Hello

Aryagiza aka Blacklicious is back with her brand new project. Pemanasan setelah lama hiatus. Diambil dari acara reality show Korea, We've Got Married. Lumayan sebage hiburan disela-sela kegiatan kuliah demi jadi apoteker-harapan-bangsa-untuk-indonesia-merdeka-tanah-air-beta-pusaka-abadi-nan-jaya-indonesia-sejak-dulu-kala-selalu-dipuja-puja-bangsa-disana-tempat-lahir-beta-dibuai-dibesarkan-bunda!!! Huft udah ah, sgitu aja coz gue gak ada rencana untuk ngabisin masa tua di sini, ahahaha –ditabok-. Dedicated buat orang-orang yang udah ngeracunin si gue dengan acara ini. Juga untuk semua author yang ngedorong gue untuk balik dan berkarya lagi di ffn and ngelanjutin bikin fanfic, walau gue masih ragu untuk ngelanjutin fic pertama gue. Niwei, enjoy this, pals, hahahahahaha.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

I'm not the brain of this manga nor this reality show.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

-EPISODE 1-

PROLOGUE: THE MEETING

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"SELAMAT MALAM KONOHA!!!!" teriak pembawa acara yang telah berumur setengah abad lebih plus-plus dengan senyuman mesum yang menjadi trade mark-nya.

Terdengar tepukan tangan dari penonton.

"Senang sekali kita bisa bertemu malam ini di acara paling baru dan ajaib, We've Got Married dengan saya, Jiraiya-chan sebagai pembawa acaranya!!!"

"Disini kami telah memasangkan empat orang artis wanita cantik nan bahenol yang sedang meroket di Konoha saat ini dengan empat cowok ganteng yang walaupun tidak lebih ganteng dibandingkan saya.."

"HUUUUUUU!!!" terdengan koor penuh celaan terhadap si pembawa acara setengah baya tersebut.

"Hey, chill out dude!!" teriak si pembawa acara dengan gaya sok cool. Alhasil penonton secara bersama-sama melempar segala yang bisa dilempar pada pembawa acara mesum itu.

"Ya, walau tidak lebih ganteng dari saya. DIAM!!..", Jiraiya bedeham sekali sebelum melanjutkan ocehannya, "Disini mereka dituntut untuk melakukan peran mereka sebagai suami dan meghadapi istri belum mereka kenal sebelumnya, jadi mau gue. Hei, sutradara, pasangin gue dengan Tsunade!!"

"HUUUUUUUUUU!!"

"OK, sekarang kita sambut mereka, pasangan pertama.."

"Nara Shikamaru dan Sabaku No Temari!!!"

Kemudian, masuklah pasangan artis Konoha yang pertama. Sang wanita terlihat cantik dengan balutan gaun pengantin berwarna putih dengan hiasan sebuah pita besar yang melingkar dipinggangnya. Model atasannya dibiarkan berbentuk kemben namun terlihat elegan di tubuh sang 'pengantin wanita'. Rambutnya yang pirang dibentuk menjadi bentuk kipas dibelakang kepalanya. Penampilannya tak lupa dilengkapi dengan buket bunga pengantin yang dipegang di tangan kanannya. Tangan kiri sang 'pengantin wanita' melingkar di tangan kanan sang 'pengantin pria'. 'Pengantin pria' tersebut menggunkan tuxedo hitam dan rambut yang dikuncir bagaikan nanas. Berbeda dengan pengantin wanita yang selalu melemparkan senyuman, pengan pria tersebut yang bisa dibilang, ehm, mengantuk. Sang pengantin pria berjalan dengan santai plus ekspresi mengantuk sambil menggumamkan kata, merepotkan. Mereka berjalan menuju panggung dan duduk di meja yang telah disediakan.

"Lalu pasangan kedua, Yamanaka Ino dan Sai!!"

