataan Hiruma tadi. Sebaliknya, hiruma malah kelihatan jengkel.

"Well, um, tapi kalau langsung di publikasikan secara tiba-tiba kan juga enggak bagus."Takami memberikan pendapatnya.

"Justru itu kita minta bantuanmu kacamata sialan! Kau bisa kan manggil mereka terus ngancem, beres kan?" kata Hiruma sembarangan.

Takami malah balik nanya kayak orang gak ngeh "caranya?"

"Kayak di introgasi."Aya memberi usul.

"Ancaman secara tertutup?" Takami menperjelas kalimat Aya tadi.

"Ya, benar, kalau mereka terus-menerus seperti itu kita bisa langsung publikasikan, kan ada sebabnya, lagipulan kan bisa langsung di drop out sama kepala sekolah."Aya membei pendapatnya.

Hiruma menambahkan, "lagipula kan entar yang punya malu juga kelas mereka. Siapa suruh ganggu murid lain."

Tiba-tiba Takami ingat janji kelas mereka, "lho, bukannya kalian udah pada janji kalau gak bakalan ngancem murid-murid lagi?"

"Satu kelas udah pada setuju kalau kita ngelanggar aja." jawab Aya

"oh, yasudah, eh, kalau gitu mana bahan ancamannya?"

"Nih, cukup kan?" Aya memberikan bahan ancamannya.

Takami melihat bahan ancaman tersebut lalu tersenyum licik, "ya, ini cukup untuk seukuran ikan teri seperti mereka."

"Kalau gitu jalankan tugasmu dengan baik, awas ya kalau gagal, dah ketua OSIS" kata Hiruma sembari berjalan keluar dari ruang OSIS diikuti oleh Aya.

"Dasar mereka berdua, memang devil crow."

.

.

.

Teng tong, suara bel tanda jam istirahat pun berlalu. Anak-anak sudah berhamburan masuk ke ruangan kelas masing-masing, ada yang masih bercanda di luar, ada yang baru kembali dari kantin dan belum memakan makanannya. Tapi, sebentar lagi, kelas F tidak mungkin akan ribut.

"Selamat pagi semua, maaf menganggu." Perkataan Takami tadi membuat seluruh anak-anak kelas F langsung kembali ke tempat duduknya masing-masing.

"Di sini saya ingin memanggil 4 siswa yang mempunyai 'catatan khusus' nah, untuk Kongo Agon, Daigo Ikari, Yamame Kurodani, dan Kasen Ibara bisa ikut saya sebentar?" kata Takami panjang lebar.

4 orang yang disebut tadi cuma cuek sebaliknya, teman-teman sekelas mereka malah was-was.

.

.

.

Di ruang OSIS, mereka ber-4 cuma duduk seperti biasa, malah Agon sungguh tidak sopannya menaikkan kakinya di atas meja. Sedangkan Takami cuma bisa diam. Mereka tidak tau bahwa ancaman besar telah menunggu mereka.

"Ya langsung saja lah, kalian ber-4 sudah membuat kenyamanan dan ketertiban di sekolah ini berkurang, dari mulai menyerang wali kelas, merampas jajanan orang lain sampai menyerang murid hingga mengalami trauma berat untuk itu-" belum selesai Takami berbicara, Kasen sudah memotong pembicaraan.

"kau mau memberikan kita hukuman?" ejek Kasen yang diikuti oleh tiga murid lainnya.

"Hahaha! Jangan berharap sampah! Walaupun kau ketua OSIS tapi kau tidak bisa menghukum kamu seenkanya. Ingat lho, orangtuaku ini walikota." kata Agon menyombongkan diri.

"Hehe, teman-teman, bagaimana kalau 'tuan ketua OSIS' ini kita beri pelajaran di sini?" usul Yamame.

"Ide bagus!" jawab Ikari, Kasen, dan Agon bersamaan.

"Fufufu, kalian boleh tertawa sekarang, kalau kutunjukkan foto ini bagaimana, ya?" perkataan Takami sukses membuat mereka ber-4 menoleh kea rah nya lalu melihat foto yang ada di tangannya.

Ya, beberapa foto tentang kekerasan mereka dan rahasia mereka.

"Kau!" Ikari mulai naik darah.

"Agon, kalau kau memang mau melaporkanku ke orangtuamu aku bisa kok menyebar foto ini." Kali ini Agon benar-benar dibuat mati karena Takami.

"Hehe, sebaiknya kita habisi orang ini sebelum kita malu, anak-anak." Agon memberi perintah, lalu mereka bertiga bersiap-siap menyerang Takami.

"Maaf, sepertinya kalian harus benar-benar dibuat kapok, ya."pPerkataan Takami benar-benar membuat mereka semakin kesal.

"Ayo serang!"Agon benar-benar sudah emosi, mereka lalu menyerang Takami secara membabi buta.

Tapi, tiba-tiba dari belakang muncul sesosok bayangan hitam yang besar di belakang Takami. Mereka sedikit takut, tapi terus maju untuk menyerang, tidak peduli yang di depan mereka siapa.

"Nightmare soul, release."

Tiba-tiba bayangan hitam tadi menyelimuti mereka ber-4. Mereka tidak bisa melihat apa-apa sampai akhirnya,

Bayangan diri mereka sendiri muncul.

Bayangan mereka malah menyerang mereka, terus berusaha menyerang membabi buta. Teriakan minta tolong pun menggema di ruangan itu, sampai akhirnya bayangan itu menghilang.

Mereka lalu melihat kea rah Takami. Kagetnya bukan main, orang yang dinilai cukup kalem ini benar-benar terlihat seperti monster.

"Kalau kalian benar-benar mau melakukannya lagi, aku tidak akan segan menghabisi kalian. Itu baru ilusi saja, tapi kalau benar kalian melakukannya satu kali lagi, aku tidak tau apa yang akan terjadi." Perkataan Takami tadi sukses membuat merek ber-4 lari terbirit-birit, secepat mungkin merek keluar dari ruangan itu dan melupakannya, tapi tetap saja, ingatan-ingatan itu sangat sulit untuk dilupakan.

"Misi kali ini, beres."


.

.

.

3 hari setelah kejadian itu, seisi sekolah benar-benar terasa damai, tidak ada laporan tentang kejahatan yang dilakukan oleh geng anak kelas F. Ya, semuanya damai dan terntram.

Lalu? Bagaimana dengan anak kelas 8A?

"Selamat pagi semua." sapa bu Keine.

"IBU!" anak-anak kelas langsung berhamburan memeluk bu Keine.

"Ibu! Sumpah bu, kangen banget!" kata Hatate sambil menangis tersedu-sedu.

"Akhirnya bu guru kita tercinta telah kembali. Kenyataan yang sangat absolut" Yamato masih sempat-sempatnya menggunakan trademark.

Orang-orang yang gak ikutan meluk cuma bisa senyum-seyum doang.

"Ya, semuanya. Terimakasih sudah mendoakan ibu ya, nah tapi ibu belum lupa lho kalau kalian ada PR."

"Whot!" anak-anak kelas cuma bisa cengo.

"Untung aku bawa PRnya." kata Taka sambil menghela nafas.

Sedangkan untuk orang-orang rajin kayak Aya, Patchouli, Hiruma, Yamato, dan Shin cuma bisa meratapi nasib.

Untung saja kali ini Bu Keine lagi baik jadi,

"Yasudah, kali ini ibu maafkan. Tapi lain kali, kalian tidak boleh lupa lagi, ya!" kayak lagi dapet koin emas berjatuhan, mereka langsung bersorak-sorak layaknya anak kecil.

"BU GURU BAIK DEH! POKOKNYA AWASEM BANGET LAH BU!"

Ya, hari itu, anak-anak kelas 8A sukses mengulur waktu belajar selama 30 menit.


.

We Are Amazing class!
we can makes the world wonderful
we work very nicely, but we are not the 'Illuminati'
we are just a person who 'nonhuman'
and, this is our class

.


Author's Note:

YAY AKHIRNYA KESAMPEAN JUGA NULIS CROSSOVER!*tebarbungasanasini

Lagian jujur aja kok, ini fic tersingkat yang saya buat. Gak tau nih, si meong lagi ngapung kali ya? Haha

Eniwey, AYA! MINTA POTOKOPIAN BUKU TULISMU YANG MERAH-MERAH IMUT DONG XD.

Udah ah, selagi saya mencoba untuk menahan sisi kegajean saya, minta cendol dong! Eh salah,

REVIEWNYA MINTA YA MAU YA, YA, YA, Y-*meongdijitakkecebong