Teen, Age

fyrgebraec

Main Cast: SEVENTEEN / Support Cast: Other idols / GS (genderswitched): Yoon Jeonghan, Hong Jisoo, Jeon Wonwoo, Lee Jihoon, Xu Minghao, Boo Seungkwan / Genre: romance, friendship / Length: chaptered / Rating: G

Camera? Rolling! Sound? Speeding! Scene 13, shot 3, take 1, action! Specialized Videotape Technology Incorporation presents: Teen, Age.


"Panggilan ditujukan kepada Choi Seungcheol kasie 8 dan Lee Jihoon wakasie 8, harap segera menuju ke ruang kesiswaan sekarang juga. Sekali lagi, panggilan kepada Choi Seungcheol kasie 8 dan wakasienya Lee Jihoon, harap segera menuju ke ruang kesiswaan. Terima kasih."

Wonwoo menyenggol Jihoon yang sedang menulis di atas mejanya, menyelesaikan tugas untuk pelajaran setelah istirahat. Telinganya tersumpal oleh earphones, volume diputar sampai hampir maksimal. Jihoon menanggapi senggolan Wonwoo dengan gumaman kecil tanda tidak terlalu memperhatikan, tapi Wonwoo malah melepas salah satu earphones Jihoon.

"Ngapain, sih?!" tanya Jihoon sebal, mem-pause lagu yang sedang ia putar.

"Kamu sama Kak Seungcheol dipanggil ke kesiswaan," jawab Wonwoo tanpa terlihat terpengaruh sedikitpun oleh kegalakan Jihoon. Jihoon langsung menyambar handphone-nya dan bergegas keluar dari kelas, berseru, "kok nggak bilang dari tadi!" yang dijawab Wonwoo dengan, "makanya volumenya dikecilin!"

Ketika Jihoon sampai di kantor kesiswaan, Seungcheol sudah menunggu di depannya. Tanpa berkata-kata, Seungcheol mengajak Jihoon masuk dan duduk di depan meja Guru Park, guru pembimbing OSIS, yang sudah menunggu mereka.

"Jadi begini," Guru Park memulai pembahasan, "sekolah kita mendapat undangan lomba film pendek dari pemerintah kota. Ini pertama kalinya lomba ini diadakan dan Bapak Kepsek ingin kita berpartisipasi. Karena ini lomba kesenian, jadi kan dibawah bimbingan sie kalian, sie 8. Kalian bebas menentukan kru produksinya tapi semua hal yang butuh disampaikan ke sekolah harus melewati kalian. Dana juga akan disiapkan oleh sekolah, kalian tinggal bikin proposalnya."

Guru Park menarik sebuah amplop coklat besar dari tumpukan-tumpukan kertas di mejanya dan menyerahkannya pada Seungcheol. "Berkas-berkas, ketentuan dan petunjuk pelaksanaan lomba, ada di dalam amplop itu. Batas akhir pengumpulan filmnya pada tanggal 13 November, akhir semester ini. Saya harap kalian mempertimbangkan dengan baik lomba ini, karena ini lomba dari pemerintah kota."

Seungcheol dan Jihoon menahan keinginan mereka untuk menoleh kepada satu sama lain.

"Ada pertanyaan?"

Seungcheol tersenyum, mengambil amplop coklat yang disodorkan kepadanya. "Tidak Pak, terima kasih banyak. Akan kami pertimbangkan lomba ini. Apabila nanti kami butuh bantuan, apa akan ada guru pembimbing lain atau bisa langsung ke Guru Park saja?"

"Ke saya saja. Tapi saya yakin, kalian menginginkan kebebasan berekspresi, kan? Peran saya hanya sebagai pembimbing dan penyalur aspirasi dan kebutuhan kalian kepada sekolah, bila nanti butuh izin meminjam ruangan, peralatan, atau surat dispensasi." Guru Park tersenyum.

"Semoga berhasil, Seungcheol, Jihoon."


"Habis ini pelajaranmu apa?"

"Bahasa Inggris. Kak Seungcheol?"

"Mat peminatan. Skip yuk."

Jihoon mendelik ke arah Seungcheol, sudah paham bahwa ia akan mengajak untuk skip pelajaran setelah istirahat. Memang hanya tinggal dua pelajaran lagi, namun Jihoon menyayangkan tugasnya yang hampir selesai di atas mejanya.

