JEALOUS 4

Main Cast: Lee Donghae, Lee Hyukjae

Genre: Romance

WARNING!

BOYS LOVE

DON'T LIKE? DON'T READ PLEASE!

THE STORY IS MINE

Typo may applied, don't be silent reader please. NOT ALLOWED TO COPY PASTE WITHOUT MY PERMISSION.

TIDAK MENERIMA BASH DAN KAWAN-KAWANNYA. KRITIK DAN SARAN SANGAT DIBUTUHKAN.

THANKYOU :)

.

.

It's hard for me to say, i'm jealous of the way you're happy without me...

.

.

"WARNING, FOR TAKING MY LOVE WITHOUT MY PERMISSION!"

Donghae menghembuskan napasnya kasar, ia membanting ponselnya—yang hampir hancur itu—ke tempat tidur setelah membaca komentar genit kekasihnya—pada Siwon di jejaring sosial milik Yesung. Kemudian Donghae meninggalkan kamarnya, ia meneguk segelas air putih sebelum mengusap wajahnya dengan gusar. Sebenarnya Donghae tidak benar-benar ingin memperdebatkannya, selama ini Donghae mencoba mengabaikannya. Tapi coba hitung, ini mungkin sudah yang ketiga kalinya—atau bahkan lebih kekasihnya berkomentar genit seperti itu. Donghae kembali ke kamar dan mengambil ponselnya, ia mencoba menghubungi Hyukjae dan membahas perkara ini. Nada sambung terhubung, tapi Hyukjae tidak mengangkat panggilan teleponnya. Bagus, bisa berkomentar genit pada orang lain tapi tidak bisa mengangkat panggilan telepon darinya. Hyukjae perlu di beri pelajaran agar jera.

Dasar genit, sialan!

Setelah membenahi penampilannya—memakai topi juga jaket jeans untuk menutupi kaos oblongnya. Donghae mengambil kunci mobilnya dan bersiap menuju apartemen kekasihnya yang baru beberapa hari ini ia tinggali. Donghae yakin, Hyukjae pasti sedang berada di sana menikmati waktu luangnya sambil mengetik komentar genit pada orang lain. Lihat saja, Donghae akan benar-benar membuatnya menyesal kali ini. Membuat Donghae cemburu sekligus marah adalah keputusan yang buruk, Hyukjae. Tidak ada yang bisa menebak isi pikiran Donghae ketika laki-laki yang terkenal lembut dan kalem itu marah. Bukankah Hyukjae tahu lebih jauh soal itu? Lalu, kenapa tidak ada jeranya sama sekali? Hyukjae benar-benar menguji kesabaran Donghae.

"Lee Hyukjae!"

Hyukjae hampir saja melemparkan ponselnya, karena kaget setengah mati mendengar panggilan menggelegar Donghae. Ia sedang berselancar di dunia maya dan mencari tahu banyak hal tentang dirinya dari sana. Sesekali Hyukjae juga meninggalkan komentar saat ada member Super Junior lain yang mengunggah foto mereka ke Instagram. Hyukjae suka menggoda semua orang, terutama member dan penggemarnya. Jadi Hyukjae hanya melirik sekilas pada Donghae—orang yang memanggilnya dan kembali fokus pada layar ponselnya yang menampilkan foto Choi Siwon.

"Lee Hyukjae!"

Sekali lagi panggilan itu membuat Hyukjae kaget, ia tidak bisa mengabaikan panggilan itu lagi. Ia mengalihkan pandangannya dari ponsel dan menatap orang yang masuk ke apartemennya tanpa permisi itu dengan sengit. Sudah masuk tanpa permisi, berteriak-teriak pula memanggil namanya. Donghae tidak tahu sopan santun.

"Apa lagi?" Hyukjae bertanya jengah, ia meninggalkan ponselnya dan berjalan menuju sofa di dekat jendela. Hyukjae merajuk tanpa sebab, ia tidak mau menatap Donghae dan memilih memperhatikan pemandangan di luar jendela.

"Apa maumu sebenarnya?"

