Perkenalkan saya author baru disini~
mohon bantuannya… :D
Disclaimer: Mr. Masashi Kishimoto
Pairing:
peringatan Naruhina: ketik, abal, OOC, belibet, fic pertama saya.
Selamat menikmati ...
MY TWINS PRINCE
Awal bertemu
Mentari mulai menyembulkan sinarnya, menapaki setiap inci permukaan bumi, menyapa para makhluk malas bernama 'manusia'. Memaksa mereka mengaktifkan panca indera untuk beraktifitas. Angin berhembus perlahan, menggelitik manja surai biru segelap langit malam yang terurai.
Hm…
Benar-benar pagi yang indah. Tapi tak seperti hati gadis indigo yang kini tengah menatap sendu taman Konoha JHS yang berbatasan langsung dengan kelas 3-1, kelas yang akan ia huni setahun terakhir ini. Entah sudah berapa lama Hinata menatap kaca jendela, berharap kawan setianya tidak mengganggu hari ini. Ya, mengingat bahwa hari ini adalah hari pertama MOS yang pastinya akan menjadi hari bencana bagi Hinata.
Hinata menyapukan pandangannya keruang kelas yang masih kosong. Benar saja, waktu masih menunjukkan pukul 6 pagi, siapapun pasti masih setia dengan pulau mimpi mereka, kecuali mereka yang terlalu rajin atau yang sekedar iseng-iseng saja.
"Masih ada waktu" gumam Hinata Mengambil novel yang masih setia berada di tas punggung biru donkernya, belum sempat Hinata membuka lembar pertama novelnya,
"Hinata-chaaaaaaaan!, tolong akuuu… kyaaa…" sukses membuyarkan konsentrasi Hinata dan membuat perempatan siku muncul di dahi manis wanita klan hyuuga ini.
"Puffttt." desis Hinata dengan wajah sebal menatap gadis aquamarine yang tengah ketakutan di samping tubuh mungil Hinata.
"Ino-chan apa kau menggoda Sakura-chan lagi?"
"Bukan begitu Hinata, a-aku hanya bicara kalau pita merah di rambut pinknya itu menyebalkan… ti.. tiba-tiba forehead marah dan mengejarku… ku mohon tt.. tt.. tolong selamatkan aku Hinata.." rengek Ino ketakutan.
"Lebih baik kau harus meminta maaf ke Sakura-chan, mungkin itu akan meredakan amarahnya. Sakura-chan itu orang yang baik, dia pasti akan memaafkanmu." hibur Hinata kepada sahabatnya itu, walau tepatnya Hinata sedang meredam amarahnya sendiri.
"Huh.. baiklah Hinata, semoga jidat tidak marah lagi."
Belum sempat Ino melangkahkan kakinya pergi, tiba-tiba muncul gadis permen kapas bersama 2 gadis lainnya yang tengah tertawa senang.
"Eh.. jidat! Bukannya kau tadi marah dan mengejarku? Kenapa sekarang kau bersama Temari dan Tenten?"
"Hehehe… aku hanya bercanda pig, jangan di anggap serius." ucap Sakura tanpa rasa bersalah.
"Dasar jidat!" geram Ino yang mengepalkan tinjunya bersiap menjitak kepala bermahkota pink Sakura.
"Sudah, sudah.. hei Hinata tadi aku melihat adik kelas baru yang cukup tampan. Hehehe… berhubung kau belum punya kekasih, cepat sana!" ucap Temari yang tengah mendorong tubuh Hinata keluar kelas.
"Uh.. jangan memaksaku Temari-chan"
"Sudahlah Hinata, kau menurut saja." ucap ke tiga sahabatnya dengan seringai yang mengerikan.
"Setidaknya kau harus melihat mereka dulu." ucap Ino seraya menunjuk gerombolan besar siswa baru yang menunggu bel masuk berbunyi.
"Baiklah." ucap Hinata menyerah pada kelakuan para sahabatnya.
"Kau harus semangat Hinata!, bagaimana kalau aku buat taruhan saja, supaya kau semangat?" ujar Tenten dengan semangat api yang membara, tak mempedulikan death glare yang di berikan oleh Hinata.
