A/N: Sebelum berkutat dengan buku soal…

Disclaimer: Akiyoshi Hongo-sensei

~Malaikat~

#

#

"Angemon, kau ini malaikat, kan?"

"..."

"Benar begitu kan?"

"..."

"Kalau kau malaikat, pasti kau boleh menemui Dewa di langit, kan?"

"..."

"Maukah kau membawaku ke tempat Dewa? Aku ingin memohon pada Dewa agar mengembalikan waktu. Jadi Papa dan Mama tidak perlu bercerai, lalu aku dan Kakak tetap bisa bersama-sama."

"..."

"Angemon?"

Dari balik helmnya, Angemon menatap sedih pada Takeru. Anak sekecil ini...

"Ayolah, tolong bawa aku!"

Kini Takeru menarik-narik tangan Angemon.

"Tolong..."

Angemon berlutut, dan memegang kedua pundak Takeru kecil.

"Aku... bukan malaikat, Takeru. Aku hanya digimon berwujud malaikat. Aku tidak bisa memenuhi permintaanmu. Maafkan aku."

Takeru menatap Angemon. Lama sekali, tanpa bicara apa-apa.

"Takeru?"

"Kalau kau menjadi Holyangemon, apakah itu berarti kau sudah menjadi malaikat?"

"Tidak, Takeru."

"Bagaimana dengan Angewomon? Dia malaikat, bukan?"

"Dia sama seperti aku, Takeru."

"Jadi di mana aku bisa bertemu malaikat?" suaranya mulai bergetar. "Di mana aku bisa bertemu malaikat yang bisa membawaku menemui Dewa?"

"Takeru..."

Air mata Takeru mulai mengalir, dan lama-kelamaan berubah menjadi tangisan keras. Angemon hanya bisa memeluk bocah itu.

"Kau tidak perlu seorang malaikat, Takeru. Yang harus kaulakukan hanyalah ikhlas menerima keadaanmu sekarang. Dan kau bisa terus berharap agar suatu hari nanti orang tuamu bersatu kembali..."

Takeru sudah tidak mendengarkan. Dia menghabiskan sisa hari itu dengan menangis di pelukan Angemon.

.

.

Beberapa tahun kemudian...

"Angemon, ingatkah kau dulu ketika aku bertanya apakah kau ini malaikat?"

Angemon mengangguk. Pandangan Takeru menerawang, lalu ia tersenyum geli.

"Betapa naifnya aku waktu itu," ujarnya. "Tapi Angemon, setelah itu aku selalu menganggapmu sebagai malaikat sungguhan. Malaikatku, yang telah mengajarkan tentang keikhlasan. Tentang harapan."

"..."

"Aku tak pernah berhenti berharap agar Papa dan Mama bisa bersama lagi, meskipun aku tahu hal itu tak mungkin terjadi. Tapi, dengan berharap, aku jadi merasa hidup. Merasa kuat."

"..."

"Terima kasih, Angemon. Kalau aku mati nanti, aku ingin sekali menjadi malaikat sepertimu."

Angemon tersenyum. Dulu dia selalu menganggap Takeru sebagai malaikat kecilnya. Tapi ternyata, sekarang malaikat kecil itu sudah tumbuh besar.

The End

#

#

A/N: Pendek banget nan gajel... makasih udah baca, lebih makasih yang review.