A/N: Aihhhh! Ternyata ini fic udah lama ngendep di dokumen dan ga jadi saya publish waktu itu-….- dan jujur, sebenernya saya lupa sama ending cerita ini *jdeeer* tapi setelah melihat rentetan tanggal merah liburan paskah*?* tekad saya sudah bulat seperti telur-telur paskah#apaan untuk melanjutkan fic ini. Dan beginilah…


Disclaimer: Masashi Kishimoto

Inspiration by: Black Butler Comic (Kuroshitsuji), budhis culture

Pairing: NaruSasu/SasuNaru

NaruSaku

Story by: Kuas tak bertinta

Warning: Supernatural fic, shou-Ai, straight, OOC, typo(s), no standard language, freak story, bad ending, etc.

Rate : T

Summary: Apa jadinya jika malaikat jatuh cinta pada iblis yang harusnya menjadi rival dan membenci manusia yang harusnya dilindungi, si iblis malah jatuh cinta pada manusia yang harusnya dibenci…


"Mulai sekarang, kalian para malaikat… aku tugaskan untuk menjaga dan melindungi para manusia… dan kalian para iblis, sesuai janjiku… kupersilahkan kalian mengganggu umatku, tapi dengan syarat… satu manusia, akan dijaga oleh satu malaikat dan diganggu oleh satu iblis…"

oooOOooo

"Apabila manusia mati kelak, dia akan diberikan dua pilihan. Pilihan yang pertama yaitu… jika hidupnya selama di dunia menjadi orang yang baik, dan selalu menjunjung tinggi Tuhan serta mengasihi sesama, maka Dewa akan mengirimnya langsung ke nirvana. Pilihan yang kedua adalah… jika selama hidupnya ia diliputi kegelapan dan selalu berada di jalur kebencian, maka Tuhan akan memberinya kesempatan beratus-ratus kali sampai ia bisa memperbaiki sikap buruknya. Entah itu menjadi hewan, tumbuhan, manusia, iblis… maupun malaikat. Hal itu dinamakan… reinkarnasi."

"Hm… bagaimana Sasuke? Itu tertulis pada buku ini…" sosok makhluk gaib yang hanya dapat dilihat oleh makhluk tertentu saja itu kini menatap penasaran pada lawan bicaranya.

"Hn… tak ada hubungannya dengan kita," sang lawan bicara hanya menatap datar sosok iblis di hadapannya. Lalu malaikat yang dipanggil Sasuke itu mengalihkan pandangan menatap bulan purnama yang tengah tersenyum di balik jendela besar ruangan itu. menatap bulatan yang berpendar itu dengan kebosanan yang memenuhi matanya.

"Tak ada hubungannya kau bilang? Tentu saja ada! Mungkinkah kita ini adalah salah satu wujud reinkarnasi itu?" iblis itu kini beranjak dari tempat duduknya semula. Mencoba berjalan mendekat ke arah malaikat yang menjadi partnernya tersebut.

"Reinkarnasi, heh? Maksudmu kita dulu manusia? Jangan bercanda! Aku bahkan tak pernah mengingat bahwa aku dulu manusia," sang malaikat menjawab ketus pernyataan si iblis.

"Ya… ya… terserah padamu!" sang iblis kini meninggalkan sang malaikat dan kembali duduk di tepi ranjang yang berbalutkan sprey pink dengan manusia yang terlelap di atasnya.

Mata biru sang iblis menatap teduh manusia di hadapannya, seolah ingin menyampaikan sebuah makna tersirat yang ada di dalam hatinya. Ya, iblis ini terjerat dalam sebuah cinta terlarang. Terjerat dalam sebuah lingkaran cinta yang tak mempunyai sudut sebagai pembatas rusuknya.

Sosok iblis yang seharusnya menggoda, mencoba menjerumuskan manusia ke dalam nareka dan dosa ini kini malah mencintai manusia itu. Dan bahkan mencoba melindunginya. Melindungi manusia yang seharusnya menjadi tanggung jawab malaikat.

"Hhh… menunggu pagi itu ternyata membosankan, ya Sasuke?" kedua belah bibir merah milik sang iblis itu membuka perlahan dan mengeluarkan rentetan kalimat tanya.

"Membosankan jika kau terus mengamati gadis Haruno itu!" sang malaikat hanya menjawab ketus pertanyaan dari partner kerjanya itu.

"Kau ini kenapa sih, Sasuke? Kau itu malaikat! Bertugas menjaga dan melindungi manusia ini dengan seluruh ragamu dariku…! Dariku yang iblis ini!" sang iblis kini menaikan nada suaranya sembari memasang raut wajah heran ke arah malaikat di hadapannya yang juga kini sedang menatapnya.

"Justru seharusnya aku yang bertanya padamu… kau iblis, bukan? Apa sepantasnya sosok iblis menyayangi seorang manusia?" sang malaikat menatap iblis tersebut dengan datar, namun matanya terlihat jelas sedang berusaha mengintimidasi tiap jengkal raga iblis tersebut.

"Heh… kau pikir kau apa? Malaikat? Apa pantas malaikat berlaku sepertimu? Kau seharusnya melindunginya! Tapi apa? Kau terlihat sangat membenci Sakura! Ada apa denganmu, Sasuke? Kenapa kau membenci gadis ini?"

"… aku… hanya tak suka melihat cinta terlarang di sini," dan sosok malaikat yang semula beradu argument dengan iblis pirang itu kini menghilang dalam kegelapan malam yang menguasai bumi.

"Ck! Brengsek! Dia kabur!" dan sang iblis yang ditinggal malaikat itu hanya bisa mengumpat kesal tak terima dengan aksi menghindarnya malaikat itu.

When Angel Falls in Love with the Devil

Sakura menegak susunya dengan cepat, lalu mengambil serbet dan mengelap bibirnya. Selesai sarapan rupanya.

"Aku berangkat, Tou-san, Kaa-san," ia menyalami kedua orang tuanya satu persatu lalu berjalan keluar rumah menuju sekolahnya.

Pagi ini sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Mereka menjalani rutinitas seperti biasa. Sakura menjalani kehidupan layaknya manusia normal pada umumnya, Sasuke sang malaikat dan Naruto sang iblis masih setia mengekor dibelakangnya kemanapun ia pergi.

"Heh, bahkan hari inipun kau belum menggodanya agar berbuat dosa," sang malaikat tiba-tiba membuka topik pembicaraan di pagi tenang ini.

"A-aku hanya belum melakukannya… bu-bukannya tidak mau!" Naruto mencoba menyanggah.

"Ya, aku yakin gadis ini adalah manusia paling suci saat hari penimbangan nanti. Dan dia akan masuk surga… cih, membosankan jika terus seperti itu… tidak ada tantangannya!" Sasuke semakin memanas-manasi Naruto.

"Oh, ya?! Bukannya bagus kalau dia masuk surga?! Dia akan bergabung bersama malaikat-malaikat sejenismu! Bukannya di neraka bersama kami para iblis… dan kau, bisa lebih lama bersamanya, Teme!"

"Heh, jika dia banyak berbuat dosa, tentu dia akan masuk neraka… bukannya kau mencintainya, Dobe?! Kau bisa bersamanya di neraka! Karena itu, setidaknya godalah ia sedikit!" Sasuke sedikit menekankan ucapan 'mencintainya' kepada Naru. Sengaja…

"Kau gila? Hah! Justru karena aku mencintainyalah aku tidak mau membuatnya jadi orang berdosa, baka! Neraka itu kejam…! Menyakitkan dan bergelimangan sampah-sampah penderitaan. Aku… aku tak tega padanya…" Naruto mengalihkan pandangannya ke arah Sakura yang kini duduk tenang di halte, menunggu bus datang.

"Cih… berlama-lama bersamamu di dunia manusia ini membuatku malas! Jangan bercanda… tidak tega menggodanya? Kau itu iblis! Jadilah iblis yang kejam dan haus kelicikan serta lapar kejahatan! Kau bahkan bertingkah seperti manusia… manusia lemah yang jatuh cinta seperti di dalam cerita-cerita buatan manusia itu sendiri! Menjijikan…" Sasuke berkomentar pedas. Membuat Naruto mendelik atas ucapannya.

"Apa kau bilang, Teme?! Kau bah –"

"Cukup, Dobe! Aku jijik melihat tingkah berlebihan dan protektifmu pada gadis itu. Perlakukan ia seperti iblis memperlakukan manusia pada umumnya! Sekarang kau terlihat dengan jelas mengakui kalau kau mencintainya! Mencintai manusia itu!"

"Kau sendiri apa, Teme?! Memangnya kau pantas disebut malaikat PADA UMUMNYA?! Menyuruh iblis menggoda manusia… menyuruhku menjadi licik dan jahat… PANTAS?! Mana yang disebut malaikat penuh kebaikan?! Kau bahkan sama saja denganku! Sekarang aku tanya, kenapa kau begitu membenci Sakura?! Malaikat macam apa kau?! Cih! Mungkin kita harus bertukar peran, Teme" Naruto mendecih sinis.

Sasuke terdiam. Ia lebih memilih memasuki bus mengikuti Sakura daripada harus melanjutkan argumennya dengan iblis seperti Naruto.

'Aku membencinya karena kau mencintainya, Dobe…' batin Sasuke sembari menatap datar Sakura yang ada di depannya.

Dan dari sini, cerita mereka bertiga baru akan dimulai. Karena Sasuke dan Naruto tidak tahu siapa Sakura sebenarnya dan masalah-masalah apa yang akan tercipta jika Sakura membongkar rahasianya. Rahasia bahwa sebenarnya Sakura bukan sekedar manusia biasa.

TBC


A/N: Iya nih cerita pendek… maklumin aja, namanya aja prolog-_-b #alasan

Well, saya tau kalau April nanti saya UN dan dengan begonya saya malah ngepublish semua ini… salahkan liburan paskah yang begitu menggoda untuk membuat fanfic…. Dan salahkan computer saya yang begitu menggoda buat diketik-ketik -_- serta salahkan juga kalian para readers yang ga mau ngereview #woy

Wkwkwk, Mind to review?

Kuas tak bertinta