"Terserah kau saja." ucap Hinata bosan, tak ingin melukai hati sahabat kesayangannya itu.
"Hm… bagaimana kalau seperti ini saja, bila Hinata menyukai salah satu dari siswa baru itu, maka untuk hukumannya kita akan menginap di rumah Hinata…"
"Bagaimana kalau aku tak menyukai satupun?!" sergah Hinata memotong ucapan Ino.
"Makanya… dengarkan dulu.. aku belum selesai bicara Hinata yang manis…" ucap Ino geram karena perkataannya terpotong."Tapi… bila Hinata tidak menyukai satupun, dia harus rela mentraktir kita makan di Ichiraku ramen!" ucap Ino di sertai anggukan dari sahabatnya kecuali Hinata yang merogoh saku bajunya.
"Baiklah." ujar Hinata menyerah, karena ia yakin, bagaimanapun hari ini pasti uang sakunya akan ludes untuk meladeni perut lapar para sahabatnya ini.
Pukul 7 pagi
"Aku pergi dulu ya!" seru Sakura sembari berlari menuju tangga.
Sebagai Wakil Ketua Osis yang baik, ia harus segera mengkoordinasikan bawahannya untuk mengatur para peserta MOS yang sudah berkumpul di lapangan dalam KJHS, gadis emerald itu harus rela meninggalkan sahabat setianya, karena kewajiban yang harus ia lakukan.
Sementara sahabatnya yang lain sibuk berkomentar tentang cowok peserta MOS, Hinata memilih diam mengamati sekumpulan cowok yang duduk bergerombol di bawah ring basket. Pandangannya terhenti pada sepasang cowok surai kuning yang benar-benar sama persis, setelah lama mengamati, Hinata baru tahu kalau mereka saudara kembar.
'Mereka unik' batin Hinata mulai tertarik untuk mengamati mereka. 'Hm.. yang satu beriris merah, berambut rapi, dan selalu tersenyum atau lebih tepat nyengir' lanjut Hinata sambil terkikik geli. 'Yang satu lagi beriris biru sapphire, berambut acak-acakan, dingin, serius dan…' belum sempat Hinata melanjutkan pengamatannya,
"Ehem, sepertinya ada yang sedang mengamati orang kembar disana.. apa benar Hinata?" ejek ke tiga kawannya yang diam-diam melihat tingkah aneh Hinata sejak tadi.
"Eh.. ti.. tidak.. bb..bb.. bukan.. bukan begitu…" ucap Hinata gugup dengan semburat merahdi sepasang pipinya yang chubby, dan bisa di ketahui bahwa Hinata menutupi kebohongannya.
"Ah.. jangan bohong hinata… hehehe… kami tidak akan mengejekmu, kau kan sahabat kami…" ujar Ino merangkul bahu Hinata yang menegang. Hinata hanya bisa ber blushing ria sambil diam-diam mengintip pasangan kembar yang kini sedang tertawa, entah karena apa. Tapi, Hinata tak bisa melepaskan pandangannya pada lelaki bermata sapphire yang sibuk memegang perutnya yang sakit karena tawanya yang tak berhenti.
Beberapa menit kemudian…
KJHS sudah seperti pasar hewan, luar biasa ramai. Tiba-tiba…
"Hei! Kalian semua diam!" teriak gadis permen kapas yang tak lain dan tak bukan adalah Haruno Sakura, sang Wakil Ketua Osis yang hampir meledak Karena amarahnya yang tak terbendung.
Hening seketika, suasana mencekam mulai menyelimuti lapangan dalam KJHS.
"Ehem,ehem. Gomen semuanya, gomen karena telah membentak kalian. Perkenalkan saya Haruno Sakura, Wakil Ketua Osis KJHS. Saya mewakili Ketua Osis yang berhalangan hari ini karena ada rapat mendadak." sambut sakura yang sudah meredam amarahnya.
