The Secret of Boy

By Fan_dio

Cast : Do Kyungsoo, Kim Jongin, Exo member, Kpop, Kdrama dan Kmovie

Genre : Drama and Romance

Warning : This is Yaoi (BL) , Author newbie, maaf kalau Typo berserakan

= Selamat Membaca =

o…o…o…o…o…o…o…o…o…

Author note :

Nama Dio untuk chapter ini hanya sementara dan hanya sebagai pendukung cerita, di chapter selanjutnya akan menggunakan nama aslinya, yaitu Do Kyungsoo. Semoga reader mengerti.

o…o…o…o…o…o…o…o…

.

.

Pemuda bermata besar berlari dengan terengah-engah, nafasnya seakan habis karena terlalu lama berlari. namun, dia tetap saja terus berlari dengan kencang tanpa memperdulikan teriakan orang yang mengejarnya. sesekali dia menoleh kebelakang, dan melihat sosok berjas hitam dan tampilannya seperti seorang pengawal. jumlah mereka dua orang.

"Berhenti kataku..." teriak yang lebih tinggi, sambil mengacung-acungkan tangannya diudara

pemuda itu tidak peduli dengan teriakan orang yang mengejarnya, dia berbelok dengan cepat menuju arah gang kosong, dan masuk kesebuah rumah tua yang tak berpenghuni.

"Sial, dimana dia ? kita kehilangan jejak lagi ?" gerutu salah satu pria tersebut dan menghentakan kakinya ketanah.

"kita pasti kena marah lagi, seandainya saja Tuan kim mengizinkan menggunakan senjata, tentu bocah tersebut sudah lama kita dapatkan" seru pria yang lainnya sembari terus memandang foto bocah yang mereka kejar ditangannya. Mereka terus mondar-mandir hingga akhirnya memutuskan untuk berbalik dan pulang.

Pemuda yang dikejar tersebut masih terus bersembunyi dan mengatur nafasnya lagi. dadanya terasa sesak, untung saja dia gesit dalam hal berlari, jadi dia dapat segera kabur bersembunyi dirumah tua tersebut tanpa ketahuan. akhir-akhir ini dia memang sering dikejar oleh orang yang tak dikenal. dan semua orang yang mengejarnya tersebut menggunakan jas hitam dan yang dia heran orang disekitar mereka seakan-akan tidak melihat keberadaan orang-orang yang mengejarnya, mungkin karena mereka tidak peduli, atau memang mereka tidak bisa melihat orang-orang misterius tersebut. dia masih ingat saat kembali di kejar bulan yang lalu, dia meminta tolong pada orang yang ditabraknya saat dia berlari karena dikejar oleh orang-orang dengan penampilan yang sama, namun orang yang dimintai tolong tersebut mengatainya gila, karena orang tersebut merasa tidak melihat orang-orang yang mengejarnya, atau mungkin berpura-pura tidak melihat. Yaa, Ini sudah berlebihan, tapi itulah kemungkinan-kemungkinan yang dipikirkannya

Nama pemuda tersebut adalah Dio, itu adalah nama pemberian orang tua angkatnya (tanpa Marga) umurnya 20 tahun dan sudah tidak bersekolah lagi. dengan wajah yang lumayan tampan, berambut hitam legam, alis lumayan tebal dan berpostur sedang sesuai dengan umurnya, dia terakhir mengenyam bangku Sekolah lanjutan tingkat pertama dan tidak melanjutkannya lagi kejenjang yang lebih tinggi. Dio adalah seorang yatim-piatu, ayah dan ibunya meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil saat dio berumur 2 tahun, dan untungnya dia selamat dalam kecelakaan mobil tersebut. dia diasuh oleh seseorang kakek penjaga sekolah disebuah SMA swasta. sesuai cerita yang dia dengar dari orang tua angkatnya itu dimana dia diadopsi dan diambil sebagai anak dirumah sakit dimana tempat dia dirawat pasca kecelakaan bersama orang tua kandungnya, tidak ada satupun keluarga dari pihak ibu maupun ayahnya yang menjenguknya, begitupun saat pemakaman orang tua kandungnya. beruntung seorang kakek yang lumayan tua ingin mengangkatnya sebagai anak, karena orang tua angkatnya tersebut tidak mempunyai seorang anak dan isterinya telah lama meninggal.

