Title : Ekstasi

Author: Micky-Milky

Genre: Family/ Romance/ Drama/ Sedikit Psyco

Rate : T (untuk sementara)

Pairing: YunJae, sedikit JaeHo, YooSuMin

Length: Chaptered

Warning : Typo, Yaoi, Ooc, Oc, alur kecepatan, Yunho Pov, Dll

.

.

.

^Prolog^

Enjoy reading

"Hyung… akhirnya kau datang, lihat hari ini tamu kita banyak sekali."

"Maaf, Yoochun-ah. Tadi aku ada mata kuliah tambahan."

"Tak apa, sekarang tolong bantu aku."

"Ok."

Kalian pasti bingung dengan percakapan diatas, baiklah, aku akan memperkenalkan diri. Namaku Jung Yunho, seorang mahasiswa dari Universitas Dong Bang semester 7 fakultas ekonomi. Umurku 22 tahun, banyak yang bilang kalau aku sosok yang tampan dan pintar, tapi bagiku itu semua terlalu berlebihan. Aku seorang Yatim piatu. Kedua orangtuaku meninggal saat umurku 17 tahun, dan sekarang aku di adopsi oleh Ahjumma 'Park' adik dari Appa-ku. Dan yang tadi berbicara denganku adalah sepupuku Park Yoochun, dia anak satu-satunya dari ahjumma 'Park'. Yoochun pria yang sangat baik, dan tak jaran dia selalu membantuku dalam kesusahan, aku dan Yoochun sangat dekat layaknya seperti adik-kakak kandung.

Ahjumma'Park' mempunyai toko kue kecil ditengah kota. Walau kecil toko kue itu sangat laris mengingat kue-kue yang dijual sangat enak. Aku dan Yoochun selalu bergantian menjaga toko itu, berkat toko itu aku dan Yoochun bisa kuliah seperti sekarang. Yoochun sama sepertiku, dia juga berkuliah di Universitas Dong Bang semester 7, kami hanya berbeda fakultas. Sedangkan Ajunsshi bekerja sebagai pegawai biasa disebuah perusahan besar milik keluarga 'Kim'.

Ting… Ting…

Aku dan Yoochun menoleh kearah pintu toko, kulihat seorang pria imut masuk kedalam toko kami, aku mengenalinya. Dia 'Kim Junsu' pria ini sepupu dari 'Kim Jaejoong' temanku di kampus sekaligus satu-satunya pewaris perusahaan 'Kim' yang terkenal besar itu. Junsu memang sering kemari untuk membeli banyak kue, Junsu anak yang manis tak seperti sepupunya yang sedikit menyebalkan.

"Selamat siang, Junsu-sshi… mau beli kue lagi?"

Ucapku ramah, Junsu membalas dengan senyum super imutnya. Entah karena dia suka kue atau karena ada maksud lain, hampir setiap hari dia selalu datang kemari dan membeli kue dengan jumlah yang sangat banyak.

"Yoochun-ah~"

pria imut itu tersenyum sangat manis kearah Yoochun, sedangkan Yoochun tak menanggapi sama sekali. Sekarang aku tahu alasan dia sering datang kemari.

"Yunho, aku mau pesan Kue yang enak-enak disini, aku pesan 100 kue."

"Mwo? Banyak sekali, kau ingin memakannya sendiri." Akhirnya Yoochun bereaksi juga.

"Tidak, aku mau membagi-bagikannya ke kariawan kantor, terus sisanya aku makan sendiri."

Ucap Junsu polos, ah~ anak ini benar-benar manis. Junsu berjalan kearah Yoochun, tanpa dikomandoi Junsu langsung melingkarkan lengannya ke pinggang Yoochun memeluk sepupuku itu dari belakang.

"Yak! Kim Junsu, apa-apaan kau?"

"Hangat."

Aku tersenyum melihat mereka berdua, jangan salah paham, mereka tak memiliki hubungan apa-apa, hanya saja Junsu memang sering seperti itu kalau bertemu Yoochun, aku rasa Junsu menyukai Yoochun, hanya saja Yoochun sudah memiliki gadis yang dia sukai. Kalau tak salah gadis itu bernama 'Yuri' mahasiswi semester 5 jurusan kedokteran.

