Hollaaaaaaaaaa... kali ini bertemu lagi dengan Rinko Kurochiki dalam acara yang cetar membahana!
#Ditimpuk readers gegara berisik gak karuan#
Oke mangap yak pemirsa. Kali ini saya akan membuat sebuah fic baru.
Readers: WOYYYYY... MANA FIC YG KEMAREN?
Hahahahaha... syukur ada yang nanya. Fic yg kemarin saya pending dulu. Besok dilanjutin lagi. Ini saya mau colab sama adek saya tercinta, Jessi Paras Hadi.
Oke karena colab, jadi gak mungkin saya bikin sendiri. Saya ganti partner sekarang. Raiko saya gusur. #dicekek Raiko#
Jadi... para readers sekalian mesti mendukung saya buat bikin ni. Saya gak mau mengecewakan adek saya soalnya. Ente semua paham kan?
Okelah.. tanpa banyak cingcong lagi, mari kita sambit. #ehhh.. salah# Mari kita Sambut.
Someone Who Change Me
Genre: Romance & Drama
By: Rinko Kurochiki and Jessi Paras Hadi.
Disclaimer:
Ommmmm... Bleach buat saya yaaaaa...
Om Kubo: Sembarangan koe. Bleach itu punya saya. Understand?
Huweeeeeeeeeeeeee... Si Om Kubo pelit amat sihhh.
Warning: Typo masih gentayangan kayak Kunti, gaje-ness, OOC, dan ini bukan cannon. Yg paling penting DON'T LIKE, DON'T READ.
.
.
.
Chapter 1 Inuzuri
.
.
.
Inuzuri. Sebuah desa terpencil dengan angka kejahatan terbanyak di Jepang. Tempat yang terkenal akan kekumuhannya dan kekejaman para mafianya ini begitu ditakuti banyak orang. Tempat yang terkenal akan kriminalnya ini dipenuhi dengan berbagai macam manusia yang keji dan tidak berperasaan.
Disebuah sudut tempat itu, seorang gadis kecil tampak berdiri ketakutan dengan seseorang pria yang tengah menghadangnya. Pria itu tampak mencoba ingin mengintimidasi gadis kecil itu.
''Mau kemana kau, gadis kecil? Bukankah sudah kubilang agar kau tidak menggangguku, hah?'' Teriak pria itu dengan kerasnya dibarengi dengan tatapan tajamnya.
''A.. aku hanya ingin mengambil barang milikku.''
Gadis kecil itu menunjuk sebuah kalung yang ada digenggaman pria itu.
''Apa kalung ini maksudmu?''
Pria itu menunjukan sebuah kalung liontin bertahtakan batu giok berwarna ungu. Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari kalung itu, tapi yang membuat itu menjadi istimewa dimata gadis kecil itu adalah pemberian dari mendiang ibunya.
''Aku mohon. Kembalikan kalung itu. Aku berjanji tidak akan mengganggu paman lagi.'' Pinta gadis kecil itu seraya bersujud dihadapannya
''Apa kau gila, hah? Kau sudah menggangguku dan kau mau mengambil barang ini? Matilah dihadapanku, bocah!''
Gadis kecil itu menutup erat matanya ketika pria itu hendak mengarahkan kakinya untuk menendang wajahnya. Bersiap untuk mendapatkan rasa sakit yang teramat.
''HENTIKAN!''
Pria itu menghentikan gerakannya ketika didengarnya seseoang yang berteriak kencang kearahnya. Begitupun juga gadis kecil itu yang melihat ke arah asal suara itu.
''RUKIA.''
''Ka.. kak Hisana.''
Hisana, kakak dari gadis kecl bernama Rukia itu menghampiri adiknya ketika melihat adiknya dalam bahaya. Dengan segera Hiasana memeluk adik kecilnya itu.
''Kau tidak apa-apa Rukia?''
''Kheh.. datang lagi pengganggu yang mencoba untuk menjadi pahlawan.'' Ujar Pria itu seraya tersenyum mengejek.
Dengan gerakan spontan, Hisana menjadikan dirinya sebagai tameng demi adiknya. Ia mencoba untuk melindungi adik kecilnya ini.
''Apa yang mau kau lakukan pada adikku?!'' Hisana menatap tajam pria itu.
''Kau tidak tahu ya? Adikmu sudah menggangguku bermain judi.''
Sejenak Hisana menatap adiknya, mencoba mencari kebenaran.
''Benarkah itu, Rukia?''
''Itu benar. Tapi aku melakukannya karena dia telah mengambil kalung yang ibu berikan padaku.''
Ujar gadis kecil itu membela dirinya.
''Kau dengar kan? Jadi bukan adikku yang salah. Sekarang aku mau kau mengembalikan barang yang telah kau ambil darinya.'' Hisana mencoba mengintimidasi pria tinggi besar itu. Pria itu hanya mampu tertawa geli mendengarnya.
''Jika tidak mau kuberikan, apa yang akan kau lakukan, nona manis"
''Apa kau tidak tahu jika aku jago karate? Akan kupatahkan tanganmu.'' Gertak gadis remaja itu ingin mencoba membuat pria itu takut padanya.
''Hahaha.. coba saja kalau kau berani.''
Hisana mengambil gerakan kuda-kudanya. Ia masih memikirkan strategi apa yang bagus untuk menghajar pria ini. Saat Hisana telah memikirkan cara apa yang tepat, segera Ia mulai melancarkan aksinya. Ditendangnya wajah pria itu tepat dirahangnya. Dan JACKPOT! Ia berhasil mengenainya. Pria itu telah tersungkur sekarang.
''Kheh.. kau baru tahu kan kehebatanku.'' Senyum Hiasana mengejek.
