Well..ini adalah fanfict pertama hamba. Difanfict pertama ini hamba coba membuat cerita dengan pairing Naruto Hinata dan Sasuke Sakura. Tapi disini pairing NaruHina akan lebih menonjol dibandingkan SasuSaku. Namun hamba akan berusaha untuk menyeimbangkan keduanya. Mohon petunjuk senior-senior sekaliannn.
Destiny © Aida Yie
Naruto © Masashi Kishimoto
Genre : Hurt/Comfort, Drama, Romance. | Warning : AU, OOC, Typos, etc. | Rate : Fiction T |
Pairing : NaruHina, SasuSaku. |
DON'T LIKE, DON'T READ!
Naruto, Sasuke, Sakura & Gaara : 20 tahun
Hinata & Matsuri : 19 tahun
.
"Maaf. Aku tak bisa."
"Tapi Sasuke-kun..hiks.., aku mencintaimu. Aku benar-benar mencintaimu!"
Gadis dengan mata emerald tersebut berteriak dan mulai mengeluarkan air matanya. Ia telah menyiapkan dirinya jika pemuda raven yang sangat ia cintai ini menolaknya, namun saat itu tiba, persiapannya runtuh seketika. Air matanya jatuh dengan bebas disertai dengan isakan halus.
"Maaf Sakura, aku.."
"Satu bulan. Ku mohon, habiskanlah waktu satu bulanmu bersamaku Sasuke-kun. Satu bulan sebelum kau pergi keluar negri dan meninggalkan aku. Ku mohon Sasuke-kun."
"…"
"…"
"Baiklah."
Entah apa yang membuat Sasuke menerima Sakura. Namun hanya satu kata darinya sudah mampu membuat gadis dengan surainya yang identik dengan musim semi itu kembali tersenyum bahagia.
.
.
.
Di Kelas..
"Bagaimana Sakura? Apa Sasuke-kun menerimamu? Apa kalian pacaran?"
Ino, teman sekelas Sakura bertanya dengan sangat antusias. Tentu saja, karena ia sangat tahu betapa Sakura sangat mencintai Sasuke.
Semua teman sekelasnya belum ada yang kembali ke rumah mereka masing-masing dikarenakan mereka ingin sekali mengetahui jawaban pernyataan cinta Sakura. Dalam diam mereka menanti kata-kata yang akan diucapkan Sakura.
"Yupp! Aku dan Sasuke-kun resmi berpacaran!"
Dengan bangga gadis itu mengatakan bahwa sejak saat itu Sasuke-kun adalah pacarnya. Tanpa ia sadari, seorang pemuda berambut kuning yang mendengar hal tersebut merasa sangat terluka. Naruto, pemuda ini sangat mencintai Sakura sejak pertama mereka bertemu, tepatnya saat mereka menjadi mahasiswa baru di Konoha University.
"Se-Selamat kalau begitu Sakura-chan. Kelihatannya kau sangat bahagia."
Naruto berusaha sebisa mungkin untuk tersenyum seperti biasanya. Berusaha agar perempuan didepannya tidak menyadari perasaanya yang telah terluka.
"Ah..Naruto, arigatou. Iya, aku sangat bahagia, aku benar-benar mencintai Sasuke-kun."
-Nyutt-
Sakit. Itulah yang dirasakan pemuda tersebut saat Sakura mengatakannya. Sudah berkali-kali ia mendengar Sakura mengatakan hal tersebut, dan sudah berkali-kali pula ia merasa terluka akan hal itu. Namun tetap saja ia tidak bisa membenci gadis tersebut. Kebahagiaan yang didapat gadis tersebut saat ini seakan adalah kebahagiaannya juga.
"Haha..iya, aku tahu itu"
Bagi Naruto Sakura adalah sumber kebahagiannya. Tak peduli sesakit apapun dia, asalkan ia bisa melihat gadis tersebut bahagia. Meskipun kebahagiaan gadis tersebut bersama dengan Sasuke, teman, ah bukan sahabat baiknya. Sakura dan Sasuke adalah sahabat Naruto sejak mereka senior high school. Namun tanpa Naruto sadari, perasaannya mulai berubah terhadap Sakura.
.
.
.
.
"I-iya, aku menyukai Naruto senpai."
Seketika langkah pemuda raven tersebut terhenti di luar kelas juniornya. Ia melihat gadis bersurai indigo tersebut mengakui perasaannya kepada teman dekatnya.