Pasangan kedua tampak agak nyentrik. Sang pengantin wanita –yang juga dalam balutan baju pengantin- memasuki panggung bersama pengantin pria dengan gaya hip hop ala rapper. Busana pengantin wanita yang digunakan adalah busana yang lebih ribet dengan hiasan berlian yang benar-benar menonjolkan sisi elegan sang wanita. Rambutnya yang pirang dikeriting dengan dilengkapi tiara bertuliskan 'Princess' yang bertengger di kepalanya. Bunga lily dirangkai menjadi rangkaian bunga pengantin yang membuat sang wanita semakin terlihat elegan. Untuk pengantin pria, tuxedo yang digunakan agak lain. Tuxedo yang digunakan merupakan texudo mirip jubah dengan kerah yang mencapai leher. Walaupun berada dalam balutan busana formal, sang pengantin pria mengenakan sebuah kalung blink-blink panjang berwarna emas dengan bandul yang berupa kepingan bulat besar. Tak lupa kacamata hitam membingkai matanya. Pelengkap penampilannya adalah sebuah topi baseball berwarna hitam putih dengan tulisan NY yang berengger dikepalanya.

"Pasangan ketiga, Hyuuga Neji dan Tenten!!"

Pasangan ketiga terlihat lebih normal. Pengantin wanita menggunakan gaun berbentuk pengantin dengan model china berwarna putih dengan hiasan bergambar hiasan naga yang memanjang di sisi gaun yang dikenakannya. Rambut coklat sang wanita dibentuk menjadi dua cepolan dengan pita yang melingkar manis di cepolannya dan dilengkapi dengan tiara yang bertengger diantara cepolan rambutnya. Rangkaian bunga yang bawanya merupakan rangkaian bunga mawar yang berwarna merah dan putih. Sang pengantin pria menggunakan tuxedo normal seperti yang digunakan pengantin pria yang pertama. Rambutnya yang panjang diikat longgar di punggungnya.

"Pasangan terakhir, Haruno Sakura dan Uchiha Sasuke!!"

Pasangan terakhir terlihat menjadi pasangan yang paling normal. Pengantin wanita mengenakan gaun pengantin putih dengan beberapa hiasan bunga sakura. Rambutnya yang berwarna pink disanggul kecil dan diberi hiasan. Bunga yang ada di tangannya juga adalah mawar berwarna pink. Sedangkan pengantin pria, seperti yang lainnya kecuali Sai, mengenakan tuxedo hitam. Rambut emo-nya dibiarkan berantakan tetapi tetap menampilkan kesan cool.

"Dan terkahir, pasangan yang akan menemani saya membawakan acara ini, Tsunade Senju dan Orochimaru!!"

Masuklah pasangan terkahir yang sudah berumur –seumuran dengan Jiraiya tepatnya-. Tsunade, seperti biasa, mengenakan busana minim yang mengekspos lekukan-lekukan dan spot-spot tubuhnya yang masih menggoda walaupun sudah berumur lebih dari setengah abad. Sedangkan Orochimaru hanya mengenakan setelah jas berwarna hitam seperti biasa.

"Hai, Tsunade-chan, Baka-Oro."

"Hai, mesum!!"

"Baka.."

"Hahaha, bagaimana menurut kalian acara ini?"

"Keren!!" teriak Tsunade keras. "Sayang saat jamanku tidak ada acara yang seperti ini, adahal aku ingin ikutan."

"Ayo ikutan sekarang denganku!!" teriak Jiraiya dengan nafsu tentunya.

"TIDAKKK!!" teriak Tsunade sambil menjitak sang baka.

"Tapikan aku juga ganteng."

"HUUUUU.." terdengar cemoohan dari penonton.

"HIYAY, Amit-amit. Jangan sampe gue pasangan sama orang kaya lo." Tsunade bergidik ngeri.

"Dasar memalukan. Ingat, lagi jadi MC. Makan gaji buta kalian. OK pemirsa, ayo sekarang kita lihat bagaimana pertemuan pertama mereka." Kata Orochimaru sambil mennahan senyumannya sambil menujuk ke arah monitor besar yang berada di belakang para pembawa acara.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Sai - Ino

Konoha saat White Day.

