Terdengar alunan nada indah dari biola yang dimainkan. Terlihat seorang dari gadis kecil yang sangat cantik sedang duduk di tepi danau sambil memainkan biola. Tangannya bergerak secara lembut hingga menghasilkan nada-nada indah dari permainan biolanya. Helaian-helaian rambut bagaikan bunga sakura bergerak seiring dengan angin yang berhembus pelan. Laki-laki dihadapannnya terlihat sedang serius memandanginya dan mendengarkan permainan biolanya. Sampai akhirnya gadis cilik itu selesai memainkan biolanya.
"Permainan biolamu, indah sekali."
"Arigatou, Sasu-kun."
.
.
.
ROYAL CRISIS
Disclaimer: NARUTO by KISHIMOTO MASASHI
ROYAL CRISIS by ARAANAMI
Rate: maybe T
WARNING: OOC,TYPO,AU,DLDR
.
.
.
CHAPTER 1 : I MEET U
KRIIINNGGG KRIIIINNGGG
"Ngghh, dasar alarm sialan."
Perkenalkan, namaku Haruno Sakura dan orang-orang biasa memanggilku Sakura atau Saki. Umurku genap 16 tahun beberapa bulan lagi. Tinggiku sekitar 164 cm, menurutku tidak terlalu tinggi. Seseorang pernah berkata padaku bahwa aku memiliki mata emerald yang sangat cantik hingga membuatnya jatuh hati saat menatap mataku. Dia juga bilang aku memiliki rambut yang aneh, yaitu pink. Tapi baginya rambutku tetap cantik meskipun aneh. Aku hanya tinggal di rumah dan hidup bersama kaa-san sejak aku berumur 7 tahun. Tou-san menceraikan kaa-san saat itu, entah karena apa kaa-san tidak pernah menceritakannya padaku. Aku dan kaa-san pindah ke Konoha dari tempat asal kami yaitu Ame, karena kaa-san mendapatkan pekerjaan yang lebih layak di Konoha daripada di Ame. Itulah beberapa hal tentangku, sekarang mari kita lanjut pada cerita.
Dengan sangat malas, aku terbangun dari tidurku dan langsung menuju kamar mandi. Setelah beberapa menit, aku keluar dari kamar mandi hanya dengan baju handuk pink-ku. Kemudian mengenakan seragam dari sekolah baruku, yaitu Konoha High School, salah satu sekolah elit di negeri ini. Aku bias bersekolah disana karena ibuku merupakan dokter ahli yang dikenali semua orang. Kulihat seragam itu sudah tergantung di pintu lemariku. Setelah itu, aku berdandan dan memperhatikan diriku di depan cermin. Kulihat poniku bertambah panjang, dan aku menjadi sedikit lebih tinggi. Kubiarkan rambutkuku yang panjangnya sudah melebihi pundakku ini tergerai indah.
"Hmm, sepertinya memakai jepit bisa membuatku lebih cantik."
Setelah semua persiapan sekolahku selesai, aku keluar dari kamar dan langsung menuju ruang keluarga, disitulah aku dan kaa-san emenghabiskan waktu dan makan bersama. Omelet, pancake dan susu sudah tertata rapi di meja. Kaa-san selalu mempersiapkan semua makanan, dan masakan kaa-san adalah yang terbaik. Aku dan kaa-san menikmati semua makanan itu. Setelah perut kami terisi, kami berangkat menuju tempat kami beraktivitas. Aku berangkat ke sekolahku, yaitu Konoha High School. Dan ibu menuju tempatnya bekerja, yaitu Konoha Hospital.
oOo
Tap..tap..tap
Langkah kakiku dan Kurenai sensei terdengar sepanjang koridor menuju kelas baruku, yaitu X-A. Sepanjang jalan nampak sepi. Para murid sedang belajar di kelas masing-masing. Sekilas aku melihat ke salah satu ruang kelas yang kulewati, XI-A. Seorang laki-laki berambut raven dengan hairstyle ala chicken-butt disana. Sepertinya dia juga melihat ke arahku sambil menyunggingkan senyuman kecil, yang dapat membuat siapapun meleleh melihatnya.
