"Oke, Soo. Kami pulang dulu, ya." Sehun berucap, lantas mulai berdiri.

"Ne, Soo. Kami pulang ya, masih banyak yang harus dipersiapkan. Jangan lupa datang, ne.." Luhan juga berpamitan dan mengikuti Sehun berdiri.

"Ah, ne.. ne… Hati-hati ya, dijalan." Aku berucap membalas ucapan pamit mereka.

"Pasti, Soo." Jawab mereka serempak.

Ku lihat Sehun langsung menggenggam tangan Luhan posesif sambil berjalan ke arah pintu apartemenku. Aku mengikuti mereka dari belakang guna mengantar mereka.

"Annyeong, Soo-ya…" Salam terakhir mereka sebelum meninggalkan apartemenku sambil melambaikan tangan. Dan aku hanya tersenyum sambil membalas lambaian tangan mereka.

.

.

.

Bbok Eum Dalk Present

"From It"

Cast : Oh Sehun, Xi Luhan, Do Kyungsoo, Kim Jongin

Support Cast : Another Exo members

Genre : Romance, friendship

Rated : T

Length : Chapter

Warn : BL/Yaoi, typo(s), DLDR, RnR juseyooo...

A/N : Annyeong... ada fic baru niiihh... ada yang kangen saya, nggak? Nggak ya? Yaudah. Okelah, saya terinspirasi dan mempersembahkan fic ini buat teman saya, Park Hara. Hehe... maafkan daku karena menjadikanmu objek fiksiku kali ini. Habis, aku penasaran sama kamu dan dia, jadi yahh... Aku harap kalian suka fic ini. Selamat membacaaa...^^

.

.

.

Aku masuk ke dalam apartemenku, kemudian duduk di sofa ruang tamu tempat Sehun dan Luhan baru saja bertamu. Kemudian pandangan mataku jatuh ke arah undangan yang terletak di atas meja. Yap, undangan pernikahan Oh Sehun dan Xi Luhan. Aku tak menyangka mereka akhirnya bisa sampai sejauh itu.

Lama-kelamaan mataku mulai terpejam. Kini perlahan-lahan sekelilingku mulai berubah. Segala perabotan di apartemenku berganti menjadi jejeran tempat duduk khas sekolahan. Aku merasakan kaos longgar yang dari tadi membalut tubuhku kini berganti menjadi seragam high school beserta blazernya yang membuatku agak sesak. Tiba-tiba, keheningan yang sedari tadi melingkupi apartemenku berubah menjadi suar-suara bising khas siswa-siswi yang sedang berceloteh di kelas sebelum dimulainya pelajaran.

.

.

"Hai Soo… Kau sudah lama datang? Tumben." Tiba-tiba Luhan yang merupakan sahabat sekaligus chairmateku datang mengejutkanku. Che, apa katanya tadi? Tumben?

"YA, Luhan-ssi! Apa maksudmu dengan kata-kata tumben, ha?! Ck, kau pikir aku semalas itu untuk datang pagi-pagi ke sekolah seperti gebetanmu itu?"

"Ya, ya… kenapa kau jadi sewot, sih? Dasar induk singa PMS!"

"Mwo?! Aku namja Luhan-ssi, namja! Aku tidak PMS dan aku itu tak akan menjadi induk! Sial kau!"

"Ck, makanya… pagi-pagi kok sudah marah-marah. Dasar belo aneh!"

"Aish!" Baiklah, aku hanya bisa kalah dalam perdebatan kali ini. Dasar rusa jelek!

Lalu kami terdiam cukup lama. Aku memang sedang tak ada bahan untuk dibicarakan.

"Hei, Soo… Kau tidak lihat Jongin? Kenapa dia tidak ada di kelas?" Tiba-tiba Luhan melontarkan pertanyaan untukku. Che, pertanyaan macam apa ini? Dikiranya aku cenayang sehingga bisa tahu dimana tepatnya si Kkamjong itu berada sekarang?

"Ck, pertanyaan tak berbobot apa itu? Kau tanya aku? Bukannya kau tahu kalau incaranmu itu suka telat datang pagi? Aneh kau."

"Ya, Soo… terus Soo, terus… terus saja kau berbicara keras-keras kalau aku sedang suka dengan Jongin. Lagian, siapa tahu hari ini dia datang cepat."

"Dengar ya, Luhan. Ini mulutku, jadi terserah aku mau bicara apa dan sekeras apa. Dan satu lagi, terus saja bermimpi kalau Jonginmu itu akan datang pagi-pagi ke sekolah."

"Ck, terserahlah belo PMS!" Lalu Luhan langsung diam sambil membuang muka. Dasar!

Tiba-tiba seongsaengnim memasuki kelas. Heeh? Memangnya kapan bel masuk berbunyi? Ck, mungkin gara-gara berdebat dengan si rusa aku jadi tak mendengar bel. Tapi, gebetannya si rusa ini belum masuk ke kelas. Muehehe… sepertinya si Kkamjong bakalan dihukum hari ini. Muehehehee… dan si rusa bakalan khawatir seharian… Aku bahagiaaaaa…

Tapi…

BRAKKK…

Tiba-tiba pintu kelas didobrak. Tampak Jongin memasuki kelas dengan terengah-engah sambil tangannya memegang pergelangan tangan seorang namja yang wajahnya sangat asing, ditambah ia hanya memasang ekspresi biasa dan tidak berlebihan seperti si Jongin yang seperti baru didemo massa. Dan, seketika kelas yang hening menjadi super hening ditambah aura mencekam seperti di kuburan.

