Jam dinding yang terpasang didinding bercat putih kusam itu entah kenapa terasa berdetak dengan kencang. Suasana malam hari ini terasa begitu sangat mencekam, bulan sabit yang bersinar diatas langit yang kini gelap itu semakin menambah kesan seram malam itu. Didalam sebuah gedung tua, seorang gadis berambut soft pink tampak berlari dengan tergesa-gesa dengan nafasnya yang memburu ketakutan. Lorong digedung tua itu terlihat sangat menakutkan, dinding-dindingnya yang sudah terlihat kusam ditambah dengan jaring laba-laba yang senantiasa ada disetiap langit-langit sudut dinding.
Gadis berambut soft pink itu terus menerus berlari dengan sesekali menengok kebelakang untuk memastikan sosok yang mengejarnya sudah menghilang. Namun sayang, sosok yang sedari tadi mengejarnya itu masih setia dibelakangnya. Sosok perempuan berbaju putihnya yang mirip dengan baju pengantin namun sudah sobek dibeberapa bagian dengan bercak-bercak merah seperti darah, parasnya yang menyeramkan dengan kedua bola mata yang memutih tanpa ada kornea mata didalamnya, masing-masing sudut bibirnya mengeluarkan darah segar, dan juga dibagian lehernya yang terdapat luka yang menganga besar, serta warna kulit tubuhnya yang benar-benar pucat tanpa ada darah sedikitpun didalamnya.
Sosok itu melayang sambil membawa pisau cerurit ditangan kanannya. Bibirnya yang berwarna biru itu terbuka dengan menyebutkan sebuah nama, rambut panjangnya yang berwarna pirang pucat itu semakin membuat sosoknya menyeramkan. Perlahan gadis soft pink itu menangis sambil memohon untuk melepaskannya, tanpa berniat sedikitpun untuk berhenti berlari.
Tapi mungkin takdir berkata lain, gadis itu tersandung sebuah kursi yang tergeletak didepannya. Karna tak melihat kearah depan, gadis itu sukses tersungkur sambil membelalakkan matanya pada sosok wanita berbaju gaun pengantin yang sudah dipenuhi bercak darah itu dengan nanar sekaligus sangat ketakutan.
"Ku-kumohon! Apa salahku? Lepaskan aku…"
Gadis itu mengesot semakin menjauh, ingin kembali berdiri dan berlari, namun lututnya luka dan berdarah itu semakin membuatnya tak bisa kabur. Dia semakin bergidik ketakutan saat melihat sosok didepannya mengayunkan cerurit kearahnya. Emeraldnya terbelalak lebar saat sosok itu melompat dan berdiri dihadapannya sekarang. Tepat didepan wajahnya, sehingga paras menyeramkan sosok itu semakin jelas terlihat. Garis-garis hitam yang ada diwajahnya, sudut bibirnya yang sobek dan berdarah, bola matanya yang putih pucat.
Sosok itu menyeringai "Kau harus mati…"
ZAAASHHH!
"KYAAAAAAAAAAAAAAA!"
.
.
.
.
Old Building
Naruto Masashi Kishimoto
Story Saura Uchiha
T
Sakura Haruno & Sasuke Uchiha
Warning!
Alternate Universe, Typo, Horror, Mistery, Romance. Etc
DON'T LIKE, DON'T READ!
.
.
.
.
Old Building chapter 1…
.
.
.
.
Enjoy Reading…
.
.
.
.
"TIDAAAAKKKK!" gadis itu terbangun diatas tempat tidurnya dengan dibanjiri keringat disekujur tubuhnya. Nafasnya terdengar terputus-putus, rambut soft pinknya yang panjang sepunggung itu terlihat berantakan dengan beberapa helaian menempel dikeningnya yang basah, kedua tangan gadis itu bergetar dan dengan perlahan terangkat menyentuh lehernya. Tidak ada apa-apa disana. Gadis itu mengedarkan pandangannya kesekeliling, ini dikamarnya. Berarti yang tadi itu mimpi. Gadis itu mencengkram erat selimut tebal yang dia pakai dengan ketakutan yang luar biasa "Kenapa mimpi itu datang lagi?..."
oOo
"Ohayou Sakura-chan!"