"Haruno-san, kita sudah di depan kelas barumu." Kurenai-sensei mengingatkanku dan aku mulai tersadar dari lamunanku. Ternyata sedari tadi aku hanya memikirkan pemuda raven itu. Ya, aku sangat mengenalnya. Dia adalah penerus tahta kerajaan negeri ini. "Eh, i..iya sensei."
Kelas yang semula ramai seperti pasar mendadak tenang dan hening saat aku dan sensei masuk.
"Anak-anak, kita mendapatkan teman baru. Nah, Haruno-san silahkan perkenalkan dirimu."
"Namaku Haruno Sakura. Pindahan dari Ame Gakuen. Yoroshiku ne," ucapku sambil menyunggingkan senyuman untuk teman-teman baruku. Beberapa dari para siswa memberi tatapan memuja padaku, beberapa siswi menyunggingkan senyum padaku. Entahlah, mungkin mereka berpikir aku adalah gadis polos dan baik hati. Beberapa juga tidak peduli akan kehadiranku, dan aku juga tidak memperdulikan mereka.
"Haruno-san silahkan duduk di sebelah Yamanaka-san. Yamanaka-san, acungkan tanganmu."
Setelah Kurenai-sensei menunjukkan dimana aku harus duduk, kulihat gadis berambut pirang mengacungkan tangannya. Berarti aku akan duduk sebangku dengannya. Sepertinya dia gadis baik. Aku berjalan beberapa langkah menuju bangkuku, dan mendudukkan diriku di kursi sebelah Yamanaka-san.
"Hai namaku Yamanaka Ino, salam kenal Sakura-chan," gadis itu memperkenalkan dirinya padaku dan langsung bersikap seolah-olah kami adalah sahabat.
"Hai juga Ino-san. Kuharap kita bisa bersahabat," balasku sambil tersenyum padanya. Dia bersikap sangat bersahabat, tidak ada salahnya kan jika aku juga membalas kebaikannya.
"Panggil Ino-chan saja, anggaplah kita sudah lama bersahabat. Ngomong-ngomong, kenapa kau pindah ke sekolah ini? Padahal ini sudaah semester dua?"
"Kaa-san mendapatkan pekerjaan di sini, karena itulah kami pindah. Kurenai-sensei sedang menjelaskan, sebaiknya kita mendengarkannya, Ino-chan." Ucapku sebelum mengakhiri pembicaraan kami.
oOo
TEEETT
Aku dan Ino langsung berlari menuju kantin semenjak bel istirahat berbunyi. Ino menggandeng tanganku dan berlari menerobos kerumunan orang-orang yang menurutnya menghalangi jalan. "Ayo lebih cepat Saku, kita akan kehabisan makanan!"
Setelah berlari dan menerobos, akhirnya kami sampai di kantin. "Ya ampun, seperti pasar saja." Ucapku setelah melihat keadaan kantin. Ino melihat tempat kosong dan langsung menyeretku kesana. Ia menyuruhku duduk sementara ia memesan makanan. Gadis itu melengos pergi tanpa menanyakan apa yang ingin kupesan. Yah kuharap dia bisa memilih makanan dengan baik.
"Ini dia Sakura. Ya ampun, kau harus tau bagaimana perjuanganku untuk mendapatkan ini," kemudian Ino mulai celoteh panjang lebar mengenai bagaimana perjuangannya memesan makanan kami. Kulihat ia memesan sandwich, french fries dan dua gelas soda. Hm, seleranya bagus juga. Untung aku sedang tidak diet. Aku tidak mempedulikan celotehan gadis pirang depanku ini, menurutku semua yang dikatakannya sangat tidak penting. Kulihat beberapa orang menyingkir dari antrian mereka untuk memesan makanan, mereka juga menunduk. 'Apa yang terjadi?' Laki-laki raven sedang berjalan di tegah-tengah kerumunan yang menunduk memberi hormat. 'Pantas saja, ternyata Yang Mulia sedang lapar. Aku kira kepala sekolah yang lewat.'
