Okay! Cerita baru lagi! Namun ini...
Wa & Aupu: REQUEST DARI YUUKI MOON CHAN!
Wa: karena kebetulan dapet inspirasi, lebih baik kita tepati request!
Aupu: bukan karena berat hati atau terpaksa, namun Wa-san sebenarnya sangat suka Xing Cai.
Wa: shut up, you make me blush... Tapi, DYNASTY WARRIORS SELAMANYA MILIK KOEI! JIKA DYNASTY WARRIORS MILIK WA, WA NIKAHKAN XING CAI DAN GUAN PING DAN HIDUP BAHAGIA SELAMANYA! FUAHAHAHAHAHAHA!
Aupu: *sumpel mulut Wa pake Mic* sebaiknya kita mulai! THANX!
Di bawah pohon berwarna coklat dengan daun-daun berwarna merah jambu yang gugur secara teratur. Di antara beberapa pepohonannya, ada seorang lelaki tengah tertidur di bawah pohon tersebut. Sambil mendengur sedikit mengartikan nyenyak.
DUAK!
"Huaaaa!" kaget lelaki itu, saat mendengar suara benturan yang keras tepat diatas kepalanya.
"Mau sampai kapan tidur hah? Ini sudah waktunya latihan bersama Yang Mulia Liu Shan" ucap seorang wanita, setelah selesai memukul pohon diatas kepala lelaki itu.
"Ya, sudah" jawab lelaki itu bangkit dan menguap lebar.
"Ayo, Yang Mulia Liu Bei tidak akan senang jika kau berlama-lama"
Wanita itu membalik badannya, namun tiba-tiba berhenti saat ada suara yang memanggilnya. Wanita itu membalik wajahnya, bukan badannya.
"Hei, Xing Cai. Bukankah lebih enak jika melihat bungga Sakura berguguran?" ucap lelaki itu berputar-putar ria.
"Tidak, tugas adalah tugas" ucap wanita, atau lebih baik yang kita kenal, Xing Cai.
Lelaki itu tersenyum kecil, selain pendiam dan penurut, Xing Cai juga tipe Tsundere. Sempurna.
"Kenapa tidak latihan disini saja?" tanya lelaki itu, atau lebih baik yang kita kenal Guan Ping, masih berputar-putar ria.
"Itu bisa, akan ku panggilkan Yang Mulia Liu Shan" jawab Xing Cai. Telah memilih pilihannya dengan gampang.
Xing Cai kembali menatap kedepan dan berjalan meninggalkan Guan Ping, Guan Ping tidak punya pilihan lain selain duduk kembali di tempat utama. Dia menyenderkan punggungnya dan kembai tertidur.
Baru bangun langsung tidur lagi? Luar biasa.
Setelah agak lama, Xing Cai dan Liu Shan sudah sampai. Xing Cai yang berada di belakang Liu Shan hanya menatap marah kepada Guan Ping yang sudah terlelap LAGI. Xing Cai berjalan mendahului Liu Shan dan kembali memukul pohon yang tepatnya diatas kepala Guan Ping.
"Huaaa!" teriak kaget Guan Ping sekali lagi.
"Maafkan saya Yang Mulia Liu Shan, Guan Ping memang tidak bisa diandalkan" ucap Xing Cai menunduk dengan sebelah lutut menyentuh lantai didepan Liu Shan.
"Ahahaha, tidak apa-apa..." ucap Liu Shan, mengipas-kipas tangannya pelan.
"Ah, Yang Mulia Liu Shan. Anda akan latihan bersama kami!?" ucap Guan Ping kesenangan.
"Tentu saja, bodoh. Mengajari ilmu pedang kepada Yang Mulia Liu Shan itu tugas kita berdua!" bentak Xing Cai.
"Uh... Yang Mulia Liu Shan... Xing Cai membentakku..."
"Ahahaha, sudah, sudah, ayo sekarang sebaiknya kita latihan..." ucap Liu Shan lembut.
