Yap, fanfic pertama saya di fandom ini. Pertama kali saya nulis ini di hape, jadi bahasanya agak" gimanaaaa gituh. Jadi, selamat membaca! *bows*
DISCLAIMER: Kalau ini punya saya, kenapa saya nulis fanfic?
Sleeping Habits
Malam itu seharusnya menjadi malam yang indah, kalau nasib Squall tak buruk
Bukan. Sangat buruk.
Ya, Squall sedang bengong, berbaring di sebuah tempat tidur di sebuah kamar di sebuah hotel di sebuah… Oke, kebanyakan 'di sebuah'.
Ehem, jadi karena sebiji 'masalah', Squall terjebak sekamar dengan dua setan jahanam. Oh, dan cuma ada satu, ya, satu tempat tidur.
"Ugh…" Semakin lama semakin tidak nyaman.
Jadi lebih jelas lagi situasinya begini: Squall sedang tidur di tempat tidur yang sama dengan dua anak edan. Si anak monyet edan di kanan, dan si petualang edan di kiri. Zidane mengggeliat mendekati Squall seperti kucing dan melingkarkan lengannya di leher cowok bercodet itu, memeluknya seperti guling (atau bantal peluk. Terserah) yang nyaman. Lalu Bartz mendaratkan lengannya ke dada Squall dengan suara keras, dan diikuti dengan tendangan kakinya ke betis Squall yang juga bersuara keras, membuat yang bersamgkutan meringis kesakitan. Semua itu terjadi begitu cepat (apa coba?).
Karena muak, Squall bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas ke kamar sebelah; kamar Cloud yang saking beruntungnya dapat kamar buat sendiri. Namun barui juga dia berdiri terdengar desahan pelan dari arah tempat tidur (kok kedengarannya erotis banget, ya?).
Asal suara, Zidane duduk dan mengucek matanya. "Squall, mau kemana?" katanya ngantuk.
"Mo keluar bentar. Gue gak bisa tidur." Bo'ong, padahal mau numpang di kamar Cloud.
"Oh. Oke." Zidane langsung merebahkan dirinya ke tempat tidur yang nyaman, walaupun lebih pas membanting dirinya, sih. Beberapa detik kemudian dia sudah ada di alam mimpi (wah, cepet banget), dengan Bartz sebagai guling penggantinya. Squall menggeleng dan meneruskan perjalanannya (?).
Mbeeeeeek~
Squall membuka pintu. Tunggu, kok pintu suaranya kayak kambing? Kita ulangi dulu.
Krieeeeeeek~ (Anjrit berisik banget)
Squall membuka pintu dan melihat penampakan Cloud yang sedang tidur. Aduh sumpah amit-amit kayak cewek tuh orang kalo tidur (lebay *disepak*).
"Cloud."
"Hmmmh.."
"Bangun, Cloud."
"Hmmmmmmh…"
"Cloud!"
"Eh!" Cloud langsung terlonjak kaget dari tempat tidurnya. "Squall? Ini jam berapa? Ngapain malam-malam begini?"
"Gue muak tidur bareng dua anak edan di sebelah. Yang satu meluk mulu, yang satu ganas banget. Gue jadi korban kekerasa."
"Oh. Terus?"
"Gue numpang disini boleh gak?"
Cloud memasang muka aneh. Ada apa dengan Squall? "Hoh? O-okelah kalo begitu."
Dan ya, Squall bener-bener nginep di kamar Cloud waktu itu. Walaupun menit-menit pertama (?) sangatlah…. Tidak enak karena atmosfernya juga tidak enak. Istilah bule-nya, awkward.
Ya, malam yang sunggguh buruk.
Uahhh, pendek banget. Di ms. word aja kurang dari dua lembar. Kalau ada kekurangannya mohon di-review, yah! Saya butuh saran tentang cara penulisan dan plot saya. Tapi jangan nge-flame pake bahasa kasar, ya. Ciao!
