I NEED U

[Sequel of RUN]

by miaridara/outout

.

[Jeon Jungkook x Kim Taehyung]

KookV

BTS

방탄소년단

.

[Fiction : Rate (T) : Fic Short/multichapter (600+) : Romance/Hurt/Comfort : AU]

.

[!]gumoh feels, etc

you have been warned

[Anda ragu-ragu? Kembali sekarang juga!]

.

I only own the plot

.

["Sebab sampai aku menua nanti pun, aku tetap membutuhkanmu. Untuk menjadi satu-satunya matahari yang menerangi kehidupanku. Jadi, tetaplah disini, tetaplah bersamaku."]

.

.

Prolog

Disappear

Ada yang hilang dari kehidupannya

.

.

Kim Taehyung sudah menjadi dewasa.

Meskipun nampak sedikit bodoh−dan sebagian orang menganggapnya idiot−Kim Taehyung tetap tumbuh menjadi seorang pria dewasa seperti kebanyakan orang lainnya. Ia bahkan masuk ke universitas ternama di Seoul. Wajahnya memang terlihat konyol dan tingkahnya absurd, membuat sebagian orang memilih untuk tidak mengenalnya jika bertemu. Namun sebagian yang lain berpikir bahwa Taehyung bukan bertingkah konyol maupun idiot, melainkan bertingkah manis sekaligus menggemaskan.

Saat SMA dulu mungkin Taehyung pantas disamakan dengan para preman pasar ataupun ketua gangster yang ditakuti banyak orang. Namun di setelah ia menjadi mahasiswa, cap preman pasar kerempeng itu lenyap seketika. Meski bukan salah satu dari mahasiswa terbaik, setidaknya Taehyung masuk dalam kategori mahasiswa teladan. Paling rajin dengan bakat yang tanpa disangka-sangka oleh semua orang yang dekat dengannya selama ini. Di upacara kelulusan sekolah, Taehyung muncul di balik panggung dengan sebuah grand piano di sampingnya. Jari-jari lentiknya menari-nari di atas tuts itu dengan lincah. Memainkan dari salah satu lagu milik Yiruma yang berjudul Kiss The Rain.

Mendadak aula sekolah itu menjadi hening dan sesekali terdengar beberapa isakan dari para murid−terutama murid perempuan. Jimin yang duduk paling depan hanya menatap Taehyung dengan takjub. Tidak menyangka bahwa sahabat yang ia pikir tidak pernah punya rasa malu itu bisa membuat semua orang terenyuh dengan permainan pianonya. Katakanlah Jimin bukan sahabat yang baik, karena ia sama sekali tidak tahu jika Taehyung ternyata bisa bermain piano.

Alunan nada menyayat hati terdengar dari ruang musik di sudut kampus. Taehyung dengan penuh penghayatan memainkan lagu When The Love Falls milik sang pianis dari negara yang sama dengannya. Entah sejak kapan Taehyung mulai mengagumi pianis bernama Yiruma itu. Semua berawal ketika Taehyung dilanda kesedihan yang amat dalam, kakaknya Baekhyun tiba-tiba saja memutar salah satu lagu milik Yiruma saat ia datang ke rumah setelah bermain dengan Jimin. Seketika itu pula Taehyung bertekad untuk menjadi seorang pianis yang handal dengan segudang instrument sedih untuk semua orang yang sedang patah hati.

Langit yang pada pagi hari berwarna biru itu kini sudah berubah menjadi oranye, beberapa mahasiswa sudah mulai meninggalkan kawasan universitas sejak beberapa jam yang lalu. Namun Taehyung tetap betah disana, ia tak ingin pergi sebelum merasa puas dengan permainan pianonya. Lagipula ia juga sedang menunggu Jimin yang tengah berlatih di ruang dance. Bakat mereka memang berbeda tetapi Jimin dan Taehyung sama-sama mendukung kedua bakat mereka masing-masing, mereka sendiri pun tidak mengerti kenapa pada akhirnya menjadi senang dengan bakat yang sekarang terus mereka asah itu. Dulu, pada saat mereka masih sering bermain-main dengan waktu, mereka pikir mereka tidak pernah punya bakat satupun selain membuat onar dan masalah-masalah lain−yang jika Taehyung mengingatnya ia akan tertawa atas kebodohannya selama ini. Bahkan dulu Taehyung sempat meramalkan dirinya sendiri yang hanya akan hidup seperti batu. Hanya diam dan bersenang-senang sampai kematian menjemputnya.

Lalu kemudian ia bertemu dengan piano. Alat musik yang langsung menggugah hati Taehyung saat ia dimainkan.

Well, Taehyung tahu takdir Tuhan memang indah. Keajaiban yang tak terduga itu menjadikan Taehyung sangat bersyukur dalam menjalani hidup. Sekarang ia juga tidak tinggal dengan orangtuanya lagi karena ia telah memiliki flat sederhana yang ia bayar dari hasil kerja kerasnya bermain piano di berbagai acara.

Tapi ada satu takdir Tuhan yang tidak Taehyung terima sampai saat ini.

Hilangnya seorang Jeon Jungkook di kehidupannya.

"Tae, ayo pulang!" seruan Jimin di depan pintu membuat Taehyung langsung berhenti bermain

Taehyung tersenyum manis pada Jimin yang sedang menenteng tas hitamnya di bahu kiri. Dengan pelan Taehyung menutup piano berwarna hitam itu dan melangkah mendekati Jimin. Niat awalnya ingin bertahan sebentar dan memainkan dua buah lagu, tapi melihat wajah Jimin yang kelihatan sangat lelah membuat Taehyung memutuskan untuk ikut pulang, ia juga sedikit merasa lelah karena sudah melakukan uji coba di ruang lab selama berjam-jam tadi.

"Kau kelihatan lelah sekali, Jim"

Jimin tersenyum. "Kau lebih kelihatan lelah, jari-jarimu tidak sakit apa terus-terusan bermain piano setelah praktikum di lab tadi siang?" dan tawa Taehyung terdengar di sepanjang jalan menuju gerbang kampus, mengiringi langkah mereka berdua

"Jari-jariku tidak sakit, Jim"−hatiku yang sakit

.

.

TBC

Prolog macam apa ini?!/dorr

Guys, prolognya kagak jelas banget ya? Tiba-tiba pen jadiin Taehyung itu pianis gara-gara dengerin lagunya Yiruma yang udah lama ga gue dengerin. Maafin banget kalo kalian merasa kecewa sama prolog ini*deepbow. Gue udah tiga kali rombak cerita karena gaada yang pas buat gue, dan ini yang keempat, gue harap kalian ngerasain feelnya ya. Btw, fic ini ga bakal banyak-banyak, maksimal cuma 10 chapter aja (itupun kalo gaada pertimbangan), dan setiap chapter cuma ada 1000-2000 kata, jadi gue harap kalian terima itu ya.

And berhubung sekarang jadwal gue padet banget, gue harap kalian ga minta gue buat fast updat. Rencananya sih gue bakal update tiap jum'at, itupun kalo chapter pertamanya udah gue bikin:'v minta doanya aja ya:v

Reviewnya harus 50 kalo pen lanjut!*mukagalak

Hehehhe engga deng bercanda, kalian baca aja gue udah bahagia banget kok. Tapi tetep review ya^^

Sampai ketemu di chapter pertama! Seeyaaa~*flyingkiss