"Ah iya Ohayou!"
Gadis soft pink yang dipanggil Sakura itu sesekali tersenyum saat ada orang yang menyapa atau sekedar memberinya senyuman, dan tentu saja dibalas dengan senang hati oleh Sakura. yah, Haruno Sakura. seorang siswi disekolah Konoha Gakuen, gadis cantik dan manis ini memang selalu menjadi pusat perhatian setiap hari. Dia sekarang sedang berada dikoridor sekolahnya, berjalan menuju lokernya untuk mengambil sesuatu dari sana, tak jarang para siswa memperhatikannya dengan pipi yang sedikit memerah.
Oh come on, siapa yang tidak kenal dengannya disini? Dia adalah ketua klub Paduan Suara diKonoha Gakuen, suaranya yang merdu nan halus itu sanggup membuat siapapun terhanyut dalam lagu yang sedang dia nyanyikan, emeraldnya yang jernih bulat dengan bulu matanya yang lentik, bentuk tubuhnya yang bisa dibilang perfect! sosok yang begitu diidamkan oleh kaum adam diluar sana. Tapi jangan pernah sekalipun berharap menjadi kekasihnya, karna jika tidak sebuah bola basket akan terlempar secara cantik diwajahmu nanti.
Cup
"Ohayou, Sakura.."
Tepat saat Sakura membuka lokernya dan mengambil sesuatu didalam sana, sebuah tangan kekar tiba-tiba memeluk pinggangnya dan menarik dagunya lalu sebuah kecupan kecil sukses mendarat dibibir tipisnya. Yeah, kekasihnya Uchiha Sasuke seperti biasa menciumnya dipagi hari, tepat didepan banyak siswa-siswi, dan tak jarang mereka mendesis iri saat melihat couple hits disekolah Konoha Gakuen setiap pagi saling memberi ciuman didepan loker Haruno Sakura.
"S-sasuke-kun!" pipi Sakura memerah, walaupun sudah sering Sasuke memberinya ciuman selamat pagi didepan loker, tapi tetap saja itu membuatnya malu, apalagi didepan murid-murid yang melewat. Benar, Uchiha Sasuke. Pangeran tampan ketua klub Basket diKonoha Gakuen, sosok pemuda yang sangat digandrungi oleh siswi-siswi disini, selain keahliannya dibidang Basket, Sasuke juga pintar disemua mata pelajaran, nilai-nilainya dibidang akademis juga tidak bisa dianggap kecil. Well 90+ selalu itu tidak kecil bukan?, dan juga parasnya yang oh it's so handsome and so sexy! Tubuh tegapnya yang tinggi, memiliki dada bidang yang indah, wajahnya yang tampan diatas rata-rata. Onyx hitam, hidung mancung, bibir tipis, pipi tirus. Oh man!
"Kenapa hn? Masih malu?" Sasuke terkikik pelan saat melihat Sakura memutar bola matanya bosan. Sasuke tahu kekasihnya ini memang selalu malu jika dia cium ditempat umum, tapi entah kenapa itu malah membuatnya senang sendiri. "Kau kenapa? Kenapa wajahmu terlihat sedikit pucat?" tanya Sasuke saat melihat wajah Sakura yang berbeda dari biasanya
Sakura mendengus "Akan kujawab, tapi lepaskan dulu pelukanmu Sasuke-kun. Jika ada guru yang lihat akan gawat nantinya" ujar Sakura sambil melepaskan tangan Sasuke yang melingkar dipinggangnya, dan akhirnya dengan sedikit tak rela Sasuke menurutinya. Sakura berbalik menghadap Sasuke, tinggi badannya hanya sebatas telinga Sasuke saja, hingga membuat kepala Sakura sedikit mendongkak untuk menatap wajah kekasihnya "Sasuke-kun…"
"Hn?"
