Warning : OOC, typo(s), gaje, gake jelas dan lain-lain XDD

A/N : Ummm, hai minna saya ingin sekali membuat ff GoMxReader habisnya kalo baca doang penasaran mau ikutan nulis hehhe tapi gak jadi karena saya gak bisa XDD. Dan akhirnya hanya jadi ff seperti ini (_ _) mungkin gak sebagus serta gak semenarik ff GoMxReader dan ff lainnya yang pernah saya baca XD tetapi inilah saya dengan cerita saya #doooor


Blue Flower

.

.

.

Sejujurnya kau tidaklah indah seperti mawar yang kulihat disana, tetapi aku begitu mengagumi dirimu lebih dari itu. Kau adalah kau, sampai kapanpun itulah kenyataannya. Kau tak akan pernah menjadi mawar walaupun sesekali kau dapat menusuk tajam diriku dengan durimu itu. Dan disini yang kucintai bukanlah mawar itu tetapi dirimu yang selalu bersama mawar-mawar tersebut.

.

.

.

Aku menatap lurus tepat ke arah luar ruangan kelasku. Dari balik kaca bening ini aku menatap kagum sosoknya diluar sana. Sesekali dirinya tersenyum indah bagaikan mentari pagi yang mengucapkan salam pertamanya di pagi itu. Dan saat itu pula aku terpaku pada senyumannya, sungguh ku tak bisa memalingkan pandanganku dari sosoknya yang indah.

Rambut hitamnya yang tak terlalu panjang menambahkan kesan cute pada dirinya. Terlebih lagi saat ia bersenandung kecil bersama mawar-mawar itu. Aku memang tak mengenalnya, aku tak mengetahui namanya bahkan aku tak pernah bertemu langsung dengannya. Tetapi dari tempat ini aku selalu melihatnya, senyumannya serta keindahan yang terpancar bersama mawar-mawar itu.

Duakkkk—

"Hei, Tetsu kau sedang melihat apa hah?"

Fuh, dasar Aomine-kun dengan santainya ia memukul kepalaku.

"Hanya sedang melihat mawar." Jawabku sesingkat dan sedatar mungkin agar Aomine-kun tak mencurigaiku.

"Oh yasudah."

Dan untunglah dirinya segera pergi dan tak berkomentar lagi.

Setelah percakapan singkat dengan Aomine-kun aku kembali mencari sosok gadis itu tetapi nihil dirinya telah hilang dari tempat mawar-mawar itu. Sayang sekali bukan padahal aku masih ingin melihatnya lebih lama lagi. Dan sejujurnya aku sangat ingin mengenal gadis itu, mengetahui namanya bahkan aku sangat ingin bersenandung kecil bersamanya, walaupun suaraku tak semerdu yang kalian fikirkan.


[At Gym]


"Daiki perhatikan dengan baik gerakan Ryouta. Konsentrasi!"

"—dan Ryouta, percepat gerakanmu!"

"Shintarou shoot-mu meleset 20 derajat. Apa kau tak membawa luck item hari ini heh?"

"Atsushi letakan semua snack-mu atau kubakar semuanya."

"Lalu Tetsuya— hei, mana Tetsuya?"

"Akachin bisakah kau berhenti memahari kami?"

"Hoaaaaa Akashicchi kejam sekali."

"Kalian berdua diam atau aku akan menambah lat—"

"Maaf aku terlambat."

"—Tetsuya dari mana saja kau?"

"Maaf Akashi-kun aku terlambat karena hari ini giliranku piket dan temanku yang biasanya membantu tiba-tiba saja ada urusan mendadak." Aku menjelaskan secera singkat dan jelas kepada kapten tim basketku yang sepertinya sedang dalam mood terburuknya.

"Yasudah kau segera ganti pakaianmu dan kembali kesini sebelum aku melemparkan gunting ke arah Daiki."

"Hoi, Akashi kenapa aku?"

"D-i-a-m!"

