"WHEREVER YOU ARE"

SONG FICT. FROM "ONE OK ROCK-WHEREVER YOU ARE" SPECIAL FOR SASUSAKU FANDAY

TWO SHOOT STORY FICT.

,

,

NARUTO DISCLAIMER BY MASASHI KISHIMOTO

'WHEREVER YOU ARE' SONG BY ONE OK ROCK

AND THIS STORY FICTION DISCLAIMER BY SAITOU NANA'O

AND SPECIAL FOR SASUSAKU FANDAY!

,

,

,

Happy Reading… and happy SasuSaku Fanday minna-san… ^^/

-000-

PART ONE.

Ruangan itu sudah sepi sejak satu jam yang lalu. Semua lampu yang ada disetiap sudut ruangan sudah dimatikan. Kecuali lampu kecil yang ada disudut ruangan dekat jendela, karena masih ada seseorang yang ada disana. Sebenarnya ia tak membutuhkan penerangan karena ia tidaklah melakukan aktivitas apapun kecuali menghadap kearah jendela.

Uchiha Sakura duduk bersandar dikursi sambil melipat tangannya didepan dada. Keningnya berkerut dan matanya menyipit menatap lekat-lekat ponsel yang tergeletak diatas meja yang ada disampingnya. Ia mengigit bibir bawahnya dan berpikir, mengapa ponsel imut dengan hiasan gantungan berbentuk bunga sakura tersebut tak kunjung berdering, tidak berkelip-kelip, tidak bergetar atau tidak melakukan apapun!

"Kemana saja kau?" desis Sakura dengan mengetuk-ngetuk layar ponselnya dengan kukunya dicat warna merah.

"Kau bicara dengan ponsel?"

Sakura mengangkat wajahnya dan menoleh.

Uchiha Sasuke masuk kedalam ruangan dan tersenyum manis pada Sakura. Sasuke yang tampan, berambut emo, bermata onyx dan berhidung mancung itu adalah suami Sakura sejak satu tahun yang lalu. Perawakannya yang gagah dan tegas, kehidupan yang sempurna dan mapan membuatnya dengan mudah menaklukan seorang yang dahulu dari klan Haruno berubah menjadi Uchiha Sakura.

"Mencariku, eh?"

Sasuke berjalanan mendekati Sakura dan melingkarkan tangannya pada leher Sakura yang masih duduk dengan manis. Dagunya ia topang dengan bahu sebelah kanan Sakura.

"Dari mana saja kau?" tanya Sakura yang masih menghadap kearah jendela.

"Uhm, seperti biasa." Jawab Sasuke dengan ringan, sesekali ia menciumi pipi istrinya dengan perlahan hingga turun kearah leher jenjang Sakura dan berhenti disana. Menyesap aroma khas tubuh Sakura yang amat sangat ia sukai dan ia rindukan.

Sakura mendesah pelan, "Bisakah kau luangkan waktumu sejenak?" Tanya Sakura lemas, kepalanya semakin merunduk.

Alis Sasuke terangkat melihat istrinya seperti ini. Sebenarnya, ia juga –sangat- ingin meluangkan waktunya untuk Sakura dan ingin menghabiskan waktunya dengan Sakura seumur hidupnya.

Tapi, ia harus memenuhi tuntutan sang ayah yang menyuruhnya agar menjadi Direktur Utama di Uchiha corp. Memimpin, mengurus, menjalankan dan bertanggung jawab sepenuhnya akan perusahaan yang telah diserahkan padanya. Pulang malam, mengerjakan 'PR' perusahaan, meeting sana-sini, keluar negeri dan kegiatan kantor lainnya yang sangat amat menyita waktunya dan mungkin semua kegiatan tersebut bisa dikatakan sebagai 'pembunuh' yang membunuh waktunya dengan Sakura.

Bisa dihitung berapa kali dalam sebulan ia bisa bertemu dengan Sakura. Berutung jika Sasuke diizinkan untuk menghabiskan waktu seminggu full hanya dengan Sakuranya, wanita tersayangnya. Sayangnya itu hanya diawal setelah pernikahan mereka. Setengah tahun yang lalu, ayah Sasuke –Fugaku- dengan asalnya telah mengambil keputusan yang salah.

Putra sulungnya –Uchiha Sasuke- diangkat menjadi Direktur diperusahaanya sebagai penerus Fugaku. Keputusan yang diambil secara sepihak dan tanpa persetujuan dari Sasuke sama sekali. Mau tidak mau, siap tidak siap, Sasuke harus menuruti perkataan sang Ayah. Dan pastinya ada sebuah resiko yang sudah menunggunya.

Sasuke memutar kursi Sakura agar menghadap dirinya, ia duduk bersimpuh dihadapan Sakura.

"Maaf, maafkan aku. Aku terlalu mementingkan pekerjaanku. Maaf, aku terlalu mengabaikanmu… tapi, kau tahu? Tidak sedetik pun aku tidak mengingatmu. Aku tidak pernah melupakanmu… sungguh."

Kedua tangan Sasuke dan Sakura saling bertautan, memberikan kekuatan dan keyakinan pada pasangannya.

"Dan… kau tahu? Betapa aku sangat-sangat merindukanmu, hah? Apa kau tega membiarkan istrimu ini tidur dengan hanya ditemani guling disampingnya? Kau sungguh tega, Sasuke." Sakura tersenyum getir melihat Sasuke yang memandangnya dengan rasa iba.

"Mungkin aku akan cemburu dengan gulingmu…" Sasuke tersenyum kecil, tangan kanannya yang tadinya ia gunakan untuk menggenggam tangan Sakura, kini berpindah kepipi Sakura. mengusap pipi lembut milik Sakura dengan perlahan.

"…Aku tau kau wanita yang kuat, wanita yang paling mengerti diriku. Maka dari itu aku memilihmu sebagai pendampingku. Hanya kau yang bisa menerimaku, hanya kau yang bisa mengisi kekuranganku. Denganmu, aku merasa sempurna."

Sasuke berpindah posisi, kini ia sudah berdiri tegak dihadapan Sakura. sehingga Sakura harus mendongakkan kepalanya. Perlahan Sasuke membungkukan badannya untuk mengecup pucuk kepala Sakura, kemudian turun kedahi dan pipi Sakura secara lembut dan perlahan. Setelah mengecup pipi Sakura, bibir Sasuke berpindah menuju bibir tipis berwarna merah muda alami milik Sakura.

Sebuah kecupan lembut dan hangat yang saling dirindukan oleh kedua belah pihak. Sedetik dua detik Sakura tidak merespon sama sekali, tapi detik berikutnya tangan Sakura sudah melingkar dileher Sasuke. Mulutnya juga tak mau kalah, langsung saja ia gunakan untuk melumat bibir Sasuke.

Ciuman sebagai peredam emosi,ciuman sebagai pelampiasan rasa, dan ciuman sebagai pemuas hasrat. Sasuke dan Sakura saling mengintimadasi satu sama lain dalam ciumannya, sebagai tanda bahwa mereka saling membutuhkan dan merindukan.

Sangking, sibuknya dengan ciuman mereka. Sakura tidak sadar bahwa ia telah berada diatas ranjang dengan Sasuke yang sudah menindihnya. Rambutnya sudah acak-acakan dan dua kancing kemejanya sudah terbuka.

"Aku menginginkanmu malam ini, Sakura… Can I ?" tanya Sasuke.

"Sure." Sakura mengangguk setuju.

Dan malam ini juga Sasuke dan Sakura telah melampiasakan hasrat mereka masing-masing, hasrat yang sudah sangat dipendam oleh pribadi mereka. Memberikan semua kelembutan,kepuasan, dan kehangatan yang telah melebur menjadi sebuah kenikmatan bagi mereka.

Ditengah-tengah kegiatan panas mereka, Sakura tak henti-hentinya menghilangkan senyum dibibirnya yang sudah merekah. "Aku merindukanmu…" sebuah kata singkat yang terus digumankan oleh Sakura "…sangat."

"Dan aku juga. Aku lebih merindukanmu, aku mencintaimu." Sasuke juga tak mau, kalah. Ia selalu meluncurkan kata-kata romantis, yang membuat Sakura semakin tersipu dan terbang dibuatnya.

Entah sudah berapa lama mereka saling menyatukan tubuh mereka yang sudah sangat lengket dan bau. Yang pasti sekarang Sakura sudah sangat kelelahan. Ia sudah menutup matannya terlebih dahulu. Namun, samar-samar ia mendengar suara Sasuke yang berbisik ditelinganya dan mengecup keningnya sebelum ia benar-benar terlelap dalam alam mimpinya dengan senyum yang mengembang dibibirnya.

"Aku janji, aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku janji. My angel."

,

,

,

,

,

I'm telling you

I softly whisper

Tonight… tonight

You're my angel.

Aishteru yo

Futari wa hitotsu ni

I just say…

Wherever you are, I always make you smile

Wherever you are, I'm always by your side

Whatever you say, kimi wo omou kimochi

I promise you forever right now…

,

,

-000-

,

,

,

FLASHBACK

Sakura duduk bersila dilantai ruang tengah apartemennya yang kecil dan berantakan. Ia menjulurkan tanganya kedepan, merentangkan jari-jari tangan dan lehernya yang terasa kaku. Pagi ini Sakura tidak mempunyai jadwal kegiatan apapun, karena hari ini adalah hari minggu. Sekarang, Sakura berniat untuk membersihkan apartemennya yang seperti habis dimakan puting beliung. Ia memutuskan untuk mulai dari lemari pakaian.

Dengan cekatan, ia mengambil baju-bajunya yang tertumpuk tak karuan. Ia sempat kewalahan dengan begitu banyak bajunya yang tak tertata dengan rapi. Tak sengaja, ia sempat menjatuhkan beberapa helai bajunya diatas lantai. Saat hendak mengambil baju yang tercecer diatas lantai, ia melirik sebuah kertas yang ternyata adalah selembar foto lama yang ia simpan didalam lemarinya.

Sebuah foto yang tergambar jelas gambaran dirinya dan seorang pemuda tampan yang merangkulnya dengan mesra. Tercetak jelas disana, mereka berdua sedang menggunakan seragam sekolah khas anak sekolah menengah.

Ia menatap lekat foto tersebut. Dalam bayangnya, ia masih ingat kapan foto itu diambil, dimana ia berfoto, dan dengan siapa ia berfoto. Semua terekam dengan jelas dalam memori Sakura. kenangan yang tak seharusnya terlupakan.

Momen dimana saat itu ia sedang merayakan kelulusannya dari masa SMAnya. Indah memang jika kita becerita tentang masa SMA. Persahabatan, permusuhan, cinta dan sakit hati. Ia ingat, sangat ingat. Pada hari kelulusannya, ada seorang pemuda tampan yang dengan berani menyatakan perasaannya diatas atas panggung dengan guru-guru serta teman-teman seangkatannya yang menjadi saksi.

Uchiha Sasuke, itulah namanya. Pemuda tersebut secara terang-terangan menyatakan perasaanya pada Sakura. padahal yang ia tau, Sasuke bukanlah tipe orang yang romantis dan banyak bicara. Sasuke hanyalah pria dingin, yang tak mempunyai lisan untuk berbahasa dan harga dirinya yang tinggi sebagai seorang Uchiha. Hanya itu.

Tapi, melihat Sasuke yang dengan beraninya berbicara seperti itu. Sakura langsung menyusul Sasuke yang sudah diatas panggung. Sebenarnya, Sakura sedikit ragu dengan Sasuke. Namun, dengan penuturan Sasuke yang begitu meyakinkan dirinya, akhirnya ia menerima Sasuke.

Sejak saat itu Sasuke langsung meraih Sakura kedalam pelukannya, melepasnya perlahan lalu merangkul pinggangnya. Keduanya saling tersenyum. Tak disiakan oleh yang lain, momen ini diabadikan oleh teman-teman Sasuke dan Sakura yang langsung saja memotret mereka.

'Apakah harus ada alasan untuk mencintai orang yang memang harus kucintai…?'

Dan inilah hasilnya, selembar foto yang berhasil membuat Sakura terhanyut dalam kenangan masa lalu dan melupakan masa sekarang yang seharusnya ia sudah selesai merapikan pakaiannya.

"Dasar bodoh! Uchiha bodoh! Katanya, tidak akan meninggalkanku. Tapi apa? Sudah sebulan lebih kau menginggalkanku. Dasar bodoh." Sakura terseyum miris memandang foto dirinya dan Sasuke.

Saat ini sudah sebulan Sasuke meninggalkannya. Sasuke berada di Paris dengan ayahnya sekarang, 'bertemu dengan kolega' kata Sasuke. Dan katanya lagi, ia hanya seminggu di Paris, tapi apa?! Sekarang sudah sebulan lebih Sasuke!

Beruntung karena sekarang dunia terasa begitu sempit dengan kecanggihan-kecanggihan teknologi jaman sekarang. Sms, telefon, e-mail, dan skype. Setiap hari mereka berhubungan melalui dunia maya seperti itu. Beruntung karena ada social media dibumi ini.

Tak mau ambil pusing Sakura langsung saja menyambar laptop pinknya menaruhnya dalam pangkuannya dan langsung mengconnectnya kedalam skype, tak peduli dengan baju-bajunya yang semakin berserakan diatas lantai. Untung saja Sasuke juga on, sehingga Sasuke bisa menerima pesan darinya.

"Sasssuukkeee….!" Teriaknya.

"Hn. Telingaku masih normal Sakura! Ada apa?" jawab Sasuke dengan entengnya.

"Aku merindukanmu, bodoh! Kapan kau pulang?" tanya Sakura antusias.

"Entahlah, mungkin bulan depan."

"APPAAA?! Sasuke bodoh! Kenapa semakin lama sekali hah? BODOH! Apa kau tidak merindukanku?! Pacar macam apa kau! Huweee…!" Sakura menjerit sejadi-jadinya, kala Sasuke bilang ia akan pulang bulan depan. Dan yang semakin membuat Sakura jengkel adalah kenapa wajah Sasuke tenang-tenang saja. Tidak ada raut wajah kegelisahan atau kerinduan yang ada diwajah tampannya.

"Heyy Sakura! Tenanglah! Karena aku tidak jadi pulang, maka aku akan memberikanmu hadiah.."

"Aku tidak mau HADIAAHHH! AKU. MAUNYA. CUMA. KAU. SASUKE!" potong Sakura dengan cepat.

"Dengarkan aku dulu! Segeralah bersiap-siap, ganti pakaianmu dengan dress putih yang pernah aku belikan dulu. Berdandanlah secantik mungkin. Satu jam lagi supirku akan menjemputmu!"

"Tapi-"

Dan akhirnya Sasuke memutus koneksinya dengan Sakura.

Sakura sendiri hanya bisa terbengong-bengong mendengar perintah Sasuke. Setelah menutup laptopnya, ia langsung berlari kearah kamar mandi.

-000-

Sekitar dua puluh menit ia dalam kamar mandi. Akhirnya ia keluar dengan menggunakan handuk putih yang menutupi tubuhnya. Ia sadar, amat sadar betapa berantakannya kamarnya terutama lemarinya sekarang. Tapi beruntung, dress yang sasuke bicarakan tidak ikut tercecer diantara pakaian-pakaiannya yang lain. Ia sengaja menaruhnya di lemari gantung agar tidak mudah rusak dan awet.

Ia membuka lemarinya, tanpa harus mencari dress tersebut ia langsung bisa menemukannya diantara dress-dress yang ia milliki lainnya. Sesaat ia memperhatikan dress tersebut dan tersenyum simpul melihatnya. Tak mau menghabiskan waktu lebih lama lagi, ia langsung mengenakan dress tersebut. dan berlari kearah meja rias. Mempoles wajahnya dengan bedak tipis, blush on warna merah tipis pada kedua pipinya dan sentuhan terakhir lipstick warna pink dengan rasa strawberry menghias bibir tipisnya.

Dan yang terakhir ia mengurai rambut pink panjangnya yang ia ikat keatas. Ia menyisirnya dengan perlahan, merapikan bagian-bagian rambut yang menurutnya berantakan. Setelah selesai, ia menjepit rambut depannya kepinggir dengan jepit rambut berbentuk bunga sakura, kesukaannya.

Fiola! Jadilah sesosok gadis cantik nan anggun terpantul dengan jelas didepan cermin besar. Sakura menatap puas akan sosok dirinya yang seperti ini. Paras dasarnya yang memang cantik membuat Sakura terkesan lebih cantik dengan mengenakan little white dress yang diberikan oleh Sasuke untuknya.

"Ahhh… kurang sepuluh menit lagi." Sakura melirik arloji kecil miliknya yang melingkar dengan manis ditangan kiri Sakura.

'tok…tok…tok…'

"Eh? Iya. Sebentar." Sahutnya, ketika mendengar pintu apartemennya diketuk oleh seseorang.

"Selamat siang, Haruno-san. Saya utusan dari Tuan muda Sasuke yang menjemput Anda."

Pria itu membungkuk hormat pada Sakura yang sudah membukakan pintunya.

"I-iyah. Tunggu sebentar yah, aku ambil sepatu dan tasku dulu." Tak peduli dengan pintunya yang terbuka, Sakura langsung masuk kedalam untuk mengambil tas selempang kecil dan mengenakan sepatu high heelsnya.

Setelah dirasa semua sudah lengkap ia langsung keluar apartemennya ditemani supir Sasuke yang berjalan didepannya, kali ini Sakura tak lupa untuk mengunci kamar partemennya terlebih dahulu.

,

,

,

,

-000-

Duh gak enak banget sih ngegantunginnya. -_-! Authornya o'on!

Author Bacot Area (ABA)

Nana-chan : duh kasiah bgt sih lu Sakura, punya suami yg gak pulang2 kyk bang Toyib aja! Ck, mendokussai!

Saku : Heh! Yg bikin cerita kan elu thor! Kenapa juga lu jadiin Sasu-kun kayak bang Toyib!

Nana-chan : yah mangap. Udah tuntutan peran. *nyadar tembok dg santai* #StayCool

Saku : tuntutan peran kepala lu peyang… *inner iblis mode on*

Nana-chan : Huaahhh. Ntar gua pecat nih dari fict gua! Dasar forehead! Gak seksi juga. masih seksian gua :pp xD

Saku : UAPPPAAAHH..! SHANNNAAROOO!

Tiittt… tiitt… dan kemudian Author modus ini berakhir di Rumah Sakit…

,

,

.

Review for next minna… xD