oOo
Sasuke terdiam sambil sesekali memijat pelipisnya mau dikatakan percaya atau tidak dengan cerita kekasihnya, tentu saja dia akan berkata setengah diantaranya, memang Sakura pernah bercerita tentang hal-hal mistis padanya, tapi kali ini entah kenapa cerita Sakura tentang mimpinya tadi itu terdengar absurd baginya. Sasuke hanya bisa menatap Sakura yang kini menutupi bibirnya dengan buku ditangannya dan emeraldnya yang menyirat rasa ketakutan dengan alis yang sebelah tertarik keatas. "Itu hanya mimpi Sakura"
"Tapi itu terasa sangat nyata Sasuke-kun! Saat aku berada dilorong gedung tua itu, saat aku berlari dan aku tersandung. Itu terasa sekali Sasuke-kun!" seru Sakura masih dengan keyakinannya bahwa mimpinya semalam itu seperti kenyataan. Saat ini saat jam istirahat, dan hanya ada Sasuke dan Sakura dikelasnya sekarang, itu membuat Sakura kembali mengingat mimpinya sehingga bulu kuduk Sakura berdiri.
"Mimpi itu hanya bunga tidur Sakura, tidak ada yang nyata" ucap Sasuke mencoba menenangkan
"Tapi bagaimana jika sosok wanita itu ada disini Sasuke-kun? Apakah dia akan membunuhku juga seperti didalam mimpiku?"
Sasuke menghela nafas panjang, sifat kekasihnya ini yang kekanak-kanakan dan masih percaya tahayul memang susah untuk dibantah, tapi melihat ekspresi Sakura yang saat ini terlihat sangat ketakutan dan pucat pasi membuat Sasuke sedikit khawatir pada Sakura. "Jika dia ada disini, aku akan melindungimu dan tak akan aku biarkan hantu itu menyentuhmu walau hanya sedikit"
Blush
Pipi Sakura memerah saat mendengar tuturan kata yang keluar dari bibir kekasihnya. Bibir yang sedikit dilapisi oleh lipsgloss itu sedikit mengerucut, Sakura memalingkan wajahnya kesamping saat melihat Sasuke sedikit menyeringai. Well, sepertinya bercerita pada kekasihnya tentang mistis tidak akan mendapatkan hasil, toh Sasuke tidak percaya. Hhh~
"SAKURAAAA SAKURAAAAA!"
Sakura menepuk jidatnya sendiri saat mendengar teriakan khas teman pirangnya yang selalu berisik itu. Yamanaka Ino. Tapi nyatanya, Ino datang kesini tidak sendiri, gadis bermata aquamarine itu ternyata juga mengajak yang lainnya untuk kesini. "Ada apa Ino? Dan tidak usah berisik! Telingaku bisa tuli nantinya" dengus Sakura sambil menatap satu persatu temannya. Ino, dan Hinata juga dua kekasih mereka masing-masing Sai dan Naruto. "Dan biar kutebak, kau menyeret paksa mereka bertiga kesini benar?"
Ino mengibaskan rambutnya yang selalu diikat poni tail itu kesamping "Hoho aku tidak menyeret paksa kok, hanya sedikit ditarik secara kasar." Sakura mendelik dan menggeleng-geleng tak paham akan jalan fikiran salah satu teman dekatnya diKonoha Gakuen. Hinata hanya bisa tertawa kecil kikuk sambil menggaruk pipinya dengan telunjuk.