"Ahh ternyata dugaanku benar. Tapi bukankah Naruto senpai menyukai Sakura senpai. Lalu kenapa Hinata-chan bisa menyukai Naruto senpai?"
"I-itu..aku tahu Matsuri-chan. A-aku menyukai Na-naruto senpai karena dia selalu saja menolongku sejak pertama kali aku masuk ke universitas ini."
"Benarkah? Memang benar sih kalau Naruto senpai sangat baik hati dan juga keren. Tapi kurasa Sasuke senpai lebih keren dibandingkan Naruto senpai."
Lama Sasuke berdiri di luar kelas, mendengar percakapan dua juniornya. Namun rencana Sasuke untuk beranjak dari tempatnya langsung terhenti saat lawan bicara Hinata mengatakan sesuatu yang berkaitan dengan dirinya.
"Umm..Sasuke senpai? A-aku tidak begitu mengenalnya."
Mendengar hal tersebut, Sasuke hanya menunjukkan seringaiannya. Sampai saat ini, tidak ada satu perempuan pun yang tidak mengenalnya. Semua gadis di universitas tersebut termasuk semua junior perempuan tentu saja mengenal siapa Uchiha Sasuke, seseorang yang memiliki wajah yang tampan, jenius namun memiliki sifat yang dingin, membuatnya semakin digilai semua gadis-gadis yang ada di sana tidak terkecuali dosen-dosenya.
"Heh. Hyuuga Hinata. Kita lihat saja nanti."
.
.
.
Sasuke's POV
Kulangkahkan kakiku dari atap kampus tempat Sakura menyatakan perasaannya menuju kelas. Tidak ada perasaan khusus yang aku rasakan kepadanya. Aku menerimanya hanya sekedar untuk "selingan" terakhir sebelum aku berhenti dari kampus ini.
Sebulan lagi. Memang benar yang dikatakannya. Aku akan berhenti kuliah, namun aku tidak ke luar negeri. Aku tetap di Konoha, memimpin perusahaan yang telah bertahun-tahun dipimpin oleh ayahku.
Ayahku, Uchiha Fugaku yang saat ini terbaring lemah di rumah sakit dikarenakan penyakit jantung akutnya dan menyebabkan beliau harus dilarikan ke rumah sakit.
Seharusnya bukan akulah yang menerima semua ini, melainkan kakakku, Uchiha Itachi. Tetapi ia pergi dari rumah begitu saja meninggalkan aku dan ayah. Dan dialah penyebab penyakit jantung ayah kambuh dan menyebabkan beliau mengalami koma sampai sekarang.
Sungguh, aku sangat membencinya.
"Itachi.."
Tanpa kusadari aku menggumamkan namanya dengan amarah yang tak bisa kusampaikan.
"I-iya, aku menyukai Naruto senpai."
Seketika kuhentikan langkahku saat mendengar kata-kata tersebut. Ku arahkan mataku ke sumber suara tersebut.
'Dia..Hyuuga..'
"Ahh ternyata dugaanku benar. Tapi bukankah Naruto senpai menyukai Sakura senpai. Lalu kenapa Hinata-chan bisa menyukai Naruto senpai?"
'Hyuuga..Hinata.' gumamku dalam hati.
"I-itu..aku tahu Matsuri-chan. A-aku menyukai Na-naruto senpai karena dia selalu saja menolongku sejak pertama kali aku masuk ke universitas ini."
Tanpa kusadari, beberapa lama aku mencuri percakapan mereka. Sampai saat aku akan melanjutkan langkahku, tiba-tiba mereka menyebut namaku.
"Benarkah? Memang benar sih kalau Naruto senpai sangat baik hati dan juga keren. Tapi kurasa Sasuke senpai lebih keren dibandingkan Naruto senpai."
Heh, tentu saja. Sampai saat ini belum ada gadis yang tidak tergila-gila padaku. Namun tidak ku sangka kalau masih ada gadis yang lebih menyukai Naruto dibandingkan aku.
"Umm..Sasuke senpai? A-aku tidak begitu mengenalnya."
Segera saja kupertajam tatapan mataku pada gadis Hyuuga tersebut. Sebuah seringai muncul di bibirku.
"Heh. Hyuuga Hinata. Kita lihat saja nanti."
End Sasuke's POV
.
.
.
Normal POV
"Nee, Hinata-chan, me-menurut Hinata-chan, Gaara senpai orangnya seperti apa?"
Matsuri bertanya kepada Hinata bagaimana pendapat Hinata tentang Gaara. Sejauh ini, menurut Hinata, Gaara orangnya kurang ekspresif. Sangat dingin.
"Umm.. menurutku Ga-Gaara senpai orangnya sangat dingin, juga kurang ekspresif Matsuri-chan."
"Yah..itu memang benar Hinata-chan. Aku juga berpikiran begitu. Tapi bukankah itu yang menjadi sisi menariknya. Aku jadi penasaran tentang Gaara senpai."
"A-apa Matsuri-chan menyukai Gaara senpai?"
"Ehh, ti-tidak Hinata-chan. Err Ma-maksudku mungkin iya."
Hinata hanya tersenyum mengingat ternyata Matsuri bisa menjadi gagap seperti dia.
'Umm..Matsuri-chan lucu' Hinata berguuman dalam hati.
"Nee, Hinata-chan, bukankah yang disana Naruto senpai? Kenapa dia tidak pulang bersama Sakura senpai ya? "
Seketika Hinata mengarahkan pandangannya ke arah yang ditunjuk Matsuri. Tanpa perintah, wajah cantik Hinata tiba-tiba merona, membuatnya kelihatan lebih manis.
"Narutooo senpaiii.."
"Yoo..Matsuri-chan.."
Matsuri pun menghampiri Naruto yang diikuti Hinata di belakang.
"Senpai, Sakura senpai mana? Biasanya kan dia pulang sama senpai?"
Matsuri bertanya tanpa mengetahui perasaan Hinata yang hanya mampu terdiam saat Matsuri bertanya tentang hal tersebut. Selama ini, Hinata selalu memperhatikan kalau setiap harinya Naruto senpai selalu pulang bersama Sakura senpai.
"Ah..itu. Sakura-chan sekarang berpacaran dengan Sasuke, Matsuri-chan"
Naruto berusaha menutupi perasaan terlukanya saat mengatakan hal tersebut.
'Naruto senpai..' Hinata yang melihat Naruto seperti itu hanya bisa bergumam dalam hati
"Ohh benarkah? Berarti Sakura senpai sekarang pulangnya sama Sasuke senpai dong!"
"Haha ya begitulah.." Naruto hanya tertawa hambar.
"Nah, kalau begitu, bisakah senpai mengatarkan Hinata-chan pulang. Hari sudah sore, aku takut terjadi apa-apa sama adik ku ini senpai."
"A-ano..Matsuri-chan.."
Hinata mulai gelisah. Kenapa Matsuri meminta hal seperti itu sih?
"Eh, Hinata-chan ini adikmu? Bhhahahaha kenapa tidak mirip ya? Hinata-chan jauh lebih manis dibandingkan denganmu."
"Karena itulah senpai…Ehh! Apa!"
"Hahaha baiklah. Ayo Hinata-chan. Rumahmu searah dengan rumahku kan?"
"I-iya senpai."
"Nah, kalau begitu ayo"
Naruto langsung menarik tangan Hinata ke dalam mobilnya dan meninggalkan Matsuri dengan wajah kesalnya.
"Jaa..Matsuri-chan."
"Jaa..Hinata-chan. Senpai, tolong jaga adikku ya. Kalau sampai terjadi apa-apa sama Hinata-chan, maka aku jamin senpai akan berakhir di rumah sakit."
Siapa yang berani melawan Juara Karate tingkat Nasional se-Konoha, bahkan Naruto pun hanya mampu nyegir menanggapinya.
"Errgg iya iya, Jaa..Matsuri-chan."
Matsuri sengaja mendekatkan Hinata dengan Naruto senpai. Karena, Matsuri percaya kalau Naruto senpai mampu menjaga Hinata.
'Ganbatte Hinata-chan' gumam Matsuri sembari memandang kepergian Naruto dan Hinata.
.
.
.
"Hahhh..tidak ku sangka ternyata Matsuri-chan bisa menjadi begitu menakutkan jika itu berhubungan denganmu Hinata-chan."
Saat ini Naruto dan Hinata sedang berada di dalam mobil Naruto menuju rumah Hinata. Hinata berusaha sebisa mungkin mengatur detak jantungnya yang meningkat tiga kali lipat disbanding biasanya, dan itu tentu saja karena ia bersama Naruto sekarang.
"A-ano..mu-mungkin itu karena a-aku sangat lemah dan ti-tidak bisa diandalkan."
Ya, Hinata sangat menyadari bahwa dirinya sangat lemah dan tidak bisa diandalkan.
"Benarkah? Kalau begitu aku juga tidak mau kalah dengan Matsuri-chan."
"E-eh, maksud Na-naruto senpai?"
Kini Hinata memandang wajah Naruto yang tengah menyetir.
"Tentu saja! Aku juga akan melindungimu Hinata-chan." Jawab Naruto sambil memandang wajah Hinata sekilas dan kembali memandang kearah jalan.
Sontak Hinata yang mendengar hal tersebut lansung tertunduk malu dan kini wajahnya sudah sangat merah.
Naruto yang melihat wajah Hinata berubah menjadi sanagat khawatir, apa gadis tersebut sedang sakit demam?
"Nee, Hinata-chan, apa kau sakit?"
Langsung saja Hinata melihat kearah Naruto.
'Sa-sakit? Siapa?A-aku?' Hinata bertanya dalam hati.
"Lihat, wajahmu tiba-tiba berubah menjadi merah. Apa kau sakit?"
Naruto kembali melihat Hinata sekilas.
"Ti-tidak, Naruto senpai. A-aku baik-baik saja." Jawab Hinata kembali tertunduk.
Naruto yang melihat Hinata seperti itu hanya tersenyum.
'Hinata-chan lucu sekali. Aku jadi ingin melindunginya.' Gumam Naruto di dalam hati.
"Ohh, Baiklah."
.
.
.
Tak butuh beberapa lama, sampailah Hinata di depan rumahnya.
"A-Arigatou Naruto senpai." Hinata membungkuk kepada Naruto.
"Dou itashi mashite! Hinata-chan. Haha tidak usah se-formal itu Hinata-chan. Ingat ya, kalau Hinata-chan mengalami sesuatu, langsung hubungi aku ya. Aku akan melindungimu"
'Ahh.. Naruto senpai, tolong jangan katakan itu lagi.' Mohon Hinata dalam hati.
"Ahh..I-iya.." jawab Hinata sambil tertunduk,berusaha melindungi wajahnya yang sudah sangat memerah.
"Hinata-chan.." Naruto membungkuk untuk menyetarakan tingginya dengan Hinata.
"I-Iya Na-Naruto sen.."
Belum sempat Hinata menyelesaikan kalimatnya, ia dikejutkan dengan wajah Naruto yang berada tepat di depan wajahnya.
Dengan perlahan Naruto mengesampingkan poni rata Hinata dan menempelkan dahinya di dahi Hinata.
'Ka-Kami-sama..' ucap Hinata dalam hati.
'Wajah Hinata-chan semakin memerah. Aku rasa dia benar-benar sakit.' Pikir Naruto dalam hati.
Tiba-tiba saja Hinata langsung menundukkan kepalanya. Naruto pun hanya mampu memandang Hinata dengan tingkahnya yang sangat lucu di mata safir Naruto.
'Hinata-chan lucu. Baiklah, mulai sekarang aku berjanji akan melindunginya.' Janji Naruto pada dirinya sendiri.
"Tuh kan, Hinata-chan benar-benar sakit. Jangan lupa minumlah obat. Dan ahh ini.."
Seketika Hinata kembali memandang Naruto yang tengah sibuk mengambil sesuatu di dalam mobilnya.
"Ini! Simpanlah baik-baik dan bawalah selalu kemana pun Hinata-chan pergi"
"I-ini apa senpai?"
Tanya Hinata setelah ia menerima barang dari Naruto yang kelihatannya seperti jimat cina. Hinata terus memperhatikan benda tersebut. Bentuknya yang kecil, berwarna merah dan dibuat dengan sangat rapi dan indah.
"Itu jimat yang aku dapatkan dari okaa-san. Beliau memberikan itu saat aku masih kecil. Jadi karena sekarang akau sudah besar, maka aku berikan ini untuk Hinata-chan agar Hinata-chan selalu dilindungi oleh Kami-sama. Jadi tolong dijaga ya Hinata-chan" jelas Naruto panajang lebar.
"Uhum! Na-Naruto senpai..A-arigatou."
"Nah, sekarang masuklah." Ucap Naruto sembari merapikan poni rata Hinata yang telah ia kesampingkan sebelumnya.
"I-Iya. Jaa..Na-naruto senpai."
"Jaa..Hinata-chan" jawab Naruto yang masih berdiri di depan rumah Hinata, menunggu sampai gadis itu benar-benar telah masuk ke dalam rumahnya.
Tanpa Naruto atau Hinata sadari sepasang mata obsidian yang kelam melihat apa yang telah mereka lakukan.
"Hyuuga Hinata.."
TBC
^^Review Please^^
