Chapter 1 : meet him! - By: Sasuke -
Hai minna-san, saya membuat fic baru lagi nih…., dan ini fic yaoi pertama saya *senyum gaje*.
Oiya, saya dah gak tahan buat fic baru jadi maaf karena saya buat lagi, soalnya dikepala saya terlalu banyak ide tapi malas aja ngetiknya, hehehe…..
SasuNaru kali ini berhubungan dengan pedang yang bernama Muramasa dan Masamune pedang ini adalah pedang yang digunakan oleh beberapa tokoh game yang sering keluar dari game yang berbau unsur budaya Jepang, sebuah pedang yang dibuat oleh pembuat pedang legendaris Jepang bernama Muramasa dan Masamune. Tetapi tetap setting masa jepang modern kok. Pedang ini benaran nyata loh~…
Jadi selamat membaca…..^o^
.
.
.
THE GOOD AND EVIL SWORD
Author : Queen The Reaper
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rating : T
Pairing : SasuNaru DLL.
Genre : Romance, Hurt/comfort,Supernatural and Humor garing.
WARNING : BL,Typo dimana-mana,ancur,gak jelas,gaje, yaoi pertama dan segala macamnya.
.
.
.
BANDARA KONOHA, JEPANG
Terllihat pemuda manis yang memiliki tubuh berukuran kecil layaknya seorang wanita,berambut blonde dan oh…, jangan lupakan bola mata yang berwarna biru bersih yang dapat memikat siapapun yang berada didekatnya. Dia sedang berdiri sambil memegang koper dan tas yang cukup besar dibelakangnya dan menggerutu tak jelas.
Dia adalah Uzumaki Naruto seorang pemuda manis yang berumur 16 tahun, walau manis dan memiliki tubuh seperti perempuan tetapi jangan remehkan dia, Karena dia sangat ahli dalam memainkan pedang. Salah sedikit saja kau bisa terbelah menjadi dua. Hii….seram. Naruto adalah keturunan keluarga Uzumaki terakhir, ayah dan ibunya telah meninggal saat dia berumur 6 tahun. Setiap clan uzumaki memiliki memiliki kemampuan bermain pedang, permainan pedang mereka bukan permainan pedang biasa melainkan permainan pedang yang juga menggunakan reiatsu.
"Gah…Kakashi-sensei lama." Ucapnya yang sedang kesal karena menunggu seseorang. Dia terus menggerutu sampai orang yang ditunggu datang.
"Naruto?" panggil orang tersebut untuk memastikan apa dia salah orang atau tidak. Naruto pun menoleh dan ternyata perkiraan orang tersebut benar.
"KAU LAMA SEKALI KAKASHI SENSEI…!" Teriak Naruto dengan suara cemprengnya. Dan sukses membuat orang yang berda didekatnya tuli seketika.
"Maafkan aku Naruto, tadi aku habis bertemu dengan seorang nenek yang tersesat dan mengantarnya pulang." Ucap Kakashi memberi alasan. Sedangkan Naruto hanya memutar kedua bola matanya saat mendengarkan alasan yang diberikan Kakashi.
"Ya sudahlah, cepat antar aku ketempat ba-chan, aku sudah gak sabar bertemu dengannya, sensei." Ucap Naruto, " Dan aku juga merindukan mu dan Iruka-sensei." Ucap Naruto pelan, tetapi masih dapat didengar oleh Kakashi.
Mendengar itu Kakashi tersenyum lembut dan mengacak sayang kepala pirang yang ada dihadapanya, "Tentu saja." Ucap Kakashi. Dia sudah menganggap Naruto seperti anaknya sendiri dan sama halnya dengan Naruto, juga masih ada orang lain yang Naruto anggap sebagai ayahnya, yaitu Iruka yang disebutnya tadi. Iruka adalah kekasih dari Kakashi, walaupun sesama jenis mereka saling mencintai dan selalu mesra. Di Jepang hubungan sesama jenis tidak dilarang, asalkan didasari dengan cinta semuanya pasti akan baik-baik saja.
