True Story ver. Vocaloid
First fanfic! Gimana jadinya kalau true story di dunia nyata ini, diperankan Vocaloid?

Disclaimer :
Vocaloid itu milik Crypton Fuji Media Corp. dan Yamaha Inc.
Cerita ini milik author Yuumi.

Warning :
Typo, sangat GAJE, tidak menerapkan EYD, berantakan.

Yuumi : Halo! Ini fanfic pertamaku!
Mikuo : Yakin?
Yuumi : Yakin =="
Kaito : Bukannya author udah bikin banyak cerita?
Yuumi : Tapi ini kan yang terbit pertama! xD
Len : Kebiasaan author itu, kalo udah bikin cerita, kadang gak dilanjutin, bahkan dibiarin aj–
Yuumi : Hei! Jangan mengumbar-ngumbar aib!
Len : Tapi kan itu kenyataan!
Yuumi : Len itu kalo malem malem suka ngajak ngomong pisangn–
Len : Jangan mengumbar-ngumbar yang tidak benar!
Yuumi : Itu kan benar, aku ada fotonya!
Len : *ngambil roadroller*
Rin : Hoi! Udah kepanjangan! Langsung aja kita ke cerita xD

.

1. Tidur : Prank(?)
Minggu itu, Gumiya sedang mencari Gumi, karena Gumi telah berjanji untuk menemaninya membeli wortel di market sebelah.

"Gumi-nee! Gumi-nee mana sihh?!" gerutu Gumiya.

'Oh iya, Gumi-nee kan di kamar,' batinnya.

Setelah menyadari bahwa Gumi di kamar, Gumiya pun masuk ke kamar Gumi tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu.

"Gumi-nee! Nee-chan sudah berjanji kan mau temani aku beli wort–" Gumiya yang tadinya teriak langsung hening, karena ternyata nee-channya masih tidur.

"Yah, Gumi-nee masih tidur. Daripada ganggu nee-chan, aku pergi sendiri saja deh." kata Gumiya. Ia lalu meninggalkan kamar Gumi.

Setelah Gumiya pergi, Gumi perlahan membuka mata perlahan untuk memastikan apakah Gumiya masih ada. Setelah melihat Gumiya sudah tidak ada pada tempatnya lagi, ia bangun dan menyeringai.

"Rencana untuk pura-pura tidurku selalu berhasil" ucap Gumi pelan.

Well, Gumi memang pintar xD

.

2. Meja Sekolah
"Baiklah anak-anak. Hari ini adalah penentuan kalian akan duduk dengan siapa! Biar kalian tidak berisik, kalian akan Sensei dudukkan dengan lawan jenis." kata Luka-sensei. Tampak semua murid di kelas 5-3 itu ingin protes, tapi tidak jadi karena mereka terlalu takut.

"Hatsune Miku, dengan Hatsune Mikuo." kata Luka-sensei.

Miku dan Mikuo terkenal di kelasnya akan 'Sayur Berisik'. Meskipun bermarga sama, mereka bukan satu keluarga dan satu darah. Mereka sama-sama berambut teal, menyukai negi, dan berwajah mirip. Banyak yang mengira mereka kembar / sangat dekat, padahal kenyataannya sangat berbalik dengan itu.

"Kenapa saya harus bersama dengan d–"

"Tidak ada bantahan! Membantah atau kalian saya kurangi nilainya" kata Luka-sensei. ia melanjutkan acara penjodohan tempat duduk itu. (?)

Sementara itu di tempat Miku dan Mikuo...

"Jangan macam-macam kau! Sampai kau macam-macam, aku tak segan-segan membunuhmu." kata Miku pelan. Tatapannya tajam dan menunjukkan kebencian. Mikuo pun sama.

"Siapa yang mau macam-macam dengan kau? Kau yang jangan macam-macam ke aku! Aku akan menghabisimu sebelum kau membunuhku." balas Mikuo.

"Bagaimana kalau kita membuat perjanjian? Aku akan menggarisi bagian tengah meja ini. Itu adalah garis batas 'wilayah' kita. Yang melewati garis batas ini dianggap melanggar perjanjian, dan itu wajib dihukum. Setuju?" usul Miku, dengan nada dingin.

"Setuju. Biar aku yang menggarisi. Kau tidak pandai dalam matematika, dan tidak akan pernah pandai dalam matematika! Jadi, daripada nanti malah tidak adil dan aku kebagian sedikit, aku yang akan menggarisi. Aku tidak akan curang, tenang saja." kata Mikuo lalu menggarisi tengah meja itu.

.

3. Ring Snack (gak disensor biar greget)
"Mizki-chan! Lihat aku bawa apa!" kata Yuuma bangga, sambil mengambil snacknya dari dalam tas.

"Wah, snack! Kebetulan aku sedang lapar! Apa nama snacknyaa?" tanya Mizki. Ia menatap snack itu dengan mata berbinar-binar.

"Ini namanya, lihat saja!" kata Yuuma sambil menunjukkan bungkus snacknya. Di sana tertera tulisan 'Ring'. (Ring Suzune : kau memanggilku? / author : bukan kau! Nanti kau ada giliran sendiri *ngusir Ring*)

"Hmmm.. Ring...! Snack yang bolong-bolong itu 'kan?" tanya Mizki. Yuuma mengangguk.