"Ya ampun Sakura, Yang Mulia disini. Kita harus memberi hormat!" Ino menarikku menuju kerumunan itu, dan langsung menundukkan badannya. Aku juga langsung menundukkan badanku, sambil melirik Yang Mulia. Ia berjalan dengan gagah sambil diikuti beberapa orang. 'Benar-benar seorang pangeran.' Dari cara jalannya saja sangat menunjukkan bahwa ia adalah orang yang bermartabat dan berkuasa. Pandangan setajam elang itu mampu membua semua gadis terpesona. Tidak terkecuali aku. Dia terlalu sempurna untuk wujud seorang manusia. Dia adalah malaikat.
"SA..KU..RA..CHAN" Ino tiba-tiba berteriak tepat di telingaku. Sial, lagi-lagi aku melamun gara-gara pria itu.
"Kau pasti melamun memikirkan Yang Mulia kan, akui sajalah" Ino mengejekku dan menyenggol tubuhku. "Semua gadis normal pasti melakukannya. Kau pasti melakukannya juga. Dasar Ino-pig." "Hehehe… baiklah, ayo kita kembali dan makan. Hey forehead, ayo cepat."
oOo
Pukul 12.15, bel pulang berbunyi. Sensei menyudahi pelajaran dan mempersilahkan kami pulang. Ino mengajakku makan siang di restoran. Aku menerimanya, selama tidak ada yang harus kukerjakan siang ini. Letaknya di pusat kota. Kami pergi kesana menaiki mobil Ino. Huft, membuatku iri saja. Ibu tidak pernah memperbolehkanku naik mobil. Yah memang harus kuakui aku tidak bisa menyetir mobil. Sekitar 15 menit perjalanan, kami sudah berada di tempat parkir restoran. Hmm, ternyata tidak sebesar yang kupikirkan. Setelah Ino memakirkan mobilnya, kami langsung masuk kedalam restoran. Sejuk. Itulah pandangan pertamaku pada tempat ini. Percikan air dari air mancur kecil. Hiasan tumbuhan di dinding. Kursi dan meja kayu bercorak tradisional. Dan pelayan yang memakai kimono. Aku dan gadis bak Barbie ini duduk di salah satu tempat berdekatan dengan air mancur. Seorang pelayan datang dan dengan sangat sopan menanyakan pesanan kami. Ino memesan mie soba dan ocha. Sementara aku memesan ocha seperti Ino, dan edamame. Selang beberapa menit, pelayan datang mengantar pesanan kami.
"Ne Ino-chan, ceritakan padaku hal-hal menarik tentang sekolah itu," aku bertanya pada Ino. Karena sepertinya hidupku di sana akan sangat menyenangkan. Ino menelan makanan di mulutnya, dan mulai menceritakannya padaku.
"Baiklah, akan kumulai dari yang paling menarik. Yang Mulia Uchiha Sasuke bersekolah di sekolah kita. Kyaaa aku tidak pernah menyangka bisa satu sekolah dengan Yang Mulia,"
"Kalau soal itu aku sudah tau. Yang menarik adalah, mengapa dia bersekolah disana? Bukannya dia jenius, dia tidak perlu bersekolah. Aku yakin dia sudah diajarkan berbagai macam hal di istana. Apalagi keturunan Uchiha selalu berotak encer." Ucapku di sela-sela perkataan Ino.
