MY LOVELLY BOSS by SakuraH20
Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto
Pairing : masih dengan Itachi U. dan Sakura H.
Genre : Romance,Hurt/Comfort, action,AU,OOC,miss Typo n EYD dll.
Rating : M for save karena disini ada beberapa kata-kata yang tidak pantas untuk ditiru~
Summary : Sakura gadis belia yang dipaksa menjadi Geisha oleh kakak perempuannya—Karin. Saat kehormatan,pengorbanan,dan perasaan yang jadi taruhannya apakah ia sanggup untuk melepas itu semua?/ "aku adalah tuanmu,dan kau akan menjadi penghiburku—Sakura"/ "mengapa tuan tidak menyentuhku?,bukankah ini tugasku sebagai penghiburmu?"
Naruto milik Masashi Kishimoto-sensei, saya hanya meminjam karakternya saja.
Rate : M
AU, OOC, apabila terdapat EYD atau typo dimana-mana mohon di maafkan.
Don't Like Don't Read
No Flame
And
Enjoy Reading, don't forget to Review~
CHAPTER 1
Pengkhianatan
…
Siang hari yang sangat panas di Kota Tokyo, seorang gadis dengan rambut permen kapas bersenandung ria membuat helaian merah muda yang menjulur mencapai punggung kecilnya tersibak dan terbang ditiup angin.
Namun ia tidak mempermasalahkan hal itu, jalan-jalan aspal menguap memberikan gambaran blur sejauh mata memandang,kicau burung yang merdu juga desiran angin yeng terus membawa awan semakin jauh dari langit tempatnya berada, membuat terik matahari terus membakar Negara dengan populasi penduduk terpadat didunia itu.
'DRRT-DRRT-DRRT'
Gadis dengan mata emerald dan kulit putih dan semulus batu pualam itu menyeka dahi yang dipenuhi peluh, kemudian mengambil benda yang dikenal sebagai Handphone dari saku kemejanya.
"selamat siang, dengan Sakura disini" sapanya riang bahkan dia setengah tersenyum menyapa orang yang berada jauh dari dirinya itu.
"Sakura mampirlah ketempatku, aku menunggumu hari ini" balas seorang wanita di speaker handphone flip putihnya.
"baiklah aku akan segera kesana onee-chan..." sahut Sakura menutup Handphone dan melanjutkan perjalanan nya yang tertunda.
Gadis berusia belasan tahun itu baru saja menyelesaikan turnamen yang di adakan oleh alumni, dan ia menyabet gelar penghargaan juara pertama.
Sakura terus bersenandung ria, dia memegang tas berwarna putih—yang ditentengnya kemana-mana.
Lima belas menit berjalan kaki, sekarang Sakura sudah berada di sebuah rumah dengan desain zaman Edo,suasana yang dipancarkan sangat melewati kata 'kuno'. Sakura memperhatikan kayu-kayu penyangga juga taman yang terlihat asri,matanya mencari-cari dimana sosok 'onee-chan' nya.
Sakura melihat beberapa wanita dengan kimonomusim panas juga riasan rambut yang rumit sedang memakai makeup di sekitar lorong-lorong yang terhubung dengan taman dan kolam ikan, mereka terlihat sangat senang dan gembira, perlahan seulas senyuman terukir di bibir sakura.
Sakura adalah wanita yang sangat mudah terbawa suasana, ia sering tersenyum bahkan tidak pernah menyembunyikan apapun yang ia rasakan, semua itu tergambar jelas pada emeraldnya.
"Sakura" tepuk seseorang dipunggungnya, Sakura sedikit terperanjat dan menoleh mendapati wajah putih dan bibir yang merah—make up tebal khas geisha.
"o-onee-chan.." ucap Sakura membelalakan matanya reflex ia terkejut dengan kehadiran orang yang tidak ia sadari, wanita dengan rambut merah dengan iris berwarna lembayung senja itu menatapsakura dnegan pandangan datar, namun sakura tidak mempermasalahkan hal itu.
Sakura melihat ke samping onee-chan nya itu, masih dengan senyum yang tidak terhapuskan dari wajah nya.
"Sakura ini Tayuya pemilik rumah ini, aku berharap kau bersikap baik selama berada disini, daripada kamumenganggur lebih baik kamu menggantikan aku."
kini wanita dengan kaca mata juga rambut merah disanggul rapih mengenalkan Sakura dengan wanita dengan rambut berwarna oranye tua—Tayuya, sakura menatap onee-chan nya dengan tanda tanya.