"Gila ya, skip mat peminatan. Udah kelas 12, nilai tuh disayang, jangan dibuang-buang. Ya kalau aku, masih kelas 11," gerutu Jihoon, meskipun ia tetap mengikuti Seungcheol yang berjalan ke arah ruang OSIS/MPK yang kerap disingkat menjadi RO oleh murid di sekolah mereka.

[lee jihoon & ms. beanie; 13.05]

lee jihoon: won titip tas sama tugas dong, aku skip bilangin dipanggil kesiswaan

ms. beanie: yah

ms. beanie: okay

lee jihoon: nanti pas pulang kalo gabut ke ro aja sama jun

ms. beanie: siap ji

Ruang OSIS pada jam istirahat biasanya ramai, entah itu oleh pengurus OSIS maupun MPK yang sedang rapat atau sekedar mampir, biasanya bersama teman mereka yang bukan pengurus OSIS/MPK juga. Seperti yang dilakukan Jihoon kepada Wonwoo barusan. Di sekolah mereka, ruang tersebut tidak eksklusif untuk pengurus karena rapat-rapat proker OSIS kadang memiliki panitia yang bukan pengurus.

Setelah melepas sepatu di depan pintu, Jihoon dan Seungcheol masuk. Tidak seperti biasanya, hari ini RO kosong. Mungkin karena ini baru awal semester sehingga belum ada kesibukan yang berarti untuk pengurus. Terlihat tas dan jaket Seungcheol di dekat pintu. Jihoon lagi-lagi mendelik padanya. Yang dilirik hanya bisa tersenyum lebar tanpa merasa bersalah.

Keduanya duduk dan Seungcheol membuka amplop yang berisi ketentuan lomba. Ia memberi separuh berkasnya kepada Jihoon yang langsung membacanya.

"Temanya 'Peran Generasi Muda dalam Era Globalisasi'. Normatif sekali," komentar Jihoon, "panjang film sepuluh sampai lima belas menit. Hmm, lama juga untuk film pendek."

"Kamu terdengar paham film pendek seharusnya seperti apa," celetuk Seungcheol. Jihoon mengangkat bahunya sebagai jawaban. "Berarti kalau jadi kru produksi bisa? Atau cuma ingin jadi pengawas?" tanya Seungcheol.

"Ikut produksi. Kalau Kak Seungcheol?"

"Produksi, lah. Kapan lagi dapat kesempatan bikin film? Tapi harus terstruktur, bukan seadanya."

Sepenuhnya menyadari mereka tidak punya pengalaman memproduksi film sama sekali, Seungcheol dan Jihoon memulai riset untuk produksi film mereka yang pertama.


Sebuah ketukan pada pintu menyadarkan kedua pengurus sie 8 OSIS yang sedang sibuk berdiskusi. Pintu terbuka, Wonwoo dan Jun melangkah masuk.

"Eh, Wonwoo sama Jun. Sini, sini," ajak Seungcheol pada mereka untuk duduk. Wonwoo meletakkan tas Jihoon di sebelahnya dan dibalas dengan gumaman terima kasih dari si pemilik tas. Jun mengintip coretan-coretan di kertas yang berserakan di sekitar mereka.

"Lagi bahas apa nih?" tanya Jun. Seungcheol lalu menjelaskan tentang lomba film pendek tersebut dan sejauh ini diskusi mereka berdua sudah mendapat hasil: peran apa saja yang harus diisi untuk sebuah kru produksi film pendek yang semi-profesional. Seungcheol menunjuk dirinya sebagai Executive Producer dan menunjuk Jihoon sebagai Producer. Kini, mereka sedang membahas konsep cerita yang tepat untuk tema yang diangkat.

Setelah beberapa menit mendengarkan diskusi Seungcheol dan Jihoon, Wonwoo angkat bicara. "Kalau filmnya pakai ensemble cast dan konsep six degrees of separation, gimana?" Ketiganya menoleh ke arahnya, menunggu penjelasan lanjutan.

"Jadi, ensemble cast itu di mana semua karakter berperan penting dalam ceritanya dan berkontribusi pada storyline-nya. Sampai sini paham?" Seungcheol, Jihoon, dan Jun mengangguk. "Biasanya, dalam film ensemble cast, ada konsep six degrees of separation yang menghubungkan semua karakter itu. Konsep itu menjelaskan bahwa dunia itu cukup sempit untuk menghubungkan setiap makhluk hidup dalam jarak maksimal enam langkah, jadi semua orang itu dasarnya punya kaitan dengan semua orang. Paham nggak?"