"Hehehe… setahuku dia bersekolah karena ingin menjalani kehidupan normal seperti remaja pada umumnya. Yah, meskipun dia tidak membutuhkannya. Tapi, hebat juga setelah menyadari ternyata aku satu sekolah bersama pria paling sempurna di negeri ini. Kyaaa aku benar-benar beruntung‼" Ino sedikit berteriak dan terlihat seperti orang gila saat ia terlihat bahagia bersekolah bersama Yang Mulia. Yah, memang harus kuakui itu sangat hebat. Bersekolah dengan pria tampan, jenius, kaya dan berkuasa. Siapapun pasti sangat bahagia. Tak terkecuali aku. Tapi cukup kupendam saja, mengumbar-umbar hanya membuatku malu.
"Yang Mulia bersekolah hanya karena alasan sepele seperti itu? Tidak bisa kupercaya. Padahal dia memiliki semua, dan permintaanya pasti akan terwujud dalam sekejap mata."
"Aku juga tidak tahu. Tapi aku pernah tidak sengaja mendengar pembicaraan Yang Mulia dengan, entahlah aku tidak tahu siapa. Orang itu bertanya 'Yang Mulia, anda memiliki kekuasaan dan hidup sempurna. Tapi mengapa anda tetap bersekolah? Bukankah anda itu sangat jenius?' Dan Yang Mulia menjawab begini 'aku adalah remaja pada umumnya yang ingin menghabiskan waktu muda bersama teman.' Begitulah Sakura-chan, kemudian bel berbunyi dan aku langsung berlari menuju kelas. Tamat, itulah ceritanya." Ino mengakhiri ucapannya dan meminum ochanya.
"Baiklah. Apa tidak ada hal menarik lainnya?" Aku kembali bertanya pada gadis dihadapanku ini. Aku merasa kurang puas.
"Hmm, coba kuingat sebentar. Aha! Sst, kemarilah Saku." Ino menyuruhku untuk mendekat padanya, dan aku menurutinya. Sepertinya kali ini benar-benar menarik dan misterius.
"Aku pernah dengar gosip bahwa ada banyak anak-anak mafia bersekolah di sana. Dan ternyata kepala sekolah kita adalah salah satu anggota organisasi anti-Uchiha. Tapi aku tidak tahu kebenarannya. Aku hanya mendengar gosip."
"Jadi maksudmu, Hatake Kakashi kepala sekolah kita adalah anti-Uchiha?" Aku terkejut dengan ucapan Ino. Mana mungkin kepala sekolah adalah anggota organisasi terlarang itu, dan ia menerima Yang Mulia yang jelas-jelas seorang Uchiha di sekolahnya? Apa ia memiliki rencana senddiri?
"Aku juga tidak tahu Saku-chan. Aku hanya mendengar gosip. Ah sudahlah, ayo kita habiskan makanan ini sebelum menjadi tidak enak."
"Baiklah. Terima kasih atas informasinya, Ino-chan." Aku menyunggingkan senyum manisku pada teman baruku ini. "Kau mengerikan sekali. Apa yang kau rencanakan?" Ino tampak curiga padaku. "Tidak ada yang kurencanakan. Baiklah, itadakimasu."
Setelah menghabiskan makanan, Ino membayar semua pesanan. Pesananku dan pesanannya. Untunglah hari ini Ino mentaktirku. Jadi uangku tidak habis dengan cepat.
"Nah, Sakura-chan dimana rumahmu? Aku akan mengantarmu." Gadis pirang itu juga ingin mengantarku pulang. Tapi kutolak dengan halus. "Tidak perlu Ino-chan. Kaa-san bilang dia akan menjemputku" tolakku sambil tersenyum kecil. "Baiklah, aku duluan. Hati-hati Saku, disini berbahaya. Segera hubungi kaa-sanmu. Jaa-ne Saku." Dalam sekejap, Ino dan mobilnya hilang dari pandanganku. Sepertinya dia memang suka mengebut.