.

.

Awal mula orang tua angkat dio mengadopsinya adalah saat sang kakek / orang tua angkat dio berobat kerumah sakit, karena asmanya semakin parah. kakek tersebut awalnya tidak sengaja melihat kerumunan dokter dan suster di sebuah ruangan dirumah sakit itu, kakek tersebut penasaran dan melihat apa yang terjadi, kakek tersebut bertanya apa yang terjadi dan salah satu suster menjelaskan bahwa ada seorang anak laki-laki yang kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan dan anak tersebut ajaib dapat selamat, namun sampai seminggu tak ada seorangpun keluarga mereka yang menjenguknya, pihak rumah sakit tidak ada yang mau mengurus lebih lanjut anak tersebut, melihat keadaan itu, sang kakek merasa kasihan dan si kakek berinisiatif memelihara si anak. pihak rumah sakit berterima kasih pada kakek tersebut karena mau memelihara si anak, singkatnya ditandatanganilah berkas administrasi dan pihak rumah sakit otomatis telah lepas tangan secara penuh. namun kini, orang tua angkat dio sudah tiada, untuk kedua kalinya dio kehilangan keluarganya. pertama kedua orang tua kandungnya, dan kini orang tua angkatnya. orang tua angkatnya itu digerayangi penyakit asma akut dan akhirnya meregang nyawa pada usia ke-71nya.

Dio kini sebatang kara. tidak ada keluarga yang dia miliki. Dia juga tidak berencana mengunjungi rumah sakit tempat dia diadopsi dulu dan tidak ingin mencari tahu apakah masih ada keluarganya yang tersisa. dia tinggal seorang diri disebuah rumah sempit, tidak bisa dibilang rumah, tepatnya ruangan sempit dibelakang sekolah SMA swasta, tempat orang tuanya / ayah angkatnya bekerja. dan kini dio harus menggantikan pekerjaan ayahnya sebagai penjaga sekolah, dimana tugas utamanya adalah menyapu halaman sekolah, menyapu sebagian ruang kelas dan ruang guru, menggunting rumput disekitar halaman sekolah, dan menyeduh teh untuk para guru. semua hal tersebut dikerjakan dio tanpa pernah mengeluh sedikit pun, dia juga tidak malu, orang-orang seumurannya seharusnya bergelut dengan buku dan pena, namun hal tersebut tidak berlaku untuk dio. dia senang menggantikan pekerjaan ayah angkatnya, hitung-hitung sebagai balas jasa terhadap segala kebaikan dan kasih sayang yang diberikan ayah aangkatnya dulu sewaktu masih hidup.

.

.

Dio kini melangkah gontai, dia masih lelah sehabis berlari tadi. ini kali ketiganya dikejar-kejar oleh orang yang tidak dikenal, kentara sekali orang yang mengejarnya ingin berniat jahat kepadanya. perasaannya mengatakan demikian. dia mengingat-ingat, dia tidak mempunyai musuh, walau memang ada geng siswa di sekolah tempat dia bekerja yang mungkin tidak menyukainya, namun perasaaannya mengatakan bahwa geng itu tidak mungkin menyewa orang untuk mengejar-ngejarnya, dan semoga saja pikirannya itu tidak benar.

Dio mempunyai suatu rahasia dalam hidupnya, dan dia tidak ingin rahasia tersebut bocor dan diketahui oleh orang lain. ah, lagi pula rahasia tersebut mungkin takkan bocor, dia tidak mempunyai keluarga lagi. Yang dia kenal saat ini hanyalah kepala sekolah tempat dia bekerja, beberapa guru dan sedikit murid disekolah tersebut. Dio memang terkesan menutup dirinya dan dia takut bila banyak bergaul, rahasia hidupnya itu dapat diketahui oleh orang lain.