Saat ini Naruto sedang memandang keadaan diluar melalui jendela mobil sedangkan Kakashi sedang menyetir mobilnya, "Tempat ini sama sekali tidak berubah ya?" Tanya Naruto tanpa mengalihkan pandangannya. Dan Kakashi hanya melirik kearah Naruto dan kembali menatap kedepan, Tidak memberikan jawaban apaun.
Hening
Tiba-tiba mobil yang Naruto naiki berhenti, "Ayo, kita sudah sampai disekolah." Beri tahu Kakashi.
"Loh? Kok kesekolah? Aku kan ingin bertemu dengan ba-chan bukan mau sekolah." Ucap Naruto yang bingung.
"Saat ini nona Tsunade sedang tidak berada dirumah, tetapi sedang berada dikantor." Beritahu Kakashi, "Kau lupa kalau nona Tsunade adalah kepala sekolah KHS?" Tanya Kakashi.
"Oiya, aku lupa…" ucapnya cengengesan dan menggaruk pipinya yang tidak terasa gatal sedangkan Kakashi hanya bisa menghela nafas melihat tingkah Naruto.
"Ayo, ikuti aku." Perintah Kakashi. Naruto pun mengikuti langakah kaki Kakashi yang berada di depannya.
.
.
.
BRAKK...
"BAA-CHAN!" Teriak Naruto dan mendobrak pintu ruangan itu dengan kasar. Tsunade yang terkejut mendengarnya hanya bisa tersedak dari acara minum tehnya.
"Uhuk…uhuk…." Melihat Tsunade yang terbatuk-batuk Kakashi lansung menghampiri Tsunade dan menepuk-nepuk punggung Tsunade pelan, "Apa anda baik-baik saja nona tsunade?" Tanya Kakashi khawatir. Tsunade langsung berdiri dan ingin memarahi anak alias cucunya itu tetapi dibatalkanya saat Naruto berlari kearahnya dan langsung memeluknya.
"Aku pulang ba-chan." Ucapnya yang penuh dengan rasa kerinduan pada nenek tersayangnya itu. Kakashi dan Tsunade terseyum dengan tulus, dan Tsunade pun membalas pelukan Naruto kemudian mencium Naruto tepat di keningnya.
"Ba-chan, aku bukan anak kecil lagi, Ba-chan lupa ya kalau aku ini udah besar?" Ucap Naruto yang blusing karena menerima ciuman itu, dia memajukan bibir bawahnya yang merah bagaikan buah ceri dan menggembungkan pipinya yang tembem itu. *KYAAA….KAWAI~….*dibekep reader*
"Hihihi….sekarang siapa yang bertingkah seperti anak kecil?" Tsunade terkekeh melihat tingkah Naruto yang dari dulu tak pernah berubah, "Duduklah Naruto." Perintah Tsunade, "dan kau Kakashi, bukanya saat ini adalah jam mengajarmu di kelas 2-1?" Tanya Tsunade.
"Saya lupa, kalau begitu saya permisi dulu nona Tsunade." Ucap Kakashi sambil sedikit membungkukkan badannya, kemudian menutup pintu dan pergi meniggalkan Naruto dan Tsunade didalamnya.
"Jadi kenapa kau kembali Naruto? Apakah disana tidak menyenangkan?" Tanya Tsunade.
"Tidak kok ba-chan, disana cukup menyenangkan dan aku punya banyak teman, lagipula aku ksini karena ingin berada didekat ba-chan, karena cuma ba-chan lah keluargaku" Jeda, "Dan juga aku jadi merasa lebih dekat dengan Tou-san dan Kaa-san." Jelasnya.
"Tapi…aku selalu sibuk Naruto, dan juga aku tidak bisa menjagamu." Jeda,"lagipula bagaimana kalau ada yang ingin mencelakaimu?." Tanya Tsunade.
Tiba-tiba sekilas terlihat bola mata Naruto berubah menjadi merah, "Akan ku tebas dia menjadi dua bagian." Ucap Naruto dingin sehingga membuat Tsunade terdiam ditempat, "lagi pula aku inikan laki-laki dan ba-chan pasti belum tahu kalau aku sudah mengalahkan paman Dan dalam ilmu kendo." Ucapnya dengan cengiran kebanggaannya.
