Naruto Masashi Kishimoto

Fanfic Zee

Rate : T

Warning : AU, OOC, EYD yang tidak sesuai , Typho, alur loncat loncat, Aneh , dll.

.

.

Don't Like Don't Read

.

.

.

.

Dengan tenaga yang tersisa , gadis itu terus saja berlari. Bukan karena ia sedang dikejar sekelompok anjing, ataupun sekelompok warga yang mengiranya sebagai seorang maling . melainkan ia berlari untuk menghindari keterlambatannya kesekolah, 5 menit lagi jam pelajaran pertama akan dimulai, dan ia tidak mau kalau harus terlambat kesekolah . ini adalah hari pertamanya masuk sekolah setelah liburan musim panas kemarin. Blezeer hitam yang ia kenakan tidaklah terkancing , dasinya yang bewarna merah pun juga nampak tidak tertata rapi di leher sang gadis . Terus dan terus berlari agar ia tidak terlambat kesekolah, ia bahkan harus melewatkan sarapan paginya untuk tidak terlambat. Dan semoga saja permohonannya terkabulkan, untuk tidak terlambat menuju kesekolah.

.

.

.

"Kau gila Dekorin, hampir saja Anko-sensei memberimu hukuman" hanya gelengan ringan yang bisa gadis bermbut pirang itu berikan kepada sahabatnya saat mereka dikantin siang ini.

"Yah…. Sepertinya untuk kali ini Dewi Fortuna berpihak kepadaku" Gadis bersurai merah jambu sepinggang itu hanya bisa mendesah legah , karena ia tidak terkena hukuman dari Senseinya sang super killer, akibat hampir terlambat. Karena ia beralasan bahwa detik jam belum sampai keangka 12 , dan masih di angka 6 dan berkata bahwa sang Sensei yang masuk terlalu awal . sungguh alasan seperti itu mampu membuat sang Sensei percaya dan tidak membuatnya mendapatkan hukuman

"Ne~ Dekorin, memangnya apa yang kau lakukan hingga terlambat" Ino menatap cara makan Sakura yang seperti orang yang tidak pernah makan saja. Sebenarnya Ino teramat penasaran , karena Sakura adalah murid yang rajin dan jarang terlambat, tetapi kenapa untuk hari pertama masuk sekolah setelah liburan musim panar Sakura hampir terlambat –Hampir- . dan yang paling membuat Ino takjub akan sosok Sakura adalah disaat yang tertekan Sakura malah memakai alasan yang tidak logis , tetapi Anko –sensei yang bagi seluruh murid adalah guru terkiller seantero sekolah. Percaya akan alasan tidak logis milik Sakura, Mungkin lain kali Ino akan mencoba alasan Sakura tersebut jika ia terlambat , suatu hari nanti.

"Aku lupa bahwa ayahku telah pergi bekerja disaat aku masih terlelap, dan kurasa kau tahu sendiri kelanjutannya bagimana" Sakura terus saja mengunyah makannya , sejujurnya Sakura teramat kelaparan karena sedari tadi pagi, tidak ada satu pun makanan yang mengganjal perutnya ditambah materi fisika yang benar - benar menguras otaknya.

"Kau tidak takut gendut memakan itu semua" gelengan dari Sakura menjadi jawabannya, sebenarnya Ino juga ingin memakan makanan bebas layaknya Sakura akan tetapi ia harus menjalani masa diet untuk mendapatkan tubuh yang ia inginkan , Ino harus ektra bersabar . Karena apa bila diet yang ia jalani selesai ia akan mendapatkan tubuh yang ia inginkan , bukan berarti tubuh Ino saat ini gendut .

"Aku sangat lapar Buta"

"Kau tidak takut apa, kalau kau tidak punya pacar."

"Tidak" jawaban mantap dari Sakura membuat Ino mendengus dengan keras, mau bagaimana lagi pada dasarnya Sakura memang seorang gadis yang keras kepala. Harusnya Ino belajar dari Sakura bahwa , tidak usah takut akan gendut seperti apa yang Ino tidak inginkan . Untuk menjadi seorang gadis yang apa adanya itu lebih indah.

.

.

.