"Hehe, haiii Sakura-chan! Tumben tadi kau tidak kekantin?" tanya Naruto bersemangat seperti biasanya. Sai hanya bisa terdiam dengan tampang stoicnya. Tanpa dipersilahkan, keempat orang yang datang tak diundang itu terduduk diatas meja –mungkin hanya Naruto dan Ino saja, karna Hinata dan Sai duduk dikursi sebelah Sasuke dan Sakura
"Hm maaf. Aku sedang kurang enak badan" ucap Sakura pelan
"Kau sakit Forehead? Ah iya! Aku kesini karna ada gossip baru!" seru Ino semangat, seperti biasa. Ino selalu dan selalu tahu tentang gossip-gossip yang ada disekolah maupun diluar sekolah. entah dari mana Ino mendapatkan gossip seperti itu, dan biasanya Sakura dan Hinata-lah yang selalu setia mendengarkan celontehan Ino tentang gossip barunya, yah walaupun Sakura dan Hinata tidak terlalu mendengarkannya. "Kalian tahu tentang rumor gedung tua disebelah rumah sakit Konoha Medical tidak?"
Semua orang yang berkumpul disana terlihat mulai tertarik tentang apa yang dibicarakan oleh Ino terkecuali Sasuke tentu saja. pemuda dark blue itu masa bodoh dengan hal-hal seperti itu "A-aku tahu. Gedung itu bekas sebuah rumah megah yang sudah puluhan tahun tidak dipakai." Ujar Hinata pelan. Naruto yang sepertinya mulai bergidik dengan tema obrolan ini mulai mendekat kearah Hinata dan menggenggam tangan kekasihnya
"Benar! Dan kalian tahu? Kabarnya, digedung itu ada seorang wanita yang ingin menikah dibunuh oleh dua orang lelaki menggunakan cerurit!"
Deg!
"H-hah? Wanita yang ingin menikah? Berarti dia memakai baju pengantin?" tanya Sakura dengan tatapan tak percaya. Dimimpinya semalam persis sekali bahwa sosok yang mengejarnya menggunakan baju pengantin dengan membawa… cerurit
"Sepertinya begitu. Lalu, kata orang-orang mayat wanita itu ditemukan dengan kondisi mengenaskan, lehernya yang terdapat luka lebar seperti bekas digorok, sekujur tubuhnya yang banyak sekali sayatan luka dan juga yang paling mengerikan adalah…. Dilubang vaginanya yang sobek keatas sampai perut" Ino memelankan volume suaranya saat mengucapkan kata terakhir tadi. Semua orang disana menampilkan raut meringis terkecuali Sasuke dan Sai yang masih memasang tampang datar namun tak dapat Sasuke pungkiri jantungnya kini mulai berpacu kencang
"K-kenapa begitu?" cicit Sakura
"Iya, sepertinya lubang vaginanya ditusuk oleh benda tajam dan ditarik keatas hingga perut. Sampai isi-isi perutnya meluber keluar" bisik Ino dengan ekspresi mengerikan membuat keringat dingin mengalir cantik dipelipis Sakura dan Hinata. "Dan konon katanya. Arwah wanita malang itu masih berkeliaran disekitar gedung untuk mencari dua orang yang sudah membunuhnya, dan sampai sekarang masih belum ada orang yang berani memasuki gedung itu sampai sekarang."
"Kasihan sekali.." ucap Hinata pelan dengan kepala yang tertunduk. Sakura mengangguk meng-iya-kan apa yang Hinata ucapkan. Pasti jika dia ada diposisi wanita itu, Sakura pasti akan merasa ketakutan dan juga kesakitan luar biasa apa lagi jika dibunuh dengan cara yang benar-benar tidak manusiawi seperti itu. Tapi kenapa… sosok yang dibicarakan Ino mirip dengan sosok yang mengejarnya didalam mimpi?
"Aku… pernah bermimpi dikejar sosok yang mirip dengan yang Ino ucapkan tadi.."