Aku harus mencari bus atau taksi sekarang. Aku berbohong bahwa kaa-san akan menjemputku. Dia adalah dokter, dan seorang dokter tidak mungkin pulang secepat ini. Apalagi tadi dia menghubungiku bahwa ia harus merawat Yang Mulia Ratu di istana. Semakin mustahi untuknya pulang cepat, apalagi hanya sekedar menjemputuku. Sekitar 15 menit aku menunggu, tidak ada satupun bus atau taksi yang lewat. Aku hanya mendengus kesal. Seharusnya aku menerima tawaran Ino, tapi aku masih tidak mudah percaya dengan orang yang baru kukenal. Yah, meskipun kami sudah cukup akrab, kurasa.
"Sakura-chan" tiba-tiba ada suara pria memanggilku. Aku sedikit takut. Kata Ino disini berbahaya. Kukira dia perampok, dan ternyata dia adalah…
"Naruto! Ya ampun, itu benar kau?" Aku berlari mendekat padanya dan memeluknya erat. Melepas rasa rindu setelah sekian lama berpisah.
"Sakura-chan kau sudah besar sekarang. Ternyata gadis kecil yang polos dan cengeng menjadi gadis remaja yang sangat cantik dan, emmm, imut. Hehehe…."
"Apa-apaan kau Naruto, tentu saja aku bertambah besar. Aku tidak mungkin kecil selamanya kan. Kau berbicara seolah kau tidak bertambah besar saja. Dan, hey kenapa kau bisa lebih tinggi dariku?" Balasku sambil sedikit memanyunkan bibirku.
"Tentu saja karena pertumbuhanku lebih pesat darimu Sakura-chan. Kenapa kau disini sendirian? Dimana Mebuki baa-san?" Tanya pria berambut kuning jabrik ini.
"Ternyata otakmu masih sama seperti dulu. Tentu saja kaa-san sedang bekerja sekarang. Dan aku kemari bersama temanku, tapi dia sudah pulang. Sekarang antarkan aku pulang. Kau tidak mungkin tega kan, meninggalkan gadis remaja sendirian di tengah kota." Karena tidak ada jalan lain, akhirnya aku meminta teman lamaku ini mengantarku pulang. Dan dia menerimanya. Pria itu menaiki motor ninjanya dan memberiku helm. Kemudian ia menyuruhku untuk menaiki motornya. Aku memberitahu alamat rumahku padanya. Ternyata pria bodoh ini meyetir dengan kecepatan 120 km/jam. Sungguh sangat cepat. Kupejamkan mataku karena rasanya sangat perih jika berhadapan dengan angin kencang. Rasanya aku seperti terbang, dan aku semakin mempererat pelukanku padanya.
Setelah kubuka mataku, ternyata kami sudah di depan rumahku. Dia cepat sekali. Aku langsung menyuruhnya masuk untuk mampir sebentar.
"Sakura-chan, rumahmu luas juga. Mebuki baa-san sedang bekerja dimana?" Tanya Naruto.
"Dia bekerja di Konoha Hospital. Tapi saat ini dia mendapat panggilan mendadak dari istana untuk merawat Yang Mulia Ratu." Aku menjawab pertanyaan tamuku ini sambil menghidangkan beberapa camilan kecil di meja. "Tapi, kenapa aku tidak melihatnya?" Ia kembali bertanya sembari mengunyah camilan yang kusediakan. "Kau kan memang tidak pernah peka dan memperhatikan sekelilingmu." "Kau kejam sekali Sakura-chan. Yasudah, aku akan kembali ke istana. Arigatou karena memberiku camilan. Jaa-ne."
Naruto pergi dan melambaikan tangan padaku. 'Sebentar sekali. Apa kau tidak merindukanku?' Batinku bertanya. Aku sangat merindukannya, dan juga temannya. Meskipun aku sudah bertemu dengan keduanya, aku belum puas. Pria jabrik itu sudah hilang dari pandanganku. Aku menutup pintu rumah dan menuju kamarku. Mempersiapkan semuanya sampai kaa-san pulang. Memasak, membersihkan rumah, dan mandi. Kemudian kaa-san pulang, dan aku akan pergi tidur. 'Hari ini menyenangkan. Kira-kira, apa yang akan terjadi besok?'