"Baiklah, semua siswa harap segera berbaris mengikuti kakak-kakak pembina Osis untuk masuk ke kelas masing masing." ucap Sakura menunjuk para bawahannya yang setia berdiri di samping podium tempat Sakura berdiri. Dengan takut-takut semua siswa berbaris sesuai komando kakak osis, yang tentunya dengan suasana yang masih hening.
Bel berbunyi nyaring, memaksa para siswa menyeret langkahnya untuk segera memasuki kelas tercinta. Kegiatan belajar mengajar berjalan seperti biasa, walau tak jarang terdengar suara ribut dari siswa yang mengeluh ataupun mengoceh.
Tapi, tak seperti biasanya. Hinata, gadis yang terkenal rajin itu kini tengah menatap kaca jendela, tak menghiraukan penjelasan wali kelas barunya atau yang biasa di sapa Kakashi-sensei. Merasa tak dihiraukan oleh salah satu siswanya, "Ehem, Hyuuga Hinata apa kau mendengarkanku?" seru sang Sensei tak memperdulikan ringisan Hinata yang sukses mendapat lemparan kapur yang mendarat di kepala mungilnya.
"Eh.. gomenasai sensei…" ucap Hinata sambil membungkuk hormat.
"Iya.. iya… duduklah".
Walaupun kini Hinata menghadap depan tapi tetap, bayangan tentang cowok biru sapphire itu tak hilang dari ingatannya. Dan sebagai ganjarannya, hinata harus menerima berkali-kali timpukan kapur Sensei bermasker yang sedang mengoceh panjang lebar itu.
Bel pulang berbunyi,
mengundang sorak gembira siswa yang menghambur keluar, termasuk lima sekawan yang menamai dirinya S5 yang tengah tertawa riang karena gadis Hyuuga itu kini tengah ber blushing ria.
Hinata tak bisa berbohong lebih lama lagi pada sahabat-sahabat yang ia sanyangi ini. Sejak menemukan cowok kuning tadi, bayangannya tak bisa lepas dari pikiran hinata barang sejenak saja. Membuat ke empat sahabatnya tau kalau ia sedang jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang siswa baru yang tadi sempat di pergoki oleh Ino.
Dan akhirnya hari itu, Hinata sukses di kerjai oleh keempat sahabatnya yang kini menginap di kediaman Hyuuga. Walau harus memberi 1000 alasan dan menerima death glare dari kakak dan ayahnya, Hyuuga Neji dan Hyuuga Hiashi agar mereka di ijinkan menginap barang semalam di kediaman megah Hinata dan keluarganya. Tapi itu tak sebanding dengan seberapa malu dirinya saat di kerjai oleh ke empat sahabatnya.
"Hei, jidat. Siapa nama cowok beruntung yang berhasil merebut perhatian Hinata?" ucap Ino memecah keheningan yang sempat tercipta.
"Entahlah, kau kira aku pengawas apa? Harus mengetahui siapa namanya, apa marganya… bla bla bla" oceh Sakura yang tengah di rundung amarah karena pesan singkatnya tak dibalas oleh Sasuke, sang kekasih hati yang terkenal tampan dan dingin di KJHS.
"Hm… ku kira aku tahu siapa dia." ucap Temari membuat keempat sahabatnya termasuk Hinata terbelalak kaget.
"Tak perlu sekaget itu, tadi aku sempat mendengar seseorang memanggilnya Na.. Naru.. Naru… Naru…"
"Hei Temari… cepat! Atau kau mau bercanda di sini?!" ancam Ino sambil menegepalkan tangannya bersiap menjitak Temari yang terlihat berpikir keras.
"Ya! Aku ingat!, namanya NARUTO!" teriak Temari kegirangan. Tanpa sadar ia telah berteriak kencang dan membuat ia harus menerima death glare dari keempat sahabatnya termasuk jitakan dari Ino.
-o0o-
Hua… -_-
akhirnya, selesai juga first fic saya…
Gomen, kalau masih typo dan banyak kesalahan kosakata. Gomen juga buat alur yang masih ruwet. Oh iya, ini masih chapter 1 lo… :v
kalau mau review monggo… saya menerima dengan lapang dada… :v
jangan lupa follow ya… :D sampai bertemu di chapter 2… sankyuu…