Semua pasang mata yang berada disana sontak langsung menoleh kearah Sakura yang tadi berucap, minus Sasuke yang sudah tau cerita mimpi Sakura. mereka memandang kearah Sakura dengan pandangan kau berbohong Sakura "Itu benar. Aku bermimpi tadi malam. Sosok wanita bergaun putih yang sudah kusam ditambah dengan darah, dan juga.. bekas luka dilehernya yang persis seperti Ino katakan tadi. Tapi, sosok itu mengejarku dan berkata ingin membunuhku menggunakan cerurit yang dibawanya"
Kedua tangan Sakura yang berada diatas meja mulai bergetar, Sasuke yang menyadari hal itu perlahan mendekatkan tubuhnya dan menggenggam sebelah tangan Sakura dan berucap "Tenang saja. aku akan selalu ada disampingmu jika terjadi apa-apa" bisiknya
Sakura menoleh kesamping –kearah Sasuke dan tersenyum "Terimakasih Sasuke-kun"
"Tunggu tunggu! jika sosok itu datang kemimpimu dan berniat membunuhmu. Berarti dia adalah orang yang dendam atau tidak suka padamu! Apa kau mengenal wanita itu Sakura? atau dia adalah musuhmu dulu? Atau apa? Itu bisa saja sih"
"I-ino! Jangan membuat Sakura-chan ketakutan!" geram Naruto padahal dia sendirilah yang sedang ketakutan. Dasar Naruto
"Itu bisa jadi benar." Ucap Sai menyetujui apa yang disimpulkan Ino tadi "Jika sebenarnya hantu itu adalah salah satu teman atau orang yang kurang menyukai Sakura, mungkin itu alasan hantu itu mendatangi Sakura dimimpinya?" tanya Sai yang sedari tadi terdiam panjang lebar
Sasuke mendengus "Ino bilang yang membunuhnya adalah dua orang lelaki 'kan? Lalu hubungannya dengan Sakura apa? Sudahlah! Itu hanya mimpi, jangan sampai menakuti diri kalian sendiri" geram Sasuke tertahan, kesal sekaligus marah. Karna dengan apa yang Sai dan Ino ucapkan tadi itu malah semakin membuat Sakura-nya ketakutan
"T-tapi aku tidak mengenalnya. Aku juga tak punya teman seperti wanita itu. Jika dia ingin menikah, berarti dia lebih tua dariku 'kan?" yang lainnya terdiam. Apa yang Sakura katakan ada benarnya juga. Sakura adalah tipikal orang yang berteman dengan orang yang seusianya, tapi bukan tidak mungkin dia mengenal orang-orang yang lebih tua ataupun muda darinya. Karna Sakura itu senang bersosialisasi dengan orang-orang.
Ino terdiam sambil mengernyitkan dahinya –berfikir serius "Tapi mimpi itu tidak bisa dianggap sepele Sasuke! Apa lagi dimimpi itu Sakura mau dibunuh oleh sosok misterius wanita itu 'kan? Bisa saja itu adalah pertanda bahwa keselamatan Sakura tercancam." Semua tampak membelalakkan kelopak matanya, apalagi Sakura yang tampak tak percaya atas apa yang Ino ucapkan "Begini saja. bagaimana jika nanti kita masuk kegedung itu? Bisa saja kita menemukan sesuatu untuk mengungkapkan ada hubungan apa Sakura dengan wanita korban pembunuhan itu"
"A-APA?! Tidak mau! Aku tidak akan ikut kesanaa! Itu menyeramkan!" teriak Naruto sambil memeluk Hinata erat –kesempatan dalam kesempitan. Tapi sepertinya pemuda berambut orange itu benar-benar ketakutan. Hh dasar Naruto
Ino sweatdrop "Kita 'kan akan datang kesana secara bersama-sama Naru-baka! Lagi pula kau itu laki-laki! Tidak malu apa didepan Hinata bertingkah seperti itu huh?"
"Tapi… apakah itu bukan ide yang buruk Ino-chan?" bisik Hinata pelan, dari nada bicaranya terdengar ketakutan
"Bukan! Oke sudah ya deal! Nanti malam kita kesana. Pukul delapan kita berkumpul dulu didepan sekolah, dan jangan ada yang masuk duluan! Oke byee! Aku kekantin dulu ya!" ucap Ino sebelum berlari keluar kelas meninggalkan teman-teman dan kekasihnya yang masih cengo mendengar keputusan sepihak Ino dan meng-iya-kan kepergian mereka menuju gedung tua yang tadi disebutkan olehnya
"Apakah kita akan benar-benar kesana?"
