Curcol: Hallo semua! Aku baru balik lagi dari masa HIATUS alias Ulangan Akhir SMP! (*readers: gak nanya!*). Oh ya, aku buat fict ini sebagai pelampiasanku dari bebasnya UAS! (*readers: bacot!*). Ok deh, gomen, mulai aja ceritanya…-merinding liat deathglare para readers-

Title: Akatsuki's Ghost Camp

Summary: Markas Akatsuki dahulu sudah hancur akibat sebuah gempa. Dan sekarang, mereka menemukan sebuah gua tak terurus untuk dijadikan markas dan hal aneh mulai terjadi. "KYAAA!"/ "Sebenarnya tempat ini…"/ "Hiks…hiks…"/"Dimana Konan?"/ "Srettt!"/

Rate: K+

Warning: Terinspirasi dari rumah author yang lama di Pulomas, OOC, AU, gaje, typo, horror gak serem(malahan muka author yang lebih serem :P), and many gaje other things you can find here…

Disclaimer: Masashi Kishimoto is Naruto's Owner.

Author: Matsuyama Miharu / Syerrent Natasya.

Happy reading! Don't like, don't read, just click 'back' ^^\

.

Chapter 1: The Beginning

.

"GEMPA BUMI! LARI! SELAMATKAN BARANG KALIAN!" teriak sang leader pierchingan sambil lari kesetanan bernama Pain pake toa.

"WAAA! Tanah liatku…" miris seorang waria(?) berambut pirang dikuncir bernama Deidara ketika melihat tanah liatnya hancur tertiban reruntuhan. Segera saja, seorang pemuda berambut merah bernama Sasori menarik tangan Deidara agar tak tertimpa reruntuhan dan segera berlari keluar.

"Akkkhhh! Kisame! Helep!" teriak seorang pemuda keriputan penyandang klan Uchiha ini bernama Itachi sedang bersusah payah mengeluarkan ujung jubahnya yang tersangkut reruntuhan. Sedangkan yang dipanggil, seorang manusia berwajah hiu bernama Kisame, segera menghampiri partnernya yang sedang dalam kesusahan.

"SRINGG!"

Dengan sekali tebasan pedang samehada Kisame, Itachi berhasil mengeluarkan jubahnya. "Arigatou, Kisame, ayo lari!"

"HUWEE! Konan- sempai! Tobi takutt!" teriak seorang kakek kecil-?- bertopeng lollipop bernama Tobi sembari memeluk pinggang seorang gadis cantik berambut raven bernama Konan.

"Cup cup! Ayo kita cari jalan keluar! Ah! Itu dia! Ayoo!" ajak Konan sembari menggendong tubuh ringan Tobi di punggungnya dan berlari keluar.

"HUWAAA! UANGKU!" teriak seorang bercadar bernama Kakuzu diantara reruntuhan karena merasa uangnya tertimpa reruntuhan.

"Sudahlah Kakuzu! Ayo kita keluar!" teriak panik seseorang penganut Jashin bernama Hidan sembari menarik lengan partnernya, Kakuzu.

"Haduh! Tanamanku! Masukk!" teriak seorang manusia setengah tanaman Venus bernama Zetsu sembari membawa pot tanaman bunganya dan segera masuk kedalam tanah.

.

Sesampainya diluar, para Akatsuki pun meratapi markas tempat mereka tinggal hancur akibat gempa yang terjadi.

"B-bagaimana ini? Hiks…hancur sudah tempat perlindungan kita!" ratap Pain dengan mata berkaca- kaca.

"Markas kita hancur! Sehancur- hancurnya muka Kisame!" teriak Hidan. Sedangkan yang disebut namanya tak dengar karena masih menenangkan seorang kakek Itachi(*plakk*) yang trauma gara- gara ujung jubahnya nyangkut(?).

"Danna, terpaksa kita harus mengembara, un!" ucap Deidara sembari memeluk lengan Sasori.

"B- bagaimana, kalau kita mencari markas baru?" usul Konan yang masih mengelus kepala Tobi.

"Iya, tapi dimana?" tanya Sasori.

"Makanya itu, kita harus berkeliling-"

"APAAA! ITU JAUH(UN)!" teriak para Akatsuki (-ItaKonanTobi)

Tiba- tiba, lewatlah seseorang pria, sepertinya ia tinggal tak jauh dari markas mereka.

"Ehm, permisi, apakah anda tahu ada markas lain disekitar sini?" tanya Kisame seraya membuka percakapan.

"Tunggu, kalian akatsuki, kan?" Tanya balik orang itu. Akatsuki mengangguk.

"Oh, itu ada. Kira- kira 3 kilometer dari sini, kearah barat dan sampailah kalian. O ya, markas itu memang sudah dipesan oleh seseorang untuk kalian" terang orang tadi.

"S-siapa orang itu?" Tanya Kakuzu.

"Hmm..saya juga tak tahu, bahkan dia menitipkan surat ini padaku agar memberikannya pada Akatsuki, ini," ucap orang itu sembari member sebuah surat. Orang itu melanjutkan, "Tetapi ia berpesan agar membaca surat ini saat kalian sudah sampai di markas."

"Arigatou" ucap para akatsuki. Sedangkan orang misterius tadi sudah menghilang entah kemana.

"Kok orangnya hilang cepet banget ya?" ucap Sasori.

"Gua jadi merinding nih.." tutur Kakuzu sambil meluk duit- duitnya yang tersisa.

