Title : I Just Found You
Cast : untuk chapter 1 Kyumin (as Main cast); Lee Sungjin (Sungmin's little-brother) and Lee Donghae
Disclaimer : Kyu punya Min dan sebaliknya. FF ini asli punya saya. Bye~~ (?)
Rating : T
Warning : Yaoi, BL, Typo(s), OOC, ga sesuai EYD, if you don't like just go away please hehehe
"Jadi, namamu Lee Sungmin, Huh?"
Namja yang dipanggil Lee Sungmin itu mengangguk pasti. Dia yakin akan mendapatkan pekerjaan sebagai seseorang yang berperan penting dalam marketing perusahan Cho ini—seperti yang diiklankan di website resmi perusahaan ini. Dia menatap namja yang sedang memeriksa seluruh berkasnya dengan teliti. Ya, siapa lagi kalau bukan pria tampan dengan gaya cool dan pakaian mahalnya, Cho Kyuhyun.
"Hm, pengalaman kerjamu banyak sekali rupanya. Tapi, apa alasanmu untuk pindah ketempat ini?"
"Aku ingin mencari suasana baru dalam bekerja. Aku tidak suka pekerjaan yang monoton. Aku dengar disini seorang yang dicari dalam bagian marketing yang benar-benar dituntut untuk tau dunia luar dan memperkenalkan perusahaan ini di luar negeri. Dan aku sangat tertarik" Jawabnya mantap
"Lalu, bagaimana dengan gaji yang akan kau peroleh?"
"Aku tidak akan menuntut berapa besar gaji yang akan aku terima. Aku hanya mau atasanku tau kalau pekerjaanku baik dan bisa membawa perusahaan ini menjadi lebih baik lagi. Aku sudah pernah bekerja di perusahaan yang berkutat dalam bidang perindustrian seperti ini, dan aku belum pernah menuntut gajiku sebelum atasanku melihat hasil kerjaku"
Jawaban singkat itu persis apa yang di prediksi seorang Cho Kyuhyun. Setelah sampai ke akhir pada halaman berkas kerja Sungmin, Kyuhyun menutupnya dan meletakkannya diatas meja. Lalu dia menatap namja yang menurut seorang Cho Kyuhyun berparas sempurna-layaknya-seorang-yeoja-itu.
"Aku akan memperkerjakanmu sebagai sekertaris pribadiku, bagaimana?"
Sungmin hanya bisa menatap namja didepannya dengan tatapan aneh—dan kaget. Lagipula, saat Sungmin membaca website dari perusahaan industri ini, tidak ada satupun lowongan pekerjaan untuk menjadi sekertaris pribadi salah seorang pekerja ditempat itu di tempat itu. Kyuhyun yang melihat Sungmin tampak canggung dan kebingungan terlihat membuka berkas-berkas Sungmin dan tampak ingin mencoretnya.
"Jika kau tidak mau, aku bisa cari pengganti yang lain"
"Tung—tunggu dulu, Tapi di website yang aku baca, aku tidak melihat—"
"Aku tidak peduli dengan website itu Lee Sungmin. Aku hanya butuh jawaban iya atau tidak darimu" Kali ini Kyuhyun menyela perkataan Sungmin dengan nada ketus "Jika kau bekerja dengan baik, aku akan pertimbangkan kau menjadi seorang di bidang marketing sesuai dengan yang kau inginkan. Katakanlah—pekerjaan yang kau dapatkan ini persis seperti yang ada di website itu. Tapi aku menundanya beberapa waktu dan menempatkanmu di bilang lain untuk sementara waktu. Bagaimana?"
Sungmin tampak berbinar karena kalimat terakhir Kyuhyun. Dia tersenyum lalu menyodorkan tangannya. Salah satu impiannya adalah memiliki pekerjaan yang dapat membawanya keliling dunia. Sungmin yakin bahwa Kyuhyun hanya memperkerjakannya sebagai sekertaris pribadinya dalam waktu yang singkat untuk mengetesnya apakah dia pantas untuk menjadi seorang dibagian marketing—yang merupakan tujuannya ditempat itu atau tidak. Sungmin benar-benar bertekad menunjukkan kerjanya yang baik seperti biasanya.