"Entahlah. Aku tidak tahu.."
oOo
"Bagus. Sekarang kita sampai juga disini"
Keenam remaja yang duduk dikelas satu Konoha Gakuen tingkat atas itu memandang ngeri kearah gedung yang kini menjulang tinggi dihadapan mereka. Raut wajah mereka menampilkan raut ketakutan kedalam gedung yang masih dibatasi oleh pagar tinggi yang terbuat dari besi yang catnya sudah mengelupas dan sedikit berkarat itu. Apalagi Naruto yang sepertinya sudah menahan tangis didalam hatinya.
Keadaan dibalik pagar dihadapan mereka saat ini benar-benar menyeramkan. Taman yang benar-benar tak terawat, rumput-rumputnya yang sudah tumbuh tinggi hingga menghalangi jalan, pohon-pohon besar yang terdapat disetiap sudut taman, dan juga tempat air mancur yang sudah tidak berfungsi lagi. Dipucuk tempat air mancur itu terdapat sebuah patung kepala seorang bapak-bapak –entahlah mungkin pemilik rumah ini?
"K-kita pulang saja ya. A-aku takut.." cicit Sakura tertahan, namun sebuah tangan hangat yang kini menggenggam tangannya sedikit membuatnya tenang. Ya, tangan kekasihnya.
"Tapi misteri yang dialami olehmu harus dituntaskan Sakura" bisik Ino. Biang kerok atas usulnya yang mengadakan acara datang malam-malam ketempat ini "Sudahlah ayo kita masuk" walaupun Ino juga merasakan ketakutan yang luar biasa saat dirinya menyentuh pagar besi yang dingin itu. Tapi, karna ini semua atas ide gila miliknya, yah mau tak mau dia yang harus masuk duluan "Tidak terkunci"
"Aku berjalan ditengah yo Teme! Ehehe" Naruto berjalan duluan dibelakang Ino dan Sai yang didepannya dengan mengandeng tangan Hinata disebelahnya. Sasuke menghela nafas temannya yang satu itu memang sangat takut tentang hal yang berhubungan dengan hantu
"Sasu-ke-kun.. apa ini adalah hal yang baik? Apakah hantunya tidak akan marah jika kita datang kesini?" bisik Sakura pelan, tangannya yang saling menggenggam dengan Sasuke itu semakin mengeratkan pegangannya saat kaki jenjangnya yang dilapisi oleh sepatu bots itu mulai menapaki jalan taman digedung angker ini.
"Aku tidak tahu, ini semua gara-gara ide teman pirangmu itu."
Tiga pasang kekasih remaja ini mulai semakin jauh melangkah kedalam, Sai dan Ino yang berjalan paling depan, Naruto dan Hinata yang berjalan dibelakangnya, lalu Sasuke dan Sakura yang berjalan dipaling belakang. Masing-masing dari mereka saling berpegangan, hanya dengan bermodal tiga buah senter yang dibawa Sai, Naruto dan Sasuke sebagai alat untuk penerangan. Karna disini tidak ada satupun lampu yang menyala. Gelap
Tangan putih Sai mulai membuka pintu utama gedung itu. Pintu yang terbuat dari kayu yang kini sudah mulai rapuh itu ternyata tidak dikunci. Dengan pelan Sai mendorong pintu itu kebelakang, dan menimbulkan suara berderit sehingga menambah kesan mistis dimalam ini. Tepat saat pintu itu terbuka lebar, hal pertama yang mereka lihat adalah lorong yang sangat panjang. Keadaan didalam sama halnya dengan taman yang sama-sama tak terurus. Kotor, berantakan, dan juga menyeramkan. "Kita masuk. Semoga tidak akan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan" ucap Sai pelan diiringi oleh kakinya yang mulai melangkah memasuki gedung yang katanya tak pernah ada satu orangpun yang berani masuk kesini
Ino yang tadinya tampak biasa kini mulai ketakutan –terlihat dari genggaman tangannya yang mengerat dan juga tubuhnya yang semakin merapat pada Sai. Sama halnya dengan kedua gadis yang bergandengan dengan masing-masing kekasihnya. Bahkan Hinata memejamkan matanya tak berani melihat, Naruto? Dia sudah mengigil saking takutnya. Hei Naruto harusnya yang sangat ketakutan itu kekasihmu..
