TITTLE : I LOVE MY UNCLE
CAST : HUNHAN
GENRE : ROMANCE
RATE : M
AUTHOR : HYUNHOONHAN
DESCLAIMER : SEMUA CAST YANG ADA DI CERITA INI MILIK TUHAN YME,SM
KECUALI LUHAN YANG MILIK SEHUN SEORANG *PLAK
SUMMARRY : LUHAN YANG MENCINTAI TAMPAN DAN DINGIN SERTA SOMBONG ITU YANG YANG MEMBUAT LUHAN BERTEKUK LUTUT DI HADAPANNYA
WARNING : YAOI, PE TO THE DO TO THE FIL ALIAS PEDOFIL .NO BASH , TIDAK MEMAKSA UNTUK MEMBACA, TYPO(S) DI MANA MANA
KARENA INI FF YAOI PERTAMA SAYA
…
…
…
Present
Cerita ini berawal ketika luhan kembali ke Korea untuk melanjutkan pendidikannya. Ya, luhan saat ini akan melanjutkan jenjang SHS nya di Korea, tanah kelahiran ayahnya. Namun orang tuanya tidak bisa kembali ke korea karena ada urusan bisnis yang menahannya sehingga mereka tidak bisa ikut pulang ke Negeri Gingseng itu.
"Aishh.. aku sangat lelah, Kemanakah paman? katanya ia akan menjemputku di bandara." gerutu Luhan kesal.
Namun tanpa disadarinya seseorang berpakaian militer khas seorang Jenderal. telah berdiri dibelakangnya. Lelaki tinggi berkulit pucat itu tersenyum kecil sebelum menjulurkan kedua tangannya untuk menutup mata lelaki kecil yang sedang celingak-celinguk didepannya.
"Aku tau ini kau paman .. "ujar Luhan dengan ketusnya.
Selanjutnya seseorang yang berstatus sebagai pamannya itu hanya terkekeh kecil. Sepertinya keponakannya yang menggemaskan itu sudah terlalu hafal dengan kebiasaannya.
"Wah ternyata kau masih mengingatku, apakah kebiasaan paman tampanmu ini tidak bisa terlupakan olehmu eoh?"
"Ya.. Oh Sehun. Jangan pernah percaya diri bahwa kau itu tampan, kau itu hanya lelaki yang biasa saja menurutku. Ah, mungkin sedikit beruntung juga, karena kau kaya "
"Apakah princess ku ini sedang mabuk perjalanan, hm? Mengapa ia tidak mengakui bahwa pamannya ini sangat tampan? Aish. Lagi-lagi kau membahas kekayaan. Sayang jika kau iri dengan kakayaan yang paman miliki, paman bersedia kok mewariskan semua kekayaan paman untukmu"
Sehun tergelak ketika melihat rona merah yang menjalari wajah keponakan manisnya itu. Ck. Ternyata mudah sekali merayu bocah SMA ini.
"Kajja,, aku ingin cepat-cepat beristirahat " ujar Luhan sembari berjalan mendahului Sehun. Mengabaikan rayuan gombal perjaka tua itu.
"Lalu bagaimana dengan koper mu ini Lu?" tanya Sehun dengan wajah horornya. Jangan bilang jika dia yang harus membawanya. Damn! Harus ditaruh dimana muka Sehun yang notabennya adalah seorang jenderal menyeret koper pink yang berstiker hello kitty itu keliling bandara. Astaga! Bocah ini, benar-benar...
Luhan memutar tubuhnya- "Kau harus membawanya karena aku adalah tamu dan juga kau itu pamanku"-kemudian memasang senyum lebar di bibirnya Sehun Ahjussi, bawakan koper Lulu, ne~
Sehun berdecak sambal menyeret koper pink itu malas-malasan. Sial! Deer eyes kebanggan milik keponakannya itu selalu mampu membuatnya bertekuk lutut.
…
…
Sekarang ini mereka telah sampai di manssion milik Oh sehun. Rumah megah bergaya Eropa yang terletak di kawasan districk elit Korea Selatan. "Wah.. aku tidak menyangka jika rumahmu sebesar ini. Sekarang aku percaya jika kau memang benar-benar pengusaha sukses" ujar luhan berdecak kagum.
Sehun pun mengacak surai Luhan gemas "Bagaimana, kau bangga kan pada pamanmu yang tampan ini?" Luhan memutar bola matanya malas Jika mencari kekasih carilah yang kaya seperti paman Kata Sehun menasehati Ah, atau barangkali kau mau menikah dengan paman? Paman akan menjanjikan bongkahan berlian untukmu nanti goda Sehun dengan wajah sombongnya.
