Sebuah Prolog Luar Biasa Tidak Penting Yang Tidak Dibaca pun Tidak Apa-Apa

Switch: Aku dalam masalah besar, tampaknya. Ini gawat, serius, gawat banget.

Bossun: Apa? Paling masalahmu kehabisan edisi terbatas figure Nerdious atau Really Amazing atau apa-itu…

Switch: Nervous atau Reality Maji, tolol. Tapi bukan itu. Ini sesuatu yang jauh, jauh lebih gawat daripada masalah sepele macam itu!

Himeko: Lebih serius daripada anime… whoa, Switch, apa ini seserius itu?

Bossun: …Aku mulai penasaran. Ada apa sih?

Switch: Kalian lihat kan, teks ini? Plain banget. Dengan baca teks ini, pembaca bakal mengira cara bicaraku sama seperti kalian.

Himeko: Masalah besar apany—TUNGGU, JANGAN SEENAKNYA NGELANGGAR TEMBOK KEEMPAT KAYAK ROMAN, DONG!

Switch: Ini prolog, jadi nggak apa-apa. Lagian cerita utamanya belum mulai juga.

Bossun: Terus masalah apanya, gitu? Bagus kan? Kau jadi nggak kayak otaku sinting maniak elektronik yang mesti pakai leptop buat ngomong.

Switch: Ini masalah besar, tahu. MASALAH BESAR! Ciri khasku jadi hilang!

Himeko: Nggak usah panik sampai keringatan gitu, dong.

Bossun: Karena prolog ini ga ada deskripsi selain dialog, Himeko berusaha menjelaskan keadaan Switch dengan dialognya.

Himeko: Kau juga nggak usah ikut-ikutan terobos tembok keempat!

Bossun: Kayak itu hal yang ga biasa aja. Oke deh, Switch, kalau memang kamu ga mau cara bicaramu keliatan sama aja kaya kita, terus maunya gimana?

Switch: Fontnya, lihat. Di FFdotnet, font yang tersedia cuma ada itu-itu saja. Mau kita ngubah font seperti apa juga di Microsoft Word, saat diupload pasti otomatis berubah. Padahal kalau dialogku pakai font beda macam Garamond atau Cambria, pasti kesan robotic yang fantastic dan elasticnya lebih berasa.

Bossun: Hei, jangan seenaknya kritik FFdotnet begitu. Kalau moderatornya baca, nanti fanfic ini dihapus bahkan sebelum cerita sebenarnya dimulai.

Switch: Yang lebih masalah lagi! FFdotnet ga gaul sehingga emotikon-emotikonku yang lucu-lucu itu gak bisa kebaca! Ciri khaskuuu!

Himeko: Setidaknya sensor kek nama websitenya.

Switch: Kayak moderatornya bakal baca fanfic geje macem gini aja.

Bossun: Aaaaaargh, sudahlah! Kalau heboh gara-gara itu cerita utamanya nggak mulai-mulai, nih. Kalau begitu, dialogmu selanjutnya bakal pakai italic saja, Switch! Dengan begitu beda sama dialog lain, kan?

Switch: Itu kurang tepat, tahu.

Switch: Lihat nih. Aku jadi kayak ngomong dalam hati, tapi kalian bisa dengar, kan? Itu bagiannya Roman, bukan bagianku.

Roman: Switch memang mengerti sekali ya, Ouji.

Himeko: Kau bilang begitu bener juga, si—Hei, kenapa tahu-tahu ada suara Roman? Orangnya mana? Dia ngirim telepati ke Bossun barusan itu!

Switch: Dan sama sekali nggak fantastic dan elastic!

Himeko: ITUNYA GAK PENTING!

Switch: Dan yang juga tidak kalah penting, emoticon! Emoticon itu penting, tahu! Tanpa itu kebebasanku terengut sepenuhnya!

Himeko: Ukh. Lagian kalau begitu kenapa juga harus nulis di FFdotnet, sih. Nggak di tumblr atau worpress atau livejournal atau apa gitu yang bisa pakai font macem-macem dan emoticon…

Bossun: Karena sebenernya authornya males cari emoticon macem-macem, plus dia sedikit budak review.

Himeko: Hei, bagian budak reviewnya itu…

Bossun: Author yang egois banget.

Himeko: Udah bagian authornya! Ini break the 4th wall-nya udah terlalu parah sampai aku nggak tahu mesti protes gimana lagi. Lagian lihat, 484 kata udah kepake buat prolog macem ini! Bisa-bisa fanfic aslinya sama prolognya panjangan prolognya!

Switch: Dengan kalimat ini, jadinya 505.

Bossun: Baiklahhh. Serahkan semuanya padaku. Lagian kalau nggak cepat-cepat diselesaikan, ceritanya nggak mulai dan Switch lama-lama jadi tokoh utama.

Switch: Bossun pun memakai kacamatanya. Dzzzingggg!

Himeko: Apaan…

Switch: Sound effect Bossun saat sedang konsen, Himeko. Karena di sini cuma ada dialog, maka berusaha kujelaskan supaya pembaca mengerti.

Himeko: Terserahlah…

Switch: Beberapa saat kemudian.

Bossun: Puahh! Baiklah, aku sudah ada ide.

Switch: Bossun pun melepaskan kacamatanya sambil menghela nafas banyak-banyak.

Himeko: …Jadi apa solusinya, Bossun?

Bossun: Untuk kesan robotik yang seperti elektronik!

Switch: Yang fantastic dan elastic.

Bossun: Apapun itulah—kamu coba pakai bahasa 4LaY saja, Switch.

Himeko: Hieeergh. Apa-apaan itu.

Bossun: 4LaYnya jangan berlebihan, cUkuP 9AbunG4n 4N9ka dAn caPsL0ck mac3M 1ni s4Ja. Kesannya lumayan elektronik gimana-gitu, kan?

Himeko: Iiiikh! Bikin pembaca pusing, tahu.

Bossun: Ya udah, nggak usah lebay-lebay deh. Cukup s4tu an9ka at4u sAtu-DuA cApsLock di dalam satu kalimat, ga parah-parah amat kan bacanya.

Switch: HmmM. K4Lau dip1kiR-p1kiR, 0ke ju9a s1h. CukUp f4ntast1c dAn 3lasTic.

Himeko: Cukup deh fantastic-elastic-nya itu!

Bossun: Terus untuk emoticonnya, coba cari yang masih bisa disupport oleh FFdot net. Macam OAO atau :3 XD masih bisa, lah. Nggak usah yang perlu kopas-kopas dari site emoticon segala.

Switch: 1deMu Lum4yan Ju9a :3 K4u m3Mang b1Sa d1anDalkan, Bo5sun! X3

Himeko: Pusing bacanya, serius…

Author: Yah, demi kesehatan mata pembaca, paling dialog Switch diminimalisir saja.

Switch: H3—hEi! ItU 6a ad1L!

Bossun: Baiklah, karena sudah 729 kata cuma buat prolog super ga penting gini, mari segera kita mulai cerita utamanya.

Switch: D4n s3karan9 j4di 749 k4tA :D

Himeko: UDAH, UDAH! Case closed! Sekarang, beralih ke fanfic sebenarnya!

Bossun: Yaak, cukup pejret ke next chapter, pembaca budiman sekalian! Maaf lama menunggu!