"Seperti film Murder on The Orient Express, begitu? Meskipun ada satu Hercule Poirot sebagai tokoh utama, namun karakter-karakter lain juga berperan dalam menggerakkan ceritanya dan mereka semua punya hubungan dengan satu sama lain." jawab Jihoon. Wonwoo berseru mengiyakan, "Benar! Kalau contoh lainnya... Film-film Marvel, terutama Avengers, biasanya menggunakan ensemble cast."

"Oh!" seru Seungcheol. "Iya, aku paham. Tapi memangnya memungkinkan untuk film pendek kalau memakai ensemble cast? Nanti melebihi durasi, lagi."

"Esensi dari ensemble cast itu semua karakter memiliki peran yang penting dalam storyline dan screen time yang sama banyaknya. Sebuah cerita nggak harus panjang untuk bisa melibatkan banyak orang di dalamnya, kita cuma membagi porsi dari satu peran utama menjadi milik beberapa cast sehingga mereka semua jadi pemeran utama," ujar Jun menanggapi Seungcheol.

"Menurutku menarik sih, Kak. Kita limit aja castnya jadi maksimal 5 orang biar nggak melebihi durasi. Menurut Kak Seungcheol gimana?" Seungcheol mengangguk-angguk setuju. Tak lama kemudian, ia angkat bicara kembali. "Won, karena kamu yang muncul dengan ide ini, mau jadi director film kita nggak?"

Wonwoo mengangkat alisnya bingung. "Director? Sutradara?"

Jihoon mengangguk tanda mengiyakan. Wonwoo menggeleng sambil tersenyum meminta maaf. "Ah, maaf, sepertinya kalau sebagai sutradara nggak dulu deh."

Seungcheol masih belum menyerah. "Kalau jadi scriptwriter, mau?" Terlihat Wonwoo berpikir sebentar, lalu mengangguk. "Kalau scriptwriter mau."

"Yes! Sudah terisi satu lagi role. Tapi masa sudah punya script writer tapi belum punya director?"

"Kenapa nggak minta Soonyoung? Dia yang biasanya bikin video profil sekolah dan acara-acara OSIS, kan?" kata Jun menjawab pertanyaan Seungcheol.

Seungcheol menjentikkan jarinya dengan semangat. "Jihoon! Kamu kan producer, kamu yang ngomong ke Soonyoung, ya?"

"Oke. Jun, dia sekelas sama kamu kan?" Jun mengangguk. "Aku minta nomernya ya."

"Siap!"


[lee jihoon & HOSHI; 19.23]

lee jihoon: halo, ini soonyoung 11 ipa 3 ya?

lee jihoon: aku jihoon dari 11 ipa 4

HOSHI: halooo

HOSHI: jihoon temennya jun yaaa

HOSHI: ada apa nih tiba2 ngechat

lee jihoon: aslinya enakan ketemu langsung sih, kalo besok pas pulang gimana?

HOSHI: bisaa kokkk

HOSHI: kalo di pinggir lapangan aja gimana, di deket basecamp ekskul dance

lee jihoon: iya boleh, aku aja yang nyamperin kamu

HOSHI: sippp

lee jihoon: makasih banyak yaa, soonyoung

HOSHI: sama2 jiiii


"Temenin ke lapangan, yuk?" ajak Jihoon pada Wonwoo setelah bel tanda pulang sekolah berdering. Mereka sudah memakai tas, siap meninggalkan ruang kelas yang masih ramai oleh teman sekelas mereka yang bersiap-siap pulang. Ekspresi Wonwoo langsung cerah setelah diajak Jihoon ke lapangan, mengangguk antusias. Jihoon tertawa kecil, paham betul mengapa sahabatnya senang diajak ke lapangan.

Alasannya adalah kecerobohan setinggi 186 cm yang tasnya di kelas namun raganya di lapangan basket. Sahabatnya adalah Molten dan Wilson, juga Lee Seokmin dan Xu Minghao. Ketampanannya sudah terkenal ke seantero sekolah dan Wonwoo adalah salah satu dari sekian banyak penggemarnya.

"Memang ada urusan apa ke lapangan?" tanya Wonwoo. Jihoon tidak menjawab, hanya menyuruh Wonwoo mengikutinya ke pinggir lapangan dimana anak-anak dari ekskul dance berkumpul. Belum ia mendekat, Soonyoung sudah menyadari kehadirannya dan melambaikan tangan dengan semangat kepadanya. Jun yang berada di sebelahnya juga melambaikan tangan kepada mereka. Soonyoung segera berdiri dan menghampiri Jihoon dan Wonwoo.

