Disclaimer : Bleach © Kubo Tite.
Author : The Abnormal Kid.
Rate : T.
Genre : Romance, Hurt/Comfort.
Chapter : 01.

Warning : Typo (s), OOC, Netorare (maybe?), alur cepat, gaje, abal-abal, hancur, dll.

Rainy Days.

Jalan-jalan di kota Karakura dibasahi oleh hujan di musim semi.
Genangan air masih terlihat di tengah maupun pinggir jalan.
Segerombolan orang memakai payung warna warni terlihat seperti karnaval yang berjalan di trotoar.

Di hujan deras itu, seorang siswa SMA berdiri di pintu masuk SMA Karakura dengan rokok di tangan kanannya.

"Sial, aku lupa bawa payung," sambil menghisap rokoknya, dia menunggu hujan untuk reda, saat yang sama, seorang siswa berambut putih dan berkacamata berjalan ke sampingnya dan mengeluarkan payung berwarna putih.

"Kukira kau sudah pulang, Ryuuken," katanya sembari mengeluarkan asap rokok tepat di depan muka Ryuuken.

"Bisakah kau tidak menyemburkan asapmu itu setiap kali kita bertemu?" Gerutu Ryuuken yang sibuk mengibaskan tangannya untuk mengusir asap itu.

"Maaf maaf, sudah kebiasaanku sih, hehe."

"Dan tahukah kau kalau kebiasaanmu itu berbahaya bagi dirimu dan orang lain, Shiba Isshin?"

"Ah, tolong jangan menceramahiku kali ini, aku sudah tak tahan untuk merokok semenjak kakek tua itu memergokiku merokok di toilet dan akhirnya aku tak bisa merokok dengan bebas di sekolah lagi."

"Itu kesalahanmu sendiri, bodoh," Ryuuken membuka payungnya lalu hendak melangkahkan kakinya ke luar sebelum akhirnya dihentikan oleh si tukang rokok disebelahnya.

"Tunggu sebentar Ryuuken."

"Apa lagi?"

"Aku lupa tidak bawa payung, jadi bolehkah aku pergi berdua denganmu?"

"Kau pikir aku mau melakukannya? Jika orang-melihat kita maka mereka akan sangka kita adalah sepasang kekasih dan aku tak mau itu terjadi! Lagipula, hanyalah orang tolol yang tidak membawa payung di kota Karakura yang seringkali diguyur hujan."

"I-itu benar sih, tapi apakah kau tidak merasa kasihan melihat temanmu ini kehujanan?"

"Tidak sama sekali! Sekarang, izinkan aku pergi sebelum aku dikira sama bodohnya denganmu," ucap Ryuuken seraya berlalu menembus hujan dengan payungnya dan meninggalkan Isshin disana.

"Huft, sepertinya aku harus tunggu hujan ini mereda," tak terasa rokok yang dihisapnya telah habis dan dengan sembarangan membuangnya lalu mengeluarkan batang rokok lain dari bungkusnya lalu menyalakannya dengan korek yang dibawanya.

"Hei Shiba, tak bawa payung lagi ya?" Setengah mentertawakan, seorang gadis dengan rambut bergelombang menepuk bahunya, terlihat tangan kanannya membawa sebuah payung bermotif orange.

"Setelah Ryuuken lalu kau, Masaki. Tak adakah orang yang tidak menertawakanku dan langsung meminjamkanku payung?"

"Hehe, maaf deh. Habisnya dirimu ini lucu banget sih pas kelihatan bego."

"Apa?!"

"Hahaha, daaahh...!"

Dan satu lagi orang yang ujung-ujungnya meninggalkan Isshin disana, Kurosaki Masaki.

Tapi sepertinya, dewa penyelamatnya sudah tiba.

"Hei kak, kau lupa lagi bawa payung ya?" Rambut Spiky hitam terlihat muncul dari belakang Isshin dengan dua payung yang berwarna hitam dan putih.

"Syukurlah, ternyata adikku yang tampan bin baik ini muncul dan menolong kakaknya yang gak kalah ganteng sehabis terpuruk oleh dua orang jelek tadi," ucap Isshin setelah mengetahui adiknya Shiba Kaien membawakan payung untuknya.