Mereka semakin jauh berjalan menuju kedalam gedung itu. Tanpa mereka sadari, sosok wanita berbaju pengantin itu menyeringai dari arah taman dijendela.
"Khuhu.. Sakura…"
Sakura bergidik sambil mengusap tengkuknya yang tiba-tiba merasakan ada angin halus yang menyapanya tadi. Sasuke menoleh "Kau kenapa?"
"T-tidak ada."
Sasuke menggangguk, namun sedikit tak percaya pada Sakura. padahal tadi jelas-jelas Sakura memejamkan matanya erat sambil mengusap tengkuknya. Dan lagi, suasana dilorong ini benar-benar membuat Naruto harus meneguk salivanya sendiri dengan susah payah. Dindingnya dengan cat yang sudah mengelupas dan berlumut, keadaan lorong yang full tanpa ada cahaya selain dari senter yang mereka bawa, ruangan-ruangan disebelah lorong dengan pintu terbuka itu sekelebat terlihat oleh aquamarine milik Ino ada bayangan hitam yang terdiam disudutnya, namun Ino tak berani berbicara, apalagi jika Naruto tau, bisa-bisa temannya yang satu itu pingsan ditempat
"Hikss.. hikss"
DEG DEG DEG!
Jantung dari masing-masing pemiliknya itu berpacu dengan cepat saat mendengar suara perempuan menangis. Sontak membuat langkah mereka terhenti. Suara tangisan itu berasal dari salah satu ruangan dengan pintu yang tertutup, suara itu terdengar begitu memilukan dan juga menyeramkan. Suara tangisan dimana emosi dan kesedihan menjadi satu. Bulu kuduk keenam remaja itu berdiri tegak saat ada angin yang berhembus pelan lengkap dengan bau amis yang memenuhi pernafasan mereka, padahal didalam gedung ini tertutup jadi tidak akan ada angin yang masuk dari celah manapun, karna setiap jendela juga tertutup rapat.
"N-naruto-kun.. aku takut" bisik Hinata yang sudah dilengkapi oleh ringisan kecil.
"A-aku juga Hinata-chan"
Ino menoleh kearah belakang dengan ekspresi yang sangat-amat panik sekaligus ketakutan "B-bagaimana ini? Apakah kita keluar saja?"
"Jangan dulu. Sebentar" Sasuke menajamkan pendengarannya, dan menutup kelopak matanya seolah mencari tahu dari mana asal suara lain selain tangisan "Ada suara baru lagi." Bisiknya pelan
"S-suara apa Sasuke-kun?"
"Sttt!" Sasuke memberi kode agar semuanya diam dengan telunjuk yang ditempelkan didepan bibir. "Coba dengar baik-baik"
TENG… TENG… TENG…
DEG!
"S-suara lonceng?! T-t-tapi dari mana?" ucap Naruto ngaris berteriak. Pegangan tangannya pada tangan kiri Hinata semakin mengerat. Keringat dingin mengalir dipelipis kanannya. Bola mata biru shappire miliknya bergerak gelisah kesana-kemari mencari asal suara lonceng tadi. Suara lonceng pelan, dan mirip seperti suara lonceng dipernikahan "Kita harus segera keluar dari sinii!"
"Tunggu dulu!" tepat saat Naruto mau berbalik dan berniat berlari, Sai keburu mengintrupsinya hingga membuat Naruto bergeram marah dan dengan cepat menarik kerah bajunya
"APA YANG KAU TUNGGU BODOH! KITA TIDAK SEBAIKNYA TIDAK DISINI! KAU INGIN KAMI SEMUA MATI DITEMPAT INI SAMA SEPERTI WANITA YANG TERBUNUH DISINI HAH?!" teriak Naruto tanpa bisa dicegah. Hinata yang melihat ini langsung berusaha untuk mereraikan mereka berdua sebelum ada pertengkaran yang tidak diinginkan ditempat yang kurang pas saat ini.
