Tittle : Are? Anata wa…

Pairing : FemKurapikaXKuroro

Rated : T

Genre : Romance, Comedy

Disclaimer : Yoshihiro Togashi-sensei

Chapter 1

WARNING! Newbie! OOC, typos, cerita nggak nyambung

Kali ini fuki membuat fic FemKurapikaXKuroro nih XD masih banyak banget kekurangannya orz

Maa, tak usah lama-lama lagi, mari dibaca dan direview fic fuki yang baru ^^ douzo~

.

.

.

.

.

Suasana ruang kelas sangat ramai, tentu saja karena ini adalah jam istirahat. Seorang pemuda bersurai silver masuk ke dalam kelas itu dan menghampiri bangku seorang gadis mungil berambut pirang. Si gadis yang awalnya melihat pemuda itu, ia langsung mengalihkan pandangannya dengan memainkan handphone nya.

Pemuda bersurai silver itu berkata lembut, "Nee Pika-chan, nanti setelah jam istirahat aku, Leorio, Gon, dan Senritsu akan izin untuk pulang lebih dulu. Karena akan check sound dan latihan lagi.. Apa ka.." "Terserah kau saja, Killu."Si gadis pirang itu memotong perkataan pemuda itu. Alis si pemuda sedikit bertaut, "Baiklah… Sampai nanti, Pika-chan.." Ia mengelus lembut surai pirang si gadis dan segera berlalu.

"Kau baik-baik saja, Kurapika?" Tanya Ponzu, teman yang duduk di depan Kurapika. Kurapika tak menjawab, ia terus fokus pada layar handphone nya yang sebenarnya daritadi ia hanya menggeser-geser menu aplikasi. Alis matanya bertaut, iris sapphirenya berkaca-kaca menahan air mata agar tak tumpah disaat yang tidak tepat. Melihat itu, Ponzu tak bertanya lagi dan memilih diam.

Jam istirahat usai, Senritsu, teman sebangku Kurapika mengemasi barangnya dan mengelus surai pirang sahabatnya itu dengan lembut, "Sampai nanti, Pika-chan.." Kurapika hanya menangguk tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Kemudian Senritsu meminta izin pada guru dan segera berlalu.

Kurapika tak kuat untuk menahan perasaannya yang campur aduk, "Ponzu, bisa tolong antarkan aku ke UKS?" "Ah, baiklah." Tanpa banyak Tanya, Ponzu langsung membimbing Kurapika dan memintakan izin pada guru untuk mengantarkannya ke UKS.

[FLASHBACK]

"Nee Kurapika, apa kau mau menjadi vokalis band-ku? Kau dan Senritsu! Pasti akan bagus sekali!" Tanya Leorio menggebu-gebu pada Kurapika dan Senritsu. Kurapika dengan cepat menjawab, "Tidak. Aku tidak mau."

"Eh? Kenapa? Tak apa, debut nanti hanya akustik. Dan pasti akan latihan bersama-sa…" Belum selesai Leorio menjelaskan, Kurapika menjawab dengan penekanan disetiap suku katanya, "Aku tidak mau!" Leorio masih sedikit membujuk. Killua langsung mengalihkan pembicaraan Leorio, "Lalu, apa kau sudah merekrut bassist?"

Dengan mudahnya, perhatian Leorio teralihkan, "Aku sudah mencoba menghubungi beberapa kenalanku. Semoga saja salah satu dari mereka bisa bergabung." "Sou ka.." Killua menanggapi dengan singkat. Iris sapphirenya terus memperhatikan gadis pirang itu yang terus menunduk.

"Jam istirahat sudah hampir habis. Pika-chan, ayo kuantar kembali ke kelas." Killua meraih tangan mungil Kurapika. Kurapika tak menolak, ia menurut dan berjalan menuju kelasnya bersama Killua dan Senritsu. Kurapika terus menunduk tanpa mengatakan sepatah katapun. Killua tahu, pasti ada sesuatu yang mengganjal pikiran gadis Kuruta itu. Namun Killua lebih memilih diam dan menunggu Kurapika untuk bercerita padanya.

Sesampainya di kelas, Kurapika menceritakan alasan mengapa ia menolak ajakan Leorio pada Senritsu, "Aku tidak mau mengecewakan kalian di tengah perjalanan nanti. Orangtuaku pasti tak memperbolehkanku untuk bergabung. Mereka pasti bersikeras mengatakan jika aku tak pantas untuk terjun di dunia musik." Dengan mata berkaca-kaca, Kurapika menceritakan semuanya pada Senritsu. Senritsu tak bisa berkata banyak, ia hanya diam dan akhirnya memeluk sahabatnya itu karena Kurapika sudah tak bisa menahan air matanya.

[END OF FLASHBACK]

Saat di UKS, Kurapika mulai menangis. Ia iri dengan semuanya. Iri dengan teman-temannya yang bisa dengan bebas melakukan hobi atau mengasah bakatnya. Memang, Kurapika tahu jika dirinya mungkin memang memiliki darah seni. Namun bukan dalam seni musik, tetapi seni rupa. Sedari kecil Kurapika telah berhasil memenangkan berbagai lomba dengan tema seni rupa. Ia ingin mencoba untuk masuk ke dunia seni musik. Namun orangtua nya tak mengizinkan. Mereka berpendapat jika Kurapika hanya memiliki darah seni rupa, bukan seni musik.