'selama berada disini, apa maksud dari onee-chan?' ucap Sakura dalam hatinya menatap wanita bernama Tayuya yang kini menghisap rokok dari pipa yang berbentuk kepala naga.
"a-apa maksud onee-chan?" tanya Sakura pada Karin disambut kerutan didahi onee-channya itu.
"aku bilang kau akan tinggal disini,sampai semua hutang ibu terlunasi !" jawabnya membentak Sakura—Sakura menundukkan wajahnya, ia sudah biasa di perlakukan seperti itu,namun entah mengapa ketika onee-chan nya membentak nya, ada setitik luka yang tergores pada dirinya.
"ta-tapi bagaimana dengan pendidikanku ? aku masih harus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi ?" tanya Sakura seperti berbisik.
Karin yang mendengarnya kembali mengerutkan kening merasa tidak suka dengan adik angkatnya itu, ya benar Sakura adalah adik yang diangkat mendiang ayahnya dari panti asuhan,kedua orang tua Karin sangat menyayangi Sakura karena Sakura adalah gadis cantik,baik hati dan jenius. Oleh karena itu Karin menjadi cemburu dan selalu bersikap kasar pada Sakura.
"kau itu sudah pintar, Sakura. Buat apa sekolah toh hanya akan menghabiskan waktumu, kau akan menggantikan aku dalam acara pelelangan satu minggu nanti. Kau tau kan aku selama ini bekerja, tidak sulitkah kau menjadi penggantiku karena aku membutuhkan istirahat dari pekerjaan dengan nilai seni yang tinggi ini,iya kan sakura ?!" jawab Karin menunjuk-nunjuk sakura dengan jari lentiknya.
Sakura mengerutkan dahi lalu menganggukkan kepalanya pasrah tidak bisa berbuat apapun, disusul senyuman sumringah dari Karin dan Tayuya. Sakura berpikir bahwa Karin banyak menanggung beban setelah kepergian kedua orang tua mereka, baginya tidak ada masalah menggantikan kakak yang terlanjur ia sayangi itu selama satu minggu 'hanya satu minggu sakura, tidak akan sulit.
…
Sakura segera membereskan barang-barang yang dibawanya, sakura melihat lantai kayu dibawahnya lalu menghela napas panjang tidak bisa melakukan apapun selain mematuhi semua aturan yang ditetapkan sang pemilik pondokan itu.
Sore hari angin musim panas masih berhembus membawa debu-debu halus dan udara yang tercium kering juga menusuk tenggorokan, sakura mengenakan yukata yang tidak tebal karena aturan dirumah itu menetapkan untuk memakai yukata kapanpun dan dimanapun karena mereka adalah Geisha.
Sakura masih menelan rasa pahit ditenggorokannya, ketika satu-satunya kesempatan mendapatkan beasiswa dia tinggalkan untuk permintaan kakak kesayangannya—Karin . Sore itu ia dibimbing untuk membuat ocha dan di bimbing untuk berjalan dengan baik dan benar,bahkan menurut sakura rumah sederhana ini lebih disiplin dan ketat ketimbang sekolahnya sakura kembali menghela napas panjang dan melihat warna jingga yang semakin mewarnai langit biru diatasnya 'hanya satu minggu, sakura' ulangnya kembali.
Malam hari ketika rumah yang ditempati sakura berubah menjadi kedai atau rumah persinggahan ,Karena Sakura belum berpengalaman dan belum mengetahui apa itu dunia yang digeluti kakaknya.
Yang Sakura tahu Geisha adalah wanita yang mengabdikan diri untuk menjadi penghibur semua orang. Banyak orang yang datang untuk sekedar melepas lelah dan penat,Sakura mengintip dari balik tirai, melihat seniornya yang sudah terampil melayani para tamu yang mayoritas laki-laki seperti memainkan shimasen, membuatkan ocha, menari, bernyanyi dan mengajak nya untuk berinteraksi.
Sakura tersenyum melihat sesuatu yang baru ia temui selain dalam buku pelajaran disekolahnya—'mungkin aku akan betah berada disini' pikirnya terus memperhatikan seniornya yang sudah menyandang gelar geisha professional.