Mereka memakan snack itu sambil menonton TV. Kedua anak berumur 7 tahun itu tampak sangat menikmatinya.

"Yuuma-kun, lihat! Aku punya cincin 'loh!" Mizki menunjukkan tangan kanannya. Di jari telunjuknya, sebuah snack Ring terpampang jelas.

"Wahh, aku juga mau! Hei Mizki-chan, lihat! Cincinku banyak! Ada di seluruh tanganku!" Yuuma menaruh satu Ring di setiap jarinya. Sekarang semua jarinya telah dipenuhi oleh snack tersebut.

"Hahaha! Ayo kita makan cincin kita!" kata Mizki. Ia lalu memakan 'cincin'nya.

"Tunggu aku Mizki-chan!" Yuuma segera melahap semua snack yang ada di jarinya. (Readers : mulutnya gede banget...)

.

4. Yang Duluan..
"Lui-kun, ke taman deket sini, yuk!" ajak Ring.

"Ayooo! Yang duluan sampe menang ya!" tantang Lui.

"Oke!" kata Ring.

Lui dan Ring sama-sama tidak ingin kalah. Tentu saja, siapa yang mau kalah? Tapi alasan utama mereka tidak mau kalah, karena mereka telah membuat perjanjian, orang yang kalah harus mentraktir orang yang menang makanan favorit mereka sepuasnya selama 1 hari.

Mereka pun akhirnya berlarian ke taman yang tak jauh dari rumah mereka. Dan karena Ring adalah orang yang dari dasarnya suka olahaga, Ring hampir memenangkan lomba itu. Tapi, setelah mereka hampir dekat dengan taman, kira-kira 5 meter, Lui mengganti lombanya.

"Yang duluan nyampe kalah!" Lui berkata tepat Ring sampai di taman.

Raut muka Ring yang awalnya tersenyum penuh kemenangan, kini menunjukkan muka tanda ia akan protes.

"Hei, apa-apaan itu! Kau mengganti lomba tepat ketika aku sampai ke taman!" ujar Ring, tak menerima.

"Terserah aku! Kan, aku yang mengadakan lomba! Berarti aku berhak mengganti lomba," kata Lui. Mukanya santai dan biasa saja. Ia tidak menyadari bahwa orang yang diajak bicaranya itu sudah darah tinggi.

"LUI MENYEBALKAN!" teriak Ring.

"Eh?"

Tiba-tiba, Ring menyeringai. Ring mendekat ke arah Lui. Kebetulan di belakang Lui ada lubang lumpur.

"Yang mundur menang!" kata Ring.

Spontan Lui pun langsung mundur, lalu masuk ke dalam lumpur.

"Yang mundur kalah, maksudku." kata Ring, santai. Mukanya menunjukkan sebuah kepuasan, kepuasan atas dendamnya yang tercapai.

Lui pun berdiri. "Hei! Apa itu?! Kau sengaja menyuruh mundur supaya aku jatuh ke lumpur, lalu kau mengganti lombanya?!"

"Bukankah itu yang kau lakukan padaku?"

Mereka bertengkar hingga akhirnya mereka sepakat untuk saling mentraktir satu sama lain.

.

5. Segala Macam 'Kesewotan'(?)
Neru terkenal sebagai orang yang 'nyolot' kalo mood nya lagi gak stabil, dan Nero terkenal sebagai orang yang sangat sabar akan apapun.

Pada suatu hari, di sekolah Nero tak sengaja menyenggol HP Neru yang berada di meja dan akhirnya terjatuh. Neru yang sangat sayang pada HP-nya pun marah, emosinya sekarang tidak stabil. Sifat 'sewot'nya perlahan muncul.

"Neru-san, gomen! Aku benar-benar tak bermaksud untuk menjatuhkan hp-mu! Sekali lagi gomen!" kata Nero sambil membungkukkan badan.

"Apa yang akan kau lakukan untuk HP-ku setelah terjatuh? Hanya meminta maaf?" Neru benar-benar kesal sekarang.

"Gomen! Aku sudah mengeceknya! Itu tidak rusak 'kok! Sekali lagi gomen!" kata Nero.

"Terserah kau!" kata Neru.

"Neru-san, kau sangat menyayangi hp-mu ya?" tanya Nero.

"Kalo iya kenapa kalo enggak kenapa?"

"Kenapa 'sih, kamu sayang banget sama hpmu?"

"Kepo! Kau siapaku? Kau tak berhak mengaturku!"

"Aku temanmu! Bukankah aku berhak?"

"Aku tak pernah menyuruhmu menjadi temanku!"

"Aku juga pernah kok dijatuhkan HP-nya, tapi aku tidak marah."

"Siapa?"

"Aku!"

"Yang nanya?"

"Neru-san menyebalkan!"

"Masa?"

"Bodo!"

Perdebatan ini pun pada akhirnya berakhir karena bel sekolah yang berbunyi.

.

Gomen minna, cuman segini ;-;
Mind to RnR?
Aku usahain minggu depan chap 2 x3
Ada yang pernah kalian lakuin dari salah satu cerita(?) di atas gak? 'w'
Yang punya ide / salah satu true story kirim ya!
Arigatou minna udah mau baca ^~^ soalnya ini GAJE pake BANGET xddd