Salam kenal minna. Saya Sky no Raven, author baru dan sekaligus pemula dalam hal menulis fanfic. Dan ini adalah fic pertama saya. Jadi mohon bimbingan minna. Arigatou...


.

.

Warning : AU, OOC, miss typo, alur berantakan, etc

Genre : Friendship/ Romance

Rate : T

Pairing : SasuSaku

Disclaimer :

Naruto © Masashi Kishimoto

You All Special for Me © Sky no Raven

.

.

.

Tampak seorang gadis keluar dari bandara. Tubuh semampai, kulit putih, mata emerald dan rambut soft pink itulah yang bisa dideskripsikan dari sosoknya. Senyum mengembang diwajah manisnya.

"Tolong antarkan saya ke alamat ini." Ucapnya ramah pada supir taksi.

Taksi itupun melaju meninggalkan bandara.

.

-You All Special for Me-

.

TOK. TOK. TOK.

"Iya, sebentar." Sahut suara dari dalam kemudian membukakan pintu.

"Sakura-chan…! Akhirnya kau pulang juga. Ibu sangat merindukanmu. Kau tambah manis saja." Seru seorang ibu pada pengetuk pintu yang tak lain adalah gadis berambut soft pink, dan tiba-tiba memeluknya erat.

"I-Ibuu… Sa-kura tak bisa bernapas..." Buru-buru ibu Haruno melepaskan pelukannya.

"Ahaha, maaf Sakura-chan. Habis Ibu senang sekali. Kau pasti lelah setelah kepulanganmu dari Suna. Sini Ibu bantu bawakan barangmu." Benar-benar rasa senang terpancar dari raut wajahnya.

Keduanya pun menuju lantai dua, tempat di mana kamar seorang Sakura Haruno berada.

"Ibu sudah menyiapkan kamar ini untukmu Sakura-chan." Senyum bahagia tak lepas dari ibunya.

Sakura melihat kamarnya yang baru. Terdapat tempat tidur ukuran sedang berwarna biru muda, meja belajar berseberangan dengan tempat tidur, almari pakaian, dan juga balkon. Kamarnya didominasi dengan warna biru muda, kontras dengan warna rambutnya. Jika ditanya mengapa Sakura lebih memilih warna biru muda daripada warna pink, ia akan menjawab, 'Warna biru muda itu menenangkan, sama seperti langit.'

"Waaah... Terimakasih banyak Ibu. Sakura sangat suka…!" Pelukan kasih sayang Sakura berikan pada ibunya.

"Hahaha… Syukurlah kalau begitu. Sekarang lebih baik Sakura-chan istirahat dulu. Dan lusa sudah bisa masuk sekolah. Ibu sudah mengurus semuanya."

"Baik. Terimakasih Ibu."

.

-You All Special for Me-

.

Tak terasa hari berganti, kini Sakura akan mengawali hari pertama di sekolah barunya dan duduk di bangku kelas tiga. Usia Sakura kini menginjak tujuh belas tahun. Ia melihat banyangan dirinya di kaca. Baju seragam sekolah lengan pendek warna putih dipadu blazer warna biru tua, dasi kotak-kotak dan rok rampel kotak-kotak tiga senti diatas lutut sewarna dengan blazer, kaos kaki sebetis dan sepatu yang sewarna hitam. Rambut soft pink sebahu ia gerai, ditambah jepitan rambut berbentuk kelopak bunga sakura. Sakura tidak suka berhias, lebih suka simpel. Sederhana memang, tapi terkesan manis.

Setelah makan Sakura diantar oleh ibunya. Tentu saja karena Sakura belum tahu letak sekolah barunya. Konoha Gakuen.

.

-You All Special for Me-

.

"Salam kenal. Namaku Sakura Haruno. Kalian bisa memanggilku Sakura. Mohon bantuannya." Sakura ber-ojigi.

Senyuman hangat dan tatapan yang meneduhkan, tapi terkesan semangat, itulah yang ditangkap oleh guru dan siswa-siswi di kelas barunya. Para siswa memandang Sakura dengan tatapan senang, sedangkan para siswi memandangnya dengan tatapan kagum.