"Lepas tidak, atau aku akan berbuat kasar." Ujar Yoochun dengan nada tinggi, Junsu segera melepaskan pelukannya, dan menatap Yoochun sambil tersenyum manis.

"Aku akan ambilkan pesanan, Junsu-sshi dulu."

Ujarku, meninggalkan mereka berdua. Selang beberapa lama aku kembali dengan dua pelastik besar ditanganku, Junsu mengambil dua pelastik itu lalu membayar uang pesanannya kepada Yoochun.

"Apa, Junsu-sshi mau pesan sesuatu lagi."

Tanyaku saat aku lihat dia masih berdiri sambil menatap Yoochun yang kelihatan sudah sangat jengal dengan pria imut itu.

"Aku mau pesan, Park Yoochun, apa bisa aku membawanya pulang?"

"Yak! Aku bukan barang jualan ya, jangan sembarangan."

Hardik Yoochun yang terlihat sudah emosi, tapi Junsu menanggapinya dengan tetap tersenyum.

"Baiklah, kapan-kapan kalau Park Yoochun masuk dalam menu kue disini, tolong antar kerumahku, karena aku mau memesannya special. Berapapun aku bayar."

Junsu segera buru-buru keluar dari toko saat Yoochun sudah terlihat ingin melempar sepatunya kearah pria imut itu. Aku tertawa geli melihat mereka berdua.

"Jangan tertawa, itu tidak lucu."

Yoochun memasang muka masam kearahku yang tadi menertawakannya.

"Habisnya, kalian lucu sekali sih."

Ujarku, sambil masih tertawa melihat ekspresi Yoochun.

.

.

.

Ini sudah berapa kalinya aku mendengar 'Changmin' mengoceh disampingku tentang game yang baru saja dia beli kemarin. Shim Changmin, pria jangkung ini adalah temanku dikelas, sebenarnya dia baru berumur 20 tahun, tapi entah kenapa namja itu bisa satu semester dengaku, memang IQ-nya setara dengan tubuhnya yang tinggi, mungkin itulah factor kenapa pria pencinta makannan ini bisa satu semester denganku.

"Hyung dengar tidak sih? Aiz, aku dicuek'ki."

Changmin menekuk wajahnya, dia terlihat kesal padaku. Bagai mana tidak kesal, soalnya aku sama sekali tak menghiraukan perkataanya, aku lebih memilih menatap lapangan Universitas dari pada pria satu ini.

"Kyaaaaa~ Jaejoong Oppa."

Mataku menjalar kearah pintu gerbang kampus ini, kudapatkan sosok pria cantik keluar dari mobil Limosin-nya dan seorang pria imut yang juga menguntil dibelakangnya.

Pria cantik itu bernama Kim Jaejoong. Dia sangat terkenal di kampus ini, selain wajahnya yang bisa dikatagorikan sangat tampan bagi banyak wanita, dan cantik untuk ukuran seorang pria, pria ini juga kaya raya. Lihat saja mobilnya, aku tak pernah bermimpi punya mobil semewah itu. Unversitas inipun punya keluarga 'Kim', belum lagi perusahan mereka yang menjamur di pelosok Korea dan Jepang serta beberapa cabang perusahaanya yang sudah sampai di Amerika dan Negara-negara barat lainnya. Satu lagi yang terlupa, dia satu-satunya pewaris dari seluruh aset kekayaan yang tadi kusebutkan. Sungguh beruntung pria ini.

Pria yang dibelakangnya itu kalian sudah tahu bukan, Kim Junsu, sepupu dari Kim Jaejoong, sama seperti Jaejoong, Junsu juga satu-satunya ahli waris dari keluarga 'Kim', perusahan ayah Jaejoong dan ayahnya Junsu itu tak berbedah jauh. Kalau di ibaratkan, perusahaan Jaejoong nomor 1, maka perusahaan Junsu yang nomor 2nya.

