Pilihan..
Dunia hanya dibuat untuk ..
Memilih..
Dan aku..
Title : Wind
Author : totomato
Rating :
Teen
PG
K
M
NC
Gaje
Silahkan, memilih sendiri. Ini bukan UTS, silahkan. Beli 1 , gratis 1. Datang gak bayar, pulang bayar.
Lenght. : Allah Maha Tau
Main Cast. :
Kim Himchan
Bang Yongguk
Other Cast.:
Sedang ngumpet
Author Notes :
Well, ff pertama . Jadi, kalau aneh, gaje, boring, bahasa kaku. Balik ke Pasal 1.
Pasal 1 : Author selalu benar
Pasal 2: Kalau Author salah, maafin. Gak bisa? Balik ke Pasal 1
Pasal 3: Cast milik Author milik Tuhan, intinya milik Tuhan semua, salah lagi? Balik pasal 1 .
Author nya pemaksaan , wkwkwk..
Enjoy !
Wind
.
.
.
.
.
.
.
Author Pov
Bagaimana menjelaskan sosok ini, dia. Yap, dia seorang namja namun berparas cantik. Berdiri di tengah keramaian, mengantri tepat-nya. Biarpun hari terik, ia tetap mengantri dengan tenang.
Tak terfikir, sudah berapa lama ia mengantri, bahkan banyak orang yang sudah lelah, dan akhirnya pergi meninggalkan tempatnya. Tidak untuknya, ia masih sabar dan setia.
Tanpa ia sadari, perlahan antrian tinggal dirinya seorang. Capek mungkin?
" AISH! KAU INI! SUDAH KU KATAKAN, LAYANI DENGAN CEPAT! PABBO! "
Himchan Pov
" AISH ! KAU INI! SUDAH KU KATAKAN, LAYANI DENGAN CEPAT! PABBO!"
Aku tersentak, dengan teriakan orang di depanku ini. Ckck, sudah mulai senja, waktunya istirahat, mungkin dia kecapean.
"Sudah, istirahat sana. Biar aku saja! Tak becus!" Aku terus menonton aksi omel-mengomel ini, ckck. Tempramen.
" Maaf? "
" Ya? " Orang itu menunduk dan menulis di notesnya .
Aku menyentuh bahunya. " Maaf? "
" Ya ampun, sudah ku katakan. Kau minggir sana, aku yang layani tamu ! " Aku tersentak, dia masih tak sadar mungkin.
"Ehem. Saya ingin beli, Coffee Latte, Esspresso, dan Chocholate Muffin."
Ia menoleh, melihatku. Malu mungkin.
"Ah, maaf. Saya kira anda karyawan saya. Maaf, bisa di ulang?" Namja ini, lumayan lembut. Kekeke. Lihat, rona merahnya. Malu , mungkin?
"Saya ingin beli, Coffee Latte, Esspresso, dan Chocholate Muffin. Sudah itu saja. " Namja itu menulis dengan cepat, dan menekan mic di dekatnya.
"Tunggu sebentar, kau bisa masuk ke lounge, kalau mau. Dan ini , kertas antrian. 15 menit lagi waitress akan ketempatmu." Aku mengambil kertas itu . " Kamsahamnida. "
5 minutes ago
Senja, hm. Angin malam, ditemani suara bising mobil-motor-lalu lintas-suara waitress- dan.. Namja tempramen itu. Aku membuka kembali buku yang kubawa. Sedikit terlintas di fikiranku. Apa kau, mengingatnya?
Aku membalikkan lembaran terakhir pada buku ini, foto ini. Keluarga bahagia. Bersama aku, anakku, dan dia..
Sudah 5 tahun rupanya, bahkan aku masih belum bisa melupakan kalian. Ataupun, mencari penggantimu. Ya, dirimu..
Kim Juniel, wanita terindah dan naas meninggal sehabis menjemput anakku. Ya, anak ku. Kim Jong In. Anak yang sama keras palanya dengan dirimu.
Hmm..
" Maaf, ini pesanan mu." Namja itu, tempramen. " Mari saya ulang, pesanan anda. Satu Coffee Latte, satu Esspresso, dan satu Chocholate Muffin. Maaf, para waitress sedang kacau hari ini, jadi saya yang menggantikan." Aku melihat semua pesananku. Hm, bagaimana mau menghabiskannya.
" Ada lagi, yang ingin kau pesan?" Saut Namja itu lagi. " Hm, aku minta layanan khusus, bisakah kau? Temani aku,-" Namja itu bingung sepertinya.
" Maksudku, aku hanya sendiri. Dan tidak bisa meminum ini dan memakannya, sendirian. " Aku memandang foto itu kembali.
" Ah, kalau begitu seharusnya anda memesan satu saja, hm? Ahjussi. Dengan begitu, anda tak perlu membuang-buang uang anda. Sungguh, percuma sekali anda membuang uang anda percuma." Aku meliriknya, selain tempramen ternyata juga hm, pelit.
" Ya, mungkin saranmu bisa ku terima. Tapi, tawaranku masih berlaku. Aku hanya butuh teman, dan kau tak usah mengganti uang minum ini. " Aku memandang foto lagi.
" Yah, sudahlah. Tunggu 5 menit, aku akan meminta orang lain yang menggantikanku." Namja itu pergi, lucu sekali. Sudah membentak lalu, menerima tawaranku . Haha.
5 minutes ago
" Hm, maaf?" Namja itu datang, kini aku menyingkirkan foto bersama buku yang kubawa.
" Silahkan duduk. " Aku menatapnya, Namja yang berbeda.
" Kamsahamnida. Yang mana? "
" Ah? "
" Kau ingin meminum yang mana?" Lagi, dia bertanya.
" Oh, terserah kau saja duluan. " Aku menatapnya kembali, wajah yang keras, namun tenang. Tipikal, dewasa.
" Hmm, ne. " Aku bertaruh, dia akan memilih, Espresso . Dan aku salah, Coffee Latte, ternyata. Dia melirikku, dan memandangku rileks.
" Apa ada masalah, aku memilih ini?" Dia bertanya. Dewasa, sekali.
" Tidak. Pilihan yang sama dengan, dia. " Aku menunjukkan foto anakku, Kim Jong In.
" Hm, dan selera berbusana yang sama denganku. " Dia melihat sebentar, dan menikmati angin. Hah, sudah lama tak berileks seperti ini.
" Namaku, Kim Himchan . Dan dia, Kim Jong In." Aku menghempaskan tubuhku, bersender ditemani lembutnya angin, menyapu poniku.
" Anak yang manis, sama seperti, ibunya." Dia masih terpejam. Aku kaget.
" Hah? Ibu? " Dia membuka matanya, melihatku rileks.
" Ku kira kau, yeoja." Aku tertawa.
" Bang Yongguk. Kau bisa memanggilku, Yongguk. " Dia menghempaskan tubuhnya kembali.
Sudah lama tak seperti ini, angin lembut. Seperti menyapaku, berkata
Selamat datang lembaran baru.
Nb : kasih saran, mendingan lanjut atau engga . Ini bakalan berchapter, bukan ber sequel. Wks .