Pagi itu seperti biasa, Dio menyapu halaman sekolah dan membersihkan sisa makanan dan minuman siswa yang tidak membuang sampah pada tempatnya.

"Hai Dio, hari yang cerah ya..." Sapa salah satu siswa disana yang bernama Baekhyun,

"Hai juga, hari ini memang cukup cerah, tapi tidak biasanya kamu datang pagi sekali" ujar Dio sembari mendongak dan menatap pria imut bereyeliner itu, dio tersenyum dan menampakkan bibir bentuk hatinya

"lagi mau saja, apa salahnya" ucap baekhyun dengan nada datar

"maaf ya. Aku tidak bisa menghadiri pemakaman appamu, soalnya pada waktu itu, aku sibuk kursus. Kamu tahu sendiri kalau aku sebentar lagi selesai disekolah ini" lanjut baekhyun dengan mimik wajah menyesal.

"Tidak apa-apa, pemakaman itu dikerjakan oleh pihak sekolah, atas persetujuan kepala sekolah juga dan tidak ada siswa yang diundang dalam pemakaman itu" ujar Dio lembut. Baekhyun memang salah satu siswa yang lumayan akrab dengan Dio, baekhyun sering mengunjungi tempat dio yang letaknya dibelakang sekolah

Baekhyun tersenyum singkat, dia melihat kegiatan dio pagi itu dan baekhyun melontarkan pertanyaan yang lama sekali dia ingin tanyakan,

"maaf, aku ingin bertanya sesuatu, jangan marah, apakah kamu sudah punya pacar? Aku lihat selama ini kamu tidak pernah menggandeng perempuan, kamukan sudah dewasa" Tanya Beakhyun dengan semangat.

"aa… ee… itu, karena aku belum mau saja, lagi pula aku ini orang miskin, siapa yang mau denganku" gagap Dio manjawab pertanyaan yang mengejutkan buatnya

"kemiskinan bukan alasan untuk tidak menyukai seseorang, gadis disini banyak yang cantik-cantik. Kamu itu lumayan tampan. Katakan apakah ada yang kamu suka dari gadis di sekolah ini?" sambar Baekhyun dengan rentetan pertanyaan yang serupa. Dia menatap manik mata Dio yang terkesan gelisah dan memainkan jemari tangannya yang memegang sapu.

"ii..itu..itu.. belum ada, aku belum tertarik menyukai seseorang dan kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal ini?" kembali dio tergagap dan malah bertanya balik kepada rekan bicaranya tersebut.

"tidak, aku cuma mau tahu saja, maaf jika membuatmu tersinggung" jawab Baekhyun sekenanya, lalu pikirannya menerawang jauh dan membatin

'jangan-jangan anak ini…?'

.

.

'ah tidak mungkin dia seperti itu' batin Baekhyun, pikiran anehnya tentang sahabatnya ini memang sulit dia bendung, selama hampir 3 tahun bersekolah di SMA swasta tersebut belum pernah dia melihat Dio bergandengan tangan dengan wanita, berciuman dengan gadis, atau paling tidak memandang wanita dengan pandangan cinta.

Dilain pihak Dio merasa terintimidasi ditatap dengan intens oleh Baekhyun, degup jantungnya belum bisa beraturan kembali.

Dio berusaha mengalihkan pembicaraan, namun dia tidak menemukan topik yang tepat,

"aku masuk dulu ya, sebentar lagi banyak murid berdatangan dan para guru juga akan datang, aku mau menyiapkan teh dulu dibelakang, sampai jumpa lagi baek" ujar Dio seraya meninggalkan baek sendiri dan mengangkat peralatan membersihkannya.

"ok" jawab Baekhyun singkat dan pergi menuju kekelasnya. Telah banyak murid murid berdatangan. Suara para siswa yang lalu lalang semakin berisik. Berbagai celutukan dan umpatan bisa didengar dari mulut mulut siswa yang tidak tahu aturan.

