Yow! Setelah sukses (?) dengan fict pertama yang berjudul FORBIDDEN LOVE, saea persembahkan kepada para readers fict baru saea berjudul B-Boy x B-Girl *apa-apaan ini?*. Fict ini request dari Kyoura Kagamine-san, semoga fict-nya sesuai dengan harapanmu ya. Untuk request-an yang lain masih saea tampung idenya. Yosh! Tanpa banyak tralala trilili lagi, nyok kit abaca fict abal saea ini. HAPPY READING MINNA-SAMA!

.

.

..HikaRin Kagamine Proudly Present..

~B-Boy x B-Girl~

-Chapter 1-

(B-Boy, B-Girl, and B-Battle)

.

.

v

Disclaimer : Kalo Vocaloid milik eike, tu Vocaloid bakalan WOANCHOOR! :D

Genre : Romance, Humor, Friendship

Rating : T

Warning : cerita dan humor abal, typo(s), genre sewaktu-waktu berubah, aneh bin ajaib, bahasa gaol, author eksis.

Pairing : Kagamine Twins and friends.

Summary: Len dan Rin adalah b-boy dan b-girl terkenal di Jepang juga rival sejak kecil dalam bidang dance. Mereka terus mengadakan pertandingan untuk membuktikan siapa yang paling jago dalam dance. Siapakah yang akan memenangkan pertandingan itu? Apa yang terjadi setelah pertandingan itu berakhir? #summary gagal!

.

.

.

.

~Don't Like? Don't Read!~

.

.

.

.

Chapter 1 (B-Boy, B-Girl, and B-Battle)

Sore hari disebuah taman di kota Tokyo. Taman itu terlihat lebih ramai dari biasanya. Alunan music Hip Hop dan teriakan-teriakan cewek ababil bergema ditaman itu. Setelah author selidiki, ternyata seorang cowok yang memakai sepati sport Filla, celana sport panjang, t-shirt abu-abu yang ditutupi jacket berwarna jingga, dan rambut blonde sebahu yang dibiarkan tergerai ditutupi dengan sebuah topi dengan posisi terbalik ini sedang menunjukan aksi breakdance-nya di taman itu.

Cowok itu menari dengan riang gembira. Keringatnya menetes deras (?) melalui wajah dan rambut blondenya. Tapi meskipun begitu, ia sama sekali tidak terlihat lelah. Cowok itu memamerkan gerakan favorite-nya. Mulai dari air-chair, handstand dengan satu tangan, freeze, suicide, sampai gerakan cacing kepanasan (?), dan gerakan Hip Hop Dance lainnya yang sukses membuat jeritan fansgirl-nya merusak gendang telinga author yang juga menonton pertunjukan itu.

"KYAAA! LEN-KYUUUN! LIAT SINI DUNKZ!"

"LEN-SAMAAAA! KAKOII!"

"KYAAAAA! KYAAAAA!"

"WAAA!WAAAA!"

"ASDFGHJKL!(?)"

"? #$%^&*!"

Dan author pun mati seketika karena jeritan fansgirl ababil tersebut (Len: oy..ni cerita siapa yang ngelanjutin? Author: oh iya ya *bangkit lagi*). Cowok yang diketahui bernama Len Kagamine pun melakukan gerakan andalannya sebagai penutup. Len melakukan head spin yang kemudian berakhir dengan posisi jongkok. Dia menutup aksinya dengan memasang gaya khas-nya –mengedipkan sebelah mata sambil menopang dagu dengan salah satu tangannya-. Kemudian para fansgirl Len pingsan mengenaskan dengan mulut penuh busa (lebay mode: ). sementara itu, author yang kebetulan cleaning service (?) di taman itu membersihkan 'gundukan' jasad fansgirl Len.