"Deal"
Kyuhyun menerima jabatan tangan Sungmin. Akhirnya Sungmin keluar dengan wajah gembira dari ruangan tersebut. Saat membuka pintu, terlihat beberapa karyawan yang bekerja diluar ruangan Kyuhyun tampak salah tingkah, bahkan ada yang kepergok menguping didepan pintu. Sungmin hanya menatap seluruh ruangan itu dengan bingung
"Eung, pardon me? Is there something wrong about me, guys?"
Perkataan Sungmin menarik perhatian se-ruangan didepan pintu-ruang-megah milik Kyuhyun itu. Mereka menatap Sungmin dengan tatapan yang aneh. Hell yeah, beberapa prediksi dalam pikiran Sungmin bermunculan dari karyawan yang tidak menyukai kehadirannya sampai rahasia yang mungkin saja mereka sembunyikan mengenai kantor ini—yang pastinya belum Sungmin ketahui. But who's know? Tatapan mereka semua berbeda dan tidak terprediksi.
"Ah, aniyo. But lemme know you first" Salah satu namja yang tidak terlalu tinggi dan berparas tampan membungkukan badannya didepan Sungmin, lalu tersenyum "Kita lebih baik bicara di cafe yang ada dibawah, kau mau semua mata ini menatap percakapan kita berdua?"
Sungmin mengangguk lalu melempar pandangannya ke seluruh ruangan itu. Benar saja, setelah memastikannya, memang seluruh manusia yang ada di dalam ruangan itu sedang memperhatikannya dengan tatapan aneh. Tatapan mereka sekarang mirip seperti tatapan ketidak-percayaan-terhadap-apa-yang-mereka-lihat. Beberapa orang salah tingkah karena Sungmin balik menatapnya. Setelah beberapa menit penuh kecanggungan itu, Sungmin mengikuti langkah namja yang mengajaknya ke cafe yang ternyata ada di lantai bawah. Saat sampai di cafe itu, namja tampan itu memperkenalkan dirinya pada Sungmin.
"Nah sebelumnya, Aku Lee Donghae. Jabatanku sebagai Direktur Keuangan disini. Kau?"
"Aku Lee Sungmin, aku tadi baru diterima sebagai em—sekertaris pribadi dari Cho Kyuhyun"
Sungmin bertingkah canggung pada Donghae. Bagaimana tidak, baru saja diterima kerja ditempat ini, tatapan para karyawan di lantai 10 tadi mendadak aneh—termasuk tatapan namja yang sedang duduk didepannya ini. Bahkan tadi ada beberapa karyawan yang tampak berbisik tentangnya di depan mata kepalanya sendiri. Sungmin hanya tidak mengerti apakah dia terlalu aneh untuk bekerja disini atau begitu cara karyawan di bangunan megah bertingkat 40 ini menerimanya. Tapi bagaimanapun, seluruh perusahaan harusnya memiliki etika untuk menerima karyawan baru bukan?
"Santai saja Lee Sungmin, Sekarang pilihlah sesuatu untuk diminum, aku akan membayarnya"
Suara namja yang bernama Lee Donghae tadi membuyarkan seluruh pikirannya mengenai perusahaan ini. Sungmin tersenyum lalu menunjuk salah satu minuman pada pelayan yang ternyata sudah menunggunya untuk memberikan pesanan. Setelah Sungmin memilih, akhirnya pelayan itu pergi. Donghae lalu menatap namja didepannya.
"Jadi kau sekertaris baru tuan Cho? Apa aku tidak salah dengar?"
"Ya, tadi dia bilang aku diangkat sebagai sekertaris pribadinya. Is there something wrong, Donghae-ssi?"
"Ani, hanya saja—" Donghae menghentikan pembicaraannya ketika minuman pesanan mereka berdua datang. Donghae tersenyum pada pelayan yeoja yang membawa nampan minuman mereka berdua "Terima kasih, cantik"
"Maaf, Bisa kita lanjutkan pembicaraan kita, Donghae-ssi?"