Donghae membuka topi dan jaket jeansnya lalu melemparkannya dengan kasar ke lantai,ia membiarkan tubuh atletisnya—yang sekarang agak kurus itu tertiup dinginnya penyejuk udara yang di pasang Hyukjae di apartemen mewah ini. Meski dingin, Donghae tetap merasa gerah. Gerah karena kelakuan genit kekasihnya.

"Apa mauku? Kau masih peduli padaku, rupanya."

Lelah karena ucapan sarkasme Hyukjae, akhirnya Donghae mendekati Hyukjae ke sofa dan menarik lengannya agar mau berhadapan dengannya. Mata sendu Donghae mengurung tatapan kesal Hyukjae, memaksanya untuk memandang Donghae.

"Kau sudah sangat keterlaluan, Hyukjae. Aku tahu semua itu hanya bercanda, tapi sungguh itu sangat keterlaluan." Donghae melunak, ia akhirnya mengendurkan cengkramannya di lengan Hyukjae setelah melihat sorot mata kekasihnya.

"Aku tidak bercanda, Siwon memang menarik."

Dan satu tamparan mendarat di pipi Hyukjae, membuat pemuda manis itu membulatkan matanya karena tidak percaya Donghae mulai berani menggunakan kekerasan padanya. Berkali-kali mereka bertengkar dan baru kali ini Donghae menggunakan kekerasan. Hyukjae berdecak, ia seperti mulai menyadari sesuatu. Dia mulai bosan rupanya.

"Aku—aku minta maaf, Hyukjae."

Mata Donghae membulat sempurna setelah melayangkan tamparan tadi, tangannya terkepal kuat menyesali perbuatannya. Tidak terlalu keras memang, tapi hal itu cukup membuat Donghae terkejut karena tidak biasanya Donghae hilang kendali hingga berbuat kasar pada kekasihnya. Ini yang pertama kali terjadi, Donghae sendiri tidak mengerti kenapa ia bisa kehilangan kendali tubuhnya.

"Aku tidak mau melihatmu, Lee Donghae."

Hyukjae beranjak dari sofa, ia masuk ke kamarnya dan membanting pintu itu sekeras yang ia bisa. Awalnya Hyukjae hanya bercanda dan menginginkan perhatian Donghae yang belakangan ini lebih memperhatikan koleksi kameranya, tapi tidak di sangka Donghae malah marah dan bahkan menamparnya. Hubungan mereka sudah terjalin selama bertahun-tahun, Hyukjae jadi di buat bertanya-tanya. Apakah Donghae mulai bosan padanya? Apa Hyukjae tidak lagi menarik baginya? Hyukjae mengacak rambutnya kesal, ia bahkan membanting bantal dan guling yang ada di tempat tidurnya untuk melampiaskan rasa frustasinya.

"Hyukjae, buka pintunya sayang. Aku ingin bicara."

"Pergi! Bicara saja pada kamera sialanmu itu, aku tidak mau melihatmu atau mendengarkanmu bicara!"

Kekasihnya benar-benar marah, Donghae tahu itu. Lagi pula, perbuatannya tadi memang keterlaluan. Donghae sangat menyesalinya, ia berani bersumpah demi apapun tidak akan mengulangi perbuatannya yang tadi.

"Sayang, aku akan benar-benar mendobrak pintu ini dan—"

Pintu terbuka, menampilkan Hyukjae yang masih memasang wajah masam. Ia kembali lagi ke tempat tidur dan enggan menatap Donghae. Hatinya masih sakit karena perbuatan kasar Donghae barusan. Hyukjae membuka pintu bukan karena memaafkan Donghae, ia hanya tidak mau Donghae benar-benar mendobrak pintunya dan merusak interior apartemen barunya.

"Kau benar-benar marah padaku, Hyukjae?"

"Menurutmu?"

Oke, itu artinya masih marah. Donghae menghela napas panjang, bukankah awalnya Donghae yang marah? Kenapa jadi Hyukjae yang marah sekarang? Lagi-lagi Donghae mengalah, ia mendekati Hyukjae dan berusaha memeluknya. Hyukjae tentu saja berontak, ia berusaha mendorong, memukul dan bahkan menendang Donghae yang berusaha memeluknya. Tapi sudahlah, Hyukjae tidak punya tenaga lebih. Donghae memang lebih kuat darinya, ia akhirnya membiarkan Donghae memeluknya dan mengecupi puncak kepalanya.