"Ya.. aku tidak akan pernah sudi menikah dengan mu! Kau itu sudah jelek, narsis, sombong pula. Mana mau aku denganmu huh!? Meskipun kau janjikan istana Pangeran William sekalipun aku tak tertarik..Bloo " ujar Luhan sambil menjulurkan lidahnya.
"Baiklah .. silahkan masuk Princess... Ujar Sehun sambil berkacak pinggang. Lebih baik dia mengalah dengan bocah labil ini dari pada terus beradu mulut, membuat mulutnya lelah saja.
"Aku bukan princess, aku prince karna aku ini seorang namja, dan jika kau memanggilku princess lagi, kau pasti tau akibatnya" Sungut Luhan.
"Apakah kau berani dengan ku? " tanya sehun sambil menaikkan satu alisnya dan menatap tajam Luhan.
Lelaki bermata rusa itu memilin-milin ujung hodie yang dipakainya sambil menggelengkan kepalanya "Aku...tidak berani dengan mu paman.." ujar nya kemudian berlari kecil kedalam rumah mendahului Sehun.
"Kkkkkk... tingkahnya membuatku gemas " ujar sehun pada dirinya sendiri.
…
…
…
Malam pun telah tiba ini. Sehun melangkah tergesa menuju kamar keponakannya. Sejak sore tadi Luhan mengurung dirinya di kamar. Sesaat setelah memekik heboh karena mendapat kamar besar dan perabotan yang lengkap Luhan jatuh tertidur karena kelelahan.
Tok..tok..tok..
"Lu turunlah, saatnya makan malam" Ujar sehun sambil mengetuk pintu kamar Luhan.
"Kau duluan saja paman, nanti aku akan menyusulmu "Luhan memekik dari bilik kamar mandinya. Lelaki bermata rusa itu baru saja memasuki kamar mandi untuk melakukan ritualnya membersihkan diri.
Baiklah. Paman menunggumu di bawah Sehunpun berlalu dari kamar Luhan menuju ruang makan.
Beberapa menit Sehun menunggu. Akhirnya remaja cantik nya pun datang. Luhan menuruni anak tangga sambil bersiul riang.
Glup
Sehun menelan ludahnya lamat ketika melihat penampilan luhan saat ini. Demi Tuhan! Remaja tujuh belas tahun itu tengah memakai kemeja putih transparan dengan ukuran yang melebihi tubuhnya dipadukan dengan hottpants diatas paha. Lekuk tubuhnya yang indah terpampang begitu jelas. Sehun sempat menahan nafasnya sejenak ketika melihat kaki jenjang Luhan yang mulus tanpa noda. Seketika pemikiran liarpun berlomba memenuhi otaknya. Sehun sepertinya harus mengusir pemikiran liar itu segera, jika tidak mungkin dia akan berbuat yang tidak-tidak pada keponakannya itu saat ini juga.
"Hey, paman maaf jika kau menunggu terlalu lama " ujar luhan dengan wajah tanpa dosanya.
"Ah.. n..ne..tidak apa apa " ujar sehun tergagap. Entah mengapa Sehun menjadi gugup tiba-tiba.
"Paman. Kenapa kau melihatku seperti itu? " Tanya Luhan menyelidik. Sehun segera memalingkan wajahnya. Sial! Sepertinya Sehun tertangkap basah ketika memperhatikan Luhan.
Sehun menatap Luhan sambil memasang senyum kakunya "Ani. Hanya saja sepertinya kau salah memilih ukuran baju. Err, bajumu kebesaran haha".
Siapa yang salah memilih ukuran baju, haish! Ini fashion yang lagi marak di Amerika, asal paman tua tau Luhan mencebik kesal. Sepertinya pamannya itu terlalu tua, hingga tidak mengetahui gaya berpakaian anak muda jaman sekarang.
Sehun melengos. Sialan bocah ini berani sekali mengatainya tua! Aish, jika saja bukan karena kepergok, Sehun tidak mungkin mengucapkan kalimat itu sebagai alasan. Cih, pakaian seperti itu juga Sehun sering melihatnya dimajalah bahkan ada yang lebih seksi lagi dari kemeja tipis itu, huh.
Sudahlah, cepat habiskan makananmu
Dan mereka pun melanjutkan makan malamnya
"Oh ya lu, apakah pada saat di New york, kau berpakaian seperti ini" Tanya Sehun di sela-sela kegiatan mengunyahnya.
Luhan sedikit berjengit. Menatap jijik makanan yang tersembur dari mulut Sehun. Dasar! Orang kaya tidak punya sopan santun. Bisa-bisa nya dia berbicara sambil mengunyah makanan "Haish.. telanlah makananmu terlebih dahulu sebelum bertanya! Luhan memekik jengkel jika di rumah aku selalu berpakaian seperti ini, memangnya kenapa?"
"Aniya, paman hanya bertanya .. "jawab Sehun setelah menelan bulat-bulat makannya.