Suasana musim dingin masih terasa di Konoha walau sudah tidak sedingin bulan-bulan kemaren. Seorang wanita dengan balutan jaket hitam, celana jeans gelap dan boots dengan hak setinggi tujuh senti terlihat sedang duduk-duduk di sebuah cafe. Dia menyeruput hot chocolate-nya sambil membaca majalah fashion keluaran terbaru. Tak lama kemudian, terlihat seorang pria dengan gaya hip hop nyentrik, dengan celana gombrang, jaket, kacamata hitam, kalung blink-blink dan topi baseball, mendatangi sang wanita.

"Yamanaka Ino?" tanya si rapper itu.

Ino mendongkakan wajahnya, meneliti pria tersebut sebelum menjawab, "Ya."

"Gue Sai." Kata sambil tersenyum charming dan mengulurkan tangannya.

"Yamanaka Ino." Katanya sambil menyambut uluran tangan Sai.

"Sudah lama?"

"Lumayan, sekitar 10 menit." Jawab Ino sambil melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.

"Maaf."

Sekali lagi Ino meneliti Sai si rapper nyasar yang akan menjadi suaminya sampai batas waktu yang tak terbatas itu. Sebenarnya dia lumayan cakep, walaupun gayanya agak ajaib. Begitulah kira-kira kesan Ino.

"OK. So, sekarang kita kemana, Sai?" tanya Ino. Sai tersenyum dan segera menarik tangan Ino.

"Ke rumah baru kita."

"Ooh, jadi lo benar-benar membeli rumah untuk acara ini?" tanya Ino.

"Ehm, bisa dibilang begitu. Gue ngebeli apartemen di pusat Konoha. Agak susah untuk ngedapetinnya, tapi apa sih yang enggak buat istri gue." Kata Sai yang dengan sukses membuat pipi Ino merona merah.

"Heheh, terima kasih, suamiku." Sekarang Sai yang tercengang dengan panggilan baru yang didapatnya.

"Ya, lumayanlah, itung-itung sekarang gue ada yang ngurus." Kata Sai dalam hati.

Sai dan Ino terus berjalan menuju sebuah daerah yang menjadi pusat Konoha. beberapa masyarakat sibuk menunjuk-nunjuk pada mereka dengan tatapan iri dan mengagumi.

"HEI, ITU ADA SAI!!!" teriak seorang gadis SMA kepada teman segerombolnya. Gerombolan tersebut langsung menyerbu Sai dan meminta tanda pangan plus foro berang Sai. Saat sedang sesi foto-foto tersebut, terdengar seorang gadis SMA menyeletuk, "Oh, Sai pacaran sama Ino?? Baru tahu."

Sai langsung berbalik dan berkata asal, "Bukan, dia bukan pacar gue."

Mereka langsung bersorak-sorak gembira karena pujaan mereka masih single ternyata. Ino sih biasa-biasa aja. Orang ini hari pertama mereka bertemu kok. Biasanya Ino hanya melihat Sai di TV tanpa pernah terlibat dalam acara atau film yang sama.

"Benaran, Sai?" tanya mereka berbinar-binar.

"Beneran, gak percaya?"

"Percaya deh. Asyik!! Sai masih single donk. Sama gue mau??" celetuk salah satu gadis SMA itu.

"Eits, kata siapa gue single? Dia memang bukan pacar gue, tapi bukan berarti gue single." Jawab Sai.

"Jadi??"

"Kenalin, ini istri gue." Kata Sai sambil merangkul Ino dan tersenyum ke arah gadis-gadis SMA tersebut.

Sedangkan Ino? Huft, jangan ditanya. Mukanya sudah berubah menjadi kepiting rebus. Baru kali ini Ino mendengar seorang pria berkata, "Kenalin, ini istri gue."

