Sex(y) Love
Main cast : Baekhyun And Find by yourself
Genre : Romance & Drama
Rate : M
WARNING! : NO CHILD
Cerita mengandung unsur dewasa, bagi yang belum cukup umur mohon pikir (minimal 3kali) dahulu sebelum membaca /nahlo/ BENERAN CIYYUSSS, SAYA WARN KALIAN!
Judul mungkin gak nyambung sama cerita.
Typo(s) everywhere
Fanfic EXO GENDERSWITCH (DON'T LIKE DON'T READ) TIDAK MENERIMA BASHING!
Disclaimer : Semua cast milik Tuhan dan Keluarganya
Summary
Baekhyun tidak bisa dipanggil dengan sebutan gadis baik-baik. Karena tidak ada gadis baik-baik di dunia ini yang rela membiarkan tubuh nya di jamah oleh orang lain dengan imbalan Dollar.
.
.
.
.
.
Tidak bisa di pastikan kapan tepat nya Baekhyun menjadi wanita penggila uang. Sejak kematian kedua orang tuanya, hidup nya menjadi berantakan. Tidak punya tempat tinggal dan sering terlunta-lunta membuatnya beranggapan bahwa hidupnya sudah tak memiliki arti.
Hingga datanglah seorang pengusaha muda yang kaya raya menjajikan hidup mewah untuknya. Dengan imbalan, ia harus rela disentuh kapan pun namja itu ingin.
Tidak ada ikatan cinta yang menguatkan hubungan mereka. Sebut dia Chanyeol (namja yang menjadi mesin ATM Baekhyun) hanyalah namja yang membutuhkan objek sebagai pemuas nafsunya saja. Dan Baekhyun sangat tidak keberatan untuk itu. Karena ada bayaran yang setimpal.
Mulanya tidak ada paksaan pada yeoja itu untuk mau menerima tawaran cuma-cumanya. Namun karena Baekhyun merasa hidupnya sudah tidak berguna didunia ini, ia lantas merelakan kesuciannya direnggut oleh namja yang baru dikenalnya. Semua itu hanya demi UANG.
Ya, Sebut Baekhyun pelacur, karena dia adalah yeoja yang rela di gagahi kapan saja oleh namja bernama Chanyeol itu.
Namun ada satu yang membedakan Baekhyun dengan pelacur diluar sana. Baekhyun, hanya disentuh oleh satu orang saja. Dan dia adalah Park Chanyeol. Orang yang telah memberikannya segala-galanya yang tak mungkin bisa ia dapatkan walau dengan menghabiskan seluruh keringatnya.
Yang Baekhyun butuhkan hanya uang, asalkan ada Uang ia rela menggantikan dengan apapun, tak terkecuali tubuhnya. Seperti sekarang misalnya.
"Akhhhhh Chanyeoooolll... Ouughhh,"
Baekhyun meremas acak rambut namja tinggi yang kini sedang menghisap kuat kulit lehernya kuat. Seperti seorang vampire yang haus darah. Chanyeol tidak akan berhenti sampai kulit seputih susu itu berubah menjadi semerah darah. Chanyeol sudah gila, gila akan tubuh gadis ini. Gadis pemuas nafsunya.
Baekhyun sudah tidak bisa lagi membedakan antara rasa sakit dan nikmat ketika Chanyeol mencumbunya. Karena Namja itu sangat pintar memanjakan tapi juga menyakiti tubuhnya diwaktu yang bersamaan.
Baekhyun mendesah hebat merasakan cumbuan Chanyeol yang sangat luar biasa bergairah pada area-area sensitifnya. Sesekali ia juga meringis sakit ketika perih di setiap kulit tubuhnya yang digigit rakus oleh Chanyeol. Bahkan terkadang bekas gigitan itu akan membiru dan tidak akan hilang dalam kurun waktu dua minggu.
"Kau senang pelacur, euughh?"
Bisik Chanyeol seductiv desela-sela kuluman pada kuping kiri Baekhyun. Chanyeol sering memanggilnya dengan kata-kata kotor yang bila didengar oleh orang lain itu sangat lah menjijikkan. Tapi tidak masalah bagi Baekhyun, karena pada kenyataan ia memang telah kotor dan menjijikkan.
Tangan nakal itu sudah merayap memasuki kaos tipis berwarana putih yang Baekhyun kenakan. Dengan kasar ia menyentak underwearnya hingga terlepas, bisa dipastikan betapa merahnya pundak itu nanti.
