A Cup of Love [Part 1: Cup of Darjeeling]

By: Skylar.K

Wu Yi Fan x Huang Zi Tao

Marriage Life with their baby's! Zhuyi, Sophia, Cao Boxuan, and Little Zi(unknown name) *lol* let's call Xiao Zi, okay?

Romance / Drama / Family / Fluff / MPreg

Beware with the typo(s)!

.

.

.

Bangun di pagi hari ketika sang surya baru saja menyingsing bukannlah kebiasaan seorang Huang Zi Tao sebenarnya. Tapi setelah menikah dan memiliki 4 orang anak serta suami yang harus di urus, ia harus merubah kebiasaannya bangun siang dengan sukarela. Bukan berarti Tao tidak suka dengan perubahan positifnya, lelaki yang baru berusia 27(ya, dia menikah di usia 19) tahun itu malah sangat senang dan bersamangat ketika hari pertamanya menikah. Berterima kasih pada kedua kakak perempuannya yang dulu sering kali menyuruhnya untuk membantu memasak(karena orangtuanya telah meninggal Dunia), dan Tao tidak terlalu bingung untuk memasakkan sesuatu untuk dirinya dan suaminya untuk di nikmati bersama.

Segala rintangan yang awalnya hanya berupa kerikil perlahan-lahan menjelma menjadi sebongkah batu besar yang cukup membuat mereka hampir menyerah. Saat itu datang ketika di kabarkan Tao dapat mengandung layaknya wanita, dan reaksi pertama Yifan sebagai suaminya adalah bersorak senang. Mereka tidak perlu mengadopsi anak atau mencari Ibu pengganti demi memiliki momongan, karena Tao adalah lelaki yang dapat mengandung. Berkat suatu hormon yang mendekam di tubuhnya yang memungkinkannya untuk hamil.

Sebenarnya Tao sendiri memiliki karakteristik layaknya seorang wanita, dan bisa di bilang ia seorang Klinefelter. Dimana bagian-bagian tertentu di tubuhnya tumbuh dengan bentuk atau ukuran yang berbeda dari lelaki pada umumnya.

Contohnya saja dada. Jika sewajarnya lelaki memiliki dada yang rata, Tao memiliki dada yang berisi dan cukup besar meski tidak menggembung layaknya wanita, dadanya cukup menonjol bahkan jika memakai sweater. Kemudian pinggangnya yang ramping dan terkesan kecil, padahal tubuhnya tinggi tegap. Lalu paha dan pantat yang kencang dan berisi, terlebih Tao suka mengenakkan celana ketat yang membuat bentuk kaki serta pantatnya tercetak jelas dan tak jarang menjadi konsumsi banyak orang yang lapar mata.

Bukan hanya tubuhnya, Tao juga memiliki wajah dengan rahang tegas yang cenderung feminin, terlebih bibirnya yang mungil dan merah layaknya kucing kecil yang menggemaskan. Bahkan jari-jari tangannya pun terlihat lentik. Dan yang Yifan rasakan setelah mendapattkan Tao adalah seperti ' sekali dayung, dua, tiga pulau terlampaui '. Yifan merasa sangat beruntung, karena mencintai seorang Huang Zi Tao yang seorang lelaki namun dapat mengandung buah cinta mereka.

Selama hampir 8 tahun mereka lewati bersama, Yifan dan Tao 'menghasilkan' 4 anak buah hati mereka yang usianya tak terpaut jauh(salahkan Yifan yang memiliki hormon yang sangat besar hingga tidak bisa mengendalikan keinginan menyetubuhi Tao hampir tiap malam). Selama itu pulalah kehidupan Rumah Tangga mereka menjadi sangat berwarna, dan Tao maupun Yifan bersyukur karena mereka dapat merasakan hal membahagiakan dalam sebuah keluarga. Meski harus bekerja keras agar tak kekurangan, Tao sebagai 'Ibu' selalu berusaha melakukan tugasnya dengan baik di rumah(Yifan tak memberinya izin untuk bekerja diluar rumah), dan Yifan yang bertugas sebagai Ayah yang hangat dan penyayang, serta giat bekerja, dan juga giat menunggangi Tao di malam hari. /uhuk