"Diam dulu bodoh! Lihat kebawah!"
Naruto akhirnya menuruti perintah Sai walaupun dengan nafas yang memburu. Semua orang yang berada disana-pun mengikuti apa yang Naruto lakukan. Seketika semua mengernyitkan dahinya bingung "Apa itu?" Sakura membungkuk dan mengambil sebuah rantai, bukan. Kalung, yah kalung yang berbandul huruf 'O' berwarna putih. Tapi, tunggu dulu. Ini bukan huruf tapi..
"Sakura.. itu lambang margamu 'Haruno'"
Sakura terdiam. Kenapa kalung yang hanya bisa dimiliki oleh keluarganya ada ditempat seperti ini? Apakah ini semua ada hubungannya dengan mimpi yang dialami Sakura?
"Kita harus keluar dari sini. Sekarang!" ucap Sasuke dengan tekanan nada dikata sekarang. Jika Sasuke sudah mengeluarkan nada tak mengenakkan seperti ini. Tandanya Uchiha bungsu ini sudah benar-benar panik, walaupun ekspresinya tidak menampilkan sedikitpun kepanikan.
Semuanya tampak setuju, namun ketika mereka berbalik dan berniat segera pergi. Tiba-tiba lorong gedung ini bergetar, seperti ada gempa "Yaampun! Ini ada apa?" teriak Ino ketakutan. Ketiga gadis itu menutup kedua kelopak matanya dan saling memeluk erat pada kekasih mereka masing-masing
"Kami-samaaa!"
Akhirnya getaran yang lumayan kencang tadi berhenti. Nafas remaja ini sama-sama memburu ketakutan atas apa yang tadi terjadi. Sasuke dan Sakura perlahan membuka mata, dan saling berpandangan "Kita harus segera keluar dari sini. Sakura" bisik Sasuke, onyxnya benar-benar menyiratkan rasa khawatir sekaligus cemas. Sakura menggangguk dan mengedarkan pandangannya
Tunggu
"Teman-teman kemana?" ucap Sakura tak percaya. Kemana Ino, Sai, Hinata dan Naruto pergi? Kenapa dilorong ini hanya ada Sasuke dan Sakura saja? "S-sasuke-kun… mereka…"
"Kita pergi sekarang Sakura!" tanpa aba-aba Sasuke dengan cepat menarik pergelangan tangan Sakura untuk berlari. Nafas keduanya tampak terputus-putus kepanikan kini benar-benar terlihat dikedua wajah sepasang kekasih ini. Namun belum sempat Sakura dan Sasuke sampai kepintu keluar. Sosok wanita berbaju pengantin sudah berdiri dihadapannya, lengkap dengan cerurit tajam ditangan kanannya. Sosok itu tertawa sambil menyeringai
"Kalian berdua akan mati disini…"
.
.
.
.
To be continued…
.
.
.
.
A/N: ehehe, haii berjumpa lagi dengan Saraa dinew fic XD. Maaf ya aku bukannya ngelanjutin fic MC aku yang lain malah buat yang baru._. kwkkw. Dan maaf juga kalau misalnya fic ini kurang kerasa kesan horror dan misterynya, ini fic pertamaku dengan gendre horror dan misteri dan aku masih belajar :D chapter 1 sengaja aku buat pendek, karna waktu senggang yang lumayan banyak. tapi tenang aja. Fic ini Cuma sampe dua atau tiga chap aja *mungkin* ide untuk membuat fic ini datang ketika aku lagi jalan-jalan diGramedia sama temen-temen. Pas lihat dirak-rak buku edisi horror, ide ini langsung *cring* muncul gitu aja XD
Woke, berkenan memberikan review berupa kritik dan saran atas fic ini? Arigatou
-Saura Uchiha