"Ouughhh Chanhhhh... hisssssaaappppp!"
Bibir tipis itu mendesah lagi ketika Chanyeol menggoda dadanya. Chanyeol memainkan nipple kecoklatan miliknya yang kini mungkin sudah berubah berwarna merah sempurna karena cubitan dan gigitan kecil oleh gigi Chanyeol dari baik kaosnya.
"AAaaahhhh..."
Baekhyun benar-benar frustasi, Chanyeol sungguh membuatnya gila. Ia sudah tidak mampu melakukan apa-apa jika namja itu bertindak duluan. Yang ada ia hanya tergeletak pasrah sampai semua permainan ini berakhir.
Setelah menyingkap kaos tipis itu Chanyeol segera melahap benda kenyal yang sedari ia mainkan. Tangannya tak tinggal diam, ia melepas zipper celananya terburu-buru seakan jika ia terlalu lama maka Baekhyun akan lari darinya.
Begitu jeans dan celana dalamnya terlepas ia segera meraih tangan Baekhyun, menuntunnya untuk menyentuh penisnya yang sudah mulai menegang. Menunjukkan betapa besar gairahnya.
Mengerti akan maksud namja yang sedang menyusu pada puttingnya, dengan terlatih jemari-jemari lentik si gadis mulai menggenggam milik Chanyeol. Baekhyun Mengurut dan meremasnya seduktiv. Dan selalu Berhasil membuat Chanyeol menggelinjang hebat.
Ini yang Chanyeol suka dari Baekhyun. Hanya dengan sentuhan tangannya pada penisnya saja sudah membuat ia melayang, apalagi saat benda kebanggaannya itu memasuki mulut mungilnya.
"OOOHHhhh Baekhyuuuuuunhhh, damnnnn shiiiiiiitttt..."
Baekhyun menyeringai nakal. Walau kini tubuhnya sudah sangat lemas tapi ia senang bisa membuat Chanyeol mendesah.
Ia ingin menundukkan kepala, bermaksud untuk memasukkan penis Chanyeol pada mulutnya, memberikan servis yang pasti akan sangat disukai Chanyeol, tapi namja itu segera mencegahnya. Chanyeol memelorotkan celana pendek Baekhyun dan membalik tubuh yeoja itu tidak sabaran.
"Aku sudah tidak tahan, aku mau memasuki lubangmu sekarang!"
Tanpa pemanasan lagi (kerena menurut Chanyeol itu tidak perlu) Nafsunya sudah tidak bisa dibendung. Dan dia ingin segera sampai pada intinya.
Chanyeol adalah type orang yang moody, jika moodnya sedang baik maka ia akan melakukan permainan dengan pelan dan full foreplay. Tapi berhubung kali ini dirinya terlalu merindukan tubuh Baekhyun -garis bawahi(tubuh)- Jadi dia tidak akan membuang waktu lama lagi untuk segera memuaskan hasratnya.
Baekhyun menahan jeritannya tatkala penis Chanyeol semakin memasukinya dengan brutal. Walau ia sering malakukan itu, tapi tetap saja ia merasa sakit jika kewanitaannya tidak mendapat pemanasan terlebih dahulu. Ia rasa Chanyeol akan bermain kasar.
Lagi-lagi ia hanya bisa pasrah saat Chanyeol terus menggenjotnya tanpa ampun. Dengan berbagai posisi yang sudah sering mereka lakukan. Demi menuju puncak kenikmatan yang mereka idamkan.
"aaahhhh...aahhhhh... fuck me more ...Channnnnssshhh..."
"oughhhhh, kau nikmat jalang..."
.
.
.
.
.
Baekhyun membuka matanya dengan malas. Jika pagi ini ia tidak ada kuliah maka ia akan lebih memilih tidur sampai sore datang. Jujur tubuhnya sangat lelah, rasa ngilu di area selangkangannya bahkan masih sangat terasa. Semalam Chanyeol benar-benar gila memasuki kedua lubangnya dengan beringas.
Yeoja tersenyum kecut saat mendapati bertumpuk Won di atas nakas meja kamarnya. Ia yakin Chanyeol sudah pergi dari pagi sekali, mengingat pekerjaan namja itu yang sering menghabiskan waktu bepergian ke Luar kota bahkan Luar Negeri. Dan jika sudah tidak lama bertemu dengannya. Maka seperti inilah yang ia dapatkan. Disetubuhi dengan kasar oleh namja itu.