Kalau ditanya seperti apa rasanya, seperti dibawa terbang ke langit ke tujuh.

"HAH?? SERIUSAN??" teriak mereka.

"Serius. Iya kan sayang?" tanya Sai. Untung saja Ino sudah kembali ke dunia nyata.

"Iya donk." Kata Ino bangga.

"Tuh kan. Sekarang kita mau pegi ke rumah baru kita."

Dan dengan hitungan detik, mereka langsung dicerca berbagai pertanyaan. Kapan ketemu?? Kapan pacarannya?? Kapan kawinnya?? Sampai pertanya paling ekstrim, "KAPAN PUNYA ANAK???"

Sai dan Ino yang mendengar pertanyaan tersebut langsung berpandangan dengan raut wajah horor.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Ino said, "Saat pertama kali bertemu Sai, OK. Kesan pertama. Gile, manusia apaan neh?? Kalungnya gak nahan!! Lalu setelah itu kita jalan menuju rumah baru kita. Saat diperjalanan, gue baru tahu kalau Sai ternyata so sweet. Kebayang gak sih, sebagai cewek tiba-tiba diperkenalkan oleh seorang cowok sebagai istrinya. Cewe mana yang gak melting?? Dan yang paling bikin gue amazing, dia ngucapin itu tanpa beban, tanpa canggung, apalagi malu. Salute for Sai."

Sai said, "First Impression? Cantik, tak terbantahkan. Manis juga. Baik dan ternyata gila juga. beruntung banget gue punya istri kaya gini.."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Sasuke - Sakura

Konoha saat White Day.

Seorang gadis berambut pink mencolok terlihat sedang berdiri di sebuah taman. Dia tampak mencari-cari seseorang. Sesekali ia melirik handphonenya untuk melihat apakah ada pesan dari orang yang dia tunggu. Sakura menghela nafas panjang untuk mengurangi intensitas detakan jantungnya yang meningkat cepat. Hallo, ini pertama kalinya dia akan bertemu secara langsung dengan orang yang akan menjadi 'suami'-nya bagaimanapun.

"Haruno Sakura??" tanya seorang lelaki dengan pakaian serba hitam seperti mau pergi kepemakaman. Sakura meneliti pria yang berdiri di depannya.

"CAKEP GILA BOW!!" teriak Sakura dalam hati.

"Ya."

"Uchiha Sasuke." Katanya dengan suara yang melelehkan hati Sakura dalam sekejap.

"Haruno Sakura. Mereka saling membungkukan bahan tanda untuk menghormati.

"Jadi, sekarang?" tanya Sakura.

"Hn."

"Ehm, well, karena sekarang kita adalah 'suami-istri' mungkin kita sebaiknya kita saling mengenal satu sama lain, kan?" kata Sakura dengan nada ceria.

"Hn." Jawab Sasuke.

"Huft, minim kata-kata banget seh nih cowo, tapi biarin selama cakep mah." Kata Sakura dalam hati lagi.

Akhirnya mereka berjalan menyusuri deretan toko di pusat perbelanjaan Konoha. sesekali mereka melirik ke dalam toko dengan barang-barang mewah yang terpajang di dalamnya. Mereka terus berjalan dengan ahan obrolan yang dipegang mutlak oleh Sakura. Sasuke hanya menanggapi dengan 'Hn.'-nya yang biasa. Sebenarnya Sakura agak gondok juga, tetapi kembali lumer saat akhirnya Sasuke buka mulut.

"Mau kue? Aku tahu toko bakery disekitar sini?" tanya Sasuke. Sebuah kemajuan, menurut Sakura, mengingat kesan pertamanya terhadap Sasuke adalah dingin bagaikan gunung es yang gak-tau-kapan-bakal-cairnya.

"Ehm. Boleh."

Setelah berjalan selama kurang lebih lima menit sampai akhirnya mereka berdiri di depan sebuah toko roti berjudul Cherry Bakery. Sasuke membukakan pintu untuk Sakura dan mereka memasuki toko roti tersebut.

