Author : Ay

Maint Cast :

Chanyeol

Kyungsoo

Kai

Title : Love Really Hurts

Genre : Drama / Romance / Hurt / Sad (?)

Rated : T

Note : Ini FF teranyar Ay yang masih... Dengan maint cast Kyung jadi ukenya! Ay bener-bener cintaaaaaa ama ini uke cantik nan imut imut ampe ngalahin imutnya anak TK :D Hehehe... Untuk itu, abis baca WAJIB KASIH SARAN yaaahhhh!

Chap 1

Author POV

Hari dimana kini tuan muda Park menginjak usianya yang ke 5 tahun. Sebut dia Chanyeol... Dan jangan lupakan marganya yang ada didepan menjadi pelengkap namanya sebagai Park Chanyeol

Namja kecil yang begitu lucu dan aktif. Selalu membuat orang-orang disekitarnya tertawa kala melihat tingkah pola yang bisa dibilang, mempunyai IQ diatas kawan-kawan sebayanya. Wajar saja jika Chanyeol kecil memiliki kelebihan itu, karna gen yang dititiskan oleh kedua orang tuanya bukan dari golongan sembarangan

Tuan Park... Bissnismen muda yang terkenal akan produk Games yang kini berhasil merajai pasar dunia. Otaknya yang cerdas, mampu menciptakan inovasi-inovasi game terbaru dan terdepan hingga membuat ketertarikan anak-anak bahkan orang dewasa untuk mencoba dan membelinya

Tidak hanya itu... Dia juga berhasil menanamkan 40-70% sahamnya pada perusahaan swasta maupun milik negara. Intinya... Tuan Park ini begitu terkenal di Korea Selatan maupun bagian dunia yang lain

Ciiit~

Mobil Van berwarna silver turun didepan sekolah yang berdiri gedung dengan kesan corak yang ceria. Maklumi saja, karna ini sekolah untuk anak-anak yang masih dalam tahap awal pembelajaran

"eomma... Chanyeol cekolah dulu ne! Annyeong..."

Chu~

Setelah mengecup kening nyonya Park, si kecil Chanyeol berlari kegirangan untuk masuk sekolah pertamanya. Yap... Jika kebanyakan anak diusianya meminta untuk ditemani karna masih sulit berinteraksi dengan dunia luar dan baru, itu tak berlaku untuk Chanyeol

Dari ia masih berusia bisa bicara, tuan Park sudah mengajarkan anaknya menjadi pribadi yang tak gampang menangis... Tak gampang takut! Karna ketika Chanyeol sudah besar... Dialah satu-satunya penerus perusahaan sang Appa, saat tuan Park tahu jika istrinya mengalami penyakit rahim setelah ia... Melahirkan Park Chanyeol

Itu berarti... Nyonya Park sudah tidak bisa mengandung anak lagi...

Sang eomma tersenyum melihat anak semata wayangnya berlalu menuju gedung sekolah. Sempat rasa khawatir terbesit dibenaknya, dan meminta babysitter untuk menemani anaknya sekolah. Tapi tuan Park menolaknya tegas! Membiarkan Chanyeol untuk kesekolah sendiri, kecuali jika jam pulang akan dijemput

Dan sekarang mobil Van tersebut melesat jauh... Meninggalkan tempat yang tadi ia naungi...

.

.

.

"hiks...hiks...hiks..."

Terdengar isakan kecil bersumber dari taman bermain. Chanyeol yang tadinya berjalan sambil memakan ice cream, mulai penasaran dengan apa yang baru saja ia dengar. Meski ice cream tersebut belum habis, Chanyeol terpaksa membuangnya demi membuat ancang-ancang posisi tubuh yang siap menyerang. Karna yang Chanyeol kecil fikirkan, suara itu milik hantu penghuni sekolah yang setiap paginya menjadi perbincangan hangat kawan-kawan dikelasnya

"hiks...hiks...hiks..."

Semakin melaju, semakin terdengar keras suara tangisan itu. Bulu kuduk Chanyeol meremang seketika. Oh percayalah... Bisa saja kalian membayangkan ekspresi ketakutan anak kecil yang tak pernah luput dari dunia halusinasinya. Apalagi mengenai hantu yang dianggap momok paling menyeramkan bagi mereka

"eoh?"

Chanyeol langsung terpenganga melihat namja kecil nan kurus tengah menangis terseduh diatas bangku ayunan. Ia menepis perasaan takutnya ketika ia kembali teringat akan apa yang ayah katakan selama ini padanya. "Takut bukanlah ciri dari anakku !"

