Senile Advesary [1] # Sehun & Kai – PG15
Brothership, Family
Disclaimer : no siders or copycat and bashing . Plot is pure mine.
[DEDICATED FOR SEKAI SHIPPER]
SeKai / HunKai / Sehun x Kai
Oh Baiklah minggu ini adalah minggu terburuk bagi Jongin. Ulangan mendapat nilai limapuluh, selalu terlambat sekolah, bahkan kemarin baru saja ia dipanggil ke ruang BK karena berkelahi dengan Sungyeol. Minggu ini benar-benar minggu tersial. Belum lagi, tadi pagi, Jongin menabrak kakak kelas yang merupakan seorang gangsta di kantin sehingga makanan yang ia pesan tumpah mengenai bajunya. Dan sekarang .. ia mendapat berita yang tidak mengenakkan. Ayahnya akan menikah lagi. Oh tidak! Ia tidak suka, bahkan ia menolak mentah mentah jika ayahnya menikah lagi. Namun apa daya, semua ini nasi telah menjadi bubur.
Ya, Ayahnya menikah lagi. Ibunya sudah meninggal saat Jongin masih kecil. Jongin sangat merindukan ibunya, merindukan sosok ibu. Namun ia tidak ingin mempunyai ibu tiri. Ia takut seperti yang ada di film-film. Ibu tiri selalu jahat dan kejam. Tidak hanya di cerita Cinderella saja, namun drama drama yang ada di tv juga menceritakan seperti itu. Ia takut akan bertemu dengan sosok ibu tirinya tersebut.
Saat ini, Jongin tidak ingin pulang ke rumah. Sedari tadi, appa menelponnya. Damn. Ayahnya pasti kebingungan karena ia tidak pulang. Hei ayolah ia baru saja berumur enam belas tahun. Ia pasti sudah bisa mandiri.
Perlahan ia mencoba mengangkat telponya. "Halo, appa?"
"Jongin-ah, kau dimana?" tanya ayahnya
"Aku disekolah, ayah" jawabnya
"Kenapa belum pulang, ibumu sudah sampai di rumah, ia sudah menunggumu"
Dan aku tidak ingin bertemu dengan ibu tiriku appa
"Aku sedang kerja kelompok ayah"
"Baiklah, cepat pulang nak"
Jongin mendengus kesal. Ia tidak mau pulang. Tapi apa boleh buat. Ayahnya pasti kecewa. Karena, selama ini Jongin selalu di cap baik oleh semua orang. Jongin yang baik hati. Jongin yang ramah pada semua orang. Jongin yang sopan. Jongin yang suka menolong. Jongin yang polos. Jongin yang tampan. Jongin yang pintar. Jongin yang rajin. Jongin yang selalu digilai oleh semua murid sekolahan. Yap. Ia cukup terkenal di kalangan laki-laki ataupun perempuan.
.
.
"Aku pulang" ujarnya. Ia mendapati sosok perempuan sekitar berumur tiga puluh empat sedang duduk manis di ruang tamunya. Ia membungkuk. "Jongin-ah, ayo beri salam pada ibu barumu" ujar ayahnya
"A-anyeong" sejujurnya Jongin tidak akan sudi melakukan ini.
"Dan ini .. adik barumu, Oh Sehun"
"Anyeong oh sehun imnida"
Laki laki itu mencelos. Adik? Namja tiang ini bisa disebut adik? Ah dia namja. Sungguh ia membenci dua orang yang berada di hadapannya. Keluarga barunya. Ibu baru dan adik baru. Sebenarnya ia tidak mau mengakui hal ini.
"Oh Sehun, kamarmu ada di lantai dua, karena di lantai dua hanya ada dua kamar, jadi kamarmu berada di seberang kamar Jongin. "Jongin-ah, antarkan adik barumu ini. Setelah itu kalian turun untuk makan malam"
"Baik appa"
Jongin melangkahkan kakinya diikuti dengan namja bernama Oh Sehun tersebut. Setelah sampai di lantai dua, Jongin segera membuka kunci kamar tersebut yang memang sudah tertata dan dibersihkah oleh ayah Jongin" "Ini kamamu, masuklah. Dan segera turun" ucap Jongin dingin kemudian namja berkulit tan tersebut segera masuk ke kamarnya yang berada di seberangnya. Oh tidak, lelaki itu berubah menjadi dingin setelah keluarga barunya itu datang. Jongin yang ramah, ada apa dengan dirimu?
Jongin segera mandi dan berganti baju dengan baju santai kemudian ia segera turun kebawah. "Malam ayah" ujar Jongin. "Halo ibu, halo Sehun" ujarnya. Ia berusaha ramah sepalsu mungkin.
"Baiklah, kali ini. Jongin-ah mulai besok kau akan berangkat sekolah bersama dengan Sehun. Sehun dan kau akan satu sekolah dan mungkin berada di kelas yang sama. Jadi, ayo menjadi saudara yang baik" jelas ayahnya
"Satu kelas?" Jongin tidak percaya. "Aku dan dia? Ayah bilang dia adikku"
"Dia seumuran denganmu, Jongin-ah, tapi berbeda beberapa bulan. Dan kau lebih tua tiga bulann darinya" jelas ayah Jongin
.
.
.
Jongin bingung mengapa hal ini terasa begitu cepat. Saat ini ia berada di atas tempat tidurnya. Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Tapi ia masih belum mengantuk. Ia sungguh sangat membenci keluarga barunya. Ia sangat membenci Oh Sehun. Ya. Sehun. Adik barunya. Sangat menyebalkan. Ia sangat iri dengan namja itu, Oh Sehun. Ia jauh lebih tampan dari Kim Jong In. Tingginya, satu centi meter lebih tinggi dari Kim Jong In. Kulitnya Jauh lebih putih dibandingan namja berkulit tan itu. Kulitnya halus dan putih nya seputih susu. Bahkan namja itu dapat di kategorikan hamper sempurna.
Jika Oh Sehun dan dia sekelas, maka nama Jongin, the almost perfect man di sekolahnya akan terancam.
TBC