Junsu dan Jaejoong berbeda sifat, Junsu pria yang sangat ramah dan sopan, dia juga terlihat setia kawan dan mudah bergaul, tidak seperti Jaejoong yang terlihat angkuh dan tak ada rama sedikitpun. Hubungan Junsu dan Jaejoong pun sama seperti hubunganku dan Yoochun, sangat akrab dan begitu dekat. Jaejoong playboy kelas kakap di kampusku, banyak wanita yang mengantri menjadi kekasihnya, bahkan mereka rela berteriak menghabiskan suara mereka hanya untuk namja itu setiap paginya.

"Hyung… dengar tidak sih?"

Lagi-lagi Changmin membentakku, dia menoleh kearah jendela memelihat apa yang aku lihat tadi.

"Kim Jaejoong! Jadi dari tadi hyung melihatnya?"

Aku mengganti arah pandangku sekarang, kudapati Changmin yang masih melihat kearah Jaejoong.

"Waw… ganti mobil lagi dia, ah~ susah jadi orang terlewat kaya, koleksi mobilnya terlalu banyak."

Aku tersenyum mendengar pujian atau mungkin ledekan dari Changmin.

"kenapa? Kau juga mau?"

"Hyung… hyung… kita bahkan lebih kaya darinya, dia setiap minggu ganti mobil, kalau kita setiap hari ganti mobil."

"Hah?" Aku tak mengerti kata-kata anak ini, dia menyengir sok polos padaku.

"Pabbo. Hyung tak mengerti maksudaku, coba Hyung pikir-pikir, kita selalu naik bus ke kampus, dan mobil itu selalu berganti setiap harinya, makanya aku bilang kalau kita lebih kaya darinya, karena setiap hari naik bis yang berbeda-beda."

Kali ini aku tertawa lebar mendengar lelucon Changmin. Pandangaku kembali menumpuh pada kedua pria yang sekarang dikerumuni gadis-gadis. Mata kecilku melihat sepupuku Park Yoochun melintas di kerumunan itu, dan sudah menjadi pemandangan sehari-hariku kalau Junsu akan mengejar Yoochun lalu memeluknya dengan mesra membuat beberapa gadis yang merupakan fansgirl Junsu terlihat kecewa. Jangan Tanya dengan Yoochun, dia pasti memberontak, karena tak suka diperlakukan seperti itu oleh pria imut seperti Junsu.

Saat pandanganku berputa kearah Jaejoong, aku baru sadar kalau mata besarnya menatapku, entah sejak kapan, tapi yang jelas tatapannya sangat tajam dan mengerikan. Aku segera memalingkan wajahku kearah Yoosu kembali, melihat kemesraan dari kedua pria itu, kurasa mereka sangat cocok.

.

.

.

.

TBC

A/N

Rindu dengan fic ini?

Sory fic nya Micky Re-run tanpa edit.

Maaf, Fic ini harus Micky pindahi, banyak yang nanya kapan updetnya fic ini, dengan sangat menyesal, Micky akan pindahi beberapa fic yang akan Micky lanjutkan, ini juga Micky lakukan agar fic ini lanjut, Micky benar-benar lupa pasword di akun satunya. Bertahap Micky bakal pindahi satu persatu fic" ini, dan akan menyelesaikanya dengan bertahap juga ..

Micky Juga mau tanya, haruskah Micky pindahi fic" yang sudah end ke Akun ini? Soalnya Micky ada rencana buat mindahi semuanya tanpa tersisa, tapi Micky tetap butuh saran teman-teman.

Micky juga mau promosi, Akun wattpad nih, " mickymilky45" kalau mampir jangan lupa tinggalkan jejak repyu ya, dan micky juga mau promosi akun twitter " al_ba_45" hilangkan tanda ("_") follow ya, mungkin bagi yang pemberitahuan fanfictionnya sering ngadat, Micky bakal kasih info Updet fic dan novel Micky di sana... #emang_lu_siapa /

Akhir kata.

Repyu lagi fic ini please...

"^Micky_Milky^"