"Ah tentang itu. Apa kau tau bahwa tuan Cho adalah seorang President Direktur ditempat ini?"
Sungmin kaget. Bagaimana tidak, orang yang baru saja mewawancarainya ternyata seorang president manager ditempat itu. Biasanya perusahaan akan mengutus bagian khusus untuk mewawancarai calon pegawai barunya. Seorang Presiden Direktur tidak seharusnya mewawancarai seorang calon pegawai. Hal ini membuat Sungmin sedikit aneh dengan orang yang disebut Donghae sebagai tuan Cho itu.
"Aku tidak tau. Apa Presdir disini selalu seperti itu?"
"Tentu tidak, Dia memang melihat seluruh daftar orang yang melamar ditempat ini. Tapi setauku selama ini dia hanya bertugas untuk memerintah kami dan menandatangi beberapa berkas saja. Ya semacam pekerjaan seorang presdir saja" Donghae menyesap Cappuchino hangatnya "—Dan ada satu fakta lagi yang merupakan tanda seru untukmu, tuan Lee"
Sungmin mendengarkan Donghae bicara dengan serius. Bukannya merasa spesial, Sungmin malah merasa ngeri karena memang dari awal sudah terdengar aneh ketika dirinya— yang merupakan seorang pelamar kerja ternyata baru saja di wawancarai oleh presdir di perusahaan bergengsi tersebut. Tiba-tiba perasaan Sungmin merasa tidak enak. Beberapa hal di prediksikan dalam pikirannya mengenai presdir-nya itu. Satu pemikiran absurd tiba-tiba terlintas pikirannya. Apakah dia seorang gay sampai bertindak senekad itu didepan karyawannya? Sungmin benar-benar berdoa agar pikirannya dalam hal itu salah. Sampai akhirnya Donghae mulai membuka mulutnya lagi.
"Dia seorang gay. Jadi kau harus hati-hati—"
Yah, Ternyata pemikiran absurd Sungmin memang benar. Namja tampan itu memang seorang gay. Sebenarnya Sungmin tidak dapat mengelaknya juga bahwa dia juga seorang gay karena seorang namja yang tiba-tiba saja pergi meninggalkannya tanpa tau identitas aslinya saat SMA. Tapi hal ini hanya dia dan adiknya saja yang tau. Sekarang Sungmin hanya bisa menyerngit ngeri. Apa sebenarnya yang diinginkan orang itu? Donghae tampak memandang Sungmin sebentar, lalu melanjutkan perkataannya
"—Jangan-jangan Cho Presdir memiliki maksud lain denganmu, Sungmin-ssi. Lagipula aku belum pernah melihat seorang pelamar kerja langsung dibawa ke ruangannya untuk dia wawancarai sendiri. dan gosipnya dia pernah melakukan beberapa pelecehan terhadap sekertaris-sekertaris terdahulunya..."
"MWO? JINJJA?"
"Hey santai saja Sungmin-ssi, jangan begitu tegang" Donghae menenangkan Sungmin yang mulai-kaget-dengan-rumor-yang-Donghae-katakan "Lagipula itu hanya rumor. Aku hanya memperingatkanmu untuk berhati-hati"
Sungmin merinding sendiri. Biasanya Sungmin selalu memeriksa perusahaan yang dia tuju sebelum masuk untuk melamar pekerjaan—tapi tidak kali ini. Menurutnya perusahaan ini memiliki sisi tersendiri yang membuatnya tertarik dari awal dia memilihnya. Antara gengsi—karena perusahaan ini termasuk perusahaan terkenal dan terbesar di Korea Selatan dan promosi yang terdapat pada website resmi perusahaan itu. Hal spesial itu membuat Sungmin tertarik untuk mencoba melamar di perusahaan itu tanpa berpikir 2 kali.