"kenapa belcedih...?"

Tanyanya yang kini sudah menduduki ayunan disebelah kiri anak kurus itu terduduk

Sang namja kurus langsung menghentikan tangisnya. Menoleh pada Chanyeol yang menatapnya seakan haus jawaban

Dia diam. Menunduk lalu menyembunyikan kaki mungilnya yang tak bersepatu. Mata Chanyeol yang dari awal memang selalu memperhatikan gerak-gerik namja kecil itu, juga melihat bahwa kakinya kedinginan tanpa memakai alas

"kemana cepatumu? Apa kalna itu kau menangit?"

Dia tak memberi respon mendengar Chanyeol bertanya. Memang dia terlihat pendiam dan begitu tertutup

"kau mau kemana?!"

Dia tak menggubris, malah pergi begitu saja meninggalkan Chanyeol sendirian ditaman bermain

Tapi... Bukan Chanyeol jika tak mempunyai rasa penasaran yang begitu besar. Terlebih, sekarang dia seakan mendapat umpan yang sedap. Jadi sayang bukan kalau tidak dimakan?

"aku menemukannya!"

Teriaknya yang sudah menaiki pohon agar bisa melihat namja kecil itu yang telah menjauh. Yap! Si kecil itu langsung berhenti berjalan. Ia menoleh kearah pintu taman bermain, tapi kosong

"hey! Aku dicini mata bulat!"

Ucap Chanyeol sedikit berteriak dan memberi senyum untuk si kecil yang baru saja ia jumpai beberapa menit yang lalu. Yang mendapat panggilan 'mata bulat' hanya menatap Chanyeol dengan wajah datar. Secepatnya Chanyeol mengisyaratkan si 'mata bulat' agar kembali menjumpainya dengan tangan yang ia kibas-kibaskan

Bukannya mengiyakan apa yang Chanyeol perintahkan, ia masih saja tetap terpaku ditempatnya. Sampai akhirnya Chanyeol lah yang mendatanginya dengan membawa sepasang sepatu berukuran mini yang ia dapat dari pohon tadi. Sepertinya memang itu sepatu milik si 'mata bulat' ini

"jangan menangit lagi nde...! Aku ikut belcedih jika temanku menangit..."

Kata yang telontar tulus dari mulut Chanyeol dengan wajah polosnya. Bahkan ia juga menampilkan mimic kesenduhan saat air mata masih saja mengalir diujung 'mata bulat' itu. Jemari mungil si Chanyeol kecil mengusap air tersebut... Tanpa mandapat tolakan dari yang empunya. Dia hanya menatap Chanyeol melakukan itu tanpa berbuat apa-apa

"Park Chanyeol imnida... Ciapa namamu?"

Tetap! Mata bulatnya tidak bosan-bosan untuk menatap Chanyeol. Dia masih saja bungkam. Dan itu jelas membuat Chanyeol bertanya apa dia bisu? Dia hanya menggeleng lemah. Tanpa memberi BaBiBu, tangan Chanyeol mulai menggenggam pergelangan mungilnya agar mengikuti kemana arah kaki Chanyeol berjalan

"eoddika...?"

Suara lembutnya yang berhasil keluar membuat Chanyeol tersenyum tanpa melihat kebelakang. Punggungnya yang mendahului namja kecil itu seketika berhenti. Dan membuat si 'mata bulat' hampir jatuh karna kaget

"kalau ingin tahu... Beli tahu dulu ciapa namamu?"

Chanyeol langsung berbalik badan, dan melihat 'mata bulat' itu mulai menampakkan mimic lebih diwajahnya selain datar

"Do Kyungcoo... Do Kyungcoo imnida..."

Senyum akhirnya mengembang diantara kedua sahabat kecil baru itu... Mereka seakan meluapkan isi kebahagiaan hatinya saat ini...

Skip Time / Esoknya

Sudah sejam yang lalu bell masuk berdentang. Chanyeol terlihat gelisah duduk dibangkunya. Pasalnya dia melihat kawan kecilnya itu belum ada dikelas. Setelah kemarin ia tahu bahwa Kyungsoo juga teman sekelasnya

Bola matanya ia gerakkan menelusuri setiap sudut ruangan. Bahkan perasaannya kini menjadi sedih dan takut karna ia tak mau lagi si 'mata bulat' itu menangis seperti kemarin. Dua jam lagi sekolah akan bubar untuk anak TK. Dan Chanyeol pun tidak tahu harus berbuat apa agar menemukan Kyungsoo

"Caem..."