Sedangakan luhan hanya tertawa dalam hati melihat tingkah sehun ,ternyata rencana nya berhasil
Flashback
Tok tok tok.. terdengar ketukan pintu dari luar
"Lu turunlah , saatnya makan malam" ujar sehun di luar pintu kamarnya
"Kau duluan saja paman, nantu aku akan menyusulmu ," jawab luhan
Setelah Luhan menyelesaikan acara mandinya dan Sehun yang sudah kembali ke ruang makan , luhan bingung iaharus memakai baju apa .
"Oh tidak.. aku harus memakai baju apa? sebaiknya aku memakai baju seperti biasa saja "
Tak lama kemudian sebuah ide jahil pun muncul di otak jenius xi luhan.
"Bukankah aku membawa kemeje appa? Ah.. aku akan memakai nya ,sesekali mengerjai perjaka lapuk itu tak apa kan , hahaha" ujar luhan tertawa nista.
Flashback end
"Baiklah ini sudah larut malam , kau harus tidur. Besok pagi paman akan mengantarmu ke sekolah barumu " ujar sehun
Saat ia akan meninggalkan ruang makan, namun tiba-tiba saja Luhan menahan pergelangan tangannya
Sret..
"Tunggu paman, Apakah aku akan tidur sendiri?"
Sehun hanya tersenyum mendengar penuturan keponakannya ini, ia pun mensejajarkan kepalanya dengan Luhan yang saat ini tengah duduk di kursi makan
"Ne , kau akan tidur sendiri. Wae? " Ujar Sehun menaikkan satu alisnya.
"Hm.. biasanya eomma akan mencium keningku sebelum aku tidur, karena aku sering mengalami mimpi buruk, jadi maukah paman menciumku? Pinta Luhan sambil memasang Deer eyesnya.
Oh tidak, Deer eyes itu lagi! Sialan! Sehun bisa mati kutu, jika keponakannya yang cantik itu terus memasang wajah memelasnya seperti itu. Astaga! Jangan sampai Sehun kelepasan.
"baiklah... Sehun mengembangkan senyumnya lalu mendekatkan kepalanya ke arah keponaknnya
Dan chu
Bibirnya mendarat di kening pria bermata rusa itu.
Wajah Luhan tiba-tiba merona. Oh rasanya amat menyenangkan, seperti ada kupu kupu yang berterbangan di perut Luhan. Menggelitik dan melilit-lilitnya hingga membuat jantung berdebar tak karuan.
Sehun yang awalnya hanya mencium kening keponakannya itu mulai tergoda dengan bibir manis itu, dan sehun pun menyatukan kedua belah bibir tersebut .Ia semakin memperdalam ciuman nya, Sehun melumat bibir Luhan begitu ganas. Tentu luhan kalah oleh ciuman pamanya. Luhan hanya bisa mendesah pasrah ketika Sehun menggigit bibir bawahnya "Akh..."
Dan kesempatan itu pun di ambil oleh Sehun untuk melesakkan lidahnya semakin dalam menuju rongga mulut Luhan, mengabsennya satu persatu menggunakan lidahnya yang panas. Lama mereka berciuman sehingga mereka tidak menyadari bahwa saat ini Sehun tengah terduduk dengan Luhan yang berada di pangkuannya.
"Cpk..cpkk.."
Luhan mendesah ditengah pagutannya. Wajahnya memerah dengan nafas yang tersengal. Sepertinya pria bermata rusa itu sudah mulai kehabisan nafas.
Luhan pun mencengkram bahu pamanya kuat-kuat, Sehun yang menyadari luhan yang kehabisan nafas, pun sepertinya tidak relanya jika harus melepas pagutan mereka. Namun Luhan mendorongnya begitu keras hingga membuat kedua bibir yang menyatu itupun terlepas.
"Cpkk..cpkk..hah..hah Luhan pun mengirup oksigen sebanyak mungkin ketika pagutannya terlepas.
Sehun mengusap lelehan salifa yang tertinggal diujung bibirnya dengan sensual. Pandangannya masih tertuju pada bibir ranum Luhan yang bengkak, rasanya Sehun ingin sekali memakan bibir manis itu kembali.
Tak ingin dipandangi secara lapar oleh pamannya terlalu lama, Luhan pun segera bangun dari pangkuan Sehun.
Chu
"Jaljayo paman... " ujar luhan sambil mengecup pipi kanan Sehun kemudian menaiki tangga untuk menuju kamarnya
Sehun hanya tersenyum, ia baru sadar bahwa ia telah mencium keponakannya itu dengan penuh nafsu. Entah setan dari mana yang telah merasukinya, yang jelas Sehun sangat bersyukur karena bisa mencicipi bibir keponakannya yang semanis buah anggur itu.
.
.
.
.
Tbc or End?