Dan bangun lebih pagi dari semua anggota rumah adalah kegiatan wajib pertama Tao. Lelaki cantik itu mengenakkan celana training biru dengan garis putih horizontal, dan t-shirt putih yang kusut karena di pakai tidur. Sambil menguap lebar ia berjalan terhuyung kearah kamar mandi untuk membilas wajah mengantuknya dan mengumpulkan puing kesadarannya yang enggan terkumpul. Mencuci wajahnya cepat dan tak lupa mengeringkannya dengan handuk kecil yang tergantung cantik dengan hanger Hello Kitty merah muda di dekat cermin wastafel, kemudian ia keluar.

Sambil mengusap perutnya yang membuncit, Tao berjalan kearah dapur, sambil memunguti beberapa mainan milik putra sulungnya yang berceceran di lantai yang bermotif seperti kayu. Mengumpulkannya di dalam dekapan tangannya, lalu memasukkannya di keranjang mainan yang ada di Ruang Keluarga. Tak lupa membereskan beberapa benda yang tak semestinya, menengok kearah jam dinding sejenak sebelum akhirnya menuju dapur.

Pukul 06.25 am. Tao bergerak cekatan menghidupkan kompor dan merebus air untuk menyeduh teh. Kebiasaannya yang sejak dulu tidak bisa di rubah. Tao penyuka Teh, seperti Yifan yang penyuka kopi. Tapi sejak mereka menikah, Tao lebih sering meminta Yifan untuk mengkonsumsi teh daripada kopi. And for your information, Tao hampir mengetahui beberapa jenis teh sekaligus dan menghafal rasanya. Karena itulah, jangan heran jika melihat salah satu kabinet dapur terisi banyak jenis teh yang orang kebanyakan tidak tahu jika ada jenis-jenis teh tersebut.

Sambil menunggu air yang mendidih, Tao membuat adonan pancake secara kilat karena telah terbiasa. Menyiapkan mini pan anti lengket untuk menggoreng pancake nya, dan hal itu hanya membutuhkan waktu sekitar 8 menit hingga Tao menghasilkan setumpuk pancake hangat. Meletakkannya di meja makan, kemudian ia beralih membuat 4 gelas susu untuk keempat anaknya yang memiliki selera yang berbeda-beda. Si sulung dan anak ketiga menyukai cokelat, kedua dan keempat menyukai vanilla. Meletakkannya di hadapan kursi masing-masing di meja makan, beserta beraneka macam selai, dan kembali pada air yang telah mendidih.

Jemari lentik Tao meraih dua set tea bergambar Panda yang lucu, lalu membuka kabinet yang tepat berada diatas kepalanya, ia memilih sebuah wadah berwarna ungu dengan warna perak keemasan di bagian atas penutupnya dan bertuliskan ' Twinings: Darjeeling Tea '. Yang merupakan jenis teh termahal hingga saat ini dan berada di urutan nomor satu. Dengan sendok khusus, ia menakar untuk di masukkan ke dalam poci yang masih berada diatas kompor, setelah cukup ia kembali menyimpannya di dalam kabinet.

Menunggu beberapa menit agar tehnya terseduh dengan sempurna, Tao meraih toples berisi gula, yang ia berikan di masing-masing cangkir dengan sedikit takaran. Karena Yifan tidak menyukai sesuatu yang manis, lagipula jika terlalu manis rasa asli dari teh asal Inggris itu tidak akan terasa nikmat.

Percayalah. Jika kau ingin lebih banyak tahu tentang teh, datanglah berkunjung di kediaman Wu dan Tao akan dengan senang hati menjamu dengan full set tea.

Tepat saat ia menuangkan teh ke dalam cangkir dengan hati-hati, sepasang tangan melingkari pinggangnya dan bertaut diatas perut buncitnya. Tak perlu untuknya menengok ke sisi kanan bahunya, karena dirinya sudah menghafal betul siapa yang kini memeluknya manja dengan kepala terkulai di bahu kanannya.