"Chanyeol? Wae...? Kau lapar..? Sabar... 30 menit lagi kita akan istirahat" Balas Kim Seonsaeng dengan senyum mautnya

"ani... Aku hanya ingin tahu, kemana Kyungcoo hali ini?"

Guru Kim juga terlihat bingung. Sebelum akhirnya ia menggidikkan bahu sebagai jawaban. Dan itu lantas membuat bibir Chanyeol maju kedepan. Tapi karna itu juga, guru Kin tersenyum melihatnya. Hey wajar saja... Karna begitu lucunya Chanyeol kecil ketika merasa hatinya dalam mood yang tidak baik

Yeoja muda itu pun berjongkok. Mensejajarkan dirinya agar bisa menghadap wajah Chanyeol yang memiliki tinggi tak sampai satu meter. Jemari lentiknya mengusap pipi Chanyeol yang mengembung... Seraya tersenyum begitu halus untuk murid barunya ini

"kau khawatir...? Geure... Nanti kita kunjungi rumahnya bersama ne..."

Jelas itu membuat Chanyeol memandangnya senang. Secepat apapun, Chanyeol mengangguk-anggukan kepalanya begitu antusias

.

.

.

.

"apa yang sedang kau lakukan?! Bisakah kau membuat hal-hal yang bermanfaat saja! Jika kau tetap terus-terusan seperti ini tanpa menghasilkan uang untukku, kau mati saja eoh!"

PRAAANG

Nyonya Do membanting gelas yang tadi ia isi air yang awalnya ingin ia minum. Tapi, ketika melihat Kyungsoo terbaring pucat diatas ranjangnya, membuat amarahnya memuncak. Karna dari keluarga kecil itu, dia lah yang menjadi tulang punggung keluarga yang harus menghidupi ke 4 anaknya yang masih sekolah

Kyungsoo adalah anak bungsu mereka. Kehidupan mereka bisa dibilang dalam kondisi ekonomi bawah. Sedang tuan Do yang telah meninggal sejak Kyungsoo masih berusia 1 tahun karna penyakit kronisnya. Bahkan anak sulung atau kakak pertama Kyungsoo harus ikut membanting tulang demi mensekolahkan ke 4 saudaranya termasuk dia

"hiks...hiks...hiks... Eomma..."

Ringik Kyungsoo kecil dengan memeluk kaki sang ibu. Bayangkan... Betapa menyedihkannya Kyungsoo, namja yang masih berusia 5 tahun harus mengalami beban hidup seperti ini. Tak hanya itu, ibunya pun kerap membuat punggung rapuhnya membiru karna timpukan kayu yang ia daratkan disana. Dengan alasan... Kyungsoo hanya bisa membuatnya sengsara tanpa menghasilkan uang untuknya

"anak tidak berguna! Mati saja kau! Mati saja!"

BUG

PLAK

"hiks...hiks... Eomma... Appo..."

"anak bodoh!"

BUG

BUG

BUG

"hiks...hiks...hiks..."

Kyungsoo hanya bisa menangis terseduh... Sakit yang ia rasa akibat daya tahan tubuhnya yang lemah, ditambah dengan pukulan bertubi yang ia dapat dari ibu kandungnya sendiri. Sudah biasa memang... Tapi semuanya tentu tahu, memang seberapa besar kekuatan mahluk kecil seperti Kyungsoo?

Bahkan sang kakak ke tiganya hanya mampu melihat Kyungsoo terluka seperti itu. Dia hanya bisa membendung air mata... Tak berani menghalangi ibunya yang kehilangan akal sehat kali ini. Karna ia pun takut akan menjadi sasaran amarah ibu berikutnya

"ampun... hiks... Jangan bunuh Kyungcoo... Kyungcoo janji... hiks... tidak membuat eomma malah lagi... hiks..."

Ibu terlihat ngos-ngosan sambil meneguk soju dari botolnya. Dia melirik Kyungsoo sekilas, tak bisa ia pungkiri juga. Naluri ke-ibuannya masih melekat tersisa didinding hatinya. Ia tak tega... Tak tega melihat Kyungsoo, anak bungsunya menahan sakit yang teramat sangat seperti itu. Tapi karna itu juga, ia memilih pergi dari rumah yang meninggalkan Kyungsoo dalam keadaan babak belur

Tinggalah kedua anak kecil yang masih diam diposisi mereka... Didalam rumah sederhana tanpa membuat barang selangkah. Kyungsoo yang menangis dengan membalutkan selimut ditubuhnya dan sang kakak yang terpaut 2 tahun darinya... Hanya melihat Kyungsoo tanpa memberi perlakuan apa-apa

Tok.. Tok.. Tok..