"Ah, terima kasih Donghae-ssi. Aku akan kembali besok untuk bekerja. Dan terima kasih juga untuk Mochachino-nya! Aku harap kita dapat bekerja sama dengan baik"
Sungmin menundukkan badannya sedikit lalu pergi keluar cafe itu. Well, siapa yang tidak takut bekerja di perusahaan yang memiliki boss yang aneh, gay, serta—rumornya sering melakukan pelecehan pada sekertaris pribadinya sebelumnya itu. Sungmin benar-benar mengejar pertimbangan Kyuhyun untuk bisa menjadikannya seorang dibagian marketing yang ditugaskan untuk keliling dunia mempromosikan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri itu. Dia hanya bisa menyemangati dirinya sendiri
"Well, i choose my way and i can do this, fighting!"
"Hyung! Bagaimana wawancaramu hari ini?"
Sungjin—adik tunggal Sungmin tiba-tiba menyergap Sungmin dengan pertanyaan itu saat mereka sedang makan di ruang makan apartement milik Sungmin. Di apartement itu, mereka memang hanya tinggal berdua karena orang tua mereka bekerja di luar negeri. Sebenarnya mereka memang berasal dari keluarga berkecukupan—bahkan bisa dibilang kaya. Hanya saja Sungmin—yang memang suka dengan dunia bisnis dan tantangan ini sering kali mencari tempat bekerja yang dapat membawanya ke dunia bisnis yang menurutnya mengasyikkan. Karena pertanyaan Sungjin tadi, Sungmin jadi teringat calon boss-nya yang harus dia hadapi besok, Cho Kyuhyun.
"Baik, besok aku sudah mulai bekerja"
"Oh jinjjayo? Aku kira mereka tidak akan menerimamu hyung, gaya bicaramu 'kan sedikit arrogant" Sungjin meminum jus-nya, lalu memakan suap terakhir dari sup labu buatan hyung-nya itu "—Kau pernah ditolak karena gaya bicaramu yang sedikit arrogant bukan? Makanya ubah gaya bicaramu hyung"
"Yang mereka butuhkan sekarang itu hanya pekerja handal Sungjin-ah, aku rasa perusahaan itu memang tidak memikirkan apakah aku arrogant atau tidak. Lagipula aku sudah berusaha mengubah gaya bicaraku menjadi lebih friendly dari biasanya. Bahkan tadi ada seorang namja yang mengajakku minum di cafe untuk membicarakan calon boss-ku" Sungmin membalas perkataan Sungjin dengan senyuman bangga.
"Dia pasti gay sepertimu" Sungjin menembak pernyataan Sungmin "But it's okay, selama namja itu tidak melakukan hal yang aneh-aneh. Lagipula siapa yang tidak tergoda dengan wajah manismu itu hyungku, yakan?"
Sungjin menggoda Sungmin pada akhir kalimatnya—yang membuat Sungmin langsung menjitak adik kesayangannya itu. Sungmin tidak menyangka adiknya akan menjawab peryantaannya dengan jawaban seperti itu. Sepertinya sekolahnya di bidang hukum—untuk mengejar impiannya menjadi seorang pengacara disalah satu universitas terkenal di daerahnya telah mengubah gaya bicara bocah berumur 20 tahun itu.
"Aish—sial kau Sungjin. Lagipula aku juga tidak tau namja itu gay atau bukan. Dan ingat satu hal, aku memang gay tapi aku hanya hanya menjadi gay untuk—ah sudah lupakan"
"Oh, si namja yang meninggalkanmu saat SMA itu? Bagaimana? Kau sudah menemukannya?"
"Tentu saja belum, pabo! Lagipula aku mengejar pekerjaan yang dapat berkeliling dunia ini untuk menemukannya juga. Aku benar-benar merindukannya"
"Cinta memang sudah membuatmu gila, hyung. Aku harus ke kamarku sekarang"
Sungmin memutar pikirannya pada usianya masih 16 tahun waktu itu. Katakanlah dia telah terlanjur suka dengan namja misterius yang selalu menghiburnya sebelum matahari terbenam. Namja itu baginya sangat sempurna dengan parasnya yang sangat tampan. Dia selalu memakai kacamata dan setelan kemeja berwarna soft—yang bernuansa nerd ketika mendatangi Sungmin. Dia selalu datang di waktu Sungmin duduk dibelakang sekolahnya, saat matahari mulai tenggelam
Flashback
Sungmin selalu datang ke taman belakang sekolahnya. Baginya, datang ketempat ini sendiri dan menikmati suasana matahari tenggelam di akhir sore selalu memiliki keindahan tersendiri. Kadang Sungmin membawa SLR atau sekedar camera digitalnya untuk mengabadaikan moment-moment indah ditempat ini. Seperti biasanya, dihari itu tiba-tiba seorang namja dengan perawakan tinggi datang, lalu duduk disampingnya.