"Morning baby" suara serak khas bangun tidur yang terdengar seksi. Sedikit membuat Tao merinding.

"Morning ge" balasnya, karena masih menuangkan teh ke dalam cangkir yang lain. Yifan mengeratkan pelukannya, tak lupa mendaratkan kecupan manis di leher Tao yang terekspos.

"Aku kagum padamu peach" Yifan masih memejamkan matanya.

"Kagum kenapa ge?" Tao sempat menoleh ke bahu kanannya, melihat wajah mengantuk Yifan. Lalu kembali menolehkan kepalanya ke depan seraya meletakkan poci diatas kompor yang telah mati.

"Kau bisa bangun pagi sekali setelah keributan hampir tiap malam"

Tao terkekeh anggun, kemudian melepaskan pelukan Yifan yang tak rela di kabulkan oleh lelaki blasteran itu. Mengaduk teh di cangkir, kemudian Tao berbalik memberikan secangkir teh pada pria yang di cintainya itu. Yifan tersenyum dan tak lupa mengucapkan ' terima kasih ' sebelum meniup tehnya yang masih panas.

"Gege tahu?" kali ini Tao yang memulai obrolan. Dengan tangan kanan yang mengangkat cangkir teh. Yifan yang baru saja menyeruput perlahan tehnya, mengarahkan auburn miliknya menatap Tao. Ia menggumam sebagai respon.

"Aku bangun lebih pagi adalah hal yang wajar. Aku selalu berusaha melakukan yang terbaik, karena gege dan anak-anak adalah yang terpenting dan nomor satu untuk ku. Seperti teh darjeeling ini, sampai kapan pun akan selalu istimewa dan menjadi nomor satu" ucapnya tersenyum manis.

Mau tak mau Yifan ikut tersenyum, kemudian meletakkan cangkir tehnya ke counter dapur di belakang Tao dan meletakkan kedua tangannya di sisi tubuh si cantik Huang itu, dan membawa wajahnya mendekat.

"Kau dan anak-anak juga nomor satu untuk ku, sampai kapapun dan apapun yang terjadi" ujarnya, tersenyum kembali sebelum menyapa bibir kucing Tao dengan sebuah kecupan manis.

Tao tersenyum malu-malu, dengan semburat merah muda cantik di pipinya. Segera saja ia menyesap tehnya perlahan, mengabaikan tatapan intens Yifan yang memang bermaksud menggoda dirinya. Dan lelaki tampan itu merendahkan tubuhnya hingga sejajar dengan perut buncit Tao, lalu menciumnya.

"Cepatlah lahir sayang, daddy sudah tidak sabar menyentuh mommy mu lagi" ujarnya sambil mengusap perut buncit Tao. Lelaki cantik itu melotot lucu, lalu memberikan satu pukulan ringan di bahu Yifan.

"Gege!" hardiknya dengan wajah merah padam. Yifan terkekeh senang, dan secepat kilat kembali mengecup bibir kucing Tao.

"Aku akan membangunkan anak-anak!" serunya senang dengan langkah lebar menjauh. Menghindar sebelum Tao menyerangnya dengan pukulan lain yang lebih keras.

Si cantik Huang itu mendengus kesal, meski cukup senang dengan tingkah Yifan yang selalu menggodanya. Menyeruput tehnya kembali, lalu tersenyum penuh arti ketika mendengar suara penolakan dari di sulung dan putri keduanya ketika di bamgunkan, yang letak kamarnya berada di lantai 2. Di mulai beberapa menit dari sekarang, suasana rumah minimalis ini akan kembali ramai dengan tingkah keempat anak mereka dan juga Yifan yang harus bersiap untuk bekerja.

Pagi yang sempurna, dengan keluarga yang teristimewa baginya.

The End

Berjumpa di part depan ya~ :3 masih nyambung kok ceritanya :3

©Skylar.K