"Hai, aku mengerti Akashi-kun." Kemudian aku segera menuju loker sebelum gunting itu kembali melayang.


[Skip time latihan]


"Baiklah aku akui hari ini Akashi sangat kejam."

"Yak! Kau benar Aominecchi."

Hari semakin larut dan saat ini pula kami sedang dalam perjalan untuk menuju rumah masing-masing. Seperti biasa topik kami setelah pulang sekolah adalah Akashi Seijuro, kapten kesayangan kami yang amat kejam bagi Kise-kun serta Aomine-kun (karean mereka yang sering terkena omelan). Aomine-kun serta Kise-kun masih mengomentari Akashi-kun yang hari ini memang sangat kejam. Sementara itu Murasakibara-kun dan Midorima-kun hanya diam seperti biasa. Lalu diriku? Aku berjalan paling belakang diantara mereka semua sambil meminum vanila milkshake kesukaanku.

"Sudah ah aku lelah membahas Akashicchi."

Akhirnya Kise-kun menyerah setelah dirinya puas membicarakan Akashi-kun.

"Aku juga lelah mendengar ocehan kalian berdua."

Midorima-kun dengan tsundere-nya menyindir kedua orang itu.

"Lebih baik kita membahas gadis itu saja, bagaimana?"

'Gadis itu? siapa?'

"Eh? Siapa?"

"Itu loh Kise gadis manis berambut hitam sebahu yang selalu terlihat di taman saat jam istirahat tiba." Aomine-kun memasang wajah serius saat membicarakan sosok gadis itu.

'Lalu— sepertinya aku mengenal gadis itu! Apa mungkin dia—'

"Nyam~ gadis itu sekelas denganku nyam~"

"Apa?"

Aku sedikit terkejut dengan percakapan mereka. Tetapi disisi lain aku harus tetap datar agar tak ada yang mencurigaiku. Ya, supaya tak ada yang mengetahui bahwa aku menyukai gadis yang sedang mereka bicarakan saat ini. Dan saat ini lebih baik aku mendengarkan percakapan mereka yang sepertinya masih berlangsung cukup serius (entah karena apa).

"Siapa namanya?"

"Hmm, siapa ya? Aku lupa nyam~"

Gubrakkkk—

"Sudahlah lupakan saja gadis itu karena kau tidak cocok dengannya Aomine."

'Kau benar Midorima-kun gadis itu memang tidak cocok dengan Aomine-kun.'

"Tch, lagi pula dia juga bukan tipeku."

"Lalu kenapa kau membicarakannya?"

"Karena aku penasaran dan kufikir salah satu diantara kalian mengenalnya."

"Kalo soal itu sih tanyakan saja pada Kurochin sepertinya dia lebih mengetahuinya."

'Eh? Apa? Kenapa aku? Apa maksudmu Murasakibara-kun?'

"Wah ternyata yang selalu kau perhatikan bukan bunga mawar ya Tetsu." Aomine menyeringai.

"I-itu—"

"Wah Kurokocchi sudah besar ya hihihi."

"A-apa maksudnya Kise-kun?"

"Nah sekarang mari ceritakan tentang kau dan gadis itu hohoho."

"A-ku— tak ada hubungan dengannya. Ukh, su—nggu—h."

Baiklah sekarang aku sedang dalam keadaan terdesak dan ini karena mereka membicarakan gadis itu. Oleh karena itu dengan terpaksa aku menceritakannya kepada mereka semua dan kuharap mereka tak berkata macam-macam setelah aku menceritakannya. Baiklah aku akan memulai ceritaku.

"Sebenarnya aku tak mengenal gadis itu—"

"Apa? Kurokocchi pasti berbohong."

"Aku serius Kise-kun karena aku hanya memperhatikan dirinya dari balik jendela kelasku. Dan a-a-ku—"

"Menyukainya?" Tanya Midorima-kun tepat sasaran.