"K-kau lagi" Sungmin hanya bisa menundukkan kepalanya. Demi tuhan dia sangat suka dengan namja di sampingnya ini walaupun dia tidak mengenalnya dekat. Dia yakin namja ini bukan orang yang bersekolah di tempatnya bersekolah karena memang dia tidak pernah melihat namja itu ada di kantin atau di koridor sekolahnya.
"Ne, bukankah aku selalu datang untuk melihatmu? Aku tau kau sedang sial hari ini"
"Bagaimana kau tau?"
"Tatapan matamu, kau terlihat muram, Min" Dia menatap Sungmin, membuat tatapan mereka bertemu "Lagipula jika kau berwajah seperti itu, kau tidak lucu lagi"
"Aish, berhenti menggodaku" Wajah Sungmin memerah, namja yang menggodanya itu hanya tertawa mendengar protes dari Sungmin
"Mau berbagi denganku?"
Namja yang bahkan dia tidak tau namanya itu akhirnya mendengarkan cerita Sungmin. Sungmin bercerita bahwa hari ini dia terlambat masuk sekolah sehinggal dihukum untuk lari memutari lapangan sekolah. Belum lagi dia terpaksa mengikuti ujian susulan minggu depan karena dia tidak diperbolehkan mengikuti jam pelajaran pertama dan kedua oleh guru yang mengajarnya. Well, Sungmin merasa sangat-sial hari ini.
"Hm, sebenarnya tidak ada yang boleh melakukan hal itu pada Sungmin-ku. Yakan?"
Sungmin hanya membalas namja misterius itu dengan senyuman. Namja itu selalu mengatakan "Sungmin-ku", "Namja-ku" atau hal hal manis lainnya, tapi tidak pernah mengatakan hal yang sebenarnya Sungmin ingin dengar. Namja itu selalu datang saat matahari mulai tenggelam di sore hari dan pergi ketika matahari sudah sepenuhnya tenggelam. Lagipula dengan setiap hari bisa melihat namja itu saja, Sungmin sudah merasa sangat bersyukur.
"Aku yang salah kali ini, alarmku tidak menyala tadi pagi. Dan aku tidur terlalu malam karena sulit mengerti materi yang diujikan hari ini"
"Bukan salahmu. Itu salah alarmmu yang tidak menyala dan pelajaran yang sulit dimengerti itu" Namja itu tersenyum lalu menatap matahari yang sudah mulai tenggelam. Disamping namja itu, Sungmin tampak sibuk dengan camera digitalnya mengabadikan moment itu. Sungmin tidak sadar kalau namja itu memerhatikannya dan camera yang ada ditangannya. Setelah matahari selesai melakukan prosesi terbenamnya, namja-misterius itu mulai membuka mulutnya lagi.
"Sungmin-ah, maukah kau mengambil foto bersamaku? Untuk mencegah adanya kemungkinan jika aku tidak kembali besok atau—"
Sungmin menatap namja itu dengan tatapan khawatir. Banyak pertanyaan yang muncul di pikiran Sungmin, tapi hanya dua pertanyaan yang keluar dari mulutnya
"—Kenapa kau berbicara seperti itu? Apa kau akan meninggalkanku setelah ini?"
"Bukan meninggalkan-mu Sungmin-ah, aku hanya pergi sebentar saja. Setelah menyelesaikan semuanya. Aku janji akan mencarimu dan kita akan bersama lagi"
Sungmin hanya terdiam akhirnya hanya bisa menurut—untuk berselca bersama namja itu karena bisa saja namja-misterius ini bisa saja cepat mengubah pikirannya yang susah ditebak itu. Sungmin akhirnya mengatur camera digitalnya dengan self-timer selama beberapa detik. Dan menghadapkan lensa-camera itu pada mereka berdua.