"Mau kue apa?" tanya Sasuke walaupun datar.

"Apa yah? Katamu yang enak kue apa?"

"Aku tidak suka makanan manis." Kata Sasuke kalem, Sakura sweatdropped. Aneh, dia yang ngajak ke toko roti gini, tapi dia yang gak suka makanan manis. Manusia unik neh.

"Ya sudah, aku mau tiramisu saja dengan cappucino." Kata Sakura kepada pegawai toko, "Kamu?" tanya Sakura pelan.

"Expresso dan sandwhich."

Sekarang Sasuke dan Sakura telah duduk dengan tenang di pojokan cafe. Mereka berhadap-hadapan canggung –khusus Sakura- sambil menunggu pesanan mereka. Tak lama kemudian, pesanan mereka datang, tetapi keheningan masih belum bisa disingkirkan. Mereka memakan pesanan mereka dalam diam. Sakura yang dari dasarnya memang senang berbicara, akhirnya mengalah dan buka suara duluan.

"Jadi, sekarang kesibukanmu apa?" tanya Sakura.

"Kerja, promo album, tour, syuting."

"Oh begitu yah. Sibuk juga yah."

"Hn."

"Ngomong-ngomong apa hobbymu?"

"Olah raga."

"Hoo. Pantas badanmu bagus."

"Hn."

"Oh yah, nanti kita akan tinggal dimana? Di rumahmu atau di rumahku?"

Sasuke terdiam sesaat, dia menyeruput expresso miliknya sebelum akhirnya menjawab, "Kita lihat nanti."

"Ehm, kau sudah merencanakan sesuatu?"

"Kelihatannya?"

"Wakh, aku jadi penasaran nih."

"Ya, kau akan segera tahu jawabannya."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Sakura said, "Kesan pertama pada Sasuke, wow, nih orang dingin banget. Tai ternyata dia manis juga. agak ajaib, dia mengajaku ke toko kue walaupun dia tidak menyukai makanan manis. Kesan yag baik, mengingat sebagian besar cewek pasti suka kue. Lalu memang Sasuke bicara seperlunya, tapi dia lebih berbicara dengan tindakan, so sweet."

Sasuke said, "Haruno Sakura. Ehm, banyak bicara."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Shikamaru – Temari

Konoha saat White Day.

Shikamaru Nara terlihat berbaring di dekat danau di daerah Taman Konoha. Dia mengamati awan yang bergerak bebas sambil memikirkan nasibnya. OK, dalam hitungan menit, dia akan menjadi seorang suami. Haha, pasti ini Cuma mimpi baginya.

"Huh, merepotkan." Guman seorang pria dengan kunciran ala nanas. Asal menepul diatas kepalanya menandakan dia sedang melakukan rutinitas hariannya. Memandangi awan, sambil tiduran dan tak lupa ditemani sebungkus rokok menthol.

"Chouji sialan, buat apa ngedaftarin gue ke dalam acara yang merepotkan seperti ini."

Shikamaru menghembuskan asap rokoknya.

"Jadi istri gue? Jangan bercanda. Cukup ibu gue saja yang menjadi wanita paling ngerepotin yang pernah ada di dalam hidup gue."

"Istri yah?"

"Yang gue tahu definisi dari sorang istri adalah perempuan yang suka berteriak-teriak dipagi hari, ngomel-ngomel seharian, ngamuk jika keinginannya tidak dituruti, dan yang paling parah adalah mengintimidasi suaminya untuk mendapatkan APAPUN yang dia mau."

"Huh, istri? Jangan bercanda. Pasti merepotkan."

"Oh, ternyata begitu pendapatmu tentang seorang istri?" tiba-tiba terdengar sebuah suara tegas dan berwibawa dari belakang Shikamaru. Shikamaru tentu saja kaget bukan main. Merepotkan memang orang yang mengganggu ritualnya. Shikamaru menoleh dan mendapati seorang wanita –cantik tentunya- dengan gaya kasual. Rambut pirangnya dibentuk menjadi empat kunciran yang bertengger di balik kepalanya.