Ketika mereka bertiga duduk di pinggir lapangan, agak jauh dari anak-anak ekskul dance, baru Jihoon membuka mulutnya.

"Jadi gini Soonyoung, sekolah kita dapet undangan ikut lomba film pendek dari pemkot. Temanya 'Peran Generasi Muda dalam Era Globalisasi'. Kata Jun, kamu yang sering bikin video profile acara-acara OSIS, ya? Nah, aku mau nawarin role di kru produksi ini."

Soonyoung terlihat benar-benar penasaran. "Wah, role apa nih?"

"Director."

Siulan terdengar dari bibir Soonyoung. "Aku? Director?"

"Iya, sejauh ini role yang sudah terisi itu Executive Producer diisi Kak Seungcheol, Producer diisi aku, dan Script Writer diisi Wonwoo." Wonwoo tersenyum sambil mengangkat tangannya canggung ketika namanya disebut oleh Jihoon. Soonyoung menyeringai senang.

"Aku terima tawarannya," jawab Soonyoung, namun sebelum Jihoon bisa berterima kasih padanya, Soonyoung melanjutkan perkataannya, "tapi ada syaratnya."

Dua pasang mata menatapnya tajam.

"Apa?"

"Aku yang pilih Cinematographer-nya."

Jihoon menghembuskan napas lega. Ia kira Soonyoung akan memberi syarat yang merepotkan dan aneh, ternyata hanya meminta untuk memilih cinematographer-nya sendiri. Jihoon pikir hal itu dapat diterima, karena jika director dan cinematographer tidak memiliki konsep yang sejalan, bisa panjang urusannya.

"Boleh. Kamu ada usulan?"

Tanpa disangka-sangka, Soonyoung malah memanggil salah satu anggotanya. "Minghao! Sini bentar, dong!"

Gadis tinggi yang dipanggil oleh Soonyoung berlari ke arah mereka. Soonyoung memberi gestur agar ia duduk. "Diajak bikin film, nih. Aku diminta jadi director, tapi maunya kalau cinem-nya kamu. Mau, nggak?"

Tanpa pikir panjang, Minghao mengangguk. "Mau, lah."

Biarpun masih kelas 10, Minghao sudah dikenal dengan kecakapannya menangani kamera. Sejak ia mendaftar dalam ekskul media sekolah, Minghao dan Soonyoung menjadi sering bekerja bersama untuk berbagai keperluan videografis untuk sekolah, sehingga Soonyoung yakin dengan skill dan taste Minghao. Dengan setujunya Minghao menjadi cinematographer, Soonyoung juga resmi menjadi director film mereka.

Jihoon menjelaskan secara singkat tentang lomba filmnya, serta deadline film dan konsep yang telah mereka tentukan. Ia juga bertanya kepada Soonyoung apakah ia setuju dengan konsep tersebut, karena persetujuan director dibutuhkan agar produksi dapat berjalan, yang dijawab Soonyoung dengan, "setuju, kok! Aku juga suka film-film ensemble cast. Untuk story, bisa kita kembangin bareng."

Di tengah-tengah percakapan, Minghao bertanya pada Jihoon. "Kak Jihoon, berapa role lagi yang belum diisi?" Jihoon membuka handphonenya dan menyebutkan role apa saja yang masih harus diisi untuk kru produksi film ini.

"Masih ada Production Manager, Assistant Director, Production Designer, Sound Engineer, Editor, dan cast. Kenapa?"

Minghao merenung sejenak sebelum menjawab. "Kalau yang departemen artistik itu yang Production Designer kan, Kak? Aku mau usul temanku, Lee Seokmin, 10 IPA 1," jelas Minghao dengan bersemangat.

"Oh, iya. Seokmin cocok sih, akun insta dia sangat estetik," kata Wonwoo mengiyakan. Untung bagi mereka, Seokmin sedang bersama Mingyu di tengah lapangan basket, bermain basket.

"Seokmin!" panggil Minghao. Ketika Seokmin menoleh, Minghao memberi gestur untuk menyuruhnya menghampirinya. Dengan cepat, Minghao menjelaskan situasi mereka pada Seokmin. Yang diceritakan mengangguk-angguk.

"Jadi, gimana? Mau?"

"Bentar, bentar. Simpelnya, Production Designer itu penata artistik. Spesifiknya, dia ngapain?"

Soonyoung angkat bicara. "Production Designer tuh kamu yang tanggung jawab aspek artistik filmnya. Set, color palette, properti, kostum, make up. Semua yang ditangkap kamera, kecuali cast, itu tanggung jawabmu."