Malam semakin larut dan pelanggan mulai berdatangan lebih banyak seiring waktu berlalu,Sakura memperhatikan wanita dengan rambut berwarna pirang disanggul rapih dan mata aquamarine pergi bersama seorang laki-laki dengan mata sipit dan senyum mengembang diwajah tampan dengan kulit pucat itu, karena penasaran Sakura mengikuti keduanya hingga mencapai sebuah kamar yang sangat asing baginya—karena ia baru tinggal disini.
Sakura mengintip dari celah-celah pintu yang sedikit terbuka dan mendapati keduanya sedang bermesraan bak sepasang kekasih,waktu semakin berlalu dan permainan yang keduanya lakukan semakin terasa memanas hingga Sakura menghentikan aksi mengintipnya itu, dia memeluk dirinya sendiri berharap ia tidak pernah melihat kejadian yang baru dilihat oleh kedua mata dan direkam oleh memori ingatannya.
'a-apa yang dia lakukan …. Ya tuhan !' ucapnya dalam hati, wajahnya merona, jantungnya berdetak lebih cepat dari apapun, bahkan ia lupa bagaimana cara bernapas.
Beberapa langkah dari kamar yang ditempati seniornya tadi ia mendengar erangan yang membuat bulu kuduknya merinding—Sakura mempercepat laju jalannya menuju kekamar meninggalkan seberkas pikiran yang tidak seharusnya melintas dibenaknya.
…
Sakura masih merasakan kantuk yang menjalar pada kedua matanya, namun kepala pemilik rumah membangunkan dia lebih awal "Sakura pergilah bersama ino ke danau dibelakang rumah sampai matahari setinggi kepalamu,gunakan genta dan bawa shimasen bersamamu, jangan kembali sampai kau bisa memakai genta itu !" perintahnya disusul kata 'Hai' dari bibir Sakura dan Ino.
Sakura belum sadar dengan partner yang akan mendampinginya pagi itu "aku mohon kerja samanya" Sakura membungkuk kan badan namun saat ia melihat wanita yang berada dihadapannya mulutnya menganga sangat lebar.
Ino menatap sakura heran dan tertawa renyah "ada apa denganmu, hei !" ucapnya menaruh punggung tangan kedahi Sakura berharap wanita dengan rambut permen kapas itu tidak terserang demam.
Beberapa detik berlalu akhirnya Sakura sadar dan bersikap normal seolah-olah 'tadi malam itu mimpi', lalu keduanya berjalan kearah belakang tempat tinggal mereka itu.
"Sakura bagaimana bisa kau berada disini?" tanya ino memecah keheningan keduanya, suaranya terdengar datar bahkan sakura tidak bisa membedakan itu adalah kalimat pertanyaan.
"a-aku .. maksudku ini adalah kenginan kakakku, mama banyak berhutang pada nyonya pemilik rumah ini dan memiliki banyak bunga hutang juga yang belum dibayar,tiga tahun lalu kakakku mencari cara untuk membayarnya …" jelas Sakura disusul anggukan Ino.
"… dan memilih menjadi Geisha disini?" sambung Ino melengkapi bagian rumpang pertanyaan Sakura.
"bo-bolehkan aku bertanya sesuatu kepada ino-san?" tanya Sakura sopan dibalas anggukan Ino.
"apa pekerjaan Geisha selain menghibur tamunya?" tanya sakura membuat langkah ino terhenti di koridor kayu rumah itu.
"kau sudah tahu itu, siapa yang memberitahu mu?" Ino balik bertanya dan kembali berjalan normal sesekali melihat genta dan shimasen yang di bawa tangan mungil Sakura.
"aa—aku melihat Ino-san kemarin malam, dan mengikuti Ino-san, ma-maafkan aku—aku tidak bermaksud…" jawab Sakura dibalas wajah terkejut Ino yang membuat Sakura semakin takut menatap jade cerah wanita itu—dia tertawa renyah.
"hahaha … tidak apa-apa Sakura, kau memang harus tahu hal ini. Itu adalah pekerjaan terakhir kami dalam melayani pelanggan—jika dia memintanya,jika tidak, ya hanya sampai pada meja teh atau obrolan ringan—kau pasti akan merasakannya Sakura" kini mereka berdua sudah ada ditepi danau, Sakura segera memakai genta dan berjalan hati-hati.