"Lo Nara Shikamaru, kan?" tanya wanita itu.

"Siapa lo?" tanya Shikamaru asal.

"Istri lo." Jawab wanita itu santai dan membuat Shikamaru yang sedang ngudud terbatuk-batuk.

"APA??"

"Ya, mulai sekarang gue akan menjadi Nyoya Nara." Lanjutnya masih dengan santai.

Shikamaru benar-benar terdiam. Nyonya Nara?? Sejauh ini Nyonya Nara yang ia tahu hanya ibunya dan tentu saja Nyonya Nara Senior itu sangat merepotkan. Dari cara si wanita itu menatapnya, Shikamaru sudah dapat membaca ramalan nasibnya untuk beberapa waktu ke depan. Ya, menjadi budak dari Nyonya Nara Junior. Hah, pasti ini bercanda, pikir Shikamaru. Dia setuju mengikuti acara merepotkan ini agar dia bisa bebas dari Nyonya Nara Senior, tetapi apa yang dia dapat? Oh, cukup dengan mendengar nada bicaranya saja Shikamaru sudah tahu bahwa Nyonya Nara Junior ini lebih bossy dan merepotkan daripada seniornya.

"Heh, bengong." Hardik wanita itu.

OK, fakta baru yang ditemukan. Selain bossy, ternyata Nyonya Nara Junior ini sangat galak seperti seniornya. Merepotkan kuadrat, pikir Shikamaru.

"Huh, merepotkan."

"Apa kau bilang??"

"Tidak."

"Oh iya. Karena mulai sekarang kau adalah suamiku, singkirkan rokok itu. Aku benci rokok." Katanya.

Fakta baru lagi bagi Shikamaru, Nyonya Nara Junior suka menyuruh-nyuruh orang seenaknya percis Nyonya Nara Senior.

"Hei, ini pertehuan pertama kita. Ku rasa—"

BRAAAAK!! Wanita itu menonjok pohon yang berada di dekatnya dan menyebabkan sebuah lekukan mengenaskan terukir di batang pohon yang ditonjoknya.

OK, OK, fakta yang lebih baru lagi, Nyonya Nara Junior ternyata memiliki kekuatan monster, sesuatu yang tidak dimiliki Nyonya Nara Senior.

"Baiklah.." kata Shikamaru sambil menginjak rokoknya. "Merepot—"

"APA??"

"Ti-tidak.."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Temari said, "What a lazy ass. Dari kesan pertama aja udah keliatan kalau dia pemales gila."

Shikamaru said, "Merepotkan, lebih merepotkan dibandingkan ibuku."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Neji – Tenten.

Konoha disaat White Day,

"Tenten?" seseorang pemuda sangat amat teramat tampan menepuk pelan bahu seorang wanita keturunan dengan dua cepolan di rambutnya. Sang wanita menoleh dan terkesemia sesaat menatap sosok indah di depannya.

Entah darimana, sebuah lagu mengalun di kepalanya..

Sejenak dakupun terpana

Melihat dia di depanku

Dia menjerat hatiku

Menatapku tajam

Dengan segera Tenten berusaha kembali ke alam nyata. Tetapi walau sudah kembai kealam nyata, Tenten masih dapat menemukan sosok indah yang tadi dilihatnya di alam barzah, eh, alam mimpi.

"Hyuuga-san?" katanya sopan.

Lelaki itu mengangguk sekali.

"Hai, aku Tenten."

"Ya."

"Well, senang bertemu denganmu, Hyuuga-san."

"Cukup Neji."

"Baiklah." Kata Tenten masih agak canggung.

"Jadi.." kata mereka bersamaan.

"OK, kau duluan."

"Kau duluan saja."

"Ladies first."