Seorang namja layaknya tiang listrik sedang berjalan dengan anggunnya, terlihat dia asyik mendengarkan lagu lewat earphone ditelinganya yang mencuat. Baekhyun memandang namja tersebut dengan sangat lama, deg..deg.. jantungnya berdetak dengan cepat. Ya, baekhyun memang menyukai namja tersebut dan dia belum dan tidak ingin menyampaikan perasaan sesatnya itu. Tadi sesaat bercakap dengan Dio, dia berharap dio akan mengatakan bahwa dia 'sedikit berbelok', tetapi sepertinya baekhyun terlalu cepat mengambil kesimpulan, memang saat ini baekhyun berharap mempunyai teman yang suka kepada namja juga, namja vs namja. Paduan yang sempurna batinnya.

"lagi melihat apa? Serius sekali" suara seorang yeoja mengagetkan lamunan baekhyun, yeoja tersebut bernama Minah, tepatnya Kim Minah, anak seorang pengusaha sukses yang kaya raya, namun bersekolah di SMA swasta dalam negeri, kata orang minah cocoknya bersekolah di kota luar negeri saja, misalnya di London, Paris, New York, atau Jakarta (?)

"ah, bikin kaget saja kau ini" balas baekhyun dengan pandangan mendelik kearah minah.

"kenapa memandang si tiang listrik sebegitunya, kamu suka sama dia ya? Aduh, dunia memang mau kiamat" sindir minah kejam sembari mengacungkan telunjuk kewajah baekhyun dan menggoyang-goyangkannya.

"kamu bicara apa? memangnya aku memandang si chanyeol itu, matamu terlalu sipit, makanya tidak melihat dengan jelas" sembur baekhyun tidak kalah sadisnya.

"kamu tahu namanya, lagipula matamu juga sipit, ditambah lagi eyeliner kamu yang terlalu tebal, mau mengalahkan Gain sunbae ya…disana ada kaca, lihat sendiri" ejek minah sambil menunjuk kaca besar disamping kamar mandi umum siswa

"memang kenapa kalau eyeliner aku tebal, bukan urusan kamu" balas baekhyun lagi.

"ok..ok.. lupakan eyeliner, ngomong-ngomong kamu temannya si anak penjaga sekolah ya? Siapa namanya? Dia..dimas, didi.. siapa ya, aku lupa" ujar minah asal

"namanya Dio, diakan sejak awal menjadi penjaga sekolah disini terlebih lagi dia menggantikan ayahnya, begitu saja tidak tahu, memangnya kenapa?" Tanya baekhyun sambil melamparkan pandangan ingin tahu

"aku suka padanya, sejak pertama aku lihat dia, im fallin in love, dia sangat tampan dan mempesona, sayang juga ya terlahir sebagai anak penjaga sekolah ini" ungkap minah jujur dan langsung pada intinya.

Mata sipit baekhyun membulat mendengar pernyataan minah tersebut. Minah yang notabene anak pengusaha kaya bisa jatuh cinta pada seorang anak penjaga sekolah yang miskin dan tidak punya rumah. Jaman sekarang ini cinta tidak memandang perbedaan, dimana juga baekhyun sendiri mencintai 'sesama' jenisnya, betul-betul tidak kenal 'perbedaan'.

"jadi, bisakah kamu membantuku untuk mendekatinya? Aku takut dan tidak percaya diri bila dekat langsung dengan didi, ehh dio maksudnya. Aku bisa membayarmu jika kamu mau membantuku" rengek minah dengan ekspresi imutnya. Minah memang cantik dan imut, banyak pria yang telah menyatakan cinta padanya, namun dia selalu menolaknya, dia berpikiran banyak orang menyukainya karena harta orang tuanya. Namun memang dia tak bisa memberikan hatinya pada orang lain, hatinya kini hanya untuk seseorang bernama Dio.

"bagaimana ya"

"tolonglah, please"

"kupikir-pikir dulu ya"

"jangan pakai dipikir, nanti terlambat, aku tidak mau sampai seperti itu"

"tenang saja, saingan kamu tidak ada, aku yakin dia tidak punya pacar"

"kamu tahu dari mana?"

