Prang
Prang
Hermione terus melempar piring-piring di dekatnya dengan emosi.
"cukup Mione" teriak Ron kesal.
"apanya yang cukup" balas Hermione berteriak lebih keras. Kembali melempar piring dan hampir mengenai Ron, yang segera berjengkit mundur.
"Oh demi celana merlin" desah Ron frustasi.
Prang
"Hermione" teriak Ron keras.
"jangan panggil namaku"
"cukup Mione! Sudah aku katakan, kau salah paham"
"salah paham" teriak Hermione, lebih nyaring. "aku melihatnya sendiri, kau-" Hermione terenggah oleh nafasnya yang memburu. Lalu
Prang
"kau bertemu dengannya, bahkan kau mengantarnya pulang"
"oh Mione, kita tak sengaja bertemu"
"pembohong"
Prang
"Rose kau mau kemana?" Tanya Hugo saat Rose, yang tampaknya sudah muak melihat pertengkaran orang tua mereka. Tampak akan segera beranjak pergi dari rumah.
"taman kota" jawab Rose. Sambil melilitkan syal di lehernya.
"kau mau ikut?" Tanya Rose saat sudah rapih dengan syal merahnya.
"tidak, aku akan pergi kesebelah"
"ah bermain dengan Al"
"ya"
"okey, aku pergi" ucap Rose. Lalu menuruni tangga dan berjalan cepat keluar dari rumahnya.
~Pure Love~
.
Rose terus berjalan melewati taman kota, sepertinya gadis itu tidak berniat kesana. Kedua kakinya terus melangkah dan memasuki hutan yang berada di dekat taman kota tersebut.
Hutan yang tampak tenang dan sepi, Rose menyukainya. Karna untuk saat ini dia ingin, menenangkan dirinya di tempat sepi.
Langkahnya terhenti tepat di tepi danau yang membeku, akibat musim dingin. Rose memejamkan kedua matanya dan menghela nafas berat.
"akh" pekik seseorang tampak kesakitan, Rose mendengarnya begitu terasa dekat dengannya. Membuatnya segera bergegas menghampiri asal suara itu.
"akh" suara kesakitan itu semakin dekat, dan ia melihat seorang anak lelaki seumuran dengannya, yang tengah bersandar di salah satu pohon.
Anak lelaki itu terus meringgis sakit, membuat Rose menyimpulkan jika anak lelaki itu terluka. Rose segera menghampirinya.
"kau tidak apa-apa?" Tanya Rose.
"dasar bodoh" umpat lelaki itu kasar. "tentu saja aku ada apa-apa" jawab lelaki itu. Membuat Rose sedikit kesal.
"hei aku bertanya baik-baik" ucap Rose sedikit keras. "kau mau dibantu tidak?"
"tidak perlu" jawab lelaki itu ketus. "tampaknya tak tulus" lanjut lelaki itu pelan, namun masih bisa Rose dengar.
"kau ini" ucap Rose, sambil terkekeh pelan.
"kau tertawa? Apa ada yang lucu?'
"tentu saja, kau lelaki paling konyol yang pernah aku temui"
"konyol kau bilang" teriak lelaki itu keras.
Rose terdiam sesaat, saat kedua mata mereka benar-benar bertemu. Untuk sejenak ia terpesona oleh wajah rupawan lelaki di depannya.
"kau terpesona?"
"ti-tidak" jawab Rose cepat. "kau mau dibantu tidak?"
"tidak perlu"
"baiklah, kau diam saja disitu. Sampai seseorang menemukanmu lagi" ucap Rose kesal, lalu berbalik pergi.
"baguslah, pergi saja sana cewek jelek berbintik merah" teriak lelaki itu. Membuat langkah Rose terhenti dan kembali menghampirinya.
"kau bilang apa?"
"cewek jelek berbintik merah"
"kau!" Rose menatap lelaki itu tajam, ingin sekali memukul lelaki itu.
"apa? Kau terpesona lagi?"
"hah" teriak Rose. "oh tidak, kenapa bisa aku bertemu lelaki menyebalkan ini" desahnya frustasi.
Lelaki itu hanya berdecih, dan Rose mendelik. Lalu pandangan Rose terpaku pada telapak kaki lelaki itu.
"oh astaga! Kakimu berdarah banyak sekali" teriak Rose kaget. Lalu membungkus telapak kaki itu, dengan kedua tangannya. Berharap aliran darah itu berhenti.
"sudah lepaskan, lagi pula sebentar lagi akan ada yang menjemputku" ucap lelaki itu, sambil berusaha menyingkirkan kedua tangan Rose.
