I Love White Chocholate
"Hei Sakura!" panggil seseorang berambut cokelat agak panjang pada gadis didepannya.
Gadis berambut pink itu menengok dan mendapati cowok di belakangnya menunjukan dua batang cokelat putih yang berada di sela jarinya.
"Huwa...coklat!" seru gadis itu langsung menghambur memegang tangan cowok itu.
Cowok itu tersenyum penuh arti. "Aku sih mau-mau saja memberikan coklat ini...tapi..." katanya dengan penuh kepura-puraan.
"Ya?" kata Sakura ceria, menunggu kelanjutan syarat dari cowok itu.
"Pura-pura jadi kekasihku malam ini bisa kan?" tanyanya dengan nada membujuk.
"Eh"
"Mantan pacarku mengirimkan undangan ulang tahunnya. Aku sangat kesal karena dia menduakanku. Bisa kan kau bantu aku memanasinya?" ujar sang cowok menyebutkan keinginannya.
Sakura menampakkan wajah seolah berpikir.
"Aku akan memberikanmu 5 batang coklat putih setiap minggu selama tiga bulan kalau kau membantuku..." rayunya lagi.
"Lima...?" bibir sang gadis mengucapkannya terdengar senang. Cowok di depannya mengangguk.
"Tapi...kau harus bersikap seperti yang ku inginkan...aku tak mau mantanku curiga."
"Baiklah...kau tau itu tidak masalah buatku." Kata sakura membanggakan diri. Tentu saja, akting mudah baginya. Ia kan andalan klub teater setahun yang lalu.
"Nah, ayo kita persiapkan pertunjukan nanti malam." Ucap cowok itu menyeringai.
Gadis manis itu menggapai cokelat di tangan sang cowok dan ikut tersenyum menakutkan. "Baiklaahh..." ucapnya riang.
I love white chocholate
"Selamat ulang tahun Tenten..." ucap cowok berambut cokelat tersebut sambil bersalaman dengan seorang gadis bergaun putih.
"Selamat ulang tahun..." ucap Sakura dengan nada riang. Ia sekarang memakai baju putih dengan pita-pita pink mengiasi tubuhnya.
Tenten memandang tak suka pada Sakura. Baru sebulan ia putus dengan Neji, dan sekarang Neji telah menggandeng gadis lain ke ulang tahunnya. Ia sedikit menyesal gegabah meminta Neji untuk putus.
Tenten sadar, dia tidak sebanding dengan sakura. Tipikal mereka sangat berbeda. Tenten bukan tipikal pacar manis seperti Sakura.
Tiba-tiba saja muncul rasa iri dan marah di benak tenten. Harusnya dia bisa membuat Neji memaafkannya jika saja gadis pink itu tidak muncul. Wajahnya cemberut menatap Sakura. Tiba-tiba ia tersadar ketika sebelah tangan Neji berada di pinggang sakura.
"He...Neji-kun." Ucap gadis pink itu.
"Hm?" kata neji menatap sakura.
"A...aku malu, disini ramai..." ucap gadis itu.
"hm, baiklah, ayo kita pindah tempat." Kata neji membimbing sakura meninggalkan tempat itu. "Selamat tinggal tenten." Kata neji tanpa menengok.
Tenten tak bisa menahan lagi airmatanya yang jatuh ketika bayangan neji menghilang ke arah kolam ikan yang agak gelap.
Tamu yang tak sengaja memperhatikan kejadian itu mulai berkomentar.
"Dasar...sudah ku bilang jangan ragukan perasaan Neji, dia masih bertingkah. Terima deh akibatnya." Ujar gadis berambut pirang panjang.
"Hm..tapi aku baru tahu kalau sakura pacaran dengan Neji." Ujar cowok berambut jabrik pirang yang berada di sebelah kiri Ino.
Ino menengok ke arah Shikamaru, kekasihnya yang berdiri di sebelah kanannya.
"Tidak...biasalah...cokelat..." kata Shikamaru pada Ino.
Ino mengangguk. "Dasar sakura...segitu sukanya dia pada coklat putih." Gumam ino.
"Hah? Jadi sakura masih sering berakting seperti tadi demi coklat?" tanya Naruto kaget.
Tidak ada yang menyahut, mereka masih saja memperhatikan gadis yang berulang tahun yang sedang berduka di bawah sana.
"Hei teme, kenapa kau tak coba jadikan Sakura pacar, aku yakin Sakura tak kan menolaknya. Kalau ditolak, sogok saja dengan coklat putih seumur Hidup. Kau kan punya pabrik cokelat. Hahaha..." ujar Naruto pada Sasuke yang berdiri di sebelahnya.
"Jangan bodoh dobe. Dia itu idiot, mau-maunya menjual diri untuk mendapatkan coklat putih." Kata sasuke dingin.
Semuanya memandang ke arah Sasuke. Bisa-bisanya cowok dingin itu mencela seperti itu. Brr...benar-benar dingin.
"Sudahlah...lupakan..." kata Sasuke bergegas pergi karena dihujani tatapan horor dari ketiga temannya.
"Dasar teme, padahal Sakura-chan kan cantik." Ucap Naruto setelah kepergian sasuke. Ia memperhatikan langkah demi langkah sasuke menuruni tangga.
Ino menyentil dahi Naruto. "Katakan itu di depan Hinata, Naruto-baka!" kata Ino kesal. Sudah punya pacar malah memuji cewek lain. Kalau sampai Shikamaru yang begitu, pasti sudah dicincang Ino.
Naruto meringis sambil memegangi dahinya. "Aku cuma ingin teme punya pacar, kasihan juga kan dia tidak bisa melupakan cinta pertamanya." Kata Naruto membela diri.
Ino langsung tertarik. "Eh, cinta pertama? Siapa?" tanya Ino bersemangat. Telinga Queen of gosip itu langsung 100 kali lebih peka.
"Eh" Naruto panik karena dia keceplosan. "Tidak...memang aku bilang begitu ya?" katanya mengelak.
Saat penyangkalan itu ia melihat Hinata di lantai bawah. "Ah, Hinata. Aku ke bawah dulu." Kemudian ia langsung kabur.
"Mencurigakan..." kata Ino. Ia masih penasaran dengan cinta pertama Sasuke yang dingin itu.