"ya.. tahulah.. cerewet kamu"

"aku cerewet ini untuk masa depanku, aku telah bermimpi bila menikah dengan Dio dan mempunyai anak, anakku akan tampan seperti ayahnya dan akan cantik seperti ibunya"

"menghayal kamu, belum tamat SMA sudah berpikir mau menikah dan punya anak"

"hal seperti itu harus dipikirkan awal-awal, walaupun aku masih kelas 2 SMA, tapi pikiran harus terbuka dan dewasa, aku kan perempuan, menikah muda itu adalah impianku sedari dulu"

"lama-lama aku pusing mendengar bicaramu, besok aku beritahu jawabanku, apakah aku mau bantu kamu atau tidak"

"Ok, Mr. eyeliner, dan jangan menipuku ya… awas saja"

"Baiklah, Mrs. Cerewet, kelasmu sudah masuk, nanti kamu dihukum saem Victoria"

"Ok, sampai jumpa lagi" seru minah sambil berlari kegirangan dengan pinggul yang kesana-kemari, baekhyun hanya bisa menggeleng kepala melihat tingkah anak orang kaya yang seperti gadis desa kampungan. Baekhyun melangkah juga menuju kelasnya.

.

.

o…..o….o…o…o…..

Disebuah rumah yang sangat mewah, kedua pengawal menunduk karena kena marah dan gusar tuan rumah yang terkenal pemarah

"kalian ini bodoh atau tolol.. menangkap satu bocah saja tidak becus, ini sudah kesekian kalinya kalian gagal" seru lelaki tua yang notabene adalah bos besar dirumah itu.

"maafkan kami tuan kim, lari bocah pendek itu sangat cepat dan kami kehilangan jejak, andaikan saja kami diperbolehkan menembak" ujar selah seorang pengawal yang lebih tinggi membela diri

"jangan ditembak, jangan dilukai, aku hanya meminta kalian membawanya kemari, ketempat ini, dalam keadaan hidup-hidup"geram si bos sambil menghisap rokok dijemarinya

"tapi tuan kim, kami agak kesulitan menangkapnya, menurut informasi dia tinggal di sebuah sekolah swasta dan dia terkenal jarang bergaul dan jarang keluar dari tempatnya, itu menyulitkan kami tuan"

"alasan kalian, kalian mau aku pecat…. Kalau begitu, kalian culik dia dirumahnya dan jangan sampai meninggalkan jejak, aku tidak ingin ada yang tahu dan aku juga tidak ingin banyak yang terlibat dalam penculikan ini, aku hanya ingin kalian berdua saja, gaji kalian akan aku naikkan bila kalian berhasil membawa anak itu 'hidup-hidup', mengerti kalian" terang sang bos dengan nada yang dinaikkan

"baik Tuan Kim, tapi kalau boleh tahu, kenapa tuan sangat terobsesi dengan bocah itu? Tanya seorang lagi dengan takut-takut.

"hhmm... kalian tidak perlu tahu alasan utamaku, yang jelas anak itu adalah salah satu keluarga terakhir musuh bebuyutanku dimasa lalu, dan aku bersumpah akan menghabisi nyawa mereka semua dan khusus untuk bocah ini, akan ada perlakuan yang 'istimewa', menderita secara perlahan-lahan dan menyusul kedua orangtua sialannya itu. Sekarang kalian berdua keluar" usir tuan Kim dengan muka sadis dan membuang puntung rokoknya ke asbak.

'Bocah Do, kamu akan menyesali kelahiranmu di dunia ini...' batin tuan Kim licik

To Be Continued

o…o…o…o…o…ol…o…o…o…

Author note :

Mohon Maaf, FF ini adalah FF Republish, sampai semua review juga ikut terhapus. Jadi aku memutuskan untuk publish lagi dengan menggabungkan 2 chapter jadi satu. Karena FF ini sudah sampai Chap 20, dan Chap 21-nya tidak terbaca. Apa mungkin ffn hanya bisa sampai chap 20 ya? Jadi sekali lagi, mohon Review-nya ya. Baik reader lama, maupun reader baru, dan aku akan publish FF ini sekali sehari… Gomawo

By : Fan_Dio