"Baiklah. Ehm, mohon kerjasamanya untuk semuanya."

"Sama-sama."

Setelah perkenalan canggung tersebut, Neji segera membimbing Tenten untuk mengikutinya. Neji membawa Tenten ke mobilnya yang terparkir tak jauh dari tempat mereka bertemu. Dengan gaya gentleman, Neji membukakan pintu untuk Tenten dan mempersilahkannya untuk masuk.

"Kita akan kemana?" tanya Tenten bingung.

"Teserah."

"Maksudnya?"

"Adakah suatu tempat yang ingin kau datangi?"

"Ehm, tidak ada sih, tapi aku ingin segera pulang ke rumah dan tidur. Lumayan lelah, tadi malam aku syuting hingga larut malam."

"Baiklah. Ke rumah baru kita?"

"OK.

Neji menjalankan mobil sedang keluaran terbaru miliknya. Menyusuri jalanan Konoha yang lumayan padat. Maklum, ini White Day, jadi banyak pasangan bertebaran disetiap sudut Konoha. Huh, padahal bagi Neji, White Day hanya salah satu strategi dagang yang digunakan produsen permen dan coklat untuk menjual produk mereka.

Selama perjalanan, tidak ada suara yang keluar dari mulut mereka berdua. Masih terlalu canggung ternyata untuk menerima kenyataan kalau mereka harus bertingkah sebagai suami-istri. Awalnya Tenten biasa saja dengan keheningan tersebut, tapi lama-lama dia bosan dan mencoba mengajak Neji bicara.

"Neji.."

"Hn."

"Suka musik?" tanya Tenten sambil berusaha mencari topik pembicaraan yang enak.

"Ya."

"Musik seperti apa?' tanya Tenten.

"Apapun yang enak di dengar."

"OK. Jadi, bolehkah aku memasang lagu? Tadi aku takun kalau kau tidak terlalu tertarik pada musik."

"Silahkan."

Alunan intro lagu terdengar dari speaker di mobil Neji.

"Wow, aku tidak menyangka kalau kau suka lagu-lagu keras seperti ini." Kata Tenten saat mendengar intro musik I'm Not OK milik My Chemical Romance.

"Maksudmu?"

"Ya, dari penampilanmu, sepertinya kau penggemar lagu-lagu klasik dengan kesan elegan. Aku tak menyangka kau suka lagu seperti ini juga."

"Don't judge a book by its cover." Kata Neji simpel.

"Hahaha, iya."

Neji melirik sosok di sebelahnya. Dengan lancar Tenten menyanyikan setiap bait lagu I'm Not OK tanpa celah.

"I'm not OK..I'm not OK.I'm not OK..Yu wear me out.." nyanyi Tenten cuek.

"Hapal juga lagu seperti ini?" tanya Neji.

"Iyalah. Lagu pengantar tidur nih."

"Hoo, ku kira kau penggemar boyband dengan lagu kalem."

"Hahahaha, don't judge a book by its cover." Balas Tenten.

Neji tersenyum, atau tepatnya mengedutkan sudut bibirnya.

"Neji, kau suka menonton film?"

"Suka."

"Film seperti apa?"

"Ehm, apa yah. Aku lebih suka film action seperti James Bond."

"Wakh, sama lagi!!!" pekik Tenten.

"Oh yah?"

"Iya. Aku juga suka film perang-perang. Seperti apa yah? Oh yah, Escape from Huang Shi."

"Oh yah. Aku juga sudah menontonnya."

"Keren banget!!"

"Hn."

"Aku suka segala aspek dari film itu. Tegang, rame, dan tentu saja inspiring. Menumbuhkan rasa nasionalisme sebagai warga keturunan."

"Hn."

"Lain kali kita nonton film bareng yu!!" ajak Tenten.

"Baiklah."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Tenten said, "Neji? Cool dan punya banyak kesamaan seleran denganku. Semoga saja aku dan dia akan connect kalau ngobrol soal hobby dan selera kita yang sama."