"benarkah?"
"ya"
"ah syukurlah" desah Rose tampak lega. "tapi kau tidak berbohongkan?"
"aku tidak suka berbohong" Rose ingin berdecih, namun urung karna itu hanya akan memicu perdebatan mereka lagi.
Lalu pendangannya kembali, berpusat pada telapak kaki lelaki itu. "kenapa kau bisa terluka?"
"bukan urusanmu" jawab lelaki itu dingin. Membuat Rose mendelik.
"ya ya terserahmu saja" ucap Rose. Lalu melepas syal merahnya dan melilitkannya di telapak kaki lelaki itu.
"ini mungkin bisa menghentikan, aliran darah yang keluar dari lukamu" ucap Rose. "kalau begitu, aku pergi" lanjut Rose, lalu beranjak menjauhi lelaki itu yang tetap diam tak bergeming.
"gadis jelek" teriak lelaki itu keras. Membuat langkah Rose terhenti, dan berbalik melihat lelaki itu.
"siapa namamu?" teriak lelaki itu lebih keras, karna jarak mereka yang sudah jauh.
"Rose Weasley, dan kau?" balas Rose lebih keras.
"Weasley" gumam lelaki itu, lalu senyuman muncul di wajahnya.
"Scorpius Hyperion Malfoy"
"Ma-Malfoy" gumam Rose, lalu tersentak kaget. "Malfoy" ulangnya keras. Lalu tanpa pikir panjang, segera berbalik dan berlari menjauh. Membuat Scorpius mengkerut bingung.
"sampai bertemu lagi, tahun depan di Hogwarts Weasley" teriak Scorpius keras, sangat keras. Sampai ia terbatuk-batuk.
~Pure Love~
.
Rose terus berlari, dan memasuki rumahnya dengan nafas memburu.
"Scorpius Hyperion Malfoy" ulangnya lagi bergetar. Efek dari dia yang berlarian tanpa syal di musim dingin, dan juga ke kagetannya bisa bertemu dengan seorang Malfoy, yang sering Dad nya bicarakan. Lebih cepat dari yang dia duga.
Padahal dia sudah menyusun rencana, pertemuan mereka nanti saat di Hogwarts tahun depan. Kalau begini, berantakan sudah rencananya.
"Rose, kau baik-baik saja?" Tanya Hermione kawatir, dan segera membingbing Rose memasuki kamarnya di lantai atas.
"berendamlah dengan air hangat, kau seperti akan membeku" ucap Hermione, setelah mereka sampai di kamar Rose.
"Mom" panggil Rose cepat, saat melihat Hermione akan segera keluar dari kamarnya.
"Mom sudah berbaikan dengan Dad?" Tanya Rose cepat.
Hermione tersenyum. "tentu saja, itu hanya kesalah pahaman" jawab Hermione. Membuat Rose tersenyum dan memeluk Hermione erat.
"syukurlah" desah Rose lega.
"itu yang terakhir, tak akan ada lagi pertengkaran" ucap Hermione, sambil mengusap pucuk kepala Rose lembut.
"janji ya Mom"
"ya"
~Pure Love~
.
Satu Tahun Kemudian
Seperti biasa di awal September, king cross sudah di padati semua murid Hogwarts dan para orang tua. Rose tampak menghela nafas berat, entah keseberapa kalinya. Tampaknya gadis itu, tak mau berjauh-jauhan dengan keluarganya.
"oh Rosie, natal nanti kita akan berkumpul lagi" ucap Ron menenangkan. Sambil memeluk putri sulungnya itu erat.
"aku pasti sangat merindukanmu" lirih Rose, balas memeluk Ron dengan sama eratnya.
Lalu suara peluit terdengar, menandakan kereta akan segera melaju. Membuat mereka segera saling melepaskan, dan Rose segera menghambur memeluk Hermione untuk beberapa saat.
Setelah itu Rose mulai menaiki kereta, bersama Al dan melambai pada keluarga mereka saat kereta mulai melaju.
"aku akan segera kembali" teriak Rose, membuat Hermione dan Ron terkekeh.
"baik-baik disana" teriak mereka berdua.
Rose mulai terisak saat, kereta semakin melaju cepat dan membuatnya tak bisa lagi melihat kedua orang tuanya.
"kau cengeng sekali" ejek Al. saat jengah menunggu tangis Rose reda.
"ayo kita cari kompartemen" lanjut Al, sambil menarik lengan Rose untuk mengikutinya. Rose tidak protes, dan masih saja terisak.