"aku hanya ingin melakukan itu pada orang yang benar-benar aku suka dan aku kasihi,Ino-san" balas Sakura menahan keseimbangan saat berjalan membuat Ino kembali terkikik geli melihat juniornya yang polos itu 'apakah ini yang kakak lakukan, untukku ? bagaimana pun itu aku tidak mau memberikan 'itu', aku hanya menggantikannya selama seminggu, kurasa tidak akan ada yang terjadi'pikir sakura kembali setelah beberapa saat terdiam terhenyak dengan pemikirannya.
Siang hari terasa begitu panas, berkali-kali Sakura terjatuh mengenakan genta nya dan berkali-kali pula ia mengelap peluh yang berjatuhan di dahi putihnya "Sakura kau tidak lapar, sudah jangan memaksakan dirimu ?!" ucap Ino melihat Sakura dari bawah pohon yang rimbun sehingga ia terlindung dari sengatan sang surya.
Yukata putih yang Sakura gunakan kotor menjadi warna kecoklatan, burung-burung terus menyuarakan suara merdu musim panas, kini Sakura tengah berteduh dipohon yang sama dengan Ino. "Sakura,aku akan memainkan shimasen ini jadi kau harus memperhatikannya..." Ino kembali mengelap peluh dan mengambil alat musik dengan senar-senar diatasnya.
Sakura memperhatikan jari-jari lentik Ino yang terus memetik senar itu—membuat suara merdu disekitar mereka, kemudian mencobanya—memainkan beberapa lagu juga menyanyikannya, meski asing di telinga Sakura, lagu tradisional yang lafalnya sulit dihapal.
"bagaimana Ino-san menghapal semua senar itu?" tanya Sakura membuat Ino kembali terkikik geli.
"jika kau banyak berlatih, kau akan bisa dan mampu menghapal semuanya. Bahkan kau bisa memaikan lagu yang rumit diluar kepala .." Ino menatap emerald Sakura dan tersenyum ramah, menyadari bahwa ia akan sangat cocok dengan juniornya itu.
"Sakura … umm apakah kau yakin akan melanjutkan pekerjaan ini demi kakakmu, dan mengikuti pelelangan nanti?" Ino mengerutkan dahi seolah-olah berkata 'mundurlah selagi kau bisa' kepada Sakura namun Sakura hanya mengangguk dan mencoba memaikan shimasen yang kini ia ambil dari tangan Ino
'hanya mengikuti pelelangan menggantikan kakak kan? Tidak masalah untukku' ucap sakura dalam hati, tidak tahu apakah yang ada dan apakah yang di 'lelang' di pelelangan itu 'hanya tinggal 6 hari lagi sakura'.
"ah-tapi itu pelelangan apa,aku tidak mengetahuinya, bolehkan aku mengetahuinya ino-san ?" ucap sakura bertanya, mata emrald nya berbinar.
"kau akans egara tahu nanti, itu sesuatu hal yang tidak buruk, percayalah ?!" ucap inomenepuk bahu sakura, sakura tersenyum dan mengangguk.
Ino membuat segala sesuatunya tidak akan menjadi lebih rumit, karena ia mengetahui betul apa yang akan di 'lelang' disana.
.
.
.
.
Ini malam kedua ketika Sakura berada di tempat dari semua Geisha di kota Tokyo itu matanya mencari-cari bintang yang membentuk beberapa gambar yang bisa dia ketahui ketika ia menggarisnya dengan telunjuk lentiknya itu, Sakura memainkan air yang berada di kolam dengan ujung jari-jari kakinya, dia bersenandung kecil membuat suara merdu di pertengahan musim panas—malam itu.
Sakura menghitung hal yang diajarkan oleh Ino dan senpai-senpainya disini, Sakura mendapat gambaran bahwa seorang Geisha adalah wanita cantik yang disiplin juga bisa melayani tuannya dengan baik, Sakura melihat jari-jemarinya yang tergores membentuk garis garis panjang dan merah juga lebam 'ini karena berlatih sangat keras hari ini' ucap Sakura dalam hatinya lalu menghela napas dalam-dalam berharap rasa perih itu tidak menjalar pada seluruh tubuhnya.
Hari berlanjut musim panas masih setia menemani Sakura, kini Tayuya yang mengajari Sakura—sangat keras. Bahkan sakura hampir menitikan air matanya saat dia menari namun salah mengikuti irama musik sehingga kayu rotan menyentuh kulit putih miliknya.
"kau harus fokus, Sakura !" Tayuya mencontohkan kembali gerakan gemulai dan menari mengikuti irama membuat Sakura kembali tercengang lagi dan lagi.
"bagaimana kau bisa menggantikan Karin, jika terus begini !" ucap tayuya kembali memukul pergelangan kaki sakura dengan kipas di tangan nya.
..
..
..
..
..
..
Hari menjelang petang Sakura bahkan tidak bisa merasakan tangan dan kakinya lagi, dia memutuskan untuk berbaring dalam kamarnya yang sederhana, Sakura mengangkat sebelah tangan dan melihat garis-garis biru dan hitam menorehkan gambar yang menyeramkan—dia menutup nya dan berusaha melupakan rasa sakit yang kembali mendera tubuhnya—dia memutuskan memandang bintang dari celah-celah jendela kamar dan berbaring untuk tidur.
…
Hari berganti kini sudah hampir tiga bulan Sakura berada didalam rumah yang beranggotakan 20 orang Geisha yang sudah di pastikan menetap. Sakura memilin-milin kimono merah muda miliknya, rambutnya di sanggul rapih juga di beri hiasan-hiasan yang membuat kepala merah muda itu bak mahkota yang cantik tiada taranya.
Karin mengatakan bahwa ia akan melakukan sebuah perjalanan dengan relasi tayuya jadi sakura harus menetap lebih lama untuk menggantikannya, namun Karin tidak kunjung datang.
'tiga bulan berlalu dan aku sama sekali belum mengetahui tentang pelelangan, bahkan Ino-san tidak memberi tahuku apa-apa, onee-chan seperti menghilang bak ditelan waktu' ucap Sakura melihat wajahnya yang kini seperti seorang kabuki , Sakura menengadah melihat bintang yang senantiasa menemaninya—dari malam ke malam 'aku merasakan firasat buruk' Sakura memegang dadanya—merasakan detak jantung nya.
"Sakura, ayo kita pergi ibu kepala sudah berhasil mempromosikan mu ?!" ucap Ino menarik lengan Sakura yang kini pasrah ikut dengannya.
'apanya yang di promosikan?' tanya Sakura dalam hatinya namun ia tidak bisa menemukan jawaban apapun—ia memilih diam.
Saat pintu dibuka, Sakura mencium bau alohol dan rokok di mana-mana, membuat ia ingin muntah-muntah, karena selama ini Sakura tidak pernah masuk—hanya melihat dari balik tirai di belakang pintu.
Sakura mengerutkan dahinya melihat satu-persatu pengunjung yang ada disana, ia hampir mengeluarkan makan siangnya ketika melihat laki-laki dengan perawakan cukup menjijikan—rambut disisir licin,mata yang melihat Sakura bak 'ini barang baru, dan aku harus memilikinya' sambil tertawa memikirkan hal-hal yang kotor, meski dia berpakaian layaknya bos tetap saja Sakura sangat tidak ingin dia menjadi tuan nya hari ini.
Namun ketika ia memalingkan pandangan ia melihat ada laki-laki dengan rambut seputih tulang,dia hanya mengenakan hakama putih dengan keikogi berwarna ungu gelap di dadanya terdapat tato berbentuk spiral,wajahnya pucat dan dingin namun pandangannya mengisyaratkan dia tertarik dengan Sakura.
Sakura membuang pandangan ke arah lain—ke sebelah utara pintu keluar disana sakura melihat laki-laki dengan kuncir ponytail lengkap dengan kemeja berwarna hitam sedang menengadah menatap langit,tanpa berbicara—sakura melihat tatapan yang menyakitkan sekaligus menyedihkan terasa sampai ke hatinya 'siapa dia …' ucap sakura masih menatap laki-laki itu, sesuatu yang aneh menelusup ke dalam dadanya ketika beradu pandang dengan manik gelap laki-laki itu.
Sakura di dudukan disamping Tayuya yang kini memakai kimono berwarna hitam dengan rajutan bunga-bunga krisan berwarna oranye—senada dengan rambut miliknya.
Sakura menoleh kembali ke arah pintu keluar namun kecewa tidak mendapati laki-laki yang dicarinya itu 'mungkin dia sudah pergi' pikir Sakura menghela napas.