Neji said, "Don't judge a book by its cover."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Ya pemirsa, begitulah pertemuan pertama mereka." Komentar Jiraiya setelah melihat video pertemuan pertama para pasangan itu.

"Hn, unik juga yah mereka." Komentar Orochimaru.

"Ya, aku tertawa melihat kelakuan mereka. Aaah, kalian membuatku semakin ingin mengikuti acara ini." Kata Tsunade.

"Ya sudah, ayou Tsunade-chan, kita jadi pasangan kelima." Jiraiya berteriak penuh nafsu.

"Like hell I will. Sana, kau saja dengan Orochimaru."

"Yaa..."

"OK, aku penasaran dengan Ino dan Sai." Kata Tsunade. "Kalian terlihat pasangan yang gila kalau dilihat-lihat."

"Memang. Suamiku—"

"ADEUUUUH..!!!" terdengar teriakan penonton dan menyebabkan Ino tertawa renyah.

"Iya, dia memang orang paling gila yang pernah ada."

"Dan Ino juga cewek paling manja yang pernah ada." Timpal Sai yang dibalas dengan sebuah tonjokan di lengannya oleh Ino.

"Tapi selain kalian, Temari dan Shikamaru juga agak ajaib." Kata Orochimaru. "Bayangkan, berantem di hari pertama pertemuan mereka."

"Hahahaha, itu semua memang salahnya. Iya kan?" kata Temari sambl menyikut-nyikut Shikamaru.

Shikamaru yang terlihat setengah tertidur langsung melek, "Ehm, acarnya udah selesai kan? Udah boleh tidur? Ngantuk gue."

"Heh, bangun, pemales!! Dasar!!" teriak Temari sambil menjitak Shikamaru.

"Huh, apa??"

"BANGUN!!!!!!!"

"Iya, iya. Dasar merepo—"

"APA??"

"Tidak." Kata Shikamaru dengan wajah horor.

"Uuh, benar-benar tipikal suami takut istri." Canda Tsunade. "Nah, ada dua pasangan lagi. Sakura dan Sasuke. Wow, melihat kalian sekilas, rasanya seperti melihat percintaan ala drama Korea."

"Ya, Sasuke-kun memang tidak banyak bicara, tapi tindakannya, cukup romantis." Menurut Sakura.

"OH YA??" pekik Tsunade.

"Hn." Sasuke hanya mengangguk pasrah.

"Ya, begitulah." Kata Sakura malu-malu tapi mau.

"Lalu terakhir, Neji dan Tenten. Sepertinya kalian punya hobby yang sama."

"Ya. Tentu saja." Jawab Tenten.

"Aku dan Neji sama-sama menyukai banyak hal. Mulai lagu, film, hingga olah raga, kami memiliki banyak kesamaan."

"Hahahaha. Semoga saja kalian memang cocok untuk menjadi pasangan." Canda Jiraiya.

"Ups, tidak terasa sudah memasuki akhir acara." Kata Tsunade.

"Ya, terasa begitu cepat yah waktu." Jiraiya menimpali. "Seperti lamanya aku menunggu cintamu, 40 tahun bukan waktu yang sebentar loh!!" lanjut Jiraiya.

"HUUUUUUUUUUUUUUUU.." teriakan celaan ditujukan pada Jiraiya.

"Huh, emang gue pikirin. Siapa suruh bego. Udah tau gue gak mau, lo masih ngotot." Kata Tsunade tanpa belas kasihan.

"Sudah-sudah. Sampai jumpa pemirsa minggu depan di waktu dan acara yang sama." Kata Orochimaru menutup acara.

"Yaaa, jangan lupan terus mengikuti acara ini karena masih banyak lagi kejutan-kejutan dari pasangan-pasangan ini."

"Ya, Saya Jiraiya."

"Tsunade."

"Orochimaru."

"Sampai Jumpa." Mereka bertiga berkata bersamaan.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx