Annyeooonggg^^
Wolfy bawa FF kedua nih, hihi. Semoga kalian suka ya dengan FF kedua aku.
Still HunKai kok, jangan lupa review nya yappss.
Ada yang udah nonton The Strongest Group Exo? Itu loh, yang acara China baru-baru ini. Yang MC nya ada Zhoumi SJM dan Victoria f(x). Wolfy suka banget waktu Luhan nyanyiin lagu China, lagunya David Tao yang judulnya Pu Tong Peng You. Karena suka, akhirnya wolfy download deh. Dan pas wolfy cari lirik nya dan terjemahan nya, artinya bagus banget. Dan FF ini terinspirasi dari lagu itu. Hihi.
Happy Reading~
Chapter 1
Kai dan Sehun. Hanya dua orang namja yang terikat dalam sebuah hubungan bernama 'persahabatan'. Harus diakui, bahwa keduanya memang benar-benar terlihat akrab, atau mungkin….. cocok. Tapi keduanya selalu membantah tentang kecocokan mereka sebagai 'lebih dari sahabat'.
Jika kalian mengira mereka berteman sejak kecil, kalian salah. Keduanya baru saling mengenal sejak dua tahun lalu. Ketika keduanya bertemu di klub dance. Di SMA baru mereka. Jujur, baru Sehun lah sahabat dekat Kai. Ia tak pernah punya teman dekat semacam Sehun sebelumnya.
Pertemuan keduanya cukup klasik. Atau mungkin bisa dibilang terlampau biasa. Hanya berkenalan saat keduanya sama-sama memutuskan untuk mengikuti klub dance. Entahlah, awalnya Kai merasa ragu mengikuti klub itu. Kai merasa dirinya tidak tampan, tidak sekeren namja lain yang mengikuti klub itu. Tapi, dengan dorongan dari noona nya, ia jadi yakin. Dan disanalah Sehun mengajaknya berkenalan. Berawal dari Sehun yang menawarkan minuman saat selesai latihan. Kai merasa senang punya teman dekat, mengingat bahwa ia tak pernah punya sebelumnya.
Beruntung nya, saat pergantian semester, Sehun dipindahkan ke kelas Kai. Dan jadilah mereka semakin akrab. Sebagai sahabat. Ya, hanya sahabat.
Waiting,
I'm always waiting,
Waiting to be there for you, emotionally
I don't have any doubts,
this is love
….
"Sudah berapa banyak surat yang kau telantarkan minggu ini?" Kai meledek Sehun saat namja datar itu memasuki kelas dengan sekotak penuh berisikan surat-surat dari penggemar nya.
"Entahlah, mungkin sepuluh. Atau dua puluh. Mungkin tiga puluh." jawab Sehun acuh. Ia mengambil kursi dan duduk di sebelah Kai yang masih sibuk dengan tugas sejarah nya. Memperhatikan namja tan bersurai cokelat itu.
"Setidaknya, balas lah beberapa." Kai mencoba menasihati Sehun sambil masih terus fokus pada tugas nya. Sebenarnya, ini tugas kelompok nya dengan Sehun. Tapi, Kai tau namja pemalas macam Sehun tak akan pernah membantu nya mengerjakan tugas. Dan Kai harus tertahan di sekolah hingga sore begini untuk menyelesaikan tugas nya. Kalau saja Sehun bisa membantu nya, mungkin ini akan bisa cepat selesai.
"Tidak mau. Toh, aku tak pernah meminta mereka menulis surat-surat konyol itu untuk ku." Sehun memainkan pensil di tangan nya, masih saja acuh.
"Apa tak ada yang menarik perhatian mu?" Kai bertanya lagi.
Sehun tampak berfikir, sebelum akhirnya menjawab. "Mmm, ada sih."
Kai menghentikan sebentar kegiatan menulis nya dan menatap Sehun. Jujur, ia sangat penasaran. Biasanya, sahabat nya ini acuh tentang wanita. Dan baru saja ia berkata ia tertarik dengan seseorang. "Siapa?"
"Irene sunbae mungkin. Dia manis."
Kai mengangguk-anggukan kepala nya. Yah, syukurlah. Setidaknya, ia tidak tertarik pada orang yang salah. Irene sunbae itu memang pas untuk Sehun. Cantik, sexy, manis, apalagi setelah ia merubah warna rambutnya dengan warna pink di bagian bawahnya. Dan yang pasti, sama terkenalnya dengan Oh Sehun.
I'm guessing,
you wanted to clarify (the situation) right from the start
I feel like such a failure
It feels like I'm falling from the heavens down to the deepest valleys
How frustrating
….
Sehun masih setia memandangi pemandangan malam kota Seoul dari balkon rumah nya. Kalau begini, ia jadi teringat pada Kai. Namja berkulit tan yang selalu ada di setiap hari-hari nya. Sahabat terbaiknya.
Sebenarnya, keduanya adalah satu orang yang setipe. Sama-sama pendiam dan tak banyak bicara. Kebanyakan waktu mereka habiskan bersama dalam diam. Kai tidak berisik dan Sehun suka itu. Tidak seperti kebanyakan yeoja yang mengejar-ngejarnya, mereka berisik dan terkesan berlebihan.
Sehun jadi rindu pemuda itu. Padahal baru tadi ia bertemu dengan nya di sekolah. Sehun jadi rindu saat keduanya menikmati pemandangan sungai Han, hampir tiga jam mereka hanya diam membisu menikmati pemandangan yang indah itu, dengan tangan Kai di saku jaket Sehun. Kai tidak tahan dingin, tangan nya bisa sebeku mayat jika terlalu lama berada di luar. Dan hanya Sehun yang mengerti akan keadaan itu.
Sehun tersenyum kecil. Diam-diam Sehun selalu menyebut nama pemuda itu dalam setiap doa nya. Berterima kasih karena Tuhan mempertemukannya dengan namja seperti Kai dan memohon pada Tuhan agar mereka selalu bisa bersama. Pemuda pendiam, irit bicara yang selalu memahami Sehun lewat tatapan matanya. Tanpa perlu bicara. Seakan lewat mata keduanya, dapat melukiskan segala pikiran keduanya.
I am willing to change (what can I do)
Start everything afresh (just give me a chance)
I can't just be your (platonic) friend
My feelings for you are too deep,
how am I supposed to just let them go?
…..
Kai merebahkan tubuhnya di sofa. Menonton tayangan favorit nya di televisi. Oke, memang sebenarnya ia tidak terlalu memperhatikan acara itu. Pikirannya tertuju pada Sehun.
Rasanya aneh. Rasanya terlalu asing saat Sehun jauh darinya. Rasanya aneh saat pemuda itu tak ada dalam jangkauan mata nya. Saat wangi tubuh pemuda itu tak menyapa penciumannya. Saat suara Sehun yang irit bicara itu tak terdengar di telinga nya.
Kai sadar, ia terlalu terbiasa. Ia terlalu terbiasa dengan Sehun yang ada di samping nya. Ia terlalu nyaman dengan adanya Sehun. Kai selalu bersyukur akan itu.
Sudah ku bilang, bahwa mereka agak sedikit aneh. Bahkan, Baekhyun dan Chanyeol menyebut mereka sebagai sepasang manusia datar. Kalau kebanyakan sahabat sering terlihat bercanda, bertengkar, atau semacamnya, maka lain hal nya dengan Sehun dan Kai. Mereka memang sering bersama, tapi jarang sekali melihat mereka bercanda atau bertengkar. Di kantin, mereka hanya akan makan dengan suasana yang tenang. Di perpustakaan, keduanya hanya akan menenggelamkan pikiran masing-masing pada buku yang dibaca nya.
Bertengkar? Oke, siapa sangka jika Kai dan Sehun terlalu sering bertengkar? Keduanya akan saling mendiamkan sepanjang hari, oke memang tak ada yang memperhatikan karena kebanyakan hari mereka habiskan dengan berdiaman. Tapi, yang perlu kalian ingat, seserius apapun masalahnya, Sehun tak akan pernah jauh dari jangkauan Kai. Pemuda dingin itu akan tetap menamani Kai makan, membaca buku atau pulang bersama. Persahabatan mereka terlalu murni, terlalu berjalan apa adanya.
"Berhenti memikirkan Sehun." noona Kai, Sunny, mencibir adiknya yang terlihat sedang melamun.
"Aishh, berhenti lah sok tau." Kai menatap sinis noona nya itu. Sunny hanya tertawa geli. "Sudah ku bilang, kalian harusnya jadi sepasang kekasih."
"Noona, akan kulaporkan pada ibu bahwa kau menyimpan foto Siwon sunbae yang sedang half naked." Kai mengancam. Dan hasilnya, Sunny cepat-cepat mengunci mulutnya rapat-rapat. Oh, bisa mati dirinya jika nyonya Kim mengetahui itu.
But you say, I only wanna be your friend, just a friend
In your heart, I'm just a friend, not a lover
I'm grateful that you're being so honest, but the love I have for you, I temporarily can't take it back
So I, I cannot just be your friend, I can't just be your friend
….
"Kai, Irene sunbae mengajak ku berkencan." Sehun menatap Kai sambil terus menyeruput bubble tea cokelat kesukaan nya.
"Yasudah, pergi saja." Kai menjawab singkat sambil terus menyeruput bubble tea miliknya.
Sehun tampak ragu. Sebenarnya, sudah lama ia tak berkencan. Ia sudah lupa, yeoja mana yang terakhir ia kencani. Dan Sehun hanyalah namja biasa, ia sedikit khawatir tentang ini. "Bantu aku merapikan penampilan."
Kai tersedak sebelum akhirnya terkekeh kecil. Oh, yang benar saja. Sehun sudah cukup dewasa dan ia adalah namja popular di sekolah. Siapa sangka, ia bisa jadi seribut ini untuk mempersiapkan kencan nya. "Baiklah." dan akhirnya, Kai tidak bisa menolak untuk membantu Sehun.
"Apa kau tak berpikir untuk berkencan?" tanya Sehun.
Kai menatap bingung. Ia mengerutkan kening nya. "Dengan siapa?"
"Kau juga popular tau, ku dengar Eunji hoobae menyukai mu, dia manis. Mungkin kau bisa mengajak nya berkencan." Yah, sebenarnya Kai juga cukup popular. Tapi, tidak sepopuler Sehun. Jadi, Sehun juga sering bertanya-tanya kenapa Kai tak pernah mengecani gadis-gadis yang menyukai nya.
"Aku tidak pernah berfikir untuk berkencan." Kai menjawab acuh. Ia tak bohong. Memang ia tak pernah berfikir tentang pergi berkencan. Kai rasa, pergi dengan Sehun lebih baik daripada harus mengencani salah satu yeoja berisik di sekolahnya. Kai merinding ngeri membayangkan nya.
Sebenarnya, Kai sendiri merasa ragu akan dirinya. Akan orientasi seksualnya. Apa dia ini normal? Karena jujur saja, ia belum pernah berkencan dengan yeoja manapun. Dan entah kenapa, perasaan nya mendadak ragu akan Sehun. Ia ikut senang, jika sahabatnya itu sekarang punya teman kencan. Tapi, Kai sadar bahwa ia terlalu terbiasa dengan Sehun, berada di dekat Sehun. Karena Sehun 'sahabat' nya.
I'm guessing,
you wanted to clarifying right from the start
I feel like such a failure
It feels like I'm falling from the heavens down to the deepest valleys
How frustrating
…..
Kai masih setia menunggu Sehun, sudah hampir sepuluh toko yang Sehun masuki untuk melihat-lihat koleksi baju di toko-toko itu. Tapi, pemuda dingin itu masih belum bisa memutuskan, baju seperti apa yang akan ia beli, yang akan ia pakai saat kencan dengan Irene sunbae.
Kencan biasa memang. Hanya menonton film drama klasik terbaru di bioskop, dan Kai tau sebenarnya Sehun sangat malas untuk menonton film drama picisan semacam itu. Entahlah, apa yang membuat Sehun langsung menyetujui saja film pilihan Irene itu saat keduanya membuat janji kencan.
"Jadi, apa kau masih lama tuan Oh?" Kai menggerutu sebal. Sahabatnya itu masih terus mencoba-coba pakaian di salah satu toko.
"Baiklah, apa ini pas?" Sehun baru saja keluar dari fitting room. Hanya kemeja biru langit yang lengan nya ditekuk hingga siku dan celana jeans hitam biasa. Tapi sungguh, Sehun sangat tampan. Kai melirik nya dan mengacungkan jempol nya. Sehun tersenyum senang, akhirnya ia mendapatkan baju yang pas.
"Baiklah, aku akan ambil yang ini." kata Sehun pada pelayan toko.
Setelah membayar belanjaan Sehun, keduanya memutuskan untuk segera pulang. Ini sudah hampir jam 7 malam dan udara malam Seoul benar-benar terasa menusuk tulang. Kai menggigil dan seperti biasanya, tangan nya akan sebeku mayat.
Sehun menarik tangan Kai dan menggenggam nya hangat dalam saku hoodie milik Sehun. Kebiasaan nya. Kai tersenyum kecil setelah menyadari tangan nya menjadi lebih hangat. Sebenarnya, bukan hanya tangan nya yang hangat, perasaan nya juga jadi menghangat mengingat bahwa Sehun lah yang melakukan nya. Bahwa Sehun lah yang menggenggam tangannya, bahwa di saku hoodie milik Sehun lah tangan nya sekarang berada.
Kai harap waktu terhenti sejenak saja. Kai ingin merasakan bagaimana Sehun membuatnya senyaman ini. Membuatnya semakin terbiasa dengan Sehun di samping nya.
I am willing to change (what can I do)
Start everything afresh (just give me a chance)
I can't just be your (platonic) friend
My feelings for you are too deep,
how am I supposed to just let them go?
…..
TBC~
Okeee, gimana? gimana?
Ceritanya agak aneh sih, tapi semoga aja kalian-kalian HunKai shipper pada suka. Dan kalo pengen FF ini lanjut terus jangan lupa review yappsss.
Annyeonggg^^
With love, wolfy3
