Judul:

Author: MaruMin

Summary:

Hanya sebuah kisah berisikan perjuangan dari seorang Lee Seokmin

Genre(s): Romance, Comedy, (probably) Drama and Slice of Life

Rate: K-T

Warn: Gender Switch

Disclaimer: Tidak ada satupun cast yang saya miliki meskipun saya ingin.

~Selamat membaca~

Pertama kali Seokmin melihat pujaan hatinya, hanya satu hal yang terbesit di dalam pikirannya. Saat pertama kali ia melihat gadis itu berdiri dengan tatapan teduhnya. Rambutnya yang hitam panjang tertiup halus oleh angin. Pada saat itu, hanya satu hal yang terbesit di dalam otak seorang Lee Seokmin.

"Indah sekali," gumam Seokmin pelan sambil memandangi sosok yang tersenyum manis kepada murid-murid baru di depan gerbang. Sesekali kelopak bunga sakura tersangkut manis di kepalanya.

"Ya! Lee Seokmin! Apa yang kau lihat, huh?" Soonyoung, sahabat Seokmin tiba-tiba muncul di samping pemuda itu, mengagetkannya. Pemuda bermata sipit itu langsung mengikuti arah tatapan sahabat jangkungnya tersebut.

"Memang ada yang cantik, ya? Kau melihat ke mana sih?" Soonyoung mencari-cari ke mana arah tatapan Seokmin.

"Hah? Ng-nggak kok! Apaan sih, ayo ke kelas!" Balas Seokmin cepat dengan telinganya yang sudah memerah. Didorongnya Soonyoung sedikit memaksa.

"Kau melihat Jisoo-sunbae ya? Sunbae yang di depan gerbang kan? Yang sebelah Jeonghan-Sunbae? Yang rambutnya hitam sesiku?" Tebak Soonyoung telak.

"Apa-apaan sih? Aku tidak melihat siapa-siapa kok!" Elak Seokmin. Merah semakin menjalar ke lehernya. Ah, jadi namanya Jisoo, rupanya. Kakak kelas yang kemudian Seokmin ketahui termasuk ke dalam Klub Paduan Suara.

Pada suatu hari yang cerah, Seokmin mengintip ke dalam ruang paduan suara. Pada awalnya, niatnya hanya ingin mengintip pujaan hatinya, sekaligus melihat-lihat. Kemudian tanpa Seokmin sadari tahu tahu saja dia sudah menjadi anggota Klub Paduan Suara.

"Seokmin, ya?" tanya suara lembut yang tiba-tiba duduk di sebelah Seokmin. Seorang gadis berambut coklat tersenyum manis kepadanya.

"Eh, iya, Jeonghan-sunbae ya?" gadis itu tersenyum manis sambil menganggukkan kepalanya. Rambut panjangnya yang dikepang rapih menjuntai indah melalui bahunya.

"Panggil Noona aja," Seokmin mengangguk sambil tersenyum canggung. Afeksinya teralihkan kepada sosok cantik di belakang Jeonghan yang tertawa ceria bermain gitar bersama anak perempuan kelas sepuluh.

"Kamu suka sama Jisoo kan?" senyum Seokmin menghilang. Rasanya seperti Sang Dewa Petir menyambarnya dengan kuat.

"T-tahu dari mana..?" Jeonghan tersenyum memandang wajah Seokmin yang memucat.

"Tenang, aku nggak akan memberitahu Jisoo kok." Jeonghan gemas melihat Seokmin yang malu-malu dan panik terlihat sangat lucu. Membuat Jeonghan ingin mengerjainya.

"Jeonghan-ah! Mau ke kanti- Oh! Kamu anak baru itu kan? Siapa namamu?" Seokmin terkejut saat tiba-tiba ia mendapati Jisoo muncul di hadapannya lalu duduk di sebelah Jeonghan.

"Eh, itu, Seokmin, sunbae," jawab Seokmin dengan canggung. Jisoo tersenyum manis sekali, sampai sampai Seokmin hampir tewas karena diabetes.

"Namaku Jisoo," Jisoo mengulurkan tangannya yang dengan sedikit terlalu bersemangat disambut oleh Seokmin. Dalam hatinya Seokmin bersumpah tidak akan mencuci tangannya.