Bel pulang sekolah telah berlalu sejak beberapa menit yang lalu, kini Sakura mau pun Ino tengah berada dalam kelas mereka. Bukan karena piket kelas atau pun ada suatu masalah. Melainkan hanya duduk santai didalam kelas dan menikmati pemandangan langit. Ino dan juga Sakura berada dikelas yang sama namun dengan tempat duduk yang tidak berdekatan. Kini mereka tengan menduduki kelas XII, kelas mereka pun berada digedung lantai tiga .

"Ne~ Buta, aku merasa bahwa hidupku datar - datar saja" ucapan Sakura membuka suasana hening yang tercipta beberapa menit yang lalu.

"Kau tidak boleh berkata seperti itu Dekorin. Mungkin saat ini kehidupanmu sedang tenang , tetapi esok hari bagaimana ? kau tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada hari esok. Karena esok adalah sebuah misteri" benar apa yang dikatakan Ino kepadanya, akan tetapi, Sakura sangat malas untuk mendengarkan ceramah dari Ino . Dan lebih baik Sakura mengganti topik saja. Kalau Sakura tidak mengganti topik segera ,bisa dipastikan bahwa ino akan melanjutkan ceramahnya lagi.

"Buta… apa kau melihat Hinata -chan pagi ini? " –Gotcha- sepertinya pertanyaan Sakura akan membuat Ino mengalihkan Topik sebelumnya. Pertanyan Sakura memang benar apa adanya bahwa sang sahabat , Hinata . Tidak menampakkan dirinya seharian ini. Meskipun Sakura dan Hinata berbeda kelas , seharusnya Sakura bisa bertemu dengan Hinata dikantin, akan tetapi nyatanya tidak sama sekali.

"Aku juga tidak, tunggu dulu bukannya Hinata akan melakukan olimpiade Sains di Kyoto" Sakura menautkan alisnya karena ucapan Ino baru saja, seolah - olah ada yang salah dengan perkataan Ino.

"Aku tahu bahwa Hinata , akan mengikuti olimpiade Sains . tetapi bukankah seharusnya Hinata berangkat 2 hari lagi dan bukan hari ini"

"Benar juga apa yang kau katakana Sakura, tetapi mungkin saja HInata sedang menyiapkan perlengkapan olimpiadenya" Sakura hanya memutar bola matanya saat ia mendengarkan ucapan ino, yang menurutnya salah tersebut.

"Buta... kalau menyiapkan perlengkapan itu harusnya 1 hari sebelum berangkat " Sakura menekan setiap kata yang ia ucapkan seolah ia benar - benar kesal atas ucapan Ino.

"Ayo kita pulang" dari pada berdebat , dengan inisiatifnya Ino pun mengajak Sakura untuk pulang dan hanya dibalas sebuah anggukan kecil dari Sakura. Mereka pulang bersama , tidak jarang disepanjang perjalanan mereka , terdapat aksi adu argument atau pun lelucon yang membuat mereka berdua sama - sama tertawa lepas. Mereka berdua harus berpisah disaat telah sampai diperempatan jalan , karena jalan menujuh rumah mereka telah berbeda, dengan saling melambaikan tangan saat mereka berpisah.

Sakura tidaklah langsung pulang kerumah melainkan ia harus terlebih dahulu untuk pergi ke Mini Market , karena persediaan bahan makan dirumah hampir menipis. Sakura mengambil kereta belanja dan segera pergi kearah rak - rak beberapa kebutuhan yang ia inginkan. 15 menit berlalu , barang belanjaan yang Sakura inginkan telah masuk kedalam kereta belanjaannya, hanya kurang sebuah susu bubuk yang ia inginkan , akan tetapi susu bubuk didalam kaleng tersebut tidaklah terjangkau tangan Sakura, dan itu membuat Sakura beberapa kali melompat , tetapi tidak membuahkan Hasil. Hampir saja ia menyerah hingga sebuah lengan kokoh mengambilkan susu tersebut dan memberikannya kepada Sakura. Terdapat rona rona kemerahan yang menghiasi pipi Sakura , akibat ulah seorang pemuda tampan dihadapan Sakura.

"Terima kasih" Sakura mengatakan hal tersebut dangan malu – malu.

"Cepatlah tinggi" Sakura jadi kesal dibuatnya, seorang pemuda dihadapannya yang ia kira baik , ternyata adalah pemuda menyebalkan bagi Sakura. Segera saja sakura mengambil kaleng susu yang akan dia beli dari tangan pemuda didepannya dan segerah menaruhnya kelama kereta belanja. Dengan sangat disengaja Sakura segera menginjak kaki pemuda tersebut begitu saja dan segera pergi membayar belanjaannya. Pemuda tersebut bukannya marah , tetepi tersenyum dengan arti yang tidak bisa diartikan.