"Baiklah Sakura. Sekarang duduklah di bangku yang ada di sana."

"Terimakasih guru Iruka." Ucap Sakura ramah pada guru pertamanya.

Sakura berjalan ke bangku yang terletak dideretan kedua dari belakang, tepat disamping jendela yang mengarah ke lapangan sekolah. Tempat yang cukup nyaman.

"Hei Sakura, salam kenal. Namaku Ino Yamanaka, kau bisa panggil aku Ino." Seru anak perempuan berambut pirang dan bermata aquamarine sambil menjabat tangan Sakura.

"Ah, iya. Salam kenal juga Ino." Sapa Sakura ramah seperti biasa.

"Sa-salam kenal Haruno-san. Na-namaku Hinata Hyuuga. Pa-panggil sa-saja aku Hinata." Ucap seorang siswi berambut biru tua dan bermata lavender malu-malu.

"Ahaha... Panggil saja aku Sakura. Salam kenal Hinata." Lagi. Senyum ramah Sakura sepertinya tak ada habisnya.

"Ba-baik." Balas gadis Hyuuga dengan anggukan kecil dan senyum manisnya.

Sepertinya yang lain tak kalah ingin berkenalan, namun sebelum itu terjadi, terdengar suara menginterupsi.

"Ehem. Anak-anak, acara perkenalannya bisa dilanjutkan nanti, kembali ke bangku kalian. Sekarang buka buku kalian halaman 20."

"Baik Guru Iruka...!" Seru semua anak didiknya.

.

-You All Special for Me-

.

Bel istirahat baru saja terdengar. Semua siswa berhamburan keluar kelas. Apalagi kalau bukan untuk mengisi perut mereka di kantin, me-refresh pikiran, sekedar bermain ataupun yang dalam waktu yang telah ditentukan itu mereka bebas dari yang namanya pelajaran kan? Tak terkecuali dengan tiga anak ini.

"Hei Sakura, aku dan Hinata akan ke kanti. Kau mau ikut." Ajak Ino.

Sakura sedang merapikan buku-bukunya. "Baiklah. Maaf membuat kalian menunggu." Sakura beranjak dari bangkunya.

"Bu-bukan apa-apa kok Sakura-chan." Jawab Hinata.

Ketiganya berjalan beriringan dan sampailah pada tujuan mereka. Kantin sekolah.

"Ah. Aku ke toilet dulu ya. Hinata tolong pesankan aku pesanan seperti biasa. Nanti aku menyusul."

"Ba-baik Ino-chan," balas Hinata. "Ano, Sakura-chan ma-mau pesan a-apa?"

"Vanilla milk saja."

"Sa-saya pesan grape mix, chocolate shake dan vanilla milk ya." Ucap Hinata pada penjaga kantin.

"Silahkan tunggu sebentar."

Setelah menunggu sejenak akhirnya pesanan mereka jadi. Dan tujuan mereka selanjutnya adalah mencari meja kosong.

"Ah. Hinata. Sini aku bawakan gelas satunya." Ucap Sakura yang melihat Hinata sedikit kesusahan membawa dua gelas.

"Ti-tidak usah Sakura-chan." Tolak Hinata, tapi tetap diambil juga gelas milik Ino dan berpindah tangan. Jadi sekarang Sakura membawa dua gelas, milinya dan milik Ino. Sedangkan Hinata membawa miliknya sendiri.

"Tak apa-ap..."

Belum selesai Sakura bicara dan berbalik, ia merasa menabrak sesuatu. Dan benar saja, di depannya berdiri seorang siswa dengan pandangan yang mengarah kebawah, memperhatikan seragam bagian depannya yang terkena sedikit tumpahan minuman gelas yang dibawa Sakura saat ia hendak berbalik. Sontak Sakura panik, dengan ketidaksengajaan membuat seragam siswa di depannya kotor.

"Ma-maaf. A-aku ti-tidak sengaja."