Hisana melihat kalung yang tergeletak di dekat pria itu terjatuh. Segera diambilnya kalung itu sebelum pria itu menyadarinya.
Hup.
''Khukhukhu.. mau kemana kau, nona pemberani?''
Hisana membelalakan mata dengan lebar ketika melihat pria itu tengah memegang kakinya dan mencengkramnya dengan kuat. Dengan sigap, pria itu berdiri dan mencekik leher Hisana dengan kuatnya.
''KAKAK!''
''Hahahaha,,, akan kubuat kau menerima akibatnya jika kau berani berurusan denganku.''
Hisana terus menerus meronta demi melepaskan cekikan pria itu. Rukia kecil juga tidak mau kalah dengan ikut menendang atau memukul pria itu. Tapi karena postur tubuhnya dan tenaganya yang tidak sepadan, ia tidak dapat merubuhkan pria itu. Dan malah dirinya yang tersungkur akibat tendangan pria itu.
Dari kejauhan, muncul seseorang pria bertubuh besar dengan rambut jabriknya. Dandanannya yang ala preman dan berbagai macam aksesoris perak yang melekat ditubuhnya, membuat dirirnya begitu disegani dan ditakuti oleh semua orang.
Dengan sigap, diicengkramnya tangan laki-laki yang tengah mencekik Hisana itu.
''Lepaskan tangan kotormu dari putriku, brengsek.''
''Siapa kau?'' Teriak pria itu mulai menjauh sambil masih mencengkram leher Hisana.
''Namaku Kenpachi Zaraki. Apa kau ingat dengan nama ini sekarang?'' Ujar Kenpachi dengan tatapan menusuknya.
''Ke.. kenpachi? Anggota geng Yakuza?''
''Ya. Jadi lepaskan tangan kotormu itu dari putriku.''
Dengan segera, Kenpachi melepas paksa cengkraman tangan pria itu dari Hisana lalu menghajar pria itu secara bertubi-tubi hingga pria itu tersungkur tidak berdaya. Sedangkan Hisana dan Rukia hanya melihatnya dari jauh. Begitu selesai, Kenpachi segera menghampiri kedua putrinya itu.
''Kalian tidak apa-apa?''
''Iya. Kami tidak apa-apa.'' Ujar Hisana seraya memeluk Rukia yang masih terlihat agak syok itu.
''Baguslah. Kita pergi dari sini dan pulang.''
''Iya.''
.
.
.
#Rin Kurochiki_Jes Paras Hadi#
.
.
.
Hisana keluar dari kamar miliknya dan adiknya, setelah menidurkan Rukia yang sudah kelihatan tenang. Diberanda dari rumah flat ini, terlihat Kenpachi yang tengah duduk melamun memandangi Inuzuri dari luar. Hisana mencoba mengakrabkan suasana dengan menghidangkan kopi kesukaan ayahnya.
''Ini kopi untuk ayah.''
''Terima kasih.''
Hisana duduk disamping ayahnya seraya menyeruput teh hijau kesukaannya. Matanya mencoba mengikuti arah pandangan ayahnya. Hening sejenak melanda. Melihat putrinya yang begitu tenang, membuat Kenpachi berniat untuk mengutarakan apa yang ia pikirkan tadi.
''Apa kau mau kita pindah ke Seiretei, Hisana?'' Ungkap Kenpachi tanpa memandang wajah putrinya.
''Seiretei? Kenapa mendadak sekali? Apa ada sesuatu sehingga ayah memiliki rencana untuk pindah ke Seiretei?''
Kenpachi menghela nafasnya. Mencoba utuk menghilangkan rasa stress dipikirannya..
''Ayah hanya berpikir jika daerah ini tidak lagi aman untuk kalian berdua. Ayah hanya tidak ingin kalian dalam bahaya saat ayah tidak berada di rumah.''
Diam.. menjadi suasana yang dapat digambarkan saat ini. Namun itu tidak alam setelah Hisana menghela nafas dan mengutarakan pendapatnya.
''Jika itu keinginan ayah, aku dan Rukia akan mengikutinya. Bukankah kami anak ayah?'' Ujar Hisana tersenyum simpul menatap ayahnya.
''Baiklah. Lusa kita akan pindah ke Seiretei.''
Keputusan yang terbaik yang bisa diambil oleh Kenpachi adalah dengan membawa kedua anaknya untuk pindah ke tempat yang lebih aman dari tempat yang mengerikan ini. Ya... itu benar.
To Be Continued
#Rin_Kurochiki Room#
Readers: Assalamualaikum, atokkkk oh atokkk
Waalaikumsalam, ehhhh ada tamu. masuk, masuk. Tapi kenapa ente semua manggil saya atokkk. Lu pikir gue udah tua apa? #Author mulai sarap#
Inilah dia fic baru saya dengan Jessi sebagai partner saya. Belum keliatan kan inti ceritanya? Itu sudah pasti, karena saya mau bikin ini jadi multichapter.
Nanti ada sesi Jessi yang komentar. Karena dia newbie #asekkk# jadi mohon bantuannya juga ya Minna.
Oke.. saya Cuma mau bilang nanti bakalan ada surpise dari saya. Jadi.. tunggu tanggal mainnya. #ditimpuk readers pake galon#
Dari Rinko mungkin Cuma ini. Nanti selanjutnya biar Jessi aja yang lanjutin. Oke.. oke...
#Jessi_Room#
Hai Readers, perkenalkan saya Jessi. Saya masih belajar buat fic dengan kak Rin sebagai guru saya, kalau buatan saya ancur harap di maklumi yah ... saya harap para Readers mau ngasih review buat fic colab saya yang pertama kali ini , sekian dan terima kasih.
See You At Next Chapter
