Bleach Disclaimer: Tite Kubo

Warning: AU, OOC, Typo, Gaje.

Fic Khusus Untuk Usia 18+. Kurang dari itu mohon tekan tombol BACK

Setting Cerita Setelah Fullbring Arc Bener gitu gk tulisannya?

Love of an Adoption Brother

Di kediaman keluarga Kuchiki, Byakuya duduk dengan tenangnya. Dia mengingat saat dimana dirinya, Rukia, kapten Toushiro, kapten Zaraki, Renji dan Ikkaku datang untuk menolong Ichigo dan mengembalikan kekuatan Shinigaminya menggunakan pedang yang dibuat oleh Urahara Kisuke.

Pada saat itu Byakuya bisa melihat Rukia yang menatap Ichigo dengan tatapan yang sulit dideskripsikan oleh Byakuya. Saat itu wajah Rukia memerah, tatapannya seperti terpesona, seperti gadis yang mencintai seorang lelaki. Beda… beda sekali dengan tatapan Rukia kepada Byakuya. Walaupun sekilas hampir sama, tapi tatapan Rukia yang berbinar-binar ke dirinya adalah tatapan seorang adik yang kagum kepada kakaknya. Kakak adopsinya. Lalu mengapa Rukia menatap Ichigo begitu berbeda? Tatapan terpesona kepada Ichigo. Apa itu? Byakuya merasakan sesuatu dalam hatinya. Sesuatu yang tidak nyaman, tidak rela, takut akan kehilangan dan sedikit…sakit. Apakah rasa ini hanya karena sikap Byakuya yang protektif kepada Rukia? Perasaan seorang kakak yang tidak ingin adiknya mencintai dan direbut lelaki lain? Tidak… Perasaan ini lebih dari itu.

Terdengar suara derap langkah yang sangat ringan disepanjang koridor kediaman Kuchiki. Langkah itu semakin mendekat menuju tempat dimana Byakuya, sang kepala keluarga Kuchiki berada.

"Byakuya Onii-sama." Sapa gadis itu yang ternyata adalah Kuchiki Rukia.

"Ada apa?" tanya Byakuya dengan matanya yang sedikit melirik kearah Rukia.

"Ano, bolehkah saya meminta izin Nii-sama untuk pergi ke kota Karakura selama lima hari?"

"Tidakkah seharusnya kau sibuk mengerjakan tugas-tugasmu mengingat jabatanmu sebagai wakil kapten Divisi 13, Rukia?"

"Tentang itu,saya sudah menyelesaikan semua tugas-tugas itu. Dan saya sudah diberi izin oleh Kapten Juushiro Ukitake."

"Lalu ada keperluan apa sehingga kau harus pergi ke kota Karakura?"

"Ah, itu…" perkataan Rukia terputus.

Bisa Byakuya lihat wajah Rukia yang sedikit memerah. Semburat merah tipis menghiasi pipi gadis itu yang semakin membuatnya imut dan cantik di mata Byakuya. Apa yang bisa Byakuya lakukan hanyalah melihat wajahnya, tidak bisa menyentuhnya.

"Apa untuk bertemu Kurosaki Ichigo?" tanya Byakuya yang membuat Rukia sedikit terkejut.

"Ti..tidak Nii-sama! Saya…saya hanya ingin mengambil liburan karena selama ini tugas sebagai wakil kapten Divisi 13 sedikit membuat saya kelelahan dan penat." Jawab Rukia terbata-bata sambil mengibaskan tangannya di depan wajahnya. Sepertinya Rukia ingin menyembunyikan wajahnya yang sedikit memerah saat Byakuya menyebut nama Kurosaki Ichigo.

'Hmm… Jadi memang untuk bertemu Kurosaki Ichigo.' Gumam Byakuya dalam hatinya, dia bisa tahu kalau Rukia berbohong karena gadis itu tidak pandai berbohong.

"Onii-sama…" Rukia menunggu jawaban dari kakaknya yang tak kunjung dia dapatkan.

"Pergilah. Dan cepatlah kembali." Jawab Byakuya dingin sambil membelakangi Rukia.

Rukia merasa tidak enak atas jawaban Byakuya tadi. Hanya itu yang kakaknya ucapkan? Kenapa Byakuya membelakangi dirinya? Rukia berpikir apakah dirinya melakukan kesalahan?

"Terima kasih Onii-sama. Saya akan berangkat besok pagi. Saya mohon pamit. " Rukia membungkuk kan badannya dan segera berlalu dari hadapan Byakuya.

Rukia's POV

Gerbang Senkaimon telah terbuka, memperlihatkan kota Karakura yang kurindui. Tentu saja, karena disana ada lelaki yang kusukai. Umm, masih dalam tahap suka. Aku tak tahu apakah bisa berkembang lebih dari itu. Hmm? Aku melihat seseorang dibawah sana, sepertinya aku mengenali siluat tubuh itu. Dia…

"Ichigo!" teriakku dengan keras dan langsung menghampirinya.

"Hai, pendek." Jawabnya yang membuat dahiku mengerutkan sudut-sudutnya.

"Dasar strawberry bodoooh!" aku melompat dan segera menendangnya hingga terpental ke sudut tembok.

"Hoii! Apa yang kau lakukan! Ini sakit, apa kau sama sekali tidak punya perasaan prihatin padaku hah?"

Perasaan? Ya, aku punya perasaan padamu, tahu!

"Seharusnya aku yang bertanya, padamu seperti itu! Baru bertemu sudah memanggilku pendek, pendek!"

Aku tidak tahu, aku mendekatinya, semakin mendekatinya. Tanpa kusadari tubuhku memeluknya. Oh Kamisama, apa yang aku lakukan? Ini sangat memalukan. Aku merasa dia terdiam, tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirnya yang biasanya cerewet itu. Tangannya bergerak. Membalas pelukanku yang membuat hatiku sedikit merasa hangat atas terjawabnya pelukanku ini.

"Aku rindu padamu, Rukia." Bisiknya di telingaku.

Mataku terbelalak. Tak kusangka orang seperti dirinya bisa mengucapkan kata-kata itu.

"Aku merasakan bahwa kau akan datang ke kota ini, jadi aku selalu melihat ke atas langit menunggu kau datang. Ngomong-ngomong mengapa kau kesini? Apa kau tidak sibuk sebagai wakil kapten, Rukia?"

"Aku sedang berlibur, dan seperti biasa aku akan menginap dikamarmu, Ichigo."

"Boleh saja asalkan kau membayar sewanya."

"Sudah aku bayar dengan mengembalikan kekuatan shinigamimu, kan? Week!" aku menjulurkan lidahku, mengejeknya.

"Hoi, yang benar saja. Itu kan bukan sepenuhnya jasa darimu kan?"

"Laa… la… la… aku tidak dengaarrr…. Pokoknya aku menginap dikamarmu."

"Dasar pendek keras kepala."

"Apa kau bilang strawberry?"

"Tidak ada. Eh? Hoi! Aku bilang jangan sebut namaku seperti itu!"

Normal POV

Di Soul Society, tepatnya di kediaman keluarga Kuchiki, Byakuya memandangi kelopak bunga sakura yang berjatuhan ditengah gelapnya malam. Sepi. Kediaman ini, dan hatinya terasa sepi. Teringat akan mendiang istrinya, Kuchiki Hisana. Dan teringat akan adik adopsinya, Kuchiki Rukia.

"Sepertinya, aku harus memantau mereka berdua."

To Be Continue