.

.

.

Akhirnya masakan yang Sakura masak telah selesai, dan semoga saja sang Ayah menyukai masakan Sakura tersebut. Sebenarnya Sakura tahu bahwa sang ayah akan selalu suka masakan Sakura apapun bentukknya dan Ayahnya tidak pernah memberinya kritikan , tetapi malah sebaliknya memuji masakan Sakura. Hari ini Saukua hanya memasak sup ayam dan juga ayam teriyaki. Setelah dirasa selesai Sakura hanya tinggal menunggu kepulangan sang Ayah tercintanya. Sebenarnya Sakura hanya tinggal bersama sang Ayah saja, dan ia tidak mengetahui bagaimana wajah sang ibu, karena bila Sakura bertanya maka sang Ayah tidak pernah mau menjawabnya. Dan Akhirnya Sakura seolah mengerti bahwa sang Ayah tidak mau ia membicarakan ibunya lagi. Jauh didalam lubuk Sakura sebenarnya ia sangat mengharapkan akan adanya figure seorang ibu didalam kehidupannya, dan sudah berulang kali Sakura menyuruh sang Ayah untuk segera menikah tetapi , ayahnya tidak mau dan mangatakan kepada Sakura bahwa masih belum ada wanita yang cocok untuknya saat ini.

"Tadaima~" suara berat seorang lelaki segera menyadarkan Sakura dari lamunannya. Sakura segera berlari menuju orang tersebut, yang tentu saja adalah ayahnya.

"Okaeri , Otou-san" Sakura segera menerjang tubuh lelaki berjas Dokter tersebut dan memeluknya dengan erat.

"Aku telah memasakkan Otou -san makanan kesukaan Otou -san heheheheh…" pria berambut putih itu hanya tersenyum menanggapi perkataan Sakura baru saja. Dan sepasang ayah dan anak itu pun segera pergi menuju meja makan.

.

.

.

Jam tujuh tepat, Sakura yang telah selesai menyelesaikan tugasnya kini nampak sedang bersantai didepan televisi dan sedang menonton acara televisi favoritnya. Sakura duduk disebelah ayahnya disofa . Sakura mulai menyandarkan tubuhnya ketubuh sang ayah, hingga sebuah dering telefon rumah membuatnya terlonjak kaget.

'KRIINNGGGGG'

Mau tidak mau Sakura akhirnya yang berniat mengangkat telefon itu, Sang ayah nampak sangat sibuk dengan laporan - laporan kesehatan para pasiannya. Dengan langakah asal asalan Sakura pun mulai menuju telefon rumah dan mengangkatnya dengan raut malas.

"Halo dengan, Keluarga-"

Belum sempat Sakura menyelesaikan perkataannya, tetapi seorang disebrang talah mendahului ucapan Sakura. Mata sakura terbelalak labar ,saat suara yang begitu familiar menyapa gendang telinganya. Setelah telefon dimatikan oleh orang disebrang telefon, telefon yang Sakura pegang meluncur indah kebawah. Perkataan orang disebrang telefon terngiang jelas didalam benak Sakura.

'Tidak…'

.

.

.

.

.

To Be Continue

.

.

A/N :

Ohayo Gozaimasu Minna-san. :D.

.

.

Ini fic yang zee anggurin dari bulan september kemarin dan kayaknya udah berdebu di folder lepi, terbukti dari zee yang udah mulai lupa gimana alurnya eheheheh :D

Dichap 1 ini , konfliknya masih belum nampak kok hehehe… :D .Zee akan membuat cerita ini dengan alur yang tidak cepat :3 alias santai, tapi tenang kok bakalan ada konflik nantinya , ditungguin aja :3

Hayo….. apakah ada yang bisa menebak Siapa tokoh yang berperan menjadi ayah Sakura, udah aku tulis loh ciri cirinya . Yang pasti cowok , berambut putih, ada diAnime Naruto #yaiyalahmasa'AnimeAPH*plakk…

Ok … silahkan Direview , Review kalian adalah semangatku untuk ceriku kali ini :3.

.

.

Sign

*Zee*

(Itachi's sister)