"Ehm? AH! Hamba lupa membawa pedang!" ucap Guan Ping setelah melihat sekeliling.
"Si bodoh ini!" ucap Xing Cai mengepalkan tinjunya, namun dihentikan oleh Liu Shan.
"Sebaiknya saya mengambil pedang Guan Ping" ucap Liu Shan, tidak lepas dari senyuman lembut itu.
"Yang Mulia Liu Shan!? Untuk apa Yang Mulia menolongnya?" tanya Xing Cai tidak terima.
"Tidak apa-apa, saya bosan hanya duduk di Istana tanpa melakukan apa-apa selain belajar dan membaca... Hehe, saya permisi"
Liu Shan menunduk, naun tetap saja Xing Cai tidak bisa menerima tundukan Liu Shan yang begitu sopan. Liu Shan membalik badannya dan berjalan dengan tenang.
"Tinggal berdua lagi..." ucap Guan Ping meletakkan kedua tangannya dibelakang kepalanya.
"..."
BLETAK!
"A, aduh!" rintih Guan Ping saat Xing Cai memukul kepalanya.
"Pikiran kotor harus di bunuh... Kalau boleh pemiliknya juga dibunuh" ucap Xing Cai, seperti siap membunuh.
"Hu, huaaa Xing Cai... Jangan memukulku lagi.. Sakit sakit..."
Xing Cai menghela nafas dan melipat tangannya didepan dada sambil menatap kedepan. Menunggu kedatangan Liu Shan, Liu Shan tipe yang tenang dan sabar. Pasti lama sekali untuk menunggunya kembali.
"Hei, Xing Cai~ Yuhuu~" ucap Guan Ping sedikit bernada menggoda.
"APA!?" jawab Xing Cai ketus.
"Ehm... Kita akan berperang dengan Wei dan Wu, benar?" ucap Guan Ping, ketakutan melihat reaksi Xing Cai.
"Ya, strategi sudah dikatakan oleh Master Zhuge Liang, dan peperangan sudah disiapkan Yang Mulia Liu Bei"
"Hem... Perangnya bersama Ayah, dan ini akan menjadi pertempuran yang menabjubkan!"
Xing Cai hanya menatap dengan polos, menatap kepada sepupunya yang bodoh, polos, dan suka perang ini. Dia sangat bangga dan senang menjadi anak angkat 'God of war' tapi di situlah letak yang mengasyikan dan membuat keramaian suasana.
"Ada apa Xing Cai, dari tadi kau menatapku terus~" goda Guan Ping tersenyum lebar dengan mata terpenjam yang terlihat senang.
"Ma, mana ada" balas Xing Cai memalingkan wajah.
"Uh... Kau dingin sekali..."
"Biarlah."
"Ehm, hehe... Hei Xing Cai" panggil kembali Guan Ping.
"Apa lagi?"
"Wu itu punya banyak strategis ya... Kelihatannya sulit, bahkan kita cuma punya 2 strategis tersisa saat Master Pang Tong meninggal..."
"Jadi?"
"Jika... Terjadi apa-apa denganku di medan perang, maukah kau mengantikanku sebagai penerus God of war?"
"Eh?"
Xing Cai menoleh dan menatap binggung sekaligus terkejut kepada Guan Ping yang masih tersenyum-senyum. Wajah bodoh itu...
"Xing Cai, Guan Ping..." suara familiar dari kejauhan. Liu Shan.
Guan Ping segera berdiri dan berlari kearah Liu Shan dengan sangat senang, wajah tanpa dosa. Dia kelihatan sangat percaya diri...
Tapi, maksud dari 'Mengantikanku sebagai penerus God f War' itu masih berputar-putar dikepala Xing Cai. Entah ada suatu firasat yang membuatnya merasa ketakutan sampai tidak tahan apa yang akan terjadi. Nanti?
.
.
.
Hehehehe, requestmu Yuuki-san, juga thanx telah membaca dan mereview!