Selang 10 menit, terdengar ketukan pintu dari luar. Kyungsoo langsung menghentikan tangisnya dan sang kakak berjalan menghampiri hal tersebut

Kriiekk~

Terbukalah pintu itu dan meperlihatkan dua manusia yang asing di mata kakak. Hanya wajah datar yang ia berikan untuk tamu itu, tanpa memberi senyum ataupun membungkukkan badan. Karna terlihat jelas, raut ketakutan masih mengelabuhi wajah polosnya

"annyeong... Apakah Kyungsoo ada dirumah?"

Tanya yeoja muda yang berjongkok menyamakan posisi berdirinya dengan sang kakak. Sedang namja kecil yang bersama yeoja itu, tersenyum pada kakak Kyungsoo

Kakak Kyungsoo tak menjawab. Ia hanya berbalik badan dan masuk rumah. Kedua tamu itu terlihat bingung, namun kemudian juga mengikuti sang kakak memasuki rumahnya

Tepat didepan pintu suatu kamar, kakak Kyungsoo menunjuk sesuatu disamping bangku belajar. Yeoja itupun mengikuti arah telunjuk yang kakak Kyungsoo berikan. Dan... Yeoja muda tersebut atau guru Kim terkejut kala melihat Kyungsoo yang begitu menyedihkan

Matanya membulat penuh terlebih saat melihat darah segar mengaliri wajah lembut Kyungsoo. Kyungsoo yang menyadari kebaradaan gurunya hanya mampu diam. Bahkan ia terkesan menjauhi gurunya itu... Badannya bergetar... Dan meski wajahnya dipenuhi darah, tetap terlihat warna pucat pasih disana

"Caem... Ada apa? Dimana Kyungcoo...?"

Tanya namja kecil tadi sambil menarik-narik kain baju guru Kim. Mendegar suara yang familiar ditelinganya, Kyungsoo semakin meringkukkan badannya dibalik selimut. Mungkin ia malu, jika sahabat barunya itu mengetahui keadaan Kyungsoo yang sebenarnya

"Kyungcoo! Kyungcoo! Ini Chanyeol! Kau dimana em?"

Teriak namja kecil itu atau Chanyeol sambil menelusuri setiap sudut rumah. Dia tidak mendapati Kyungsoo berada, dan akhirnya dia menyelusup kedalam kamar itu. Memperlihatkan guru Kim yang sudah sigap menggendong Kyungsoo dipeluknya

"Chanyeol! Kau dan noona itu tunggu disini sebentar ne! Kim ssaem akan mengobati Kyungsoo dulu. Jangan kemana-mana..."

Ucap tegas guru Kim dengan menggendong Kyungsoo yang tak berdaya. Mata Kyungsoo mulai tertutup perlahan... Dan terlihat samar, namja kecil yang masih memakai seragam sekolah tengah memandangnya senduh

"Kyungcoo..."

Gumam Chanyeol ketika melihat Kyungsoo menyandarkan kepalanya diceruk leher guru Kim. Dengan segera kaki mungilnya berlari, menuruti kemana jejak guru Kim berlalu...

"Kyungcoo! Kyungcoo! Hiks... Ini Chanyeol! Hiks... Kyungcoo!"

Teriak Chanyeol dengan iringan air matanya yang menetes deras. Ia terlihat meronta ingin menemani Kyungsoo berada... Tapi... Taxi yang dikendarai guru Kim dan Kyungsoo sudah melasat jauh. Chanyeol tidak tahu harus berbuat apa... Dia hanya menangis sesunggukan sebelum akhirnya noona Kyungsoo datang dan berdiri disampingnya

"hiks... Kyungcoo..."