"Kau siap? Tersenyum ya! 1..2..3"
CKRIK
Bunyi camera itu mengakhiri pose mereka. Didalam gambar, posenya terlihat manis. Sungmin terlihat tersenyum manis dan Namja itu membentuk tangannya dengan V-sign dengan senyum terbaiknya. Sungmin tersenyum lalu menunjukkan hasilnya pada namja disebelahnya itu
"Bagus sekali hasilnya. Kau tampak tampan—"
"—seperti biasanya bukan?" Namja itu tersenyum pada Sungmin, lalu menatap Sungmin dengan tatapannya yang terlihat sedih bagi Sungmin.
"Dengarkan aku, Min. Kau percaya kan cinta akan bertahan di semua keadaan? Susah, senang, sedih, bahagia. Jika kau menungguku yang akan mencarimu, aku yakin kita akan bersama lagi seperti ini, Min. Apa kau sadar tentang sesuatu? Kebersamaan kita didepan matahari terbenam setiap hari dengan cerita-cerita sial atau menyenangkanmu itu adalah kebahagiaanku. Dan demi tuhan aku—sangat mencintaimu"
Sungmin terdiam. Dia terenyuh dengan kata-kata namja didepannya ini. Persetan dengan sikapnya yang misterius dan tidak pernah bercerita mengenai kehidupan pribadinya—bahkan dia juga tidak memberitau namanya pada Sungmin, Sungmin hanya tidak mau kehilangan namja yang ada didepannya ini sekarang.
"Kau akan kemana? Siapa yang akan menemaniku lagi seperti ini? Dan bagaimana aku bisa percaya denganmu?"
Namja itu tidak memberikan jawaban secara lisan pada Sungmin. Setelah Sungmin menyelesaikan pertanyaannya, namja itu mendekatkan bibirnya dengan bibir Sungmin lalu menciumnya dalam. Demi tuhan Sungmin bisa merasakan setiap kesedihan namja didepannya itu hanya dengan merasakan ciumannya. Bahkan Sungmin bisa merasakan bahwa namja itu menangis karena tangisannya membasahi pipinya juga. Sungmin hanya memejamkan matanya, lalu membalas ciuman namja itu untuk meyakinkan dia tidak apa—agar namja itu tidak terlalu terlarut dalam kesedihannya.
"Apa kau bisa merasakannya? Aku serius dengan semua perasaanku padamu, Min"
Sungmin hanya bisa mengangguk kecil didepan namja misterius itu lalu menundukkan kepalanya. Namja itu hanya bisa memeluk Sungmin dari samping—yang merupakan pelukan terakhirnya untuk waktu yang sangat lama. Setelah beberapa saat memeluk Sungmin, namja itu melepas pelukannya dan mulai membuka mulutnya lagi
"Dengan cinta, kau akan menemukanku Sungmin-ah. Kau mau menungguku untuk menemukanmu kan? Aku benar-benar serius dengan perkataanku. Maafkan aku sudah menjadi misterius dihidupmu. Aku punya tujuan untuk semua ini jadi—aku mohon bersabarlah"
Sungmin menghapus air mata namja itu, lalu berusaha tersenyum sejadi-jadinya didepan namja berparas tampan didepannya itu. Sungmin merasa tidak ada pilihan baginya untuk menahan namja itu pergi. Tak lama, Sungmin mulai membuka mulutnya didepan namja-tampan-yang-misterius-itu.