.

.

Bel pulang sekolah terdengar nyaring, membuat Kurapika terbangun. Rupanya ia tertidur setelah lelah menangis. Ia mengerjapkan matanya untuk mengumpulkan kembali kesadarannya. Tak lama, Ponzu datang ke UKS dengan membawakan tas Kurapika.

.

.

.

.

"Cepat Kurapika, aku ingin menonton band mereka debut hari ini!" Kata Ponzu dengan bersemangat. Kurapika tersenyum, "Bersabarlah, taksi nya belum datang, Ponzu. Semoga saja tidak macet sehingga kita bisa sampai tepat waktu."

Namun Tuhan berkehendak lain, dan ini sedikit melegakan hati Kurapika. Ia tak ingin melihat debut band teman-temannya. Ia takut jika menangis lagi nantinya. Mereka sampai di tempat tujuan pada jam setengah 5. Sedangkan band teman-temannya telah tampil di jam 4 tadi. Kurapika tersenyum tipis menandakan kelegaan.

"Baiklah, aku tidak boleh marah atau menangis lagi disini!" Kurapika berkata dalam hatinya dan mengembangkan senyumnya yang manis.

Disinilah mereka sekarang, di tempat duduk penonton di barisan paling depan. Tak seperti yang dibayangkan, ternyata acara ini tak terlalu ramai. Kurapika mulai bisa membiasakan diri dengan teman-temannya lagi. Ia pun sudah tak marah dengan Killua. Mereka bersenda gurau bersama.

Lalu dengan tiba-tiba seorang pemuda bersurai cokelat menghampiri mereka. Rupanya ia pernah bertemu dengan Leorio disuatu acara. Namun belum pernah berkenalan dengan baik dan benar.

"Aku Shalnark!" Ucapnya riang dengan senyum lebar pada Kurapika dan yang lain. Setelah berkenalan dengan baik, mereka terlibat dengan gurauan lebih dalam. Dengan tiba-tiba, seorang pemuda menghampiri Shalnark. Ia terlihat mengatakan sesuatu pada Shalnark. Kurapika sedikit tertarik pada pemuda itu. Ia merasa pernah melihatnya disuatu tempat. Atau mungkin ini hanya de javu?

Pemuda itu menoleh, menatap iris sapphire Kurapika dalam-dalam dengan iris onyxnya. Kurapika memandang pemuda yang ada di hadapannya itu dengan heran, "Apa ada sesuatu di wajahku?" Pikir Kurapika.

"Kurapika?" Pemuda itu menyebutkan namanya dengan nada bertanya.

"E-eh?" Kurapika terkejut, darimana pemuda itu tahu namanya? Apakah mereka memang mengenal satu sama lain?

"Kau Kurapika, kan? Kau mengenaliku?" Pemuda itu bertanya lagi.
Kurapika mengedipkan matanya beberapa kali menandakan kebingungan "Eh..?" Namun Kurapika yakin jika ia mengenal pemuda itu, namun ia tak ingat namanya dengan baik, "Etto… Ano…"

"Kuroro desu!" Jawab pemuda itu. Kurapika langsung mengingatnya, "Ah! Benar! Kau Kuroro! Temanku di SMP dulu!"

Tanpa ada yang menyadari, raut wajah Killua sedikit berubah. Cemburu mungkin? Haha, dasar laki-laki.

Lalu tanpa diduga, mereka semua terlibat dalam perbincangan yang dalam. Hingga akhirnya mereka semua saling bertukar email. Mungkin hanya untuk sekedar bertukar kabar atau mungkin sedikit jalan untuk mendekatkan diri dengan seseorang diantara mereka.

Killua terlihat sedikit berbeda, Kurapika menyadarinya. Namun Kurapika tak bertanya sama sekali karena melihat pemilik surai silver itu tengah asyik dengan handphone nya. Yah, mungkin sedang ada masalah dengan Alluka. Lagi. Pikir Kurapika.

Apa? Lalu? Siapa Alluka? Ya, Alluka adalah adik perempuan Killua. Tetapi siapa yang menyangka jika mereka menjalin hubungan cinta yang lebih dari sekedar cinta saudara. Tentu hal itu akan terdengar sedikit aneh, tapi bagi mereka yang telah mengetahui faktanya, tak ada lagi yang mempermasalahkannya. Sebenarnya Alluka adalah adik tiri Killua. Ya, adik tiri. Tak ada hubungan darah. Maka dari itu mereka berdua berani untuk menjalani cinta yang rumit ini.

Sedangkan bagaimana dengan Kurapika?

Ya, dulu hanya Kurapika yang tahu mengenai hal itu. Killua selalu bercerita tentang perasaannya pada Alluka. Kurapika pun telah menjadi pendengar yang baik. Hingga tanpa sadar sebenarnya Kurapika telah jatuh cinta pada pangeran Zoldyck itu.