Permintaan maaf Sakura terdengar bergetar. Hinata yang dibelakangnya pun sudah dari awal merasakan hal itu. Sedangkan siswa-siswi di kantin seketika seperti dikomando untuk tenang. Tak ada suara. Semua hanya menatap kejadian itu dalam diam. Tak berani bergerak sesenti pun dan menahan napas. Perlahan siswa tadi mengangkat kepalanya. Dengan tatapan tajam dan amarah yang tertahan. Sakura yang melihatnya tambah merasa takut, dan akhirnya menundukkan kepala. Tapi, seperti ada sesuatu yang aneh. Sedikit. Rasannya seperti atmosfer di sekitar melebur. Tatapan tajam siswa itu sedikit berubah, tatapan yang entah apa artinya.

"Ada ap..." Seru Ino tertahan yang baru saja dari toilet. "Saku... ra." Dan matanya membelalak lebar melihat pemandangan di depannya.

Masih tampak Sakura yang menundukkan kepala. Merasa takut dengan sosok di depannya. Sedangkan siswa itu memperhatikan Sakura secara intens. Seperti elang yang mengintai mangsa.

"Hei...! Kau di situ rupanya. Apa yang sedang kau laku..." Belum selesai ucapan dari seseorang yang baru memasuki kantin, suara lain memotongnya.

"Sakura...!"

Suara yang cukup keras terdengar dari seorang siswa yang juga baru saja memasuki kantin. Sontak semua mata memandang kearahnya. Tak terkecuali Sakura tentu saja, yang namannya baru saja disebut.

"Gaara...?" gumam Sakura pelan. Tunggu. Bukankah Sakura murid pindahan, lalu mengapa ia bisa tahu nama siswa ini?

Siswa berambut sewarna darah, mata jade, dengan tato kanji Ai di dahinya itu menghampiri Sakura. Sebenarnya ia sudah tahu sejak insiden itu terjadi, tetapi memutuskan untuk melihat dan memastikan apakah yang ia lihat bernar-benar orang yang dimaksud. Setelah beberapa saat, barulah ia sadar itu memang orang yang ia kenal.

Merasa tak ada yang perlu dilakukan. Siswa yang tadi ditabrak Sakura pergi meninggalkan tempat itu begitu saja, tanpa sepatah kata pun. Semua mata memperhatikannya.

"Eh? He-hei! Jangan tinggalkan aku Teme!" Seru siswa yang tadi memasuki kantin sebelum Gaara.

Suasana mulai kembali tenang perlahan, seluruh siswa di kantin itu kembali pada kegiatan masing-masing.

"Kau tidak apa-apa?" Ucap suara baritone, terdengar kecemasan di sana.

"Ti-tidak apa-apa Gaara." Sakura tersenyum lemah.

"Sa-Sakura-chan?"

"Sakura...! Kau baik-baik saja kan? Ada luka? Lecet? Darah? Demam? Pa..."

"Aku baik-baik saja Hinata, tak apa-apa. Dan Ino, kau seperti nenekku saja." Jawab Sakura memotong pertannyaan Ino. Ino hanya bisa memasang tampang cemberut mendengar penuturan Sakura, sedangkan Hinata tersenyum. "Ah, Ino ini minumanmu." Sakura menyerahkan minuman Ino yang masih utuh, sedangkan yang tumpah tadi adalah minuman Sakura.

"Terimakasih Sakura." Ucap Ino. "Eh? Ada apa dengan minumanmu?" Tanya Ino ketika ia melihat minuman Sakura tinggal setengah, dan ada sedikit tumpahan di lantai.

"Sakura, pulang sekolah aku tunggu di gerbang."

"Iya Gaara." Balas Sakura.

Setelah mengusap pelan kepala Sakura dan tersenyum lembut, Gaara pergi meninggalkan kantin. Ino yang baru sadar dengan yang ada di depannya hanya bisa membelalakan mata, lagi.

"Dua."

"Ha?"

"Dua. Kau berhutang dua cerita padaku Sakura." Ucap Ino yang masih menatap kepergian Gaara dengan pandangan tak percaya.

.

-You All Special for Me-

.

To be Continued


Sorry, if too short.

Continue or Delete?

Please Read and Review minna. Arigatou...