"baiklah saya akan mulai acara ini, bagi tuan yang ingin mendapatkan salah satu gadis yang mengapit saya, saya akan membuka harga pembuka yaitu 250.000.000 juta .." ucap Tayuya sontak membuat Sakura menatap ibu kepala pemilik rumah itu dengan tatapan tidak percaya beserta syok.
'a-apa ! jadi pelelangan ini …' Sakura hampir ternganga mendapati dirinya akan dijual kepada salah satu laki-laki yang berada di hadapannya.
Sakura melihat samping kanan dan kirinya disana ia mendapati gadis-gadis yang belum pernah ia temui, wajah mereka dipenuhi rasa takut dan sedih namun mereka memilih untuk menunduk dan menyembunyikannya demi kelancaran acara—menurut Sakura
"aku pilih wanita dengan rambut berwarna merah muda itu, aku akan membayar 50.000.000 juta untuk dia ?!" Sakura melihat laki-laki gendut yang sebelumnya ia lihat dengan tatapan tidak percaya kini Sakura benar-benar tercengang.
'OH KAMI-SAMA !' ucapnya tanpa suara pada dirinya sendiri.
"Pilihan yang bagus tuan,namanya adalah Sakura Haruno tapi dia adalah gadis baru dan belum cukup melayani tuan, namun saya pastikan dia akan memuaskan tuan karena pelelangan ini adalah pelelangan 'perdana'untuknya !" Tayuya menghisap cerutu berkepala naganya tanpa menoleh ke arah Sakura yang kini mengeluarkan keringat dingin.
"aku 90.000.000 juta ?!" ucap laki-laki berambut putih dengan tatapan datar mengangkat sebelah tangannya.
"saya belum pernah melihat anda begitu sesemangat ini Kimimaru-dono ?!" Tayuya tersenyum sangat senang seperti mendapat lotere dengan hadiah seisi dunia yang akan menjadi miliknya.
sakura melihat kearah bawah—ke arah rajutan bunga yang sama dengan namanya 'aku telah dijual oleh onee-chan' pikirnya mengumpulkan serpihan-serpihan ingatan satu minggu lalu
"ini semua untuk melunasi hutang ibu!"
"kau akan menggantikan ku mengikuti pelelangan satu minggu ini"
"sakura datang dan temui onee-chan ini penting!"
Sakura mengutuk dirinya kedasar neraka paling dalam, mengutuk bahwa dia lambat menyadari semuanya, dia terlalu bodoh bahkan naif tidak ingin mengakui bahwa hati kecilnya berpikir demikian.
Namun sekarang apa yang harus ia lakukan? Semuanya sudah terjadi, bahkan sekarang sakura duduk di hadapan para 'pembeli pelelangan' secara halus menyetujui bahwa dia mengikuti pelelangan ini.
" kami-sama tolong selamatkan aku, beri aku kesempatan !"
Ucap Sakura dalam doanya berharap keajaiban akan terjadi.
"100.000.000 juta, untuk Sakura !" ucap laki-laki yang Sakura benci sampai hatinya—tuan Giant. Sementara itu Kimimaro hanya terdiam mendapati kekalahannya.
"baiklah aku putuskan bahwa Sakura akan pergi bersama tuan Giant !" Tayuya tersenyum disambut Sakura yang terbelalak kaget mendapati doanya yang belum terkabul.
"apa ini akhirnya, kami-sama.?!"
Sakura bertanya dalam hatinya namun tidak ada yang menjawab,Sakura merasakan genggaman erat menarik pergelangan tangannya—memaksanya utnuk berdiri dan pergi, beberapa detik kemudian dia menoleh dan mendapati beberapa orang besar dengan jas berwarna hitam lengkap dengan kacamata seperti di film-film action yang sering ia tonton menariknya—sedikit lebih lembut karena dia tidak melawan, atau lebih tepatnya tidak bisa melawan.
Sakura hanya bisa melihat wajah Ino dan teman-teman yang belum sempat ia kenal terus menjauh, menyisakan segelintir perasaan pahit yang kini ditanggung olehnya.
"AYO KITA BERSENANG-SENANG SAYANG !" Giant terlihat sangat senang bahkan dia tertawa terus menerus seperti orang yang kehilangan akal.
Sakura berjalan dengan pelan, dia menatap genta yang dikenakannya,dia melihat ukiran rumit yang menghiasi genta nya itu.
kini sakura sudah berada di depan pintu gerbang rumah yang dia tinggali selama beberapa minggu itu, sakura kembali menatap bisu gerbang kayu yang menjulang tinggi menutupi dunia yang berada diluar jangkauannya.
Ia menghela napas dalam-dalam tidak bisa memikirkan apa-apa, mata emerald nya terlihat berair karena dia menahan gemuruh di dadanya yang selama ini ia pendam.
Tentu ia merasa sangat di khianati, bahkan harus menjadi orang yang sangat hina.
Jadi ini adalah pekerjaan yang kakak nya lakukan, ini yang harus ia tanggung.
Bukan, tapi kakak nya ingin ia menanggung ini.
Namun sakura tidak pernah minta di biayai, ia berusaha mendapatkan beasiswa dnegan kemampuannya sendiri, bahkan ia bekerja part time untuk biaya makan dan tempat tinggal, selama ini ia hanya sendiri, sementara Karin yang selalu ia anggap sebagai kelaurga satu-satunya menjerumuskan sakura ke dalam lubang tanpa celah.
Sakura sangat bodoh, bahkan ia tidak menyadarinya,ia terlalu bodoh untuk ukuran remaja yang beranjak dewasa.
'ibu ... ayah, jika kalian melihat aku dari surge, apa ini yang kalian inginkan, bahkan tuhan tidak mengabulkan apa yang aku panjatkan, apa ini jalan yang harus aku tempuh ?'
Saat gerbang terbuka dan saat sakura memasuki mobil hitam yang sudah dipersiapkan oleh pemilik barunya itu, dia tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada hari esok,dia tidak akan tahu apakah dia bisa tersenyum dan bercanda seperti hari-hari sebelumnya atau dia tidak akan tahu bagaimana ia bisa tersenyum dan bersenandung melihat ikan-ikan dikolam yang berenang ketakutan—saat jari-jari kecilnya menyentuh air yang bening terkena pendaran cahaya bulan.
"ayo sayang kau harus masuk,jika tidak kita takan bisa menikmati malam yang sempurna ini !" ucap tuan Giant membuat Sakura ingin mengeluarkan semua isi perutnya,langkah demi langkah Sakura ambil dengan sangat berat.
TAP …
Satu langkah dia meninggalkan rumah yang membawanya dalam kehancuran seumur hidupnya
TES …
Satu tetes air mata nya jatuh, membasahi kimono merah muda yang membalut dirinya, Sakura merasa jijik dengan apa yang dia pikirkan, namun … bisakah ia lari dari semua ini?
Tentu jawabannya adalah 'aku pasti bisa !'
Saat dia dipaksa untuk masuk kedalam mobil,Sakura melepas genta nya dan berlari sekuat tenaga, bahkan dia bisa mendengar teriakan Giant yang menyuruh seluruh Bodyguardnya untuk menghentikan dan membawa kembali Sakura—apapun yang terjadi.
Sakura merasakan setengah dari hiasan sanggul dikepalanya terjatuh dengan teratur.
Dia juga merasakan otot-otot dikakinya mulai mengeras,telapak kakinya terasa terbakar karena lecet, Sakura terus berlari menyelamatkan sisa-sisa kehidupannya yang kini ia pertaruhkan,Sakura mendengar teriakan dan cacian para Bodyguard dibelakangnya,namun ia terus berlari dan berlari menelusuri jalananan yang kini mulai sepi dan melewati gang-gang rahasia yang hanya ia tahu.
Sakura berhenti dan terengah-engah,kimono yang ia kenakan hampir tidak berbentuk lagi,dia mengelap peluh yang bercucuran di dahinya,ia sudah berlari cukup jauh.
"se..sepertinya aku berhasil,fuuuh !" ucap Sakura berjalan lunglai, Sakura melihat ke sekelilingnya dan mendapati dia berada di tengah hutan—di pinggir kota Tokyo.
Dengan mata sayu ia memandang bulan dan bintang yang kini masih bersedia menemani langkahnya—diatas langit, Sakura melihat kesekelilingnya banyak cahaya kuning berkilauan yang menggantung di udara,terbang kesana dan kesini tanpa merasa terkekang—kunang-kunang, cahaya kunang-kunang itu berpendar di atas aliran sungai kecil yang membuat air bersinar bak berlian,wangi harum bunga-bunga liar yang bermekaran dan wangi basah embun di musim panas membuat Sakura takjub akan keindahan yang diciptakan oleh tuhan.
Sakura tersenyum menengadah,membiarkan semua kekalutannya hilang dibawa angin malam ini,setidaknya dia merasa sedikit damai berada di hutan yang dirumorkan angker itu, Sakura memejamkan mata dan menghirup banyak oksigen kedalam paru-parunya
"HAHAHA AKHIRNYA AKU MENEMUKANMU!" Sakura menoleh dengan tatapan nanar.
Dengan reflex lambat dia mundur beberapa langkah hingga jari-jari kakinya bisa merasakan air sungai yang menusuk bagai seribu jarum es—Sakura menjerit tertahan.
"A-Awwh !" tidak ada pilihan lain selain mundur,bahkan sakura merasa bahwa Kami-sama tidak akan memberikan keajaiban untuk kedua kalinya.
"Le-Lepaskan aku !" sakura meronta-ronta didalam cengkraman Giant.
"KAU SUDAH MENJADI MILIKKU,JADI IKUTI SEMUA PERINTAHKU,DASAR WANITA JALANG !" Sakura membelalakan mata tidak percaya dengan apa yang ia dengar,Giant menghempaskan Sakura hingga sakura terjatuh dan menabrak tanah yang dilapisi rerumputan hijau,kimono Sakura kini telah basah dan kotor—Sakura menangis.
Yang bisa Sakura lakukan sekarang adalah mundur dengan sisa tenaganya yang hampir habis "kumohon … kumohon tuan … " mohon Sakura.
Suaranya parau dan sedih namun Giant tidak mempedulikan hal itu, Giant hanya tertawa mendapati sakura yang kini sudah di ambang batas.
"aku tidak akan sekasar ini, jika kau mau menurut denganku—sayang ..." ucapnya memegang dagu sakura dan mengelus helaian merah muda yang kini sudah terurai berantakan.
"kami-sama, kumohon… berikanlah aku seorang penyelamat, kirimkanlah dia, aku berjanji…aku berjanji untuk sekali lagi, sekali lagi. Siapapun itu aku akan memberikan apapun untuknya, sepenuh nya ?!"
Sakura hanya bisa menangis ketika sisa-sisa kehormatannya di renggut paksa dari dirinya "lepas …. Lepaskan aku,kumohon .. !" Sakura masih terus berucap kata itu ketika tuannya—Giant mulai membuka helaian demi helaian kimono yang ia kenakan.
"SIAPAPUN TOLONG,TOLONG AKU …KUMOHOON !" teriak Sakura disusul dengan rasa sakit yang menjalar di pipi kanannya.
"SUDAHLAH MENYERAH SAJA, LAGI PULA TIDAK AKAN ADA YANG MENOLONGMU, DASAR WANITA JALANG !" ucap Giant menampar Sakura membuat gadis itu hampir tidak sadarkan diri.
Sakura merasakan air matanya terus jatuh, mendapati dirinya yang lemah dan tidak berdaya akan berakhir ditempat seperti ini.
Namun ketika matanya mulai terpejam dan kesadarannya mulai menghilang dia mendengar teriakan yang membahana hingga ke seluruh hutan dan merasakan tangan kekar dan besar membawanya dalam kehangatan yang belum pernah ia dapati,Sakura berusaha membuka mata namun karena begitu lelahnya dia tidak mampu dan akhirnya ia tidak sadarkan diri.
...
TBC
A/N :
Hallo-hallo baiklah saya kembali, BAGAIMANA KABAR TEMAN-TEMAN SEMUA ?!
Semoga dalam keadaan yang baik, sehat dan bahagia aamiin ...
Baik saya kembali dengan fanfic ber-pairing romance lagi xD, saya kembali dengan pemeran utama kita yaitu si cantik Sakura, baik saya mau tahu siapa saja fans ItaSaku ?!
MANA SUARA KALIAN ?! Hehehe ...
Baik, disini sakura akan menjadi geisha dan itachi akan tetap menjadi laki-laki angkuh khas uchiha *dilemparsamafansitachi.
Baik aku berharap kalian suka dengan cerita ku ini, aku berharap teman-teman meninggalkan jejak di kotak review.
Sampai jumpa !