[FLASHBACK]

"Kurapika! Aku telah menyatakan perasaanku pada Alluka! Dan dia menerimaku! Ini hebat! Aku tak mengira hal ini bisa terjadi!" Seru Killua pada Kurapika dengan raut wajah gembira. Kurapika tersenyum tipis, lalu ia menggoda, "Selamat kalau begitu. Tapi ingat, kau berhutang padaku, Tuan Zoldyck. Berterima kasihlah padaku yang telah membantumu selama ini." Sembari Kurapika meminum susu cokelatnya.

"Tentu saja! Kau adalah yang terbaik! Terima kasih banyak! Aku akan melakukan apapun untuk berterima kasih padamu!" Bahkan kali ini si pemuda sipit itu berdiri dan melompat-lompat di atas kursi taman layaknya anak kecil yang senang setelah mendapat mainan baru.

Kurapika menoleh pada Killua, "Apapun?"

"Apapun!" Kini Killua duduk dan memandang lurus Kurapika dengan serius.

Kurapika menghindari tatapan iris sapphire itu. Takut semakin terpesona oleh keindahan dan kejernihannya.

"Aku…sayang padamu, Killua. Apa kau tak menyadarinya?" Kurapika memandang langit biru yang cerah. Nada suaranya terdengar bergetar. Iris sapphire Killua membulat sempurna. Killua terkejut, belum sempat Killua mengatakan sesuatu, Kurapika melanjutkan, "Maafkan aku. Aku tak dapat jujur padamu dari awal. Aku sayang padamu. Melebihi sebagai sahabat. Aku sayang padamu, Killua. Karena itu aku membantumu dan ingin melihat dirimu bahagia.. Walau tanpa diriku."

Killua membeku. Ia mengutuk dirinya sendiri bagaimana mungkin ia tak menyadari ada seseorang yang menyayanginya. Dan orang itu rela mendengarkan semua ocehannya tentang perasaannya kepada adik tirinya itu. Walaupun itu membuat hati gadis dihadapannya sekarang hancur berkeping-keping.

"Bodoh!" Umpat Kurapika dalam hati. Ia mengutuk dirinya sendiri. "Kenapa aku mengatakannya sekarang. Dasar bodoh!" Setetes air menetes dari pelupuk matanya, "Maaf Killua. Lupakan saja. Itu tak penting. Sekarang kau telah bahagia bersama Alluka!" Kurapika tersenyum miris. Tapi ia masih berusaha untuk tak menumpahkan segalanya disini.

"Kurapika…maaf." Ucap Killua lirih. Kurapika terkejut, "Eh? Harusnya aku yang minta maaf. Aku-" Ucapan Kurapika terpotong karena Pangeran Zoldyck itu segera merengkuh tubuh mungil si gadis Kuruta yang ada di hadapannya.

Kurapika memberontak, ia tak ingin jatuh lebih dalam. Ya, ini salah. "Lepaskan, Killua…" Kurapika berusaha melepaskan pelukan Killua. Killua tak melepaskannya, malah semakin erat memeluk Kurapika, "Maaf Kurapika… Aku tahu aku bodoh… Aku tak menyadarinya, aku tak 'melihatmu'." Kurapika terkejut, air matanya menetes semakin deras, membuat gakuran Killua sedikit basah.

"Mulai sekarang, aku juga milikmu, Kurapika. Tak perlu risaukan hal lain. Aku milikmu juga sekarang." Ucap Killua. "Aku memang bodoh tak menyadarinya. Maafkan aku. Mungkin aku bukan laki-laki yang baik, tapi aku akan berusaha membuatmu selalu tersenyum."

[END OF FLASHBACK]

Ya, kini Killua dan Kurapika menjalin hubungan terlarang mungkin? Ya apapun itu, Kurapika menyayangi Killua. Killua selalu ada untuknya, dan ia juga selalu ada untuk Killua. Walaupun mungkin Kurapika merasa jika dirinya diterima hanya karena Killua ingin berterima kasih atau bahkan karena Killua kasihan pada Kurapika. Kurapika tak memikirkan hal itu. Ia cukup senang karena akhirnya Killua mau 'melihat' dirinya.

.

.

To be continue~

Aaaarrrghhhhh ini apaaaaaaaaaaaa orz maafkan fuki, ini chapter pertama yang sangat tidak jelas orz

Jadi kalau masih ada yang bingung, mari fuki jelaskan =w=)/

Disini, Killua menjalin hubungan dengan Alluka (pacaran :3)

Tapi Killua juga menerima Kurapika dan menjadikan Kurapika miliknya secara diam-diam :3 /pacaran juga itu/ /itu selengkong namanya/ /apa sih/ /oke ini ga jelas/

Aiisshhh maafkan fukiiiiiiiii ,, *sujud sujud*
fuki membuat image Killua tercoreng orz *brb elus2 killua /heh/*

Maa, mohon review nya senpai-tachi )/
Arigatou gozaimashita~~~~~~~~~~ w *bow*