MY USAGI CHAN

Cast: Mamoru Chiba x Usagi Tsukino

Pair: MamoUsa

Rated: T-M, NC-21 [Semi Lemon]

Disclaimer: Naoko Takeuchi

Warning: T (Menjurus ke rate M)

Summary:

Usagi Tsukino memendam perasaan cinta pada rivalnya Mamoru Chiba, Entah sejak kapan perasaan bencinya pada pemuda itu berubah menjadi Cinta..

Ini hanyalah FF semata~

review please...

Happy reading ~~~

Chapter 01 - Gadis Kesepian

Usagi merasakan penglihatannya berkunang-kunang di bawah sorot lampu. Kepalanya berdenyut nyeri menyeruak dalam keremangan pendar lampu remang.

Tangan kanan gadis itu menahan beban tubuh di atas meja bar. Tangan yang lain setia memegang botol yang masih separuh tersisa.

Pupil biru gadis itu menatap lurus ke depan, berusaha menajamkan penglihatan di tengah bayangan gambar yang perlahan memudar, berubah kabur sekaligus samar, lalu mendadak kembali jelas sejernih sebelum ia menenggak alkohol berlebihan.

Prom Night tak seperti yang Usagi perkirakan.

Floor dance penuh sesak oleh sosok garis tubuh yang liar bercumbu, berdansa sesuka hati tak tahu aturan. Banyak tangan meraba-raba pinggul dan bokong seksi para perempuan, mencari kesempatan dalam kesempitan.

Hentakan musik meliar seiring detik waktu berjalan, mengalihkan atensi para pengunjung dari dunia penuh problematik yang sebenarnya, bagaikan heroin yang mampu menerbangkan kegundahan jiwa mencapai titik ilusi tertinggi, melupakan segala hal dalam kehidupan mereka.

Satu tegukan alcohol ditenggak. Mata Usagi menyipit.

Di seberang sana, tepat di atas sofa berbentuk setengah lingkaran, duduk dengan tenang sang rival. Entitasnya mampu menyedot perhatian seluruh pengunjung diskotik. Keremangan pun tak mampu meredam aura ketampanan dan kharisma mempesona pemuda itu.

Berpasang-pasang kaki jenjang beralas

high heels duduk berdesakan, menebar aura seduktif di sekelilingnya, memandang lapar dengan tatapan mata centil menggoda, berusaha merayu sang titik pusat magnetis Mamoru Chiba.

Pupil mata sehitam batu arang sedikit memercik ekspresi bosan. Keseluruhan wajahnya hanya diisi ekspresi datar.

Usagi mendecih, ia melirik sekeliling kanan kiri. Hanya kursi tak berpenghuni yang diisi kekosongan udara. Selalu seperti ini gadis itu hanya mampu memandang dari jauh, mendambanya tanpa terlihat.

Penglihatan Usagi gadis pirang bercepol dua mengabur lagi.

Kesal, Usagi menenggak habis minuman di tangan. Ia hentakkan botol kosong itu keras-keras di atas meja. Berdiri sempoyongan dengan tangan menyambar mantel kulit asal, Usagi merogoh kantong dan mengeluarkan beberapa lembar yen di atas meja bar.

Susah payah Usagi menegakkan badan, ia pacu cepat langkah kakinya untuk segera pergi.

Tujuannya hanya satu: pintu keluar.

Tokyo menghembuskan udara pada suhu 5 Celcius, hampir menyentuh titik beku.

Desisan angin menggema di antara lorong-lorong kota, mampu menegakkan roma tengkuk secara tiba-tiba.

Usagi Tsukino, gadis manis enam belas tahun, berjalan sempoyongan seorang diri di tengah hujan salju dengan kepala menunduk. Tangan kirinya berpegangan pada dinding ruko dengan tujuan menjaga keseimbangan tubuh.

Whisky mahal dengan harga fantastis secara perlahan mengikis kesadaran Usagi sebelum benar-benar ambruk.

Usagi yang sadar akan kondisi diri sendiri, berhenti bergerak secara tiba-tiba dan mengedarkan pandang sekeliling. Matanya menyapu sekitar mencari mobil atau kendaraan apapun yang menawarkan jasa antar konvensional.

Dan yang ditemukannya hanyalah jalan raya kosong melompong dengan tiga-empat orang pejalan kaki.

Giginya bergemeletuk.

Butiran salju meleleh di atas pucuk kepala gadis itu.

Ia eratkan mantel bermaterial kulit yang membalut tubuh, ia naikkan restleting hingga mencapai dagu untuk menutupi seluruh leher. Usagi tak mau mati konyol karena kedinginan saat ini.

Tak lama, lampu mobil menyorot sosok tubuh gadis itu sebelum akhirnya berhenti tepat beberapa langkah di belakang gadis pirang itu.

Usagi yang setengah sadar tak menyadari kehadirannya, tetap berjalan lurus ke depan.

Langkah kaki mendekat. "Ini hampir tengah malam nona. Kau mau kemana?" Suara serak dan berat terdengar.

Usagi tak langsung menjawab.

Sebuah tangan besar menyentuh bahu kanan Usagi. "Kau mau kuantar, nona?"

To be Continued ...