"Lebay deh kak. Kebiasaan gak pernah bawa payung sih, malu-maluin aja."

"Kan masih ada kau yang akan membawakan payung untukku."

"Enak aja, bawa payung sendiri dong. Sebagai adikmu, aku jadi ikut malu karena tingkahmu. Yang dipikirin cuman rokok mulu, memang rokok bisa melindungi dari hujan?"

"Rokok ini sudah seperti sebagian dari jiwaku, mana mungkin aku meninggalkannya."

"Ah sudahlah, gak bakalan selesai kalau ngomong sama kakak. Nih, pakai payung yang hitam, aku pergi duluan," setelah memberikan salah satu payungnya pada Isshin, Kaien dengan segera meninggalkan tempat itu dengan payung putihnya.

"Hoi! Tunggu Kaien! Ayo pulang bersama!"

"Ogah!"

.

.

.

Shiba Isshin dan Kaien, adalah anggota keluarga dari salah satu dari tiga keluarga bangsawan yang tinggal di Karakura.
Begitu juga dengan Ishida Ryuuken dan Kurosaki Masaki, merupakan anggota keluarga Ishida dan Kurosaki yang juga keluarga bangsawan.

Tiga keluarga bangsawan, Shiba, Ishida dan Kurosaki merupakan yang paling berpengaruh di Karakura dan juga sekitarnya.
Isshin, Masaki dan Ryuuken adalah murid kelas dua SMA Karakura yang terkenal.
Sementara Kaien masih duduk di bangku kelas satu.

Diantara mereka hanyalah Isshin yang tingkah lakunya sama sekali tidak mencerminkan seorang bangsawan, padahal dia adalah anak pertama.
Sementara adiknya justru yang lebih disukai karena lebih berprestasi dan tidak seenaknya seperti kakaknya.

Kedua orangtua Isshin dan Kaien sudah meninggal akibat kecelakaan pesawat saat pergi berlibur ke Inggris beberapa tahun lalu.

Saat ini mereka diasuh oleh Shiba Kuukaku, pemimpin perusahaan Shiba Group sekaligus kakak dari ayah mereka.

"Hei kak, apa kau tahu apa yang dilakukan orang saat berpacaran?" Tanya Kaien saat sedang bersama Isshin di kamarnya.

"Hmm, dinner bareng, nonton film sampai nongkrong di pinggir jembatan cuma untuk sekedar melihat pemandangan. Memang kenapa?" Jawab Isshin yang sedang membaca koleksi komik adiknya.

"Bukan apa-apa sih, hanya saja tadi di sekolah ada seorang gadis yang menyatakan perasaannya padaku," semburat merah terlihat keluar di wajah Kaien yang menggaruk pipinya yang tidak gatal dengan telunjuknya.

"Eh? Serius?" Isshin kemudian meletakkan komik yang ia baca di kasur lalu duduk tegap melihat Kaien dengan tatapan penasaran.

"Serius, dia juga cukup cantik kok."

"Terus kau terima atau tidak?"

"A-aku terima.."

"Wah, ternyata adikku sekarang sudah punya pacar. Eh, namanya siapa?"

"I-ishida Miyako."

"Hah?!"

To be continued.

Author Note :

Well, ini sebenarnya project yang iseng dikerjakan pada mulanya, karena saya sendiri sudah malas untuk menulis.
Tapi ternyata malah keterusan dan sekarang masih dalam tahap pengerjaan sekitar dua chapter lagi.
Karena belum terbiasa buat fict dengan chapter lebih dari 10, memang agak kesusahan pada awalnya.

Tadinya memang berniat buat fict dengan tema Netorare, tapi sepertinya hasilnya jauh dari harapan.

Seperti biasa, fict buatanku satu ini masih beralur cepat (kagak tahu kenapa setiap buat pasti alurnya cepat) dan masih banyak kekurangan sana sini serta masih jauh dari bagus.

Semoga tidak monoton karena temanya terlalu mainstream dan tidak membuat pembacanya berpindah ke lain hati.
# Eh

Intinya sih, pembaca yang baik meninggalkan review yang baik dan membangun pula.

Selamat membaca.