Sudah satu minggu sejak kejadian itu dan kini Aomine-kun sering sekali meledekku saat jam istirahat tiba. Mungkin inilah akibatnya jika rahasia terbongkar dihadapan para pemuda-pemuda itu. Walaupun mereka mendukung tetap saja kan aku malu mengakuinya jika aku memang menyukai gadis itu walaupun aku tak mengenalnya. Gadis yang selalu bersama mawar biru itu benar-benar membuatku penasaran dengan sosoknya sama seperti sebuah artikel yang kubaca bahwa mawar biru itu melambangkan sebuah 'misteri'.

"Hei, Tetsu sebaiknya kau segera berkenalan dengan gadis itu."

"Aomine-kun kau berisik, bicaranya nanti saja setelah jam pelajaran usai."

"Iya iya. Tapi— eh, itu kan—"

"Apa?"

Tiba-tiba saja Aomine-kun menatap ke arah pintu kelas yangs terbuka dan dengan tidak sengaja aku ikut menatap ke arah yang sama denganya. Saat itu aku melihat gadis itu berjalan beriringan dengan—

"AKASHI!"

Ya, dengan Akashi-kun.

Akhirnya jam istirahat pun tiba dan dengan segera aku pergi menuju atap sekolah untuk memandang langit biru yang terlihat sangat indah hari ini. Disepanjang langkahku menyusuri koridor aku terus memikirkan pemandangan yang baru saja kulihat beberapa saat yang lalu, gadis itu dan Akashi-kun. Mungkinkah mereka saling mengenal? Atau mungkin memiliki hubungan khusus? Ah— sudahlah tidak baik menebak-nebak hal seperti itu.

Tidak! Aku tidak bisa. Aku masih saja menebak-nebak hubungan mereka terutama saat aku melihat Akashi-kun dan gadis itu sedang berbicara empat mata di tempat ini. Ingin rasanya aku kembali menuruni anak tangga ini dan segera beranjak dari tempat ini karena aku— aku—

"Hai, Tetsuya rupanya kau ada disini juga." Akashi-kun berkata datar seolah tak ada yang terjadi antar dirinya dan gadis itu.

"Aku hanya ingin sedikit bersantai saja di tempat ini." Jawabku singkat dan mulai berjalan mendekati mereka berdua.

"Begitu rupanya, kalau begitu kau bisa bergabung bersama kami."

"Tidak terimakasih Akashi-kun aku tak ingin mengganggu kalian."

"Hmm,"

Entah aku salah lihat atau apa tetapi saat itu Akashi-kun sedikit tersenyum saat aku mengucapkan kata-kata itu. Sudah kuduga mereka memang memiliki hubungan khusus terlebih lagi wajah gadis itu menampakkan semburat merah saat ini. Ya, mereka memang saling menyukai dan aku hanya akan menjadi penggangu diantara mereka.

"Oh ya Tetsuya perkenalkan gadis ini—"

'Eh?'

—bring back catalyst a simple way to best—

"Ah, maaf Tetsuya ponselku berdering."

Benar, saat itu ponsel Akashi-kun berdering dan kata-katanya terpotong begitu saja. Saat ini Akashi-kun sedang menerima panggilan masuk itu dan kini aku— hanya berdua saja bersama gadis itu. Tidak! Aku tak boleh menyukainya! Aku tak bisa mengharapkannya karena Akashi-kun—

Sementara itu—

"Jangan panggil aku seperti itu! Seenaknya saja memanggilku seperti itu!"

"HENTIKAN! Jangan memanggilku dengan nama kecilku— hei kau dengar tidak? Jangan memanggilku 'SEI' seenakmu!"

—tuutttttuuuttuuutttttt—


TBC


A/N : Semoga ff ini gak terlalu mengecewakan DX *pray* kalo mengecewakan saya delete kok XD

mohon readers kritik dan sarannya (_ _) sekian saya ucapkan semoga ff saya semakin maju (?) dari kehancuran (?) #dooor