"Hhh.. haahh… mi- hah.. mianhhae saem…" Jongin tampaknya ingin berbicara, tapi yang terdengar hanya suara nafasnya yang belum teratur. Ck. Jongin, kau benar-benar mencari masalah.

"Ck, kali ini apa Kim Jongin?" Wops! Sepertinya Hong seongsaengnim sudah mulai jengkel. Bisa terdengar dari nada suaranya yang ditekan sarat akan ancaman.

"Ommoo… kasihan Jongie… kenapa dia bisa terlambat dan ngos-ngosan seperti itu? L-lalu, siapa namja yang dipegang Jongie itu? Sialan! Bahkan dia berekspresi biasa saja padahal Jongieku seperti napasnya sudah mau habis seperti itu."

Ha? Aku langsung menghadap ke arah Luhan. Ck, Jongieku katanya? Dasar alay kau rusa jelek!

"Haah-hh… Mianhae, saem… Mi-anh... Keugaee..."

"Mwoya, Kim Jongin? Kau mau mengatakan apa?" Ck, Hong saem sepertinya sudah malas berurusan dengan Jongin.

"Eumm... begini saem..." Jongin tampak sedikit mendorong namja asing tadi agar berdiri ke tengah kelas.

Sementara itu Hong seongsaeng hanya menaikkan alisnya tak mengerti.

"Eum, begini. Aku tadi telat karena menunggu namja ini, saem. Dia murid baru di kelas ini, dan kebetulan dia tetanggaku. Jadi aku harus mengantarkannya, saem. Joseonghamnida, sudah telat saem..."

"O-ommo... Jongin baik sekali, sih. Dia jadi terlihat lebih tampan..." Kudengar makhluk disebelahku masih sempat ber-fanboying dengan suara pelan-,-

"Ck, kau pikir aku mau percaya padamu, Kim Jongin?! Kalaupun dia anak baru dia pasti bisa datang sendiri kesini, tak perlu kau antar-antar. Sekarang, kau berdiri di sana sambil mengangkat satu kakimu dan memegang telingamu. Arraseo?!" Hong saem menunjuk pojok depan kelas dan menyuruh si Kkamjong supaya menjalani hukumannya disana. Uuuu... so sad~

"K-keundae saem-" Jongin sepertinya mencoba membela dirinya.

"Tidak ada tapi-tapian. Sekarang kau berdiri disana! Dan kau murid baru, perkenalkan dirimu!"

Namja asing itu sedikit melirik ke arah Jongin yang akan memulai hukumannya. Kemudian ia mengalihkan tatapannya ke arah kami semua.

"Yeorobun, Annyeonghaseyo. Oh Sehun imnida. Bangapseumnida." Namja itu memperkenalkan dirinya singkat dengan nada yang sangat datar.

"Che, apa-apaan namja itu. Sudah anak baru, terlambat, membuat Jongieku dihukum, perkenalannya yang aneh, matanya tajam pula. Tak beretika. Sigh!" Kudengar Luhan mengumpat pelan-lagi-pada namja yang bernama Oh Sehun itu. Ck, aku setuju sih dengan Luhan. Dia kurang sopan, apalagi karena dia Jongin dihukum. Oke, aku tak berpihak pada si hitam itu atau pada Luhan. Tapi aku rasa, namja satu ini bakalan lebih daripada si Jongin.

"Geurae Oh Sehun-ssi. Kau boleh duduk di samping Luhan-ssi. Karena kau murid baru aku harus mengenalmu dan kau harus duduk di depan. Luhan-ssi, bisa kau angkat tanganmu? Dan Kyungsoo-ssi, kurasa hari ini kau harus duduk di belakang."

Che, gara-gara namja itu aku harus terpinggirkan. Dasar! Baiklah, sepertinya kali ini aku harus sepemikiran dengan Luhan untuk membencinya. Huh, aku benci duduk di belakang! Kendati begitu, aku tetap berjalan kesana karena aku tak mau Hong saem mengamuk padaku.

"Nah, sekarang kita mulai pelajarannya. Luhan-ssi, bisa kau bacakan halaman 57 sambil berdiri?"

"Ne, saem." Lalu Luhan mulai berdiri dan membacakannya.

"Baiklah, sudah cukup. Kau boleh duduk." Saem menyuruh Luhan menghentikan bacaannya saat dirasanya sudah cukup.

Sementara itu Luhan hanya mengangguk dan berniat akan duduk. Tapi...

BRUKK!

"YA, OH SEHUN-SSI!"

TBC

A/N : Hehee... tebeseh tuh... Bagaimana menurut kalian? Lanjut gak nih? Aku agak ragu soalnya. Jika ada yang mau lanjut aku akan lanjut. Jika kalian ngerasa ada yang kurang boleh di comment di review atau pm saya... Annyeong^^