Len yang merasa lumayan lelah mendekati sebuah bangku taman. Di bangku itu seorang cowok berambut biru dengan warna iris yang senada dan mengenakan syal biru padahal lagi musim panas. Gila, kuat banget ini bocah panas-panas gini pake syal. Dia adalah Kaito Shion, sahabat Len sejak kecil. Kaito selalu setia menemani temannya disetiap performance.

Len duduk disebelah temannya itu yang sedang duduk dengan gaya mirip lukisan Monalisa sambil asyik ngemut es krim (?) rasa mint-nya. Len menghela nafas, melepas topinya kemudian mengipas-ngipaskan topinya itu. Kaito menyodorkan jus pisang kalengan ke Len.

"Pertunjukan sukses seperti biasa, mungkin lebih sukses dari sebelumnya. Loe bikin anak orang sekarat gara-gara penampilan loe." Kata Kaito yang melihat tumpukan jasad fansgirl Len.

"Fuh… tentu saja, tidak ada yang bisa menahan pesona gue ketika dance." Kata Len dengan PD-nya (tambahkan efek bling-bling dibagian ini!), Len mengambil jus pisang yang disodorkan Kaito.

"Tapi gue aneh sama loe, padahal loe dapet banyak tawaran dari beberapa produser, tapi semuanya loe tolak." Ujar Kaito mengingat tadi ada salah satu produser menghampirinya untuk membujuk Len supaya mau bekerja sama dengan perusahaannya.

"Hee? Gue masih mau bebas. Gue ini B-Boy yang pengen menari dengan bebas semau gue tanpa ada yang mengatur." Kata Len sambil meminum jus pisangnya. Sesekali ia menengadah ke langit sambil menutup matanya, merasakan angin yang berhembus membelai rambut cowok itu (penyakit puitis author kambuh). Len meraba-raba bangku taman, mencari handuknya, dan setelah ketemu ia langsung mengelapnya ke wajah dan lehernya yang bermandikan keringat –iuuh-. Tapi ketika ia menarik handuknya, terdengar suara orang sekarat.

"Uhuk…L…Len…Khh…le…lepasin oy!"

Dan ketika Len menengok, ternyata syal milik Kaito yang dia pakai. Len langsung melepasnya, Kaito menarik nafas panjang-panjang. "Haha… pantesan handuknya bau es krim." Ledek Len tanpa merasa bersalah. "Udah hampir ngebunuh gue, ngotorin syal rajutan emak gue, bilang syal gue bau lagi." ambek Kaito sambil manyun-manyun. Len hanya terkekeh mendengar rengekan Kaito sahabatnya itu. Kaito mengendus syal miliknya (Kaito: oy…dikira gue 'gugug'?) yang 'ternodai' oleh keringat Len.

"Uhuk… bau banget sih keringet loe! Kaya pisang busuk!" keluh Kaito.

"Enak aja, keringat gue wangi tau! Gue aja doyan nyiumnya." Bantah Len. Kaito hanya sweatdrop denger kata-kata Len. Terpaksa Kaito harus melepas syal kesayangannya. 'Harus dicuci pake kembang tujuh rupa selama tujuh hari tujuh male mini mah.', gerutu Kaito di pikirannya.

….

"WAAA!WAAAA!"

Terdengar keributan dari sisi lain taman itu. Tak jauh dari tempat Len performance, ada orang lain yang juga menunjukan Break Dance-nya. Seorang cewek yang penampilannya mirip Len. Rambut blonde sebahu dan mata berwarna azure-nya sangat mirip dengan Len. Dia mengenakan sepatu sport yang sama dengan Len, rok mini hitam yang dipadu dengan legging hitam, tank top coklat tua yang ditutupi jacket berwarna putih-jingga-kuning, tidak ketinggalan 2 buah jepit dan pita putih yang terpasang sedikit miring menghiasi kepalanya. Cewek itu menari dengan penuh semangat juang (?). para fansboy-nya pun tak kalah semangat menyerukan nama cewek tersebut.