Seperti Minghao, tanpa ragu, Seokmin setuju. "Wah, mau banget sih. Kapan mulai?" Antusiasme Seokmin mengundang tawa keempat orang lain.

"Santai, tunggu tanggal mainnya."


[lee jihoon & S. Coups; 17.49]

lee jihoon: director kwon soonyoung 11 ipa 3

lee jihoon: cinematographer xu minghao 10 ipa 1, yang biasanya pegang video profile dia juga

lee jihoon: production designer lee seokmin 10 ipa 1, cek instagramnya dia artistik banget

lee jihoon: aku percaya dengan taste mereka

S. Coups: terbaik emang wakasieku

S. Coups: production manager yoon jeonghan 12 ipa 5

lee jihoon: MODUS BANGET YA

S. Coups: all's fair in love and war

S. Coups: ¯\_(ツ)_/¯

lee jihoon: berarti kurang sound engineer, assistant director, editor, dan casts

S. Coups: kalo kamu juga jadi editor gimana ji

S. Coups: mau nggak?


[lee jihoon & chewhansol; 18.00]

lee jihoon: hansol aku mau tanya deh

chewhansol: ya mba ji

chewhansol: chan latian basket mba lagi nggak sama aku

lee jihoon: bukan itu yang mau aku tanyain

lee jihoon: kalo kamu diminta buat jadi sound engineer di kru produksi film pendek, mau nggak?

chewhansol: sound engineer?

lee jihoon: kepala departemen suara

lee jihoon: ngemonitor sound recording pas syuting, leveling & mixing sound, sama bikin scoring buat film

chewhansol: hmmmm

chewhansol: interesting

lee jihoon: mau nggak?

chewhansol: very interesting

chewhansol: dikasih kebebasan berekspresi nggak

lee jihoon: iya, tapi semua harus lewat persetujuan director dulu

lee jihoon: bakal aku bantu kok untuk urusan itu

chewhansol: oh mba ji rolenya apa?

lee jihoon: aku producer sama editor

chewhansol: okay aku mau

lee jihoon: YES THANK YOU SO MUCH


"Dek."

Chan menoleh ke arah kakaknya yang sedang tekun mengerjakan sesuatu pada laptopnya. Mereka berdua sedang berada di ruang keluarga, Chan menonton TV sementara Jihoon dengan laptopnya. Jam sudah menunjukkan pukul 10.30 namun kakak beradik itu masih bertahan di ruang keluarga.

"Apa, Mba?"

[lee jihoon & HOSHI; 22.31]

lee jihoon: soonyoung, kalo assistant directormu lee chan, gimana?

"Aku lagi bikin film pendek, mau jadi Assistant Director, nggak?"

HOSHI: lee chan anak dance?

HOSHI: dia berpengalaman jadi asdir?

lee jihoon: nggak juga, tapi dia fast learner

lee jihoon: dan dia lumayan paham dengan urusan beginian

lee jihoon: hah chan dance?

Jihoon mengerutkan keningnya. Sejak kapan adiknya ikut ekskul dance? "Assistant Director? Bantu-bantuin Director pas bikin film gitu kan?" tanya Chan balik.

Jihoon tampak berpikir sebentar, lalu menjawab, "Bantuin Directornya ngerjain tugasnya. Simpel kok, bikin shot list sama jadi tangan kanan Directornya pas syuting. "

"Hmm... Directornya siapa?"

HOSHI: iya

HOSHI: kenapa emang

"Directornya Soonyoung IPA 3."

"Oh, Kak Soonyoung? Mau deh!"

lee jihoon: gapapa, kaget aja

lee jihoon: jadi gimana? mau nggak?

HOSHI: iyaaa gakpapaaa

lee jihoon: oke deh

lee jihoon: fix chan asdir

"Dek, kamu ikut dance?"

Chan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, sebuah cengiran muncul di bibirnya. "Hehe, iya."

HOSHI: siaap!

to be continued.


a/n: lusa aku uas dan selasa aku ada deadline paper yang belum aku kerjakan sama sekali. and I decided to start this. yay for me. terinspirasi dari konsepnya clap tentang self-producing video, and I can totally relate to it karena aku sendiri baru aja selesai memproduksi film pendek dan rasanya SENENG BANGET so I thought why not? seventeen as movie production crew?

semoga pada suka ya hehe pls do review!

edit: here comes the long overdue edit im so sorry guys dont hate me btw i spend the whole year making other short movies so that's where ive been im so sorry once again

-fyrgebraec