"Jeonghan-ah, mau ke kantin tidak? Mumpung masih buka! Yuk!" jemari lentik Jisoo melepaskan tangan Seokmin, berganti menepuk pundak sahabatnya itu. Jeonghan melirik Seokmin sejenak, lalu tersenyum jahil.

"Kali ini aku pass deh, kamu sendiri aja, gimana? Atau coba ajak Seokmin, kali aja dia mau," ucap Jeonghan dengan santai. Kelewat santai sampai Jisoo mengernyitkan dahinya.

"Yah, yasudah, deh. Seokmin-ssi, mau ikut aku ke kantin?" Seokmin membulatkan matanya terkejut.

"S-saya?"

"Iya, kamu! Jangan kaku begitu! Aku bukan Song-Seongsaenim!" Mendengar perkataan Jisoo, Seokmin melirik panik ke arah Jeonghan. Rupanya ia meminta bantuan, supaya ia bisa tetap tinggal. Sayangnya gadis berambut coklat itu hanya tersenyum dan mengangguk. Pada akhirnya, Seokmin bangkit, dan berjalan mengikuti Jisoo meninggalkan ruang klub.

"Yah! Hong Jisoo! Mau kemana kau?!" Teriak Min Yoongi, ketua ekskul paduan suara yang tidak bisa menyanyi tetapi seorang rapper jenius. Mengapa dia menjadi ketua? Karena dia yang paling jago mengaransemen musik.

"Ke kantin sebentar! Nanti kami akan kembali lagi!" ucap Jisoo sambil lalu. Pemuda itu hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat teman sekelasnya itu pergi diikuti adik kelasnya yang mirip kuda itu.

"Kau kelas satu kan Seokmin? Bagaimana minggu pertama sekolahmu?" Jisoo memulai percakapan. Seokmin bingung menjawabnya.

"Uh… baik, sepertinya," Seokmin menjawab ragu. Jiso tersenyum manis mendengarnya. Saat melewati ruang guru, sebuah suara menghentikan mereka.

"Jisoo! Hong Jisoo!" Jisoo dan Seokmin menoleh, melihat Choi-Seongsaenim melangkah mendekati mereka dari dalam ruang guru.

"Oh! Selamat sore, Choi-ssaem, ada apa ya?" tanya Jisoo dengan sopan.

"Jangan formal begitu, ini sudah bukan jam sekolah." Jisoo memutar bola matanya jengah. Tetapi kemudian ia tersenyum geli.

"Ada apa Seungcheol-oppa?" Seokmin mengernyutkan dahinya merasa asing dengan panggilan yang diucapkan Jisoo. Sebenarnya apa hubungan mereka?

"Tidak ada apa-apa sih, tapi tadi ibumu bilang jangan pulang terlalu larut, ia takut kau sakit lagi." ucap Seungcheol sambil tersenyum tulus. Jisoo menganggukkan kepalanya mengerti. Tidak lama kemudian Seungcheol pamit pergi.

"Sunbae, tadi itu Choi-Ssaem guru sejarah, kan?" tanya Seokmin hati-hati.

"Iya, dia juga kebetulan tetanggaku sejak kecil," Seokmin sudah akan menghela nafasnya ketika Jisoo menambahkan dengan suara pelan. Pelan sekali sampai sampai hanya Seokmin yang bisa mendengarnya.

"Dia juga cinta pertamaku."

-つづく

Halo para pembaca yang budiman. Ini pertama kalinya saya nulis di FFN hehe. Selama proses penulisan chapter pertama ini banyak hal terbesit di kepala. Kok si Seokmin jadi agak gimana gitu ya? Kok Jisoo nya...? Tapi ya sudahlah, biarkan kisah mereka nggak tau apa bagusnya ini dilanjutin aja apa nggak, kalau menurut kalian? Tolong reviewnya yaa~ Review kalian sangat membantu keberlangsungan kisah cinta Seokmin. Sedikit pengakuan dosa, cerita ini saya up ulang karena kebodohan saya sendiri. Jawa Barat, 9 April 2018

MaruMin.