'ba-barusan itu apa?' Tanya Tsunade dalam hati, "Na-narruto, apa kau baik-baik saja?" Tanya Tsunade takut-takut dengan wajah yang sedikit pucat.
"ha? Ke-kenapa tiba-tiba ba-chan bertanya seperti itu?" Tanya Naruto sedikit gugup, 'apa kelihatan ya?' Tanyannya dalam hati, "Apakah bukan ba-chan yang sakit?" Tanya Naruto yang melihat wajah Tsunade yang pucat,"Lihat, wajah ba-chan sedikit pucat." Beri tahu Naruto.
"Be-benarkah?" Tanya Tsunade yang tergagap, 'Huh…, mungkin aku sudah terlalu lelah,' ucap Tsunade dalam hati. Tak lama kemudian Tsunade terlihat sedang memikirkan sesuatu setelah itu dia membuka suara, "kalau begitut mulai besok kau bersekolah disini dan…," jeda, " ini seragam dengan buku pelajarannya, jam pelajarannya dimulai jam 07.15 jadi jangan terlambat ." Beri tahu Tsunade sambil memberikan seragam beserta dengan buku pelajarannya.
"Ba-chan." Panggil Naruto.
"Ada apa Naruto?" Tanya Tsunade.
"Apa disini ada asramanya?" Tanya Naruto
"Ya, Tentu saja. Memangnya ada apa?" Tanya Tsunade.
"Eto…boleh aku tinggal di asrama?" Tanya Naruto yang terdengar seperti permintaan di telinga Tsunade.
"Kenapa? Kau tidak mau tinggal serumah dengan ku?" Tanya Tsunade dengan mata yang memicing dan menatap Naruto dengan tajam.
"Bu-bukan begitu, aku hanya Tidak ingin merepotkan Ba-chan kok, Boleh ya…." Pinta Naruto dengan jurus andalannya, yaitu Puppy eyes no jutsu.
"Tidak." Jawab Tsunade singkat dan padat(?) dan mengalihkan pandangannya kearah lain agar tidak terkena jurus tersebut.
" Hiks…Aku kan hanya tidak ingin menyusahkan ba-chan…" Kali ini Tsubade mengalihkan pandangannya kearah Naruto. Terlihat Naruto yang menundukkan kepalanya dengan bahu bergetar dan sedikit suara isakan tangis.
"Na-naruto, kenapa kau jadi cengeng seperti perempuan sih? Hei…Naruto." Panggil Tsunade yang gelagapan menghadapi Naruto. Seraca perlahan Naruto mengangkat kepalanya dan memandang Tsunade dengan mata seperti anak kucing yang minta dipungut. Mata yang bulat besar dengan sedikit air mata yang tergenang dimatanya.
"ha-habis…hiks…ba-chan gak mengizinkan aku tinggal diasrama..hiks…" Ucap Naruto.
"ba-baiklah terserah padamu saja dan berhentilah bertingkah seperti perempuan." Izin Tsunade yang dengan terpaksa karena tidak tahan dengan tatapan Naruto.
"benarkah?" Tanya Naruto.
"iya iya." Jawab Tsunade. Tiba-tiba saja ekspresi di wajah berganti dengan cengiran yang membuat Tsunade ingin menggeplak kepala pirang didepannya itu.
"Yeah…! Berhasil..." sorak Naruto senang karena sudah berhasil menipu ba-channya.
"Dasar bocah tengik, kau menipu ku ya…!" Ucap Tsunade yang kesal karena terkena tipuan dari Naruto. Tsunade bangkit dari kursinya dan lengsung menyambar kuping Naruto.
"Adududu…." Rintih Naruto yang kupingnya ditarik oleh Tsunade.
"Berani-beraninya kau menipuku." Geram Tsunade dan memperkuat tarikan tangannya di terlinga Naruto.
"A-ampun ba-chan, ampun…" Rintih Naruto yang kesakitan karena kupingnya ditarik sayang oleh Tsunade.
TOK…TOK…TOK….
"Masuk." Ucap Tsunade yang masih menarik telinga Naruto.
"Nona Tsunade…Naruto?" Ucap wanita berambut hitam pendek yang baru saja memasuki ruangan tersebut.