"Aku minta maaf, hm? Maafkan aku, itu tidak sengaja."

"Sakit," cicit Hyukjae lirih. Donghae mendengarnya dan langsung menarik wajah Hyukjae agar memandangnya.

"Benar-benar sakit? Maaf, aku tidak bermaksud melukaimu."

Donghae memeriksa wajah mulus Hyukjae yang tanpa cacat itu, berharap ia tidak meninggalkan bekas luka apapun di sana. Bisa gawat kalau Heechul sampai tahu, bisa-bisa Donghae di maki dan di hajar sampai mati olehnya.

"Bukan wajah," Hyukjae menarik tangan Donghae yang sedang menangkup wajahnya. Ia kemudian membawanya ke dada sebelah kirinya, "di sini sakit sekali."

Ah, jadi Donghae juga melukai hatinya. Donghae semakin merasa bersalah, ia kembali membawa Hyukjae ke dalam dekapannya dan mengucapkan beribu kata maaf. Sesekali Donghae mengecup singkat bibir plum Hyukjae yang mengerucut.

"Aku memang bersalah, tapi kau juga. Kau membuatku sangat cemburu karena komentar-komentarmu pada Siwon. Kau komentar tentangnya, tapi tidak sekalipun berkomentar padaku."

Hyukjae melepaskan pelukannya, ia memincingkan matanya sambil menatap mata sendu Donghae. Semakin sendu karena sekarang dia sedang merasa bersalah, mau marah pun Hyukjae jadi tidak tega. Hyukjae menghembuskan napas pasrah, "itu karena kau yang mulai duluan."

Obrolan mereka semakin tidak jelas, saling menuduh dan menyalahkan. Tapi Donghae diam saja, menunggu Hyukjae selesai dengan penjelasannya.

"Aku mengomentari fotomu yang kau unggah di Instagram, tapi tidak sekalipun kau menanggapi komentarku. Kau membalas komentar orang lain, tapi tidak dengan milikku. Aku kesal, makanya membalasmu."

"Dengan berkomentar genit pada Siwon?" Tanya Donghae sarkasme, ia tiba-tiba berang mengingat isi komentar Hyukjae tentang Siwon. Rival terbesarnya dalam hal berebut Hyukjae. Meski secara resmi Donghae yang memiliki Hyukjae, tapi tetap saja Siwon mendapatkan perhatian yang sama dari Hyukjae. terkadang itu menyebalkan dan membuatnya gusar karena cemburu. Seharunya Hyukjae tidak boleh membagi perhatiannya dengan siapapun.

"Selain itu, kau juga sibuk dengan kameramu. Kau terlalu sibuk dengan semua koleksi kameramu dan mulai mengabaikan aku. Kita belum lama kembali bersama setelah berpisah lama, tapi kau malah sibuk dengan hal lain."

Penjelasan—atau lebih tepatnya keluhan Hyukjae berhenti sampai di situ. Donghae masih mendengarkannya sampai selesai, setelah itu ia menarik dagu Hyukjae dan sekali lagi memberinya kecupan singkat yang manis. Kedua tangannya menangkup wajah Hyukjae, mempertemukan pandangan mereka.

"Jadi sebenarnya kau merindukan aku? Kenapa tidak bilang langsung? Kenapa malah mengataiku idiot dan semacamnya?"

Hyukjae menghela napas sebelum memulai kalimatnya, Donghae benar-benar membuatnya frustasi. Begitu saja tidak mengerti. "Kau memang benar-benar idiot, pergi sana!" Hyukjae memberontak dari pelukan Donghae, ia bahkan menendangnya agar Donghae segera pergi dari hadapannya.

"Yakin, kau mau aku pergi?" Goda Donghae, ia suka melihat Hyukjae bertingkah judes padanya.

"Kau memang idiot, aku benci padamu! Pergi jauh-jauh dariku, kau idiot!"