Tanpa berkata apapun, noona Kyungsoo menarik pergelangan Chanyeol agar mengikutinya masuk kedalam rumah. Tidak ada penolakan dari Chanyeol... Ia masih terlalu kalut melihat apa yang terjadi dengan wajah Kyungsoo tadi

Setelah menunggu selama 30 menit. Akhirnya guru Kim datang. Dia terlebih dulu meminta maaf pada Chanyeol karna sudah meninggalkannya disini. Itu karna ia fikir, jika membawa anak kecil dalam mengurus administrasi untuk perawatan Kyungsoo dirumah sakit, akan membuatnya sedikit lamban

Chanyeol mengerti... Dan mereka memberi salam pada noona Kyungsoo karna akan kembali. Dan untuk saat ini, guru Kim lah yang akan menjaga Kyungsoo dirumah sakit. Ia berpesan, agar ibu Kyungsoo ikut menemani anaknya juga disana

"kalau begitu... Kami pamit pulang ne~ Annyeong... Jangan lupakan salamku pada ibumu Ah Reum..."

Salam guru Kim pada noona Kyungsoo. Setelah itu, mereka menaiki taxi berwarna kuning

Dan sesaat sampai di depan rumah Chanyeol... Terlihat Chanyeol enggan turun dari taxi

"waeyo...? Ini sudah siang Chanyeol... Tadi kau hanya minta izin sampai siang saja bukan?"

"ani caem... Aku ikut menjaga Kyungcoo di lumah cakit..."

Guru Kim tak kuasa memandang mata Chanyeol yang terlihat bengkak. Pertanda bahwa memang sedari tadi, ia menangis tak henti-henti. Nampak guru Kim berfikir, lalu menggandeng tangan Chanyeol untuk keluar dari taxi

"tunggu sebentar ne ahjussi..."

Ucap guru Kim untuk sopir taxi itu. Kini ia dan Chanyeol masuk kedalam rumah yang memiliki halaman luas. Gedung rumah itu berdiri kokoh dengan atribut yang menambah kesan glamour sang pemilik

"aku ingin ikut..."

Rengek Chenyeol kembali terdengar. Guru Kim hanya membalasnya dengan senyuman. Sedetik kemudian, menekan tombol bell rumah Chanyeol

Kriieeek~

"tuan muda!"

Sahut salah satu pelayan keluarga Park kala melihat Chanyeol berdiri juga disamping yeoja muda ini. Dia langsung menggamit pergelangan Chanyeol agar masuk kerumah lalu membungkukkan badan pada guru Kim. Sepertinya, pelayan itu belum tahu maksud kedatangan guru Kim kesini

"em... Chakkaman... Maaf jika saya tidak sopan"

Sela guru Kim karna melihat Chanyeol yang meronta, tidak mau masuk kedalam rumah

"Niat kedatangan saya kesini, untuk meminta izin pada ibu Chanyeol agar ia bisa menjenguk temannya yang kini di rumah sakit..."

Sedikit was-was... Tapi ia mencoba memberanikan diri untuk berucap itu. Tak berselang lama, datang nyonya Do menghampiri keramaian di depan pintu rumahnya

"ada apa ini?"

Tanyanya datar dengan wajah yang sedikit ketus, membuat orang yang baru melihatnya berspekulasi bahwa dia termasuk manusia yang tergolong sombong

"ini nyonya... Yeoja ini ingin meminta izin agar Chanyeol bisa menjenguk temannya dirumah sakit..."

Nyonya Do langsung memandang guru Kim dari atas hingga bawah. Guru Kim sedikit canggung dilihati seperti itu. Apa kurang jelas penampilannya yang sudah ia anggap pas dengan 'images' guru?

"ah... Annyeong... Perkenalkan... Saya Kim Hana, guru dari Park Chanyeol..."

Salamnya dengan menjulurkan tangan. Tapi tidak mendapat balasan jabat dari tangan nyonya Park. Dia hanya mengisyaratkan pelayannya untuk membawa Chanyeol masuk dengan kepala yang ia gelengkan

Guru Kim tentu terkejut mendapat perlakuan itu dari ibu Chanyeol. Ia rutuki sendiri kebodohannya, seharusnya ia berfikir dulu sebelum mengajak Chanyeol kemana-mana. Berfikir... Tentang betapa kaya dan terkenalnya keluarga Park yang sulit bergaul dengan manusia biasa seperti ia. Bahkan marga guru pun, tak mempan menembus kesopanan nyonya Park

"lain kali jangan sok mengajari Chanyeol di luar jam pelajaran"

Ucapnya lalu kembali masuk kedalam rumah. Meninggalkan guru Kim yang berdiri bodoh didepan rumah yang sudah ditutup pintunya...

TBC

Aku mau tahu respon dari readers-nim sampe disini :D