Bohong jika Baekhyun tidak pernah menyesali semua ini. Walau bagaimanapun ia hanyalah seorang yeoja lemah yang kehilangan kebahagiaannya. Hingga membuatnya sudah tidak punya kepercayaan diri untuk hidup. Seseorang yang terlalu banyak terluka, bukankah akal mereka akan berubah dengan sendirinya.
Seperti sekarang, rasa menyesal itu kini perlahan-lahan terkikis habis oleh semua yang ia dapatkan. Asal ia bisa bahagia, why not ? Karena kini menurutnya hidup itu adalah Uang, jika ada Uang maka itu yang namanya hidup. Entalah, Terlalu rumit untuk mendiskripsikannya. Selama ia tidak mencuri, Baekhyun tidak perlu mengkhawatirkan apapun.
.
.
Rasa kantuk masih jelas sekali ia rasakan. Berkali-kali Baekhyun hampir menabarak orang-orang yang sedang berpapasan dengannya karena berjalan tidak fokus. Ia sudah sampai ke kampus setelah menang berperang melawan rasa ngilunya.
Baekhyun memang sangat cantik, kulit putih mulus tanpa cacat, mata sipit yang lucu, hidung mungil yang bangir, membuatnya terlihat sempurna di mata orang-orang yang melihatnya. Tapi sayangnya ia bukanlah mahasiswi populer seperti yeoja-yeoja centil di kampus ini. Dia hanyalah gadis biasa yang tidak suka bertingkah terlalu mencolok.
Tidak ada orang yang disebut teman disini. Baekhyun lebih suka sendiri. Lagipula, ia juga tidak membutuhkan itu. Jujur, alasannya ingin kuliah hanyalah menghabiskan waktu senggangnya saja. Karena tidak mungkin ia akan berdiam diri di rumah menunggu Chanyeol mencumbunya terus.
Baekhyun tidak heran lagi ketika banyak pasang mata yang memandangnya aneh. Dan ia tahu mengapa, cuaca sedang lumayan panas, tapi dirinya malah memakai pakain panjang yang sampai menutupi leher. Itu tentu ada alasannya, karena ia tidak ceroboh untuk mempertontonkan hasil karya Chanyeol semalam.
Jika di luar Baekhyun juga masih punya malu. Ia boleh tidak punya harga diri di hadapan Chanyeol, tetapi lain lagi kalau ia sedang di lingkup masyarakat -termasuk kampus-. Bagi Baekhyun, dipandang terhormat adalah prioritasnya.
Ketika melewati lorong yang masih panjang untuk menuju kelasnya, Baekhyun dihentikan oleh sesorang pemuda tinggi dihadapannya. Ia bahkan perlu mendongak untuk mengetahui siapa orang itu.
Kening yeoja itu berkerut bingung, sepertinya ia tidak mengenal i orang itu. Lalu ada urusan apa mengganggunya.
"Kau siapa?" tanya Baekhyun dengan memasang raut wajah galak. Sungguh ia tidak suka berbasa-basi dengan orang yang tidak dikenal.
Tetapi Namja itu malah menyeringai aneh.
"Oooh, galak sekali."
Baekhyun bisa menilai orang ini dengan cepat, jika dilihat dari lagaknya, Namja di depannya itu hanya ingin main-main. Dan Baekhyun tidak punya waktu untuk meladeninya.
"Minggir, aku tidak punya banyak waktu meladenimu!"
Yeoja itu melewati tubuh tinggi si namja begitu saja. Namun belum berapa langkah ia berjalan, suara namja itu lagi-lagi menghentikannya.
"Kau tidak perlu sok jual mahal begitu. Berapa hargamu untuk semalam?"
Baekhyun menoleh cepat sambil menatap tajam pada namja yang kini sedang memasang wajah angkuh sambil menyilangkan tangannya didada.
Yeoja itu berdecih sebentar tapi memilih melanjutkan langkahnnya. Ia mengumpat cukup keras, yang tentu bisa didengar oleh namja itu.
"Dasar Namja Gila!"
.
.
.
.
.
.
Baekhyun membuka pintu loker untuk menaruh barang-barangnya sebelum memasuki ruang musik. Lagi-lagi ia dibuat berdecak saat matanya mendapati sekotak hadiah sudah bertengger manis didalam lokernya. Ia menghembuskan nafas pelan.