"Hehehe…Hai, Shizune nee- chan…" ucap Naruto melambaikan tangannya dan cengengesan dengan posisi yang masih dijewer oleh Tsunade.
"loh? Naruto kapan kau kembali ke jepang?" Tanya wanita berambut hitam pendek tadi yang ternyata bernama Shizune.
"Baru saja." Jawab Naruto yang melupakan posisinya saat ini.
"Ada apa shizune?" Tanya Tsunade.
"umm…Saya ingin memberikan berkas yang harus nona Tsunade berikan stempel." Beri tahu Shizune.
"Letakkan saja Diatas mejaku, nanti akan ku kerjakan." Perintah Tsunade.
"Nona Tsunade bisakah nona tidak mengatakan nanti." Ucap Shizune kesal karena selalu menunda-nunda setiap pekerjaannya, "Apa nona Tsunade tidak sayang dengan sake yang nona semunyikan dilaci dan kupon undian yang nona selipkan dibuku sejarah?" Tanya sizune dengan seringai yang cukup menakutkan. Tsunade hanya terdiam dan memandangnya dengan tamapang horor.
'bagaimana dia tahu tentang kupon itu?' Tsunade membatin.
"Jadi apa anda menerima tawaran saya nona Tsunade?" Tanya Shizune dengan seringai yang masih terpasang diwajahnya.
"Baiklah…" Ucapnya dengan lesu dan melepaskan jewerannya kemudian kembali duduk dikursinya. Shizune langsung tersenyum dan langsung meletakkan berkas-berkas yang ada ditangan di meja Tsunade.
"Kali ini kau selamat bocah," Ucapnya dan kemudian mengangkat telepon yang terdapat dimejanya dan menekan nomor untuk menelpon seseorang,"datanglah keruanganku sekarang." Ucapnya dan langsung menutup teleponnya. Tidak lama kemudian datanglah seorang pria dengan rambut yang diikat dan memiliki garis luka yang melintang dihidungnya.
"Ada apa nona Tsunade memanggil saya?" Tanya pria itu.
"Iruka sensei….!" Teriaknya dan menghamburkan dirinya ke pria yang bernama Iruka itu.
"Kenapa kau kembali Naruto?" Tanya Iruka.
"Kenapa Iruka-sensei berkata sperti itu? Apa sensei tidak senang kalau aku datang?" Tanya Naruto dengan wajah yang terlihat sedih.
"Bu-bukan begitu hanya saja kenapa kau tidak bilang kalau kau akan pulang." Jelas Iruka.
"hehehe….aku ingin buat kejutan saja." Ucapnya dengan cengiran khasnya. Iruka hanya tersenyum dan menepuk-nepuk pelan kepala Naruto.
"Iruka." panggil Tsunade.
"Ya?" balas Iruka.
"Tolong antarkan Naruto keasrama," ucapnya sambil membuka lacinya,"dan ini kunci kamarnya." Sambungnya lagi.
"Baiklah nona Tsunade" jawab Iruka.
.
.
.
Diperjalanan menuju kamar asrama yang akan ditempati oleh Naruto Iruka terus memperhatikan tingkah laku Naruto, sedangkan Naruto sendiri terus mengoceh tanpa henti sehingga membuat Iruka sweatdrop sendiri melihat Naruto yang mengoceh tanpa rem(?) sedikitpun .
"huh…." Iruka menghela nafas dan kemudian membatin 'setidaknya dia tidak mengingat kejadian itu.'
Tak lama kemudian Iruka menemukan kamar yang nomornya sama dengan nomor yang terdapat digantungan kunci tersebut."Naruto kita sudah samai dikamarmu." Ucap Iruka sambil membuka kunci pintu kamar tersebut,"Nah…inilah kamarmu Naruto." Ucap Iruka lagi sambil membukakan pintu kamar tersebut.