Al menghela nafas, tampaknya lelaki itu sudah mulai kelelahan mencari kompartemen yang hampir semuanya penuh.
"ah disini saja, tampaknya masih ada tempat untuk kita" ucap Al pada Rose, yang masih saja menangis. Setelah medelik, Al segera membuka kompertemen itu dan mulai duduk di ikuti Rose.
"kau menangis?" Tanya seseorang. Membuat Rose berjengkit kaget, melihat kedepan untuk melihat si pemilik suara.
"k-kau" pekik Rose kaget. Lalu lelaki di depannya itu tersenyum.
"dasar cengeng" ejek lelaki itu. Membuat Rose mendelik, dan hendak menghapus air matanya. Tetapi terhenti saat lelaki itu, melempar sapu tangan tepat ke wajahnya.
"pakai itu" ucap lelaki itu, lalu saat Rose hendak protes. Lelaki itu segera bersandar dan menutup kedua matanya.
Rose hanya berdecak, lalu menghapus jejak air matanya dengan sapu tangan itu.
"kau mengenalnya?" bisik Al pada Rose, yang segera mengangguk.
"siapa dia?"
"Scorpius Hyperion Malfoy"
"a-apa? M-Malfoy" pekik Al pelan. Lalu bergantian memandang Rose dan Scorpius yang tertidur. Begitupun dengan gadis yang sedari tadi, diam disamping Scorpius.
~Pure Love~
.
"ternyata kau disini" ucap Scorpius. Setelah menghampiri Rose, yang berada di perpustakan. Gadis itu tampak berjengkit kaget, hampir saja menjatuhkan buku yang baru ia ambil di rak.
"demi celana merlin, kau mengagetkanku" ucap Rose, sambil mengelus dada. Scorpius hanya tersenyum, dan mengikuti Rose yang mendekati meja di dekat jendela perpustakaan.
"kau mau membaca itu?" Tanya Scorpius tak percaya. Saat melihat Rose yang sudah duduk, dan mulai membaca buku yang dia ambil tadi.
"hm"
"melihat kau membaca buku setebal itu, aku yakin kau akan menjadi peringkat pertama di angkatan kita" ucap Scorpius, membuat Rose mengulum senyum.
"kenapa seyakin itu?"
"ntahlah, itu begitu saja ada dalam pikiranku"
"kau ini" ucap Rose, sambil menatap Scorpius sejenak. "masih sama seperti saat itu" lanjutnya lalu kembali membaca.
"kau tidak bosan?" Tanya Scorpius, setelah beberapa saat diam hanya memandangi Rose.
"tidak"
"aku minta maaf" ucap Scorpius, membuat Rose berhenti membaca dan kembali menatap Scorpius.
"untuk apa?"
"untuk sikap kasarku, saat di hutan itu" jawab Scorpius. "aku bersikap seperti itu, karna aku kira kau seorang muggle"
"Dad selalu memperingatiku, untuk tidak terlalu dekat dengan para muggle. Aku senang sekaligus lega, saat mengetahui kau sama sepertiku" ucap Scorpius, sambil tersenyum.
"jadi kita bisa berteman" lanjut Scorpius.
"teman" Rose berdecih keras. "aku tidak pernah mau menjadi temanmu, dan sampai kapanpun kita tidak akan pernah menjadi teman" ucap Rose. Membuat Scorpius terbelalak kaget.
Rose segera bangkit, dan berjalan cepat keluar dari perpustakaan. Tanpa pikir panjang, Scorpius mengikuti langkah Rose. Dan mencekal lengan Rose, membuat langkah mereka terhenti di tengah lorong.
"kenapa? Kenapa kau berkata seperti itu Rose?"
"berhenti memanggilku Rose, aku tidak suka kita terlihat dekat" ucap Rose keras. Lalu berusaha melepas cekalan Scorius, yang semakin menguat.
"apa berteman dan dekat denganku, kau tidak suka itu?"
"tentu saja" ucap Rose. Lalu tersenyum jahat. "aku tidak suka berteman, dengan anak mantan pelahap maut" lanjut Rose. Membuat cekalan Scorpius mengendur, dan Rose segera melepas cekalan itu dengan mudah.
"ingat itu, Scorpius Hyperion Malfoy"
~TBC~
Hai reader semua. Aku harap kalian suka ff yang aku buat ini. Maaf Mungkin banyak typo bertebaran dan sedikit OOC hhe. Aku akan melanjutkannya jika ada tujuh review.
Terima kasih
Sampai bertemu di next chapter