Bukannya pergi, Donghae malah semakin mendekat dan mengurung Hyukjae dalam kungkungan tubuh maskulinnya. Memerangkap Hyukjae agar berhenti bergerak dan tidak melarikan diri darinya.

"Yes, i'm yourmongcheongi Donghae.I'm your only one idiot, Lee Donghae."

Setelah itu Donghae mulai mengecup bibir Hyukjae. Berawal dari kecupan ringan, hingga akhirnya Donghae meraup bibir plum itu dan memagutnya kasar. Semakin lama, ciuman Donghae semakin turun ke leher dan bahu Hyukjae.Wifebeaterhitam tipis yang di kenakan Hyukjae sangat membantu pekerjaan Donghae kali ini. Donghae hanya perlu meyampirkan bagian lengannya ke samping dan terlihatlah bahu putih pucat Hyukjae, ia mulai mengecupinya dan meninggalkan tanda merah sebanyak mungkin. Sengaja, agar Choi Siwon melihatnya. Hyukjae boleh saja membagi perhatiannya, tapi Siwon harus tahu bahwa jiwa raga Hyukjae seutuhnya adalah milik Lee Donghae seorang.

"Donghae—nghah—jangan membuat tanda di sembarang tempat."

Tangan Hyukjae bergerak gelisah menarik rambut hitam Donghae, ketika kekasihnya itu berhenti mengecupi bahunya dan beralih pada puncak dadanya. Donghae menyingkapwifebeaternya hingga sebatas dada, lalu mulai melahap puncak dada Hyukjae dengan rakus. Membuat Hyukjae belingsatan karena nikmat. Donghae selalu saja berhasil meluluhkannya dengansex. Dari pada dengan kata-kata romantis, Donghae lebih suka meluluhkan pujaan hatinya dengan caranya sendiri. Membuatnya kalang kabut karena sentuhan Donghae yang memabukan.

"Ngh—Donghae, pleaseah."

"Berisik, sayang. Jangan ribut, aku bahkan belum memulainya."

Hyukjae mengigit bibir bawahnya, ia menahan desahannya sekuat mungkin. Tapi gagal tentu saja, Donghae menyentuhnya dengan sangat keterlaluan. Kini Donghae sudah menelanjangi bagian bawahnya dan memberi belaian lembut pada miliknya, tangannya mengelus bergerak maju dan mundur dengan sensual. Lama-kelamaan Donghae mengganti tangannya dengan mulut, ia mengecup puncak kejantanan Hyukjae sebelum akhirnya memasukan secara utuh ke dalam mulutnya. Pandangan matanya memenjarakan tatapan Hyukjae yang sedang memperhatikan aktifitasnya di bawah sana, ia tahu Hyukjae akan datang sebentar lagi. Tatapannya semakin sayu dan mulutnya terbuka untuk menyuarakan kenikmatan yang ia rasakan.

"Jangan sekarang, sayang."

Donghae menghentikan aktifitasnya, ia menggantung klimaks Hyukjae yang hanya butuh beberapa detik saja. Hyukjae mencebik, lalu mengumpat dan bersumpah serapah pada kekasih tampannya itu.

"Kau memang sialan, Lee Donghae! Idiot, kau memang idiot."

Mendengar Hyukjae memakinya dengan kata idiot, justru membuat senyum Donghae semakin lebar. Ia tahu, Hyukjae mengganti kata-kata 'aku mencintaimu' dengan kalimat kasar seperti 'aku membencimu, idiot'. Dia menggemaskan, kekasihnya menggemaskan dan sangatlovely. Tidak heran banyak orang mudah terpesona padanya.

"Aku akan menggantinya dengan kenikmatan yang lain, sayang."

"Terserah, idiot!"

Donghae terkikik, ia membukat-shirtnya tergesa-gesa, ia kemudian menurunkan sedikit celananya agar miliknya bisa menghirup udara.

"Mau jari atau langsung?"

"Ngh—lakukan apapun yang kau mau!"

Hyukjae sudah tidak tahan lagi, ia membiarkan Donghae memasukan beberapa jarinya dan menusuk lembut sesuatu di dalam sana. Sesuatu yang membuat Hyukjae memekik dan menjerit keenakan. Tak lama, Donghae mulai mempersiapkan miliknya dan mendorong masuk miliknya yang tidak bisa dikatakan kecil itu. Meski sudah melakukannya berkali-kali, Hyukjae tetap merasa perih dan panas saat Donghae pertama kali memasukannya.