Naruto langsung masuk dan memperhatiakan setiap sudut kamar tersebut yanh terdapat satu kamar mandi. 'Luas sekali' Naruto membatin. Dia memperhatikan tempat tidur singel size yang terdapat didekat jendela yang cukup besar dan tepat disudut ruangan terdapat tangga yang menuju ketempat tidur satunya lagi yang berukuran sama dengan tempat tidur yang berada dibawah. Dia mengernyitkan alisnya melihat terdapat dua tempat diruangannya. "Iruka sensei, kenapa tempat tidurnya ada dua?" Tanya Naruto.
"Apa nona Tsunade tidak memberi tahumu kalau asrama ini menggunakan system satu kamar untuk dua orang?" Tanya Iruka balik. Naruto hanya menggelengkan kepalanya setelah mendengar perkataan Iruka.
"Begini, kamar ini bukan hanya milikmu sendiri saja, ada orang lain yang memegang kunci kamar ini selain mu Naruto. Kau perhatikan tempat tidur dilantai dua itu." Jelas Iruka. Naruto pun memperhatikan tempat tidur dilantai dua tersebut. Tempat tidur itu menggunakan seprei berwarna biru dongker dengan garis-garis putih dan disamping tempat tidur terdapat meja kecil yang diatasnya terdapat tempat pulpen dan beberapa kertas.
"Itu milik siapa?" Tanya Naruto.
"Itu adalah milik teman sekamarmu." Jawab Iruka,"karena tempat diatas sudah diisi berarti kau tidak bisa tidur diatas"jeda,"kalau kau mau diatas coba saja Tanya pada teman sekamarmu itu, mana tau dia mau bertukar tempat dengan mu." Ucap Iruka.
"tidak. Kurasa tidak perlu, aku lebih suka yang didekat jendela." Beri tahu Naruto. Dia berjalan mennuju tempat tidurnya dan melemparkan tas besar yang selalu dibawanya dan kemudian duduk dipinggir tempat tidur tersebut.
"Baiklah…seprtinya kau membutuhkan istirahat, kalau begitu aku pergi dulu Naruto." Ucap Iruka.
"hm. Terima kasih Iruka sensei." Ucap Naruto dan dibalas dengan anggukan oleh Iruka. Sepeninggalan Iruka Naruto langsung merebahkan tubuhnya ditempat tidur. 'Aku terlalu lelah.' Ucapnya dalam hati dan terus menahan rasa kantuknya. Kenapa dia menahan kantuknya? itu dikarenakan disetiap tidurnya dia mengalami mimpi yang membuatnya tertekan. Sebenarnya dia sudah tidak bisa tidur dua hari terakhir ini dikarenakan mimpi buruk yang membuatnya tidak ingin tidur. Makanya saat Tsunade menanyakan apakah dia sakit membuatnya jadi gugup karena takut ketahuan bahwa dia tidak istirahat yang cukup, dan akan menanyainya. Dia tidak mau Tsunade menjadi khawatir karenanya.
Kenapa wajahnya tidak kelihatan seperti orang yang kurang tidur? Itu dikarenakan dia menggunakan sedikit bedak agar tidak kelihatan kalau dia kekurangan tidur. Karena dia sudah tidak tahan dengan rasa kantuknya akhirnya dia mengalah dan tertidur.
.
Terlihat seorang pemuda berambut raven yang masih mengenakan pakain sekolah dari KHS sedang berjalan menuju asrama yang menjadi tempat tinggalnya. Sambil berjalan dia melihat jam yang terdapat dipergelangan tangannya.'Tck, sudah 5.40 rupanya.' Ucapnya dalam hati. Dia sudah tak sabar untuk segera mandi dan merebahkan tubuhnya ditempat tidurnya. Sesampainya didepan pintu dia mengernyitkan alisnya melihat pintu kamarnya sudah terbuka sedikit. 'Loh? Bukanya tadi ku kunci?' Tanyanya dalam hati.
Dia pun membuka pintu kamarnya dan terkejut melihat pemandangan yang tersaji didepan matanya. "Malaikat tidur…" Gumamnya tanpa sadar.
.
.
.
TBC
Bukannya negelanjuti fic yang satu lagi, saya malah buat fic lagi. Maaf ya…sebenarnya Yang satu lagi udah siap tapi saya merasa ada yang kurang cocok ama alurnya, jadi sabarlah menunggu~…
09-04-2012
REVIEW PLEASE…..