"RIN-CHAN! DAISUKI!"

"RIN-SAMA! IMUT DEH!"

Teriakan para cowok ababil itu tidak kalah efek perusaknya dengan para cewek ababil yang meneriaki Len. Belum lagi mereka membawa Light Stick dan uchiwa (kipas) yang bertuliskan 'RIN-CHAN LOPERS'. Cewek yang bernama Rin Kamigane menyelesaikan dance-nya. Dia memasang pose imutnya, nyengir kuda sambil membentuk jari tangannya jadi huruf V. para cowok pun diterbangkan ke langit ke tujuh.

Len dan Kaito hanya bisa ber-sweatdrop-ria meihat para cowok yang berakhir tragis. "Sepertinya rival loe juga baru selesai dengan aksinya." Sindir Kaito. Len hanya mendengus kesal. Ya, tepat sekali readers-ku tercintah (seketika para reader muntah darah), Len dan Rin adalah rival sejak kecil. Tepatnya sejak kelas 3 SD, ketika ada lomba menari di sekolahnya. Mereka merasa diri mereka yang paling jago menari. Padahal mereka kursus dance di tempat yang sama sejak kelas 1 SD, intinya mereka 'musuh satu perguruan'. Sejak perlombaan itu mereka memproklamasikan perang dance mereka.

Rin terlihat kelelahan, dia langsung menyambar jus jeruk buatan mami tercinta-nya. Disana ia ditemani oleh Miku, sahabatnya sejak kelas 3 SMP. Sama seperti Kaito, Miku selalu menemani Rin setiap dia dance. Bisa dibilang Kaito dan Miku itu manager bagi Len dan Rin. Sama seperti Len, Rin juga setiap harinya mendapat tawaran job dari beberapa perusahaan tapi dia tolak. Len dan Rin adalah B-Boy dan B-Girl terkenal di Jepang.

Melihat Rin sudah tidak dikerubungi lalat-lalat jantan (?) dari perkumpulan PPR (Para Pecinta Rin), Len menghampirinya. Rin menatap Len dengan death glare andalannya. Dengan seketika aura disekitar mereka berubah menjadi hitam dan disambit (?) dengan kilatan petir yang entah datang dari mana. Kaito dan Miku ber-sweatdrop-ria.

"Tidak seperti biasanya, baru satu penampilan saja sudah kelelahan seperti itu, khukhukhu…" ujar Len sambil tersenyum sinis.

"Heee? Setidaknya penampilan gue narik banyak penonton dan tadi ada beberapa produser nawarin job." Kata Rin dengan sedikit nada kemenangan.

"Hahaha… jangan senang dulu. Tadi juga gue dapet banyak tawaran job dari beberapa produser."

"Khh, bohong loe! Dasar cowok jadi-jadian!"

"Dari pada loe, cewek nggak jadi-jadi!"

Karena kesal, Rin mencubit pipi Len. Tak mau kalah dengan Rin, Len juga mencubit pipi Rin. Mereka pun berakhir dengan perang cubit-cubitan dan senggol-senggolan (?). Kaito dan Miku jawsdrop melihat tingkah kedua temannya, hampir setiap hari mereka seperti itu. Tidak tahan melihat Len dan Rin yang masih main cubit-cubitan, Kaito dan Miku melerai mereka berdua.

"Sudah…sudah…! Kalian ini kan teman dari kecil, jangan bertengkar donk!" Miku menenangkan mereka.

"DIA BUKAN TEMEN GUE!" jawab Len dan Rin serempak.

"Iya..iya, sudah dulu berantemnya. Kita mau memastikan siapa yang menang di pertandingan kali ini kan?" kata Kaito. Pertandingan? Ya, Len dan Rin bertanding siapa yang paling banyak dapat penonton dan tawaran job hari itu. Dan yang menjadi wasitnya adalah Miku dan Kaito. Miku menghitung bagian Rin, Kaito menghitung bagian Len. Mendengar kata-kata Kaito, Len dan Rin pun langsung menjadi jinak. *author dirajam RinLen*

"Baiklah, gue dan Miku akan menyebutkan nominalnya. Untuk Len 50 orang penonton dan 20 orang produser yang nawarin job. Gimana dengan Rin?" Tanya Kaito ke Miku.