"Sampai kapanpun aku akan menunggumu tuan tampan. Aku akan percaya dengan semua perkataan dan ciumanmu karena aku juga mencintaimu. Kau tidak boleh menghilangkan kepercayaanku ini, ne? Dan berjanjilah ketika nanti kita bertemu, wajah tampanmu tidak boleh luntur dan kau harus sudah menjadi orang yang sukses nantinya" Sungmin menghela nafasnya, tersenyum dan berusaha menahan tangisnya yang bisa pecah kapan saja "Nah, terima kasih untuk selama ini. Dan terima kasih untuk selca-nya juga. Kau bisa pergi sekarang"
Sejujurnya Sungmin benar-benar tidak sanggup mengatakan hal itu. tapi dari tatapan namja misterius itu Sungmin tau ada sesuatu penting yang harus dia lakukan yang Sungmin-tidak-harus-tau. Lagipula dengan ciumannya, Sungmin yakin namja itu adalah orang yang benar-benar mencintainya juga dan pasti akan menepati janjinya untuk mencarinya. Beberapa pemikirannya berkecamuk tentang hubungannya dengan namja itu ketika namja itu mulai beranjak dari kursi taman itu dan mulai melangkahkan kakinya pergi. Sungmin akhirnya memutuskan untuk percaya pada namja-tampan-misterius-itu. Dan mulai saat itu, Sungmin berjanji untuk menunggunya.
Flashback end
"Yah hyung! Lagi-lagi kau memandang fotonya" Sungjin memandang tidak suka pada Sungmin yang sedang memegang satu foto lama yang warnanya sudah mulai pudar di atas kasurnya—fotonya bersama namja misterius itu.
"Ada apa Sungjinnie? Tidak seharusnya kau begitu padaku heh. Aku merindukannya"
"Kau tau, apa kau yakin namja itu dapat dipercaya? Namanya saja kau tidak tau. Bagaimana kau bisa menemukannya?"
"Dia akan mencariku Sungjinnie aku yakin dan dia akan—" pembicaraan Sungmin terhenti ketika handphonenya bergetar berkali-kali. Dia mengecheck layar handphonenya yang ternyata hanya menampakkan deretan nomor yang tidak ia kenal. Tanpa basa-basi Sungmin mengangkat telepon itu didepan Sungjin
"Yeoboseyo. Lee Sungmin disini"
"Jangan terlalu ramah, ini aku Cho Kyuhyun"
"Presdir Cho—" Sungmin melirik Sungjin yang kaget dengan kata-kata "presdir" yang dikeluarkan kakaknya itu. Dengan sigap Sungjin berlari menuju kasur Sungmin, dan berusaha menempelkan telinganya ke sisi handphone Sungmin yang satunya –untuk menguping
"Ada yang bisa—aku bantu?"
"Besok kau mulai bekerja di ruang kerjaku. Besok pakai jas hitam. Aku tidak mau sekertaris pribadiku memiliki warna pakaian yang berbeda denganku"
"Eh? Pardon?"
"Kau keberatan? Atau kau mau kita membatalkan kontrak kerja kita? Kau harus punya jas hitam untuk hari pertamamu bekerja. Jangan lupa sepatu hitam juga, dan baju kemeja putih. Aku-tidak-mau-tau"
"Tapi—Presdir apa hubungannya dengan—"
KLIK
Sungmin hanya bisa menatap handphone itu dengan tatapan benci. Sungjin yang sedari tadi menguping hanya tertawa melihat hyung-nya yang beberapa kali mendesah frustasi dan merutuki boss-nya yang banyak mau itu.
"Yah, selamat bekerja besok hyungku sayang~"
Sungmin hanya bisa mendecih kesal pada Presdir-nya dan Sungjin yang makin mengejeknya sekarang tanpa tau apa yang terjadi besok
TBC
Yah! Author endlessong kembali dengan ff berchapter sekarang ^3^ waktu itu ada yang pernah request ke aku bikin fanfic berchapter dan ini hasilnya! Voila~ chapter 1 aja ternyata udah ancur abis begini-_- hahaha.
Sekali lagi untuk sekuel 'Saranghae, Ahjussi', Author harus minta maaf karena harus ngundur nerbitinnya karena flashdisk tempat nyimpen sequelnya itu ilang TT_TT Author lagi berusaha nyari nih readers doain ya semoga ketemu T_T Nah sebagai gantinya aku kasih ff ini dulu. kalo udah ketemu Author janji bakal langsung nerbitin deh pokoknya. Makasih atas kesabarannya sebelumnya ^3^
Last but not least. Kira-kira readers mau ff ini lanjut apa engga nih?~ RnR pls? ^3^
