Disclaimer : Masashi Kishimoto
Warning : AU | Fluff | OOC |All Ino PoV
DON'T LIKE DON'T READ
RnR?
HOT CHOCOLATE
Yang kutau aku tidak terlahir seperti ini. Selalu menyendiri. Menghindar dari pembicaraan teman - teman. Gosip - gosipan tidak jelas dari si jidat. Dan lebih tepatnya, menghindar dari Sakura yang kusebut si jidat tadi.
Hidupku dimasa kecilku sama sekali berbeda dengan yang sekarang. Dulu aku adalah orang yang sangat cerewet dan periang. Bermain bersama Sakura dan teman lainnya seperti anak - anak normal. Dan sekarang? Dingin, pendiam dan menyendiri. Kuhabiskan waktuku untuk meminum cokelat panas di pojokan kafe.
Semuanya dimulai dari itu. Kejadian itu, yang membuat emosi ku naik jika dikuak kembali. Sakura, Ia yang menghancurkan hidup ceriaku.
FLASHBACK ON
"Sakura! Kurasa aku menyukai pemuda dingin itu. Anak kelas sebelah itu loh!" kataku dengan riang setelah mengetahui fakta tentang diriku
"Ah! Benarkah? Aku mendukungmu Ino!" Kata Sakura. Ada sorot mata tajam yang lain dari matanya. Tapi aku tak menggubris itu.
Aku tahu. Aku memang menyukai Sasuke. Tapi aku sama sekali tidak mau memperjuangkan itu. Karena aku yakin itu sama sekali bukan perasaan cinta. Aku terlahir memang bukan untuk merasakan cinta. Aku tak peduli cinta.
Tapi... 2 tahun kemudian
Tanpa sepengetahuanku rasa suka itu terus berkembang sampai pada level yang dinamakan cinta. Aku sempat bingung kenapa bisa merasakan itu? padahal hidupku sama sekali bukan untuk itu. Tepat disaat aku memutuskan untuk menyatakan bahwa perasaan suka ini adalah cinta, Handphone ku berdering. Aku melihat nama yang terpampang jelas di layar HP ku. SAKURA.
"Ya?" Kataku. Memangnya untuk apa dia meneleponku? Tersengar suara tersenggal - senggal dari seberang sana. Seolah dia terburu - buru untuk mengatakan sesuatu. Tapi aku menyimpulkannya sebagai tidak sabar untuk mengatakan sesuatu karena sangat senang saat ini. Perlahan aku menaikkan sebelah sudut bibirku. Aku menyunggingkan senyum!
Ia menjawabnya dengan nada tinggi yang riang "Tadi Sasuke nembak aku!..." Belum terdengar kelanjutannya. Sebelum mendengar kelanjutannya saja aku sudah sesak nafas "And I Said Yes" Lanjutnya
Senyumku memudar, digantika oleh Setetes demi setetes air yang mulai keluar dari pelupuk mataku. Aku tetap berusaha untuk membuat nada riangku seperti biasa "Cie! Jadian Cie! Mudah mudahan langgeng ya!" Kupaksakan untuk mengatakan seperti itu. Aku langsung mematikan HP ku dan takmau mendengar kelanjutanya. Sakura bodoh! Bodoh sekali! Itu sama saja dengan menusuk temanmu dari belakang. Aku sudah bilang kalau aku menyukai pemuda itu. Dan dia dengan bodohnya mengatakan kalau ia jadian dengan Pemuda itu. Dengan sangat bodohnya ia mengatakan itu dengan riang kepada temannya yang sejak awal sudah menyukai pemuda itu.
Aku memutuskan izin sekolah 5 hari untuk menenangkan emosiku agar tidak membunuh sakura saat bertemu. Oh! Tentu saja aku tidak mengatakan seperti itu kepada orang tuaku. Aku hanya mengatakan "Aku takut dibunuh sakura! Soalnya kemarin dia sempat ingin bilang begitu"
5 Hari kemudian aku datang dengan ekspresi dingin. Dan membiarkan Sakura mengoceh panjang lebar dihadapanku tanpa kujawab 1 kata pun. Ia kesal dan meminta untuk tidak bertemu dengannya lagi. "Memangnya siapa yang mau bertemu denganmu? Mendengar namamu saja aku sudah muak!" Aku menjawab seperti itu tanpa perasaan. Perasaan? Aku sudah membuangnya jauh - jauh. Siapa perduli? Aku meneruskan sekolahku dengan cuek kepada semua orang dan tentunya kecuali orangtuaku
FLASHBACK OFF
Dan lihat hasilnya? Aku mendapat beasiswa keluar negeri, tidak seperti Sakura itu yang hanya mendapat SMA di Konoha. Aku terus mendapat beasiswa sejak SMA sampai sekarang. Aku meneruskan kuliah di Harvard dan tentunya melalui jalur undangan.
Sejak kejadian itu, aku memutuskan untuk meminum cokelat panas di pojokan kafe adalah hobiku. Kafe yang terletak di tempat strategis Eropa. Ya aku memutuskan liburan ke Eropa. Kafe itu bercorak kotak - kotak yang sangat kusukai, disampingku ada sebuah kaca yang berembun karena perbedaan suhu udara. Aku mulai menuliskan tulisan aneh. Aku terus melakukan itu sampai seseorang datang dan duduk di depanku. Pemuda dingin dengan murah senyum
"Kulihat dari raut wajahmu kau sepertinya kesepian? Kau butuh teman? Aku bisa menjadi temanmu. Kurasa kita memiliki nasib yang sama, tidak memiliki teman. Bagaimana?" Katanya dengan ramah. Sepertinya dia orang baik. Tapi hatiku yang sangat keras tidak memedulikan itu. Aku sempat berpikir, pemuda tampan dengan murah senyum tidak memiliki teman? Aku tidak percaya!
"Aku tidak tertarik. Aku sama sekali tidak membutuhkan teman. Teman hanya akan membunuhku" Kataku.
"Huh baiklah. Tapi aku tidak akan menyerah. Kau tahu? Hobimu sama denganku" Aku tertarik dengannya sekarang. Tipe yang tidak mudah menyerah, dan langsung mengalihkan pembicaraan jika lawan bicaranya tidak suka. Tapi sekali lagi, Hatiku yang sangat keras tidak memedulikan itu.
"Aku tidak tertarik" Lagi lagi kata kata itu kuucapkan dengan kejam
TBC
A/N
Maaf jelek, Author masih baru. Eh, enggak udah lama sih. Tapi baru upload 2 cerita. Pendek banget ya? -_- mau buat oneshot sih, tapi jadinya kepanjangan. Mungkin chapter 2 nya bakalan pendek juga.
04 – 06 – 2014