"Sa-sama…! Penonton 50 orang dan produser 20 orang." Kata Miku kagum.

"APA?" tau kan siapa yang teriak? *author tutup kuping*

"Sudahlah, kalian tanding berapa kali pun hasilnya selalu saja sama. Skill kalian setara. Sudah hampir 20 kali bertanding selalu seri." Ujar Kaito yang sedikit pusing menghadapi kedua rival ini. Kaito sejak kecil selalu menjadi wasit disetiap pertandingan mereka, wajar saja kalau dia merasa pusing dengan tindakan 2 childhood friends-nya itu. Sedangkan Miku baru mengenal Len dan Rin ketika ia pindah ke sekolah mereka sejak kelas 3 SMP.

"KAGAK! Pertandingan ini belum berakhir! Kita akan bertanding lagi! Bagaimana Lenny?" Tanya Rin sambil mengepalkan tangannya.

"Baiklah! Lagi pula siapa juga yang mau dibilang setara dengan bocah ini!" kata Len sambil menunjuk Rin.

"Oke! Bagaimana kalau pertandingan selanjutnya mengumpulkan fans paling banyak melalui poling lewat website? Kita memasukan video dance kita ke website itu dan yang paling banyak di like juga fans-nya yang menang. Deal?" Rin mengulurkan tangannya. Len menjabat tanganny tanda dia menyetujui tantangan Rin.

"Deal! Kaito dan Miku yang akan membuat dan memegang website itu. Lusa kita masukan video kita. Bagaimana? Kaito? Miku? Kalian sanggup, kan? Dan waktu pengambilan polingnya 6 minggu." Ujar Len. Miku mengangguk, sementara Kaito memijit-mijit kepalanya yang pusing. Mukanya sudah membiru, sepertinya dia mual. Haaah...banyak kerjaan lagi dah gue, pikir Kaito.

Tidak terasa sudah menjelang malam, mereka pun memutuskan untuk pulang. Karena Len dan Rin bertetanggaan dan Kaito tinggal dirumah Len, mereka pulang bareng. Sedangkan Miku pulang sendiri karena berbeda arah, tapi karena Kaito merasa khawatir dengan Miku *ciee* dia memutuskan untuk menemaninya sampai rumah. Len dan Rin dengan –sangat- terpaksa pulang bareng. Sepanjang jalan mereka hanya saling diam dan memalingkan wajah, meskipun kadang mereka –tanpa- sengaja saling melirik *prikitiew*.

Bagaimanakah pertandingan Len dan Rin berlangsung? Siapakah yang akan menang? Rin atau Len? Dan apakah yang akan mereka lakukan setelah pertandingan ini? Berhasilkah author menyatakan perasaannya kepada Taylor Lautner? *pertanyaan apa ini?*. Tunggu dan tetap stay read B-Boy x B-Girl.

~o0o~

V

V

V

V

Chapter 1

END

Len: Wew, keren kan gue bisa dance..? Hahaha..

Rin: Akh! Len, idung loe terbang tuh! *nunjuk idung Len yang melayang-layang*

Len: Gyaaa! Idung mancung gue! *ngejar idung*

Kaito: Eike jadi managernya Len? Ogah la yaw… *logat banci keluar*

Miku: bay de wai fict-nya pendek dari biasanya, mana dialog gua dikit!

Rin: Authornya lagi males ngetik tuh… *monyongin bibir*

Author: *nyengir kuda* Yak, bagaimana kesan kalian tentang fict abal saea ini? Keep or Delete? REVIEW wokeh! *w*d