oOo
Sang mentari mulai menampakkan sinarnya. Dan alarmku sudah berbunyi. Aku terbangun dari tidurku dan mematikan alarm berisik itu. Kemudian mandi, memakai seragam, berdandan, sarapan bersama kaa-san dan berangkat sekolah. Hari ini aku mengikat rambut pinkku dengan gaya pony tail, dan memakai bandana putih dengan hiasan bunga. Kaa-san bilang akan mengantaku ke sekolah hari ini. Karena kebetulan sekolahku searah dengan Istana. Kaa-san berkata bahwa ia harus merawat Yang Mulia Ratu sampai sembuh.
"Sakura, pakailah ini sayang. Kaa-san membelinya kemarin, saat ada diskon besar-besaran di butik sebelah istana." Kaa-san memberikan cardigan rajut berwarna biru langit dengan hiasan mawar padaku. "Arigatou kaa-san" ucapku sambil tersenyum. Aku memakai cardigan itu, dan kaa-san berkata bahwa aku terlihat sangat manis memakainya. Kami masuk ke mobil dan berangkat menuju sekolahku. Setelah mengantarku, kaa-san langsung menuju istana.
"Hmm, halo hari ini. Semoga kau tidak mengecewakan."
oOo
Seperti biasa. Aku masuk kelas, dan bertemu teman-temanku. Ino langsung berteriak menyapaku, sampai-sampai perhatian seluruh kelas tertuju padaku.
"OHAYOUU SAKURA-CHAN‼ YA AMPUN CARDIGANMU MANIS SEKALI. KYAAA!"
"Bisakah kau bersikap sewajarnya. Hey Ino-pig," arghh, sekarang semua melihatku. Memalukan sekali.
Kududukkan diriku di bangku dan melepas cardigan ini. Ino langsung menyambarnya dan memakainya. Kemudian mengambil ponselnya dan mulai berselfie ria. Aku hanya mendengus. Cukup membaca novel sampai pelajaran pertama dimulai.
Bel berbunyi. Sensei masuk kelas. Pelajaran pertama, kedua, ketiga dan keempat dimulai. Selesai. Sensei keluar kelas dan mempersilahkan kami untuk istirahat. Ino dan aku berlari ke kantin, dan melihat Yang Mulia Pangeran sudah disana. Menunggu sampai Yang Mulia selesai memesan, dan giliranku untuk menyerobot antrian dan memesan makanan. Sementara Ino mencari tempat untuk makan.
Istirahat berakhir. Kami masuk kelas, kemudian sensei juga memasuki kelas. Pelajaran kelima, keenam, ketujuh dan kedelapan dimulai. Bel pulang berbunyi. Dan kegiatan di sekolah hari ini berakhir. Ino mengajakku pulang bersama. Tetapi aku menolaknya karena ingin ke toilet, dan ia bisa pulang duluan.
Setelah menyelsaikan urusanku di toilet, aku memakai cardiganku dan berjalan keluar dari sekolah. Tiba-tiba kurasakan tangan kekar memeluk pinggangku.
"Sst, tenanglah Saki. Ini aku. Kau pasti merindukanku." Dia berbisik dengan suara baritonenya yang sexy sambil mencium tengkukku. Aku bergidik, ini sangat menggelikan. Kupalingkan wajahku untuk menatapnya.
"Y..Y..Yang Mulia‼"
TBC
Author's Note
Hellow, saya author baru. Setelah sekian lama menjadi reader, akhirnya saya memberanikan diri untuk mempublish ff super gaje ini -_-
Maaf untuk segala kekurangan di ff ini. Saya masih newbie dan sangat polos. Kalo ada kesalahan, silahkan koreksi. Terimakasih bagi yang membaca dan mereview ff ini. Jika responnya bagus, saya akan mengupdate ff ini secepat mungkin :D untung kls 3 sibuk usek,un,dll. Jadi kls 2 liburrrrrrrr
Thank You,
Mind to RnR?
