17 Pledis Entertainment

Jeon Wonwoo x Kim Mingyu with Seventeen member.

Mochi—Prologue

«:•••:»

Hoshi menikah.

Wonwoo bahkan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Seingatnya kemarin dia baru saja mengenal pria itu di universitas. Bahkan Hoshi tidak pernah mengatakan sedikit pun perihal hubungan spesialnya dengan seseorang. Pria itu lebih sering menghabiskan waktu di apartemen Wonwoo. Menonton film dan menari-nari tidak jelas hingga larut malam. Tidak pernah sekali pun Hoshi membawa teman untuk dikenalkan pada Wonwoo.

Dan sekarang, pria itu berdiri di altar bersama seorang pria lain yang lebih pendek darinya.

Satu hal lagi yang tidak Hoshi ceritakan kepadanya. Pria itu ternyata penganut hubungan sesama jenis. Wonwoo kira Hoshi menyukai gadis-gadis sipit dari Jepang yang sering diceritakannya. Namun Hoshi membuktikan bahwa itu salah. Pria yang menjadi pasangannya juga bermata sipit, tapi dia bukan orang Jepang dan juga bukan seorang gadis.

Senyuman lebar terus terpatri di bibir Hoshi seraya memandang calon istrinya. Mata sipitnya semakin menghilang dan Wonwoo yakin pria dihadapan Hoshi tersipu karena ditatapi seperti itu. Mereka sudah saling membuat janji sehidup semati dihadapan para undangan dan juga pendeta. Menyematkan cincin di jari manis satu sama lain hingga akhirnya adegan yang ditunggu-tunggu.

Berciuman.

Hoshi melakukannya tanpa ragu. Mencondongkan tubuhnya dan merendahkan kepalanya ke arah Jihoon. Memejamkan mata lalu menempelkan bibirnya dengan perlahan. Suara tepuk tangan dan siulan segera menghiasi seisi ruangan yang tidak mencapai lima puluh orang itu.

Wonwoo masih terdiam dan menatap datar pasangan itu hingga ciuman mereka usai. Hoshi tersenyum begitu lebarnya hingga Wonwoo takut bibirnya terus melengkung dan tak kembali. Pria itu memeluk 'istri'nya dengan erat kemudian beberapa pria yang Wonwoo yakini sebagai teman-teman kampus Hoshi menghampiri mereka dan mengucapkan selamat.

Mereka juga ikut berbahagia, pasti. Wonwoo masih memilih duduk dan memperhatikan dari jauh. Hingga tatapannya bertubrukan dengan milik Hoshi. Senyum pria itu luntur. Dia mengabaikan Wonwoo dan lebih memilih untuk berbincang dengan mereka.

Atau tidak.

Karena sekarang Hoshi berjalan ke arahnya. Menggandeng Jihoon yang tersenyum tipis. Wonwoo menyadari itu lalu segera berdiri.

"Hai, Won." sapa Hoshi.

Wonwoo menaikkan alisnya. Canggung sekali.

"Ini Jihoon dan yah, aku sudah tidak jomblo lagi." lanjutnya.

Apa Hoshi baru saja menyindirnya?

"Baiklah, sekarang siapa yang mengingkari janji persahabatan kita?" Wonwoo bertanya sarkastis.

Hoshi ingat. Mereka berjanji tidak akan menikah hingga umur dua puluh lima, namun sekarang yang dihadiri Wonwoo adalah upacara pernikahan Hoshi di usia dua puluh tiga.

Hoshi tertawa. "Well, sebenarnya aku dipaksa menikahi Jihoon secepatnya." katanya lalu mendapat cubitan dari Jihoon.

"Kau terpaksa menikahiku?" Jihoon mendengus dan wajahnya terlihat menekuk.

"Kita kan sudah berencana menikah di usia dua puluh tujuh dan Mama memintaku untuk menikahimu sekarang juga." Hoshi memeluk pinggang kecil Jihoon begitu posesif dan mencium pipinya tepat dihadapan Wonwoo.

Wonwoo berdecak. "Jangan umbar kemesraan di depanku. Tidakkah kau merasa bersalah, Hosh? Menyembunyikan Jihoon dan hubungan kalian?"

"Maafkan aku, Won. Terlalu beresiko untuk memberitahu hubungan kami. Rasa takut terkadang menghampiriku jadi aku memutuskan untuk menyembunyikan hal ini. Aku tidak bermaksud untuk mengkhianatimu tapi—" Hoshi menatap sekeliling.

"Akhirnya kau menikah." potong Wonwoo.

Hoshi menunduk dan Jihoon menenangkannya dengan cara mengelus lengannya yang terbalut jas hitam.

"Kuucapkan selamat."

Suara Wonwoo terdengar pelan namun Hoshi bisa mendengarnya dengan baik. Pria itu membelalakkan matanya lalu memeluk Wonwoo dengan erat. Membiarkan kekehan keluar dari mulut Wonwoo dan senyuman dari Jihoon. Pria mungil itu tahu tentang Wonwoo dan janji yang mereka buat. Ia sangat senang jika Wonwoo menerima mereka dengan lapang dada—meski sekarang Jihoon mulai cemburu karena Hoshi masih saja memeluk tubuh tiang itu.

"Lepaskan. Kau tidak takut Jihoon marah?" peringat Wonwoo.

Dengan segera Hoshi beralih pada Jihoon dan memeluknya. Membisikkan kata-kata cinta hingga telinga Jihoon memerah padam dan menjalar ke bagian wajahnya.

"Terima kasih, Won." itu Jihoon yang berucap. Wonwoo mengangguk sambil tersenyum.

Ini bukanlah kisah akhir dari persahabatan Wonwoo dan Hoshi. Nyatanya pria bermata sipit yang hiperaktif itu selalu mengunjunginya di akhir pekan bersama Jihoon. Mereka melakukan hal yang dulu sering mereka lakukan. Bedanya, kini Wonwoo justru terkadang menanyakan tentang malam pertama dan malam-malam lain yang mereka lakukan di rumah. Pertanyaan itu sukses membuat keduanya memerah seperti kue mochi yang diberi pewarna merah muda yang cantik.

To Be Continued

Fiksi baru dan tinggalkan fiksi lainnya sejenak.

Saya mau curhat sedikit boleh kan?

(1) kebetulan, saya pakai lockscreen foto meanie yang tidur berduaan di LieV. Kemarin adek saya nggak sengaja buka dan dia bilang, "ih apa nih laki-laki kok tidur berduaan sama laki-laki?". Saya bingung mau jawab apa karena dia masih kelas 6 sd.

(2) pun, tadi pagi di sekolah teman saya yang laki-laki nggak sengaja lihat foto meanie di galeri saya dan dia bilang, "kalian ga bakal bisa nikah kalau semua laki-laki di dunia kayak gitu." lagi-lagi saya merasa gundah gulana.

(3) hari ini SM adain audisi di kota saya XD saya nawarin temen yang mirip Jungkook (dia fanboy-nya BTS) buat ikut, tapi dia malah bilang, "kamu sendiri nggak ikut? Nanti aku anterin kesana deh." XD

(4) soonhoon is REAL!! XD

Maaf untuk typo dan kesalahan lainnya. Jangan lupa review. Komentar kalian itu berpengaruh dalam membangkitkan atau malah menjatuhkan semangat saya. Terima kasih XD

170719