"Too tight, sweetheart. Rileks."

Dengan napas terengah, Hyukjae mencari bibir Donghae untuk meredakan rasa sakitnya. Hyukjae meraup bibir Donghae sementara bagian bawahnya di hajar habis-habisan oleh Donghae. Bergerak maju dan mundur dengan kasar, membuat Hyukjae hanya mampu memejamkan matanya dan menjerit tertahan karena bibir Donghae membungkamnya.

"Aku—ngh. Sampai, Donghae—uh!"

"Hyukjae—ngh!" Donghae menggeram tertahan, Hyukjae menjepitnya ketika melepaskan hasratnya. Tak lama, Donghae menyusul, ia melepaskan semuanya di dalam tubuh Hyukjae hingga meluber keluar.

Napas mereka terengah, Donghae merebahkan dirinya di samping Hyukjae. Memeluk pemuda ramping itu dengan erat, mengelus perut ratanya yang kini kembung karena cairan yang di tumpahkan Donghae di dalam sana. Bibirnya masih setia mengecupi bahu Hyukjae, meninggalkan banyak tanda seolah tanda yang barusan ia buat tidaklah cukup.

"Berhenti, Donghae."

"Dengar, Hyukjae. Lain kali, jangan lagi genit pada orang lain, aku benar-benar marah. Aku tidak suka kau bersenang-senang seperti itu tanpa aku."

Hyukjae mangangguk, ia sadar perbuatannya memang agak keterlaluan. Menggoda orang lain seperti itu memang salah, bagaimana jika orang yang di godanya benar-benar jatuh untuknya? Bisa repot urusannya. Jika Donghae sudah cemburu berat, Hyukjae tidak akan keluar kamar dengan selamat. Minimal ia harus berjalan terseok dan kembung karena banyaknya cairan yang Donghae tinggalkan di dalam tubuhnya.

"Hyukjae."

"Hm?"

Donghae membalik tubuh Hyukjae agar menghadapnya, mempertemukan manik cokelat hazel mereka, "aku mau olah raga lagi."

"Kembali membentuk tubuhmu? Terserah lakukan saja."

"Karena aku tidak lagi bisa pergi ke gym, bisakah kau saja yang menjadi alat gym untukku?"

Bola mata Hyukjae berputar, ia tahu kemana arah pembicaraan Donghae.

"Dasar idiot mesum, pergi sana!"

.

EPILOG

.

"Teuk—"

Leeteuk hanya menatap Heechul ogah-ogahan, ia mengunyah snacknya dengan rakus untuk menghilangkan rasa gelisahnya. Telinganya sudah merah karena mendengar jeritan keenakan Hyukjae dan di bawah sana ada yang berkedut memberi reaksi.

"Apa?"

Heechul menatap sengit pintu kamar Hyukjae, "aku tiba-tiba merasa menyesal bertetangga dengannya."

"Aku pun."

Awalnya Leeteuk dan Heechul datang karena Hyukjae mengundangnya, katanya bocah itu sedang bosan dan butuh teman bicara. Sebagai teman, kakak dan keluarga yang baik maka Leeteuk dan Heechul menyetujui permintaan Hyukjae. Dengan tulus mereka datang dengan membawa berbagai macam makanan kesukaan Hyukjae. Dan apa? Lihat apa yang mereka dapatkan di sini? Mendengar audio porno secara cuma-Cuma dan siaran langsung. Hebat.

"Jadi, kita yang pindah atau kita yang usir kedua makhluk mesum itu?"

Leeteuk mengeluarkan pemantik dari saku celananya, "kita bakar saja mereka."

"Ide bagus."

END

.

ooODEOoo

.

Hallo eperibadeh.. saya lagi saya lagi... maaf.. jangan bosen hehe.. os krn kegenitan hyukjae yg bikin gak paham. kurbel banget emang...

Oke, review ya? :)

Thankyou :)

With Love,

Milkyta Lee