Tangannya lalu terulur untuk membuka kotak kecil berpita berwarna hijau pupus itu.
Kali ini sebuah kalung. Dan Baekhyun jelas tahu brand dari benda berkilauan itu. Walau ia bukan pecinta perhiasan, namun ia sering melihat-lihat katalognya.
Kemarin memberinya gelang, sekarang kalung. Apa mungkin besok cincin. Tanya Baekhyun dalam hati.
Dan Baekhyun mulai ngelantur. Tapi Ia sungguh tak habis pikir dengan orang yang memberinya hadiah itu, apa orang itu tidak rugi menghabiskan uangnya untuk membeli barang mahal seperti ini.
Apa orang ini terlalu kaya 'pikirnya'
Akhirnya ia hanya menggedikkan bahunya cuek lalu menyimpan kalung itu kembali dalam lokernya dan memilih menuju ruang musik. Kelas musiknya baru akan dimulai 10 menit lagi. Tapi ia memilih pergi sekarang dari pada pusing memikirkan pengagum rahasia nya yang tak penting itu.
Inilah yang Baekhyun sukai saat kelas musik tiba. Ia bisa menyalurkan perasaannya sambil memainkan berbagai alat musik dan bernyanyi dengan percaya diri. Demi Tuhan, suara Baekhyun itu sangat indah dan selalu berhasil menyihir semua teman-temannya yang juga mengikuti kelas musik seperti dirinya.
Baru saja yeoja itu memasuki ruang musik telinganya sudah dimanjakan oleh suara dentuman piano yang begitu merdu. Ia tajamkan penglihatannya pada seorang namja yang kini sedang memainkan jari-jarinya diatas tuts piano dengan lihai. Permainannya rapi. Bahkan bisa membuat Baekhyun terbuai untuk sesaat.
Tanpa disadari yeoja itu tersenyum tipis mengetahui bahwa namja yang sedang ia pandangi itu adalah Luhan.
Seorang namja yang dijuluki flower boy di kampus ini karena memilki wajah yang cantik disamping gendernya sebagai lelaki. Tidak heran kalau Baekhyun mengenalinya, karena Luhan adalah mahasiswa populer. Namja itu mempunyai banyak teman dan para fans yang selalu mengelilinginya. Namanya begitu di elu-elukan para Dosen atas prestasi yang telah Luhan torehkan.
Namun Luhan itu seperti dirinya, yang tidak terlalu menyukai keramaian. Maka dari itu tak ayal mereka akan sering bertemu disini ketika keduanya sama-sama memilih memasuki kelas lebih awal. Tapi biasanya Baekyun tak pernah telat dari Luhan, biasanya yeoja itulah yang duduk di depan grand piano dan Luhan lah yang diam-diam menonton pertunjukan privatnya.
Cukup lama Baekhyun terbius oleh permainan piano Luhan. Sampai tidak menyadari bahwasanya namja itu telah menyelesaikan lagunya.
Luhan memutar tubuhnya begitu menyadari kehadiran seseorang disana. Namja itu tersenyum sekilas.
"Chogiyo."
Panggilan lirih Luhan membuat yeoja itu segera kembali ke alam sadarnya. Lihatlah cara memanggilnya pun, sungguh berbeda dengan kebanyakan namja yang sering mengganggunya. Luhan begitu sopan. Dan senyuman itu, sungguh sangat menawan. Dan entah kenapa, Baekhyun menjadi kikuk.
.
.
.
.
.
I DON'T KNOW
Lagi mood nulis nih. Tapi gatau -apa- isinya ancur, duh ini juga FF Rate M pertama saya. Sorry kalo ga ngefeel nge feel sama sekali. Saya bukan ahlinya Ching...
Btw kan YOU'RE MINE udah mau tamat tuh, ini mungkin bisa dibilang project baru. Tapi kalau banyak yang minat sih.
Dan juga dilanjutnya kalau YM udah kelar loh tapi /gananya/ T_T
Tapi kalau enggak minat ya udah, batal dilanjut /plak/.
Padahal kemarin ngomong mau rekreasi otak, eee malah bikin FF lagi, Mian deh atas ke ababilan saya. Ini ide muncul begitu saja.
Udah segitu aja. KU tunggu review nya readers yang budiman semua... (?) /flyingkiss/
