Belach ©Tite Kubo
A Lift © Nenk RukiaKate
Pairing : Ichiruki
Genre : masih setia ma Romantic
Rate : T
Warning : AU, Typo, OOC maybe, cerita bertele-tele, kacau, abal and segala ketidaksempurnaan masih ada disini,
Bekerja memang menjadi suatu keharusan jika usiamu beranjak dewasa. Inipun yang sedang dilakukan seorang gadis yang akan menyambut usianya yang ke 25 sebentar lagi. Gadis itu hanya bisa tersenyum pahit mengingat pergantian usianya tak pernah bisa seperti orang lain pada umumnya. Tapi itu tidak akan menjadi masalah untuknya, karena dengan bekerja dia bisa melupakan apapun bahkan cenderung segalanya kecuali acara favourite kesayangannya – Chappy the Bunny.
Gawat, dia harus segera menyelesaikan pekerjaan ini sebelum jam 7 malam jika tidak ingin melewatkan acara kesayangannya tersebut. Dengan segenap kemampuan, semangat yang semakin menipis serta waktu yang semakin sempit dia berusaha fokus untuk menyelesaikan tumpukan pekerjaannya tersebut.
Dan lagi-lagi, karena terlalu asyik menyelesaikan pekerjaannya dia jadi lupa waktu. Dengan sangat enggan dia meregangkan otot tubuhnya yang terasa kaku sambil melirik ke arah jam dinding di atas kepalanya, "WWOOAAA," itulah respon yang dia keluarkan saat melihat arah jarum jam menunjukkan angka 8.30.
Dengan sangat tergesa dia merapihkan meja kerjanya, memasukkan beberapa barang yang akan menjadi hunian tasnya dengan sembarang, menyambar mantel luarnya yang tersampir dibangku kerja dan setelah memastikan komputer kerjanya mati dengan sempurna dia segera berlari menyusuri lorong kantor tempatnya bernaung.
Dia menekan semua tombol lift dengan asumsi pintu yang pertama terbuka adalah lift yang akan dia tumpangi untuk mengatarkannya menuju lantai dasar perusahaan megah ini. Kakinya bergerak resah menunggu lift tercepat yang akan sampai padanya. Dia terus saja berlari dari ujung ke ujung menebak lift mana yang akan berhenti dihadapannya.
Dia bukannya takut karena harus menjadi penghuni dilantai ini sendirian, karena biasanya juga seperti itu. Tidak, dia yakin dia tidak sendirian karena asumsinya mengatakan dengan sangat pasti bahwa dirinya bukan satu-satunya orang yang gila kerja di perusahaan ini. Di lantai ini ada satu –dia sendiri- dilantai lain pasti ada lebih dari satu makanya lift itu sedikit lama sampai padanya.
Astaga, dia sampai membenturkan kepalanya kedinding yang sangat tebal begitu teringat mungkin memang hanya dirinya orang yang paling gila kerja sampai melewatkan acara akbar yang diadakan perusahaannya hari ini. Segila-gilanya orang bekerja mereka juga takkan mampu melewatkan pesta besar yang jarang terjadi seperti ini kan? Hanya dia satu-satunya orang yang gila kerja dan tidak suka pesta, tentu hanya dirinya seorang –Rukia Kuchiki.
Hanya karena dia menargetkan pekerjaannya harus selesai hari ini seperti biasanya, dia sampai tidak menghiraukan ketika rekan-rekan sekerjanya satu per satu berpamitan pulang sambil mengingatkan agar dia pulang cepat hari ini. Lagipula, siapa yang ingin cepat-cepat pulang jika tidak ada yang bisa dia temui dan dikerjakannya dirumah. Dia hanya bisa menghela nafas mengingat kebodohannya.
Tapi, hanya dengan mengingat tayangan Chappy the Bunny dirinya bisa langsung kembali bersemangat, masih ada 2 jam lagi pikirnya. "Hanya chappy yang setia menungguku," dia mencoba menguatkan hatinya yang sempat mencelos karena harus menerima kenyataan bahwa hanya dirinya yang ada di ruangan ah tidak bahkan di gedung megah ini.
Ting.
Dia tahu suara itu, suara lift yang ditunggunya datang! Bagai sebuah denting melodi indah ditengah suramnya hari ini, dia berlari ke arah suara pintu yang sudah pasti terbuka sedang menunggu untuk di tumpangi olehnya.
"Ah! Tidakk! Tidak! Tunggu! Tunggu! Tunggu! Hah, astaga… Akhirnya bisa pulang juga…" Ucapnya sesaat ketika akan masuk ke dalam pintu lift ini, dan berujar penuh kelegaan ketika dia dapat masuk tepat pada waktunya, karena telat sedetik saja dirinya mungkin sudah terjepit diantara dua baja otomatis mengerikan itu, memikirkannya saja sudah membuat Rukia berjingat ngeri.
Rukia menyandarkan dirinya pada bagian belakang lift, bermalas-malasan sejenak menunggu lift ini sampai ke tempat tujuannya tidak ada salahnya kan? Lagipula kakinya terasa lemas sekali karena harus menunggu lift ini begitu lama, juga karena faktor berlari dengan perasaan cemas membuat lututnya sedikit bergetar. Untung dia hanya sendiri berada di kotak besar ini jadi dia bisa leluasa melalukan apapun yang dia suka termasuk meregangkan ototnya kembali.