"Udah ah, mungkin itu perasaan lu aja kali," ucap Hidan. 'Padahal mukanya lebih serem dari setan.'

"Come on! Let's go!" teriak Pein masih pake toa yang tadi sambil mengepalkan tangan ke udara.

.

Sesampainya mereka di markas yang dimaksud orang tadi, mereka semua disajikan oleh suatu pemandangan yang cukup horror, rumput ilalang yang tingginya sudah mencapai setengah tinggi para akatsuki, pohon beringin(?) tua yang sangat lebat, bahkan sebuah sumur tua yang tak terurus.

"I-ini bener markas yang dimaksud?" Tanya Kisame ragu.

"Iyalah!" balas Hidan.

"Kok gua merinding ya, un?" tutur Deidara.

"Gua juga nih.." tutur Konan.

Sontak, yang lain segera menelan ludah melihat goa tak terurus itu. Tanpa basa- basi lagi, Pein segera menyuruh Itachi agar segera masuk kedalam markas(angker) itu dan yang lain menunggu diluar. Terpaksa, Itachi akhirnya masuk ke tempat itu.

.

10 menit kemudian, Itachi baru nongol dari markas itu.

.

"Chi, dalemnya gimana?" Tanya Zetsu.

"Hn. Biasa aja kok" ucap Itachi singkat, gak padat, dan jelas. "Udah yuk, masuk aja!"

Para akatsuki pun segera memasuki markas itu, kecuali Kisame. Itachi yang gak tega ninggalin partnernya itu, segera menarik tangan Kisame untuk masuk kedalam. "Udah Kis, gak apa- apa kok…" rujuk Itachi dengan tampang muka m-e-y-a-k-i-n-k-a-n. Segera saja Kisame menurut dan masuk kedalam.

Ketika para anggota sudah berkumpul dan tak ada yang tertinggal lagi, Pain mulai mengeluarkan peraturan barunya. "Ehem, dengarkan semua! Malam ini, saya akan membagi kamar kalian masing- masing, yaitu: Saya dengan Konan (tiba- tiba saja, ribuan pisau kertas melayang dibelakang Pein), eh, Tobi, Konan dengan Zetsu, Hidan dengan Kakuzu, Itachi dengan Kisame, Sasori dengan Deidara, kalian setuju?"

"Setuju sempai!" Tobi teriak kegirangan sambil lompat- lompat.

"Setuju!"

.

Akatsuki New Camp, 21.00 a.m.

"Hoahmmmm," terdengar suara Pain yang sedang menguap sambil membaca buku disebuah sofa. Melihat itu, Konan segera menghampiri Pain dan mengajaknya untuk tidur. Pain menuruti ajakan Konan dan masuk ke kamarnya.

.

"wussshhh…" (p.s : suara angin)

"D-danna, kok aku merinding terus ya?" Tanya Deidara kepada pemuda berambut merah yang berada disampingnya. Sasori mengangkat bahunya, arti ia tak tahu. Deidara hanya bisa menghela napas dan mulai menikmati tontonan tayangan televisi kesukaannya, yaitu film Twilight(?).

.

"Jashin-sama, Oh Jashin- sama!" latah Hidan ketika melihat sesosok bayangan yang muncul begitu saja di jendela kamarnya. Bayangan itu segera menghampiri Hidan yang tengah melakukan ritualnya. Hidan menutup kedua matanya dan…

"Woi, Dan! Kenapa lu?" tegur Zetsu yang mulai bingung akan tingkah Hidan. Hidan membuka matanya dan hanya menghela napas lega.

"Soalnya tadi gua liat bayangan di jendela," ngaku Hidan sambil memilin biji tasbihnya.

"Oh itu gua tadi, habis beresin taneman gua," tutur Zetsu.

"Oh.."

.

"Sempai, Tobi anak baek takiuttt…" ujar Tobi dengan suara diimutin sambil meluk lengan Kakuzu.

"Woi, kalo takut jangan meluk gua kali! Ganggu konsentrasi menghitung (duit) aja lu!" omel Kakuzu kesel gara- gara Tobi ganggu kegiatannya.

"Bruakhh!"

"Whaaa! Apa itu sempai?" Tanya Tobi sembari menunjuk kearah jendela.

"…" Kakuzu hanya diam sambil merinding juga.

Mereka sedang berada di ruang tamu yang berdekatan dengan sumur tua yang tak terurus itu. Dibalik sumur itu, tiba- tiba keluarlah sesosok wanita berambut panjang dan menyeringai keji kearah markas itu, lalu hilang…

.

"Sreeet!"

"B-bayangan apa itu?" gugup Kisame. Itachi yang mendengar ucapan partnernya, segera menghampiri Kisame, "Kamu kenapa?"

"T-tadi kayak ada bayangan lewat di jendela," ujar Kisame terang- terangan.

"Mungkin itu cuma perasaanmu saja, ayo tidur," bujuk Itachi. Kisame hanya menurut lalu menyelimuti dirinya sendiri dan berusaha melupakan bayangan itu. Mereka memang tidur sekamar. Tetapi, kamar mereka ternyata berdekatan dengan sebuah pohon tua yang lebat itu. Dibawah pohon tua itu, sesosok bayangan menyeringai kearah kamar Itachi dan Kisame lalu segera menghilang begitu saja.

.

\(^o^)/ TBC TO CHAPT 2 : Poor Kisame

Arigatou!

Notes: Gomen kependekan, review ya…..-senyam senyum-