Tapi, begitu dia memulai menggerakkan tangannya kesamping dirinya langsung refleks merespon kekagetannya dengan berteriak dan semakin merapat ke dinding belakang lift itu. "WWOOAA! Astaga! Astaga!" Rukia pikir dia sedang melihat hantu sekarang, karena tadi dia menduga hanya tinggal dirinya seorang di dalam perusahaan ini, tak disangka ada seorang lagi yang sedang berdiri di depan pintu lift sambil menatap bosan pada dirinya.
"Baiklah Rukia sekarang coba tenangkan dirimu," Rukia sedang berdiskusi dengan dirinya sendiri. "Ambil nafas dalam-dalam," Rukia menghirup udara setenang mungkin agar tidak terlihat jika dirinya sedang ketakutan luar biasa. "Baiklah, coba kita lihat siapa dia, hantu? Sepertinya bukan, mana ada hantu yang tampan, memakai jas rapih, dan astaga… untunglah dia tidak menggantung di udara." Rukia bisa bernafas lega, tapi tidak menghentikan pikirannya berdiskusi mengenai pria dihadapannya ini.
Pria yang tampan, tinggi, orange? Astaga itu asli atau dia sengaja mengecatnya dengan warna seperti itu? pasti untuk menarik perhatian orang, sepertinya dia bukan orang sembarangan, bahan baju dan sepatu sepertinya berbeda dengan yang biasa dipakai rekan-rekannya, terlihat lebih halus, lebih mengkilap dan lebih… mahal. Rukia mengerjapkan matanya berkali-kali, kebiasaan buruknya kembali muncul, maklum berada di divisi riset dan operasional membuat keahliannya berpikir jauh ke depan lebih terasah. Lagipula memang ini pekerjaannya kan, meneliti!
Untung ruang lift ini sedikit besar, setidaknya dia bisa sedikit menjaga jarak dengan pria itu. Mau tidak mau Rukia jadi memperhitungkan keberadaan pria itu. Siapa dia? Kenapa dia masih ada disini seperti dirinya? Apa dia juga karyawan perusahaan ini? Tapi seingatnya dia belum pernah melihat orang ini, dia dibagian apa? Rukia tersenyum simpul mengingat pria ini mungkin orang yang setipe dengannya –gila kerja dan tidak suka pesta.
Rukia mengembalikan bentuk bibirnya kesemula mengingat dia pasti akan disebut 'wanita gila' jika tidak menghentikan senyum sendirinya itu. Beruntungnya lagi pria itu juga menghadap ke arah pintu lift seperti dirinya, jadi bisa dipastikan pria itu tidak akan melihat tingkah konyol yang sering dia lakukan tanpa sadar.
Dan untungnya Rukia bukan tipe yang usil pada urusan orang lain, dia merasa tidak mengenal orang ini jadi untuk apa dia memikirkannya. Karyawan di perusahaan ini kan ada banyak tidak hanya satu, pastinya dia tidak akan bisa mengenalnya satu per satu. Tapi… jika diteliti lebih seksama lagi, pria ini pasti bukan setipe dengannya, mana ada orang yang sudah bekerja seharian penuh bajunya masih serapih itu, tidak seperti dirinya yang sudah tidak memiliki aturan berpakaian rapih disaat pekerjaannya telah selesai. Aha! Dia pasti ingin pergi ke pesta itu, benar dia pasti ingin datang ke pesta, jadi pria itu jelas tidak setipe dengannya.
Hati Rukia kembali mencelos mengingat memang hanya dirinya satu-satunya orang yang pasti aneh karena tidak menyukai acara yang namanya –pesta. Rukia sedikit mencucutkan bibirnya sebagai respon protes karena memang hanya dirinya orang aneh berkebiasaan beda dari yang lainnya. Sambil sedikit mengetuk-ngetukan depan sol sepatunya ke lantai –satu lagi kebiasaan tanpa sadarnya- berharap lift ini cepat sampai atau setidaknya pria itu keluar terlebih dahulu sehingga dirinya bisa leluasa sendirian di lift ini, tidak perlu berpikiran macam-macam dan lepas dari perasaan yang tidak karuan seperti ini.
Selagi dia berpikir kenapa lift ini lama sekali mencapai dasar tiba-tiba lampu diruangan itu memijar putus-putus dan akhirnya memadamkan sinarnya.
Splash
Suara konslet yang halus bersamaan dengan teriakan histeris seorang gadis dalam kotak otomatis tersebut, "GGGYYAAAA! AAHHH! TIDAK! TIDAK! LEPASS!"
PoCuRuNK:
Bwahahhah XD nenk cut dulu ya terusannya, biar kita bisa ketemu lagi di chap depan, hehhe ^^, whooaa... lama beut ya nenk gak ngegerecokin Ichiruki, alhasil saia beranikan diri dengan modal nekad seperti biasanya buat publish hehhe... coz nenk juga udah kangeennn banget ma semuanya... masih pendek ya? sabar ya.. namanya juga lagi pemanasan heheh... ya seperti biasanya klo ada yang mau ngasih kritik, saran, angpao apelagi xiixi.. semuanya nenk terima dengan senang hati,, makasih ya buat yang udah menyempatkan membaca juga...
Luph u all